Ana seorang pekerja keras yang memiliki tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan ibu dan kedua adiknya setelah kepergian ayah nya.
Hingga suatu hari dia menderita penyakit leukimia stadium akhir membuatnya hanya dapat bertahan selama 3 bulan saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Anna keluar dari mesin ATM setelah mentransfer sejumlah uang kepada ibunya di kampung.Anna lebih dulu mampir ke toko swalayan 24 jam untuk membeli kebutuhan nya.
Anna sibuk memilih keperluannya sampai-sampai tidak menyadari kehadiran joan yang tengah bersandar di rak memperhatikan Anna yang dengan cekatan memindahkan belanjaan nya ke keranjangnya. Anna tengah sibuk menimbang deterjen mana yang akan dia gunakan.
" Aku rasa sebelah kanan lebih wangi dan isinya juga banyak, meski harga nya sedikit lebih mahal."
" Kau benar juga, kurasa aku akan mengambil ini."
Anna tersadar bahwa tanpa sengaja dia tengah berinteraksi dengan seseorang, Anna membalik badan nya dan terkejut ada joan disana.
"Apa yang kau lakukan di sini." tanya Anna.
" Aku membeli ini.'' ucap joan mengangkat minuman rasa coffe yang ada di tangan nya.
"Kau sedang belanja apa."
Anna tak menjawab dan melengos pergi begitu saja. Joan melongo dan mengikuti nya.Anna berjalan ke kasir dengan joan yang mengekor di belakang nya.
" Hei , kenapa kau selalu cuek padaku, aku kan tidak jahat."
" Tolong hitung belanjaan saya." Anna menyerahkan belanjaan nya pada kasir dan tak menghiraukan pertanyaan joan.
" Hitung ini juga." joan meletakkan minuman coffe nya di deretan belanjaan anna.
" Tidak, pisahkan minumannya."
Kasir bingung ntah harus berbuat apa.
" Jadi ini digabung atau tidak."
"iya/tidak."
Hasilnya belanjaan mereka bayar masing- masing.
Anna menjinjing belanjaan nya pulang ke kosnya.
" Berhentilah mengikutiku."
"Aku tidak mengikuti mu, ini juga jalan ke apartemen ku. Kau makan mie instan setiap hari. itukan tidak sehat." hampir belanjaan Anna hanya terisi mie instan dan beberapa telur dan kebutuhan lain.
" Bukan urusan mu."
" Ya memang bukan urusan ku , awas aku mau pulang."
Joan pergi lantaran terlanjur kesal dengan sikap Anna yang tidak pernah ramah padanya. Handphonenya berbunyi tertera nama ibunya disana.
" Iya buk."
"Apa minjam di kantor emang sedikit ya masa kamu cuma bisa kirim 7 juta."
" Buk segitu juga udah banyak uang kuliah Yudha kn cuma 2 JT sisanya kan masih bisa buat kebutuhan kalian bertiga buk."
" Kamu ini emang pelit,kebutuhan kita bertiga itu banyak kamu mah enak tinggal sendiri pasti makan enak kamu kan di sana.
Anna melirik pada kantong plastik ditangannya yang hanya berisikan berbagai macam rasa mie instan saja.
" sudah lah ya buk Anna capek mau istirahat dulu."
"Kamu emang suka gitu ya sudah tapi dua Minggu lagi kamu jangan lupa kirim lagi."
Ibunya langsung mematikan teleponnya, tanpa kata apapun.
" Bahkan keadaan ku saja tidak di tanya."
Anna membuka lembar rekap medisnya dari dalam tasnya dan memperhatikan isi dari berkas itu.Betapa malang nasibnya bahkan untuk menikmati masa muda saja dia tidak bisa.
" ini tidak adil, aku sudah berjuang sekeras ini, malah penyakit ini yang aku dapat. Menyedihkan."
Anna menutup matanya dengan lengan nya dan menangis.
" kau dipindah kan ke kantor pusat, wow itu benar- benar hebat."
" ya, untuk merayakannya aku akan mentraktir mu makan hari ini." kata Ryan pada Anna.
" Kalau kau pindah berarti aku tidak punya teman lagi, tapi tak apa aku bangga pada temanku ini." ucap Anna bangga dengan pencapaian sahabat nya ini, sikap Anna akan berbeda jika sudah berhadapan dengan Ryan, karena dari awal Ryan adalah temannya di kantor ini saat orang sering memerintah nya karena anak baru Ryan justru berbeda dia malah mengajari Anna dan membantu Anna menyelesaikan pekerjaan nya.
Sepulang dari kantor Ryan dan Anna makan malam di cafe tempat mereka biasa makan.
" kok ada tiga kursi"
" Ada satu lagi teman kita yang belum datang.Nah, itu dia."
Anna melirik ke arah yang di maksud Ryan. Disana joan berdiri sambil mengangkat tangan menyapa Ryan.
" kau mengajak nya."
" Dia juga teman kita sekarang."
