Suami lebih memilih menikah lagi hanya karena tidak kunjung hamil membuat Nadira Yasmine Aulia memang merasakan sakit. Namun, Rasa sakit itu tidak ia perlihatkan. Cukup di dalam saja, Tapi tidak dengan di luar.
Sikap protagonis yang selama ini tulus ia berikan kepada sang suami berubah menjadi sikap antagonis detik itu juga. Yasmine bukan wanita lemah yang bisa di tindas begitu saja. Dia bukan wanita penurut yang iya-iya saja saat di sakiti. Ia harus balas semuanya..
•••••
"Aku paling benci dengan sebuah pengkhiatan! Silahkan kau menikah lagi. Tapi setidaknya kau dan keluargamu, termasuk istri barumu itu tidak menjadi benalu dalam hidupku!!. Mungkin aku tidak sempurna di mata kalian.. Tapi perlu kalian ketahui, Bahwa aku lebih sempurna daripada kalian!"Nadira Yasmine Aulia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekecewaan Yang Mendalam
"Aaaaaaa..
Yasmine jatuh terguling hingga wanita itu mendarat dengan terlentang. Darah segar tiba-tiba mengalir di sela-sela pahanya. Noda kental berwarna merah itu mengotori lantai yang semula bersih tersebut.
"Aaakkhh..Sa..kit.. To..long.."Yasmine hanya memegang perutnya yang begitu sakit tak tertahankan. Sungguh ini rasanya sakit sekali melebihi apapun.
"Ya..Yasmin.."Gumam Farhan lirih dengan terbata. Pria itu gugup sekarang. Apa yang telah ia lakukan? Dan darah itu? Darah apa itu? Jangan bilang kalau darah yang mengalir itu adalah darah??
"Astagfirullah! Nona Yasmine.."Kepala pelayan dan beberapa pelayan yang lainnya mendekat ke arah sang majikan yang mulai lemah sembari bergumam sakit.
"YASMINE!!
Suara lantang itu menggema. Dia adalah Abah Fahri bersama Ummi Shafira yang baru saja datang. Niat hati ingin menemui sang putri karena berita viral itu, Yang ada mereka justru mendapati sang putri yang telah terbaring dengan darah yang mengenang di lantai.
"A.. Abah.."Gumam Farhan dengan gugup.
Pria paruh baya itu melihat ke atas dimana Farhan tengah berdiri dengan bergetar. Pria itu turun dengan tergesa.
"Yasmine..Yasmine, Maafkan mas sayang..Mas gak sengaja..",Farhan hendak menyentuh sang istri, namun tangan itu segera Abah Fahri tepis kasar.
"Jangan pernah sentuh putriku.."Ucapnya dengan datar dan dingin. Abah Fahri segera meraih Yasmine yang tak sadarkan diri itu ke dalam gendongannya dan membawa sang putri ke rumah sakit.
Seperginya Abah Fahri, Farhan langsung mendapatkan tatapan tajam dari para pelayannya..
"Kami tidak menyangka ya, Tuan bisa setega itu sama Nyonya.. Padahal Nyonya Yasmine sudah sangat baik terhadap Tuan..
"Diam! Jangan pernah ikut campur urusanku..
"Kami tidak akan ikut campur kalau Tuan tidak menyakiti Nyonya Yasmine. Bukan hanya Nyonya Yasmine saja yang terluka sekarang? Tapi bayi dalam kandungannya juga. Kalau sampai terjadi sesuatu terhadap Nyonya dan Bayinya kami tidak akan pernah memaafkan Tuan...
Para pelayan itu akhirnya pergi. Salah satu dari mereka mengambil alat bersih-bersih hendak mengepel noda merah yang mengotori lantai bersih tersebut.
Farhan terduduk di ujung tangga. Matanya merapat kosong lantai yang penuh dengan darah itu. Pikirannya masih melayang kemana-mana. Jadi selama ini Yasmine hamil? Istrinya itu telah mengandung. Dan itu artinya, Dia akan menjadi seorang ayah.. Tapi kenapa Yasmine tidak pernah memberitahukan dirinya kalau dia hamil? Setidak penting itukah dirinya?
"Yasmine hamil? dan aku telah membuatnya....
Drrrtt...Ddrttt..
Ponsel yang berada di dalam saku celana Farhan bergetar. Di layar tersebut menampilkan nomor kontak milik Sinta.
"Halo...
"Mas,Kamu dimana? Mas kamu sudah tahu kan tentang video itu? Mas kamu cepat bertindak mas.. Jangan cuma diam aja.. Nama kita bisa tercemar. Bisa-bisa orang menyangka kalau kita bukan orang yang baik...
"Lalu aku harus apa?"Tanya Farhan dengan nada lesu memikirkan Yasmine yang sekarang di bawa ke rumah sakit saja sudah membuatnya ia pusing.
"Ya, Kamu bikin video kek.. klarifikasi kalau semua itu bohong.. Atau kamu sogok aja pihak mall itu agar mereka yang menjelaskan.. Kalau..
"Kamu yang ngomong enak..Aku yang pusing..."Farhan langsung mematikan panggil dari istri kedua itu. "Menyusahkan saja...
