NovelToon NovelToon
Hanya Adik Angkat Sersan Davis

Hanya Adik Angkat Sersan Davis

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Kehidupan Tentara
Popularitas:33.7k
Nilai: 5
Nama Author: Hasna_Ramarta

Serka Davis mencintai adiknya, hal ini membuat sang mama meradang.

"Kamu tidak bisa mencintai Silvani, karena dia adikmu," cegah sang mama tidak suka.

"Kenapa tidak boleh, Ma? Silvani bukan adik kandungku?"

Serka Davis tidak bisa menolak gejolak, ketika rasa cinta itu begitu menggebu terhadap adiknya sendiri, Silvani yang baru saja lulus sekolah SMA.

Lalu kenapa, sang mama tidak mengijinkan Davis mencintai Silvana? Lantas anak siapa sebenarnya Silvana? Ikuti kisah Serka Davis bersama Silvani

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8 Sebuah Ciuman

     "Apa ini, Ma?" Silva heran saat Mama Verli memberi kado untuknya.

     "Bukalah, itu hadiah untukmu dari mama," ujar Mama Verli dengan senyum merekah.

     "Hadiah? Mama kasih Silva hadiah? Wah, apa, ya, isinya? Pasti sendal yang Silva pengen," tebaknya girang.

     "Buka saja," suruh Mama Verli sambil tersenyum.

     Perlahan Silva membuka kertas kado berwarna merah jambu itu dengan penasaran. Bayangannya sendal merek xxyy yang selama ini ia idamkan, yang ada tali melilit ke pangkal kaki, dengan tinggi tujuh senti meter.

     Jeng, jeng.

     Mata Silva terbelalak tidak percaya, ternyata dugaannya benar. Sang mama membelikan sendal yang selama ini dia mau. Hijau toska mendominasi sendal itu, memang yang sudah diidamkannya.

     "Wawww, Mama. Mama tahu banget Silva suka sendal ini." Silva kegirangan. Sendal yang harganya dibawah tiga ratus ribu itu memang begitu ia impikan. Mungkin bagi yang lain murah, tapi baginya harga segitu mahal. Dan saat sang mama membelikan apa yang diimpikannya, rasa bahagia itu tidak terkira.

     "Kamu suka? Padahal mama pengennya belikan kamu merek lain yang lebih mahal dan kuat serta awet. Tapi, berhubung kamu pernah bilang suka sendal itu, mama belikan yang itu," ujar Mama Verli sembari menatap Silva yang kini mulai mencoba sendal itu di kakinya.

     Sendal itu pas dan cantik saat sudah dicoba Silva. Dengan kulit kaki kuning langsat, sendal yang tidak seberapa itu pas dan cocok digunakan Silva. Saat Silva mencoba berdiri dengan benar, tinggi badannya kini terasa menjulang, padahal sebelumnya tinggi badan Silva hanya 157 senti meter.

     "Tapi Silva suka sendal ini, Ma. Ini awet juga. Terimakasih banyak, ya, Ma. Mama selalu berikan yang Silva mau," ucapnya sembari menghambur ke arah Mama Verli dan memeluknya.

     Mama Verli mengusap bahu Silva, sayang. Sebenarnya Mama Verli ingin memberikan sendal yang lebih bagus, mahal dan lebih awet dari yang Silva pilih. Namun, meskipun Silva dibelikan yang mahal kalau ia tidak suka, maka Silva tidak akan antusias.

     "Iya, Sayang. Tetaplah jadi anak mama yang patuh dan baik. Buat mama itu sudah cukup. Jika kamu patuh dan selalu nurut sama mama dan papa, maka mama dan papa akan kabulkan semua keinginan kamu, selama keinginan itu tidak menyimpang," ucap Mama Verli sembari mengurai pelukannya di bahu Silva.

     "Baiklah, kamu bersiap untuk makan bersama di bawah. Mama tunggu." Mama Verli bergegas dan keluar dari kamar Silva.

     Silva masih kegirangan dengan sendal yang diberikan sang mama sehingga ia tidak menyadari kalau sejak tadi Davis memperhatikannya dari ruang tengah di lantai dua itu.

