NovelToon NovelToon
Perjodohan Rahasia Siswi SMA

Perjodohan Rahasia Siswi SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Ketos / Nikahmuda / Cinta Paksa / Romansa / Pernikahan rahasia
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: Falisyaa Cf

Falisya seorang gadis cantik yang berasal dari desa, dia terpaksa harus pindah sekolah ke kota karena orang tuanya.

ternyata tujuan dia pindah ke kota adalah untuk menikah dengan Mahendra, lelaki asing yang tidak ia kenal sama sekali.
mereka melakukan pernikahan karena perjanjian orangtua nya dahulu.
untuk merahasiakan pernikahan itu, mereka melakukan berbagai cara.

Di sekolah falisya adalah adik kelasnya mahendra.
Pertama kali falisya menginjakkan kaki di sekolah itu, ketos tampan tertarik padanya, hingga membuat Mahendra yang terkenal cuek dan dingin merasa tersaingi.

Ketos dan Mahendra adalah dua orang yang berpengaruh di sekolah, hingga membuat mereka saling bersaing. Mahendra tidak menyukai Alif yang selalu berusaha mendekati falisya, hingga berbagai cara ia lakukan untuk menjauhkan mereka berdua.

Bagaimana falisya dan Mahendra menyembunyikan pernikahan mereka?

Dan apa saja tantangan yang mereka dapatkan karena pernikahan itu?

Akankah mereka saling mencintai?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Falisyaa Cf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Amarah Mahendra

"Diam disini!" Mahendra langsung mengunci wanita itu di dalam kamar karena emosi

Dia sangat merasa kesal sekali dengan wanita itu karena masih saja memikirkan soal Alif, dia membanting lampu hias dan vas bunga hingga terdengar suara pecahan keramik dengan kuat membuat falisya meneguk salivanya dalam-dalam. Dia langsung memundurkan langkahnya dan mengganti semua pakaiannya dan langsung tidur, dia tidak mau berurusan dengan Mahendra saat lelaki itu lagi emosi.

Ponsel Mahendra berbunyi, "Halo,"

"Mahendra, gimana kalau kita taruhan," ujar Alif dari seberang telepon.

"Taruhan apa?"

Setelah berbicara dengan alif, Mahendra langsung mematikan sambungan teleponnya dan melempar ponselnya hingga terpecah di lantai, falisya di dalam kamar menutup telinganya kuat-kuat.

"Apaan sih dia, ntah apa aja yang di banting nya, gue juga mau ikut banting-banting gitu! Tapi banting apa? Banting harga diri? Argh, dah ah dia sebenarnya monster Mahendra kali, mangkanya kaya gitu tingkahnya, mending tidur aja!"

"Padahal tadi kan gue mau keluar belanja ke butuhan gue, ke mall ngabisin uang dia, cuman alasan gitu aja biar dia kesal eh malah ngamuk kayak gitu, apa dia suka sama gue ya? Ah pasti iya dia suka sama gue!" ujar falisya percaya diri.

...****************...

Di sekolah, falisya baru saja menginjakkan kakinya masuk ke gerbang namun ariana langsung menarik tangannya dengan kuat sehingga dia merasa sakit, saat menatap ke arah seseorang yang telah melakukan itu padanya dia membulatkan matanya.

"Ariana, lepasin! Lo apa-apaan sih," sungut falisya.

"Bukannya gue sudah kasih peringatan sama Lo ya?" tanya Ariana.

"Lo itu dari kampungkan? Jadi jangan caper disini, yang