Ddrrt..Ddrrtt...
"Ck, APALAGI!!!
"Ini ibu Farhan! Kamu apa-apaan sih.. Ibu kok di bentak-bentak..
"Ada apa bu..
"Kamu pasti sudah tahu kan tentang video itu.. Kamu dan Sinta viral Farhan! Apalagi tadi ibu lihat adik kamu si anak yang tak tahu diri itu juga bikin video dan menyebarkan nama baik kita. Kamu harus bertindak Farhan..Kamu jangan lengah. Ini semua pasti gara-gara si istri pertama kamu itu.. Dia yang...
Tuuttt...
Farhan kembali mematikan ponselnya dan membiarkan sang ibu belum juga menyelesaikan pembicaraannya ini. Pria itu menonaktifkan ponselnya agar tidak ada satupun yang mengganggu nya..
Farhan bangkit, Pria itu pergi dengan tujuan ke rumah sakit..Ia harus bisa tau bagaimana kondisi istrinya sekarang. Dan semoga saja anak yang ada di kandungan Yasmine selamat. Dengan begitu, Ia masih punya alasan untuk tidak bercerai dengan anak menjadi alasan tentunya.
Farhan telah sampai di tempat dimana Yasmine masih di tangani oleh dokter rumah sakit tersebut. Namun langkahnya langsung terhenti begitu...
"Mohon maaf, Benturan yang di alami nona Yasmine sangat keras hingga pasien mengalami keguguran...
.
.
.
Farhan membawa langkahnya mendekat ke arah ayah dan ibu mertuanya. Apa yang masuk ke gendong telinganya apakah benar? Apa dia saja yang salah dengar?
Tidak! Semoga saja semua ini salah dengar? Jika benar Yasmine istrinya hamil? Semoga saja bayi yang kandungnya selamat dan ia bisa punya anak..
Kehadirannya mulai di sadari oleh Abah Fahri Dan Ummi Shafira. Tak ada tatapan ramah atau sendu seperti biasanya. Yang ada hanya raut wajah kemarahan dari ayah mertuanya dan tatapan kekecewaan dari ibu mertuanya. Farhan hanya bisa menunduk seraya mengepalkan kedua tangannya.
Abah Fahri bangkit, Pria paruh baya itu mendekat ke arah menantu dimana beberapa tahun lalu pria itu serahkan tanggung jawabnya terhadap putri kecilnya yang sangat ia cinta dan sayangi itu kepada pria ini.
"Inikah tanggung jawabmu yang pernah kau ucapkan di hadapan ku dan di hadapan Tuhan Farhan!! Mana tanggung jawab itu? Jawab!! Mana tanggung jawab itu, JAWAB!!!
Bentak Abah Fahri sembari menarik kasar kerah pakaian Farhan yang di kenakan. Ummi Shafira beranjak dan menahan sang suami agar tidak terjadi keributan.
"Abah tenang.. Jangan seperti ini, Ini rumah sakit Abah...
"Minggir Ning, Biar Abah hajar pria pecundang ini.. "Ucapnya seraya mengepalkan tangannya sudah siap menghantam wajah sok tampan itu. Farhan sudah siap dengan resikonya ini. Tak apalah, Memang dia pantas di hajar di seperti itu.
"Abah..Ummi, Mohon.. Jangan kotori tangan Abah dengan menghajarnya..."
Deg!
Farhan menatap ibu mertuanya yang enggan menatapnya sama sekali. Apa katanya?Jangan kotori tangannya dengan menghajarnya? Apakah dia sekotor itu??
Kepalan tangan Abah Fahri melemah. Benar apa yang di katakan istrinya. Untuk apa dia mengotori tangannya.
Bruk..
Farhan bersimpuh di hadapan kedua mertuanya. Hanya kata maaf yang terucap kali ini.
"Sekarang kau puas kan? Selain menyakiti dan melukai putriku kau juga telah membunuh anakmu.. Waaooou sungguh hebat kau Farhan! " Abah Fahri kembali menghela nafas. Orang tua mana yang tidak sakit hati saat putrinya di sakiti. Orang tua mana yang rela anaknya di khianati sekian rupa.
"Sekarang kau pergilah. Pulang dan temui wanita sempurna itu.. Jangan datang lagi kesini dan jangan menemui putriku..
"Tapi Farhan masih suami Yasmine Abah! Saya yang lebih berhak!!
"Kau yang lebih berhak itu kalau kau tidak menyakiti putriku!! Tapi apa ini? Kau menduakannya karena hanya dia tidak bisa mengandung? Lelucon macam apa ini? Jika kau sudah bosan padanya, Kembalikan padaku.. Aku akan menerima putriku dengan senang hati.. Sekarang kau pergilah.. Aku tidak ingin Yasmine histeris melihatmu..
"Pergi! Pergi!!!
Farhan akhirnya bangkit. Mungkin bukan sekarang..Ia akan kembali lagi besok. Farhan menghela nafas panjang. Pria itu berbalik badan dan..
Deg!!
Jantung Farhan seolah langsung berhenti ketika sebuah ujung pistol menempel tepat di tengah-tengah kepalanya.
"Kau apakan cucuku bedebah!!"...
.
.
.
TBC