    Malam pun tiba, setelah makan malam, Silva segera bergegas menuju kamarnya. Disusul Mama Verli.

     "Silva, kamu segera masuk, kamar, ya. Jangan lupa, besok kamu persiapkan untuk mendaftar kuliah ke Universitas Lingkar Dunia," peringat Mama Verli menahan langkah Silva.

     "Siap, Ma." Silva kembali berjalan menuju kamarnya di lantai atas.

     Tiba di kamar, ia kembali memeriksa syarat-syarat untuk mendaftar ke universitas yang mamanya sebutkan tadi. Universitas negeri ternama di negeri ini yang menerima siswa beasiswa.

     Silva sangat bersemangat, sebab ia memang dari sejak dulu mengangankan bisa kuliah di universitas itu.

     "Ting." Satu pesan WA masuk di Hp Silva. Silva segera membuka Hp nya. Davis mengirimkan pesan WA.

     "Dek, pintunya jangan dikunci, ya, Kakak mau ke kamarmu," pesannya sebagai wujud permintaan.

     "Ok." Silva membalas.

     Baru saja Silva membalas, Davis sudah berada di depan pintu kamarnya. Davis segera masuk sampai mengejutkan Silva.

     "Kakak, kenapa tidak permisi dulu?" kejutnya. Davis langsung menutup mulut Silva karena takut suara Silva kedengaran ke kamar mama dan papanya.

     Davis melepas bekapannya, lalu menutup pintu kamar, tidak lupa dikuncinya.

     "Kenapa ditutup dan dikunci segala? Kakak ini aneh. Ada apa memangnya malam-malam ke kamar aku? Bukannya ini waktu tidur?" tanyanya jutek.

     "Kamu ini, Dek. Tidak apa-apa kali, kakak mau nina bobokan kamu sebelum tidur. Kamu suka film Wakanda?" alih Davis langsung membahas sebuah film.

     "Wakanda, yang orang Afrika itu? Suka-suka. Memangnya Kak Davis mau nonton?"

     "Iya, kita nonton di sini, di kamar kamu."

     "Tapi, jangan lama-lama. Besok aku harus ke kampus ULD. Aku takut ngantuk kalau nonton sampai malam," protes Silva memberi syarat.

     "Biar kakak yang nonton, kalau kamu ngantuk, kamu tidur saja. Kalau kamu sudah tidur, kakak baru keluar dari kamar ini," janjinya.

     "Baiklah, terserah Kakak, deh." Silva akhirnya mengijinkan Davis menyalakan film Wakanda yang dibilangnya tadi.

     Film sudah dimulai, baik Silva dan Davis diawal permulaan, dibuat terkekeh karena film ini memang benar-benar mengundang tawa.

     "Hoam, aku mulai ngantuk. Aku mau sambil baring," ucapnya mulai menguap. Silva membenahi diri dan berbaring dengan kepala yang diganjal tinggi.

     "Kalau kamu ngantuk tidur saja, kakak masih mau nonton," ujar Davis dengan mata masih fokus ke layar TV.

     Lamat-lamat Silva pun mulai tertidur, dengan kepala masih diganjal tinggi dengan bantal. Davis berdiri, lalu membetulkan kepala Silva. Salah satu bantal yang mengganjal di kepala Silva, ia ambil. Kepala Silva kini tidak tinggi seperti tadi.

     Deburan musik film Wakanda yang masih belum usai masih terdengar. Davis masih menyaksikan dengan sesekali menyunggingkan senyum. Film ini dari awal sampai pertengahan masih mengundang tawa. Untung saja tawa Davis tidak ngakak, ia pun sengaja tidak ngakak, karena takut ketahuan sang mama.

     Mata Davis kini beralih pada wajah Silva yang lelap. Ia menatapnya lekat penuh cinta. Wajah cantik terlelap itu, sontak saja membuat debaran cinta di dalam dada Davis semakin membara. Ia tidak kuasa lagi menahan hasrat yang menggebu, hasrat ingin memiliki Silvani.