" Sorry telat bro, eh ada anna juga."
" Nggak usah so ramah."
" Aw, dia emang begitu abaikan." ucapnya pada dirinya sendiri.
"Anna memang begitu, tapi hanya sama orang yang nggak dekat dengannya saja , kalau kau sudah berteman dengan nya dia itu baik kok orang nya."
" sejak kapan kalian berteman."
" aw lihat sekarang ada yang kepo." ucap joan.
" menyebalkan."
Joan dan Ryan tertawa melihat Anna yang tengah kesal sambil memakan makanannya.Selesai makan mereka berbincang meski hanya terdengar joan dan Ryan saja yang bicara.Anna sedang fokus dengan handphonenya, Anna melihat postingan terbaru adiknya Yudha di akun insta-nya. Adiknya tengah mengendarai motor baru yang setahu nya adik nya tidak punya, Anna tersadar ibunya ngotot minta uang pasti untuk motor ini. Anna langsung menelpon ibunya.
" Aku keluar sebentar." Anna bergegas saat telepon tersambung suara ibunya terdengar dari seberang telpon.
"Ada apa kamu nelpon."
" buk Yudha motor baru ya."
" nggak, itu belinya second kok."
" beli second, dapat uang dari mana, katanya uang nya buat kuliah Yudha sama kebutuhan ibu sama Yeni juga, ibu bilang nggak cukup kok ini Yudha bisa dapat motor gimana sih ibu."
" Aduh, kamu nggak perlu tahu , kamu cukup kirim uang aja, disini biar ibu yang atur."
" buk, bukannya Anna pelit buk, tapi ibu, Yudha sama Yeni harus hemat buk, takutnya nanti Anna kenapa- Napa yang ngasih uang siapa buk."
" Kamu mau ngajarin ibu, ibu tahu apa yang ibu lakuin, jadi kerja aja yang keras disana uang nya biar bisa buat kami bertahan hidup."
" buk,.. Buk... malah dimatiin lagi."
Anna kembali ketempat duduk mereka dan tidak melihat Ryan disana hanya ada joan.
" loh Ryan kemana."
" Tadi Ryan ada urusan, sebenarnya mau pamit sama kamu tapi kamu masih telponan makanya dia cabut duluan, bilang ke aku buat ngasih tahu kamu."
" trus kamu ngapain disini."
" aku dikasih amanah sama Ryan buat antar kamu pulang, udah nggak ada urusan lagi kan, ayo aku antar pulang lagian kita searah kok."
Anna mengikuti joan ke parkiran, Anna menerima helm dari tangan joan.
" kok kamu diem aja ,nanti kesambet Lo."
" lagi malas ngomong."
" kamu jangan cuek cuek dong , Kitakan teman sekarang... Jangan bantah dulu, kita sekarang udah jadi teman jadi kamu nganggap Ryan gimana kamu juga harus anggap aku begitu."
Anna hanya diam dan tidak membantah lagi , joan benar mereka teman sekarang apalagi sekarang hanya joan yang akan menjadi temannya karena Ryan akan pergi bekerja di kantor pusat,belum lagi sikap Anna yang tidak ramah membuatnya kesulitan mendapat teman.
Semenjak joan mengantar Anna malam itu, mereka menjadi dekat sebagai teman sementara Ryan sudah bekerja di kantor pusat mulai dari satu Minggu yang lalu.
Semenjak kepergian Ryan Anna kembali menjadi babu para karyawan lagi, Anna tidak begitu berani menantang mereka takut membuat masalah semakin ribet.
" Anna, beliin kita kopi dong." Sinta memanggil Anna seolah olah Anna seorang OB disana.
" maaf ya sin, aku lagi banyak kerjaan, kamu kan bisa nyuruh OB ."
" Aku kan mau nya kamu yang beliin."
Sinta adalah keponakan dari general manajer di perusahaan ini sehingga dia menjadi orang yang paling berkuasa di kantor ini, Sinta tidak bisa mengganggu Anna saat masih ada Ryan ,karena Sinta menyukai Ryan, tapi sekarang Ryan sudah pindah , Sinta memanfaatkan ini untuk membalas Anna karena sudah berani dekat dengan Ryan selama di kantor.
" Tapi aku...."
" Ada yang bilang mau kopi, kebetulan aku beli banyak kopi untuk karyawan staf marketing. Sudah sebulan aku bekerja tapi aku belum sempat mengunjungi staf marketing , jadi terima kopinya sebagai salam perkenalan dari ku, oh iya kenalkan namaku joan aku staf IT yang baru, selamat menikmati kopinya." joan membagikan kopinya dan dia disambut dengan hangat oleh para staf marketing. Sinta merasa kesal tapi tidak bisa apa-apa.
" ini kopinya Miss Anna." joan mengedipkan sebelah matanya pada Anna. Anna mengerti sekarang dan tersenyum pada joan. Ternyata joan menolong nya kali ini. Ingatkan Anna untuk mentraktir joan nanti.