     "Kakak mencintai kamu Silva, entah sampai kapan bisa kakak ungkap perasaan ini sama kamu maupun sama mama dan papa. Yang jelas kakak tidak mau kehilangan kamu. Kakak terlalu mencintai kamu," bisik Davis seraya menyentuh wajah Silva dengan jemarinya.

     Wajahnya, bibirnya, lentik matanya, tidak lepas dari tatapan Davis. Bahkan saat bibir Silva bergerak, rasanya Davis ingin menyentuhnya.

     Iya, Davis kini menyentuh bibir merah muda sang gadis remaja dengan kedua bibirnya. Bibir itu ditempelnya di bibir Silva, sampai hembus nafas Silva terasa, lalu ikut masuk ke dalam mulut Davis.

     Davis menikmati hembusan nafas Silva sampai ia tidak sadar sudah memagutnya, menikmati kenyalnya bibir merah muda sang gadis perawan.

     "Uahhhhh."

     Tiba-tiba Silva bergerak menggeliatkan tangannya, lalu perlahan membuka matanya. Silva tersentak saat wajah Davis sudah berada di dekat wajahnya.

     "Kak Davis, masih di sini?" kejutnya seraya meraih bibirnya dan meraba, seperti ada yang dirasakannya.

      "Kakak, nggak apa-apaan aku, kan?" tanya Silva menaruh curiga.

     "Tok, tok, tok."

     "Silva, Silva." Sebuah ketukan dan teriakan sang mama tiba-tiba menggema, menghentak Davis dan Silva yang kini asik saling lempar pandang.

1
anyarai
nungguin up nya lama bgt kk
Nasir: Iya Kak nanti disambung. Saat ini sedang sibuk menjelang lebaran.
total 1 replies
Niken Yuli Asmoro
lanjuuut
Nasir: Trmksh Kak...
total 1 replies
Sulfiani Asis
lanjut ya Thor,,tetap semngat
Nasir: Terimakasih Kak
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
greget liat kebucinan Davis kk Thor 😆🙏💗
Mrs.Riozelino Fernandez: siip kk Thor...
Nasir: Nanti ya Kak dilanjut.
total 2 replies
Lendra malayu
tetap semangat ya thorr /Rose//Rose/
Nasir: Makasih banyak Kak.... sehat sllu ya.
total 1 replies
hayasna
next
Nasir: Nanti ya...
total 1 replies
Andaru Obix Farfum
luar biasa
Nasir: Makasih Kak..
total 1 replies
Monita Sitoresmi
/Good//Good//Good/
Nasir: Makasih Kak... lanjut dong Kak...
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
orang tua Davis gak hadir???
Nasir: Nggak, kan Davis sembunyi2, dia udah g sbr.
total 1 replies
Kesatria Tangguh
buset Davis...
Mrs.Riozelino Fernandez: maksa bener...
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
🤦‍♀️
Mrs.Riozelino Fernandez
kesian Silva...😔
Nasir: Iya juga ya.
total 1 replies
Lendra malayu
Silva tertekan jdnya
Nasir: Iya Kak, jadi gmn dong?
Mrs.Riozelino Fernandez: bener banget... di jadikan anak angkat tapi di bahas² statusnya...
serasa Davis dan keluarga nya memperlakukan Silva seenak hatinya aja😒
total 2 replies
Kesatria Tangguh
kasian Silvia🥺
Ariyanti
si Davis udh ngga tahan ya bang hehhee
Nasir: Iya, gak tahan pgn nikah...
total 1 replies
Lendra malayu
next thorrr
Swinarni Ryadi
apakah sdh tamat, kho tidak muncul lanjutanya?
Nasir: Belum Kak, nanti ya dilallnjut.
total 1 replies
Lendra malayu
akhirnyaaaaa
Mrs.Riozelino Fernandez
kode sandi Morse itu kk Thor 😆
Mrs.Riozelino Fernandez
yeeeeey...
akhirnya direstui juga...
nunggu Davis tantrum dulu ya ma
berhasil ya Davis 😆😆😆👍👍
Nasir: Wkwkkwkw btl....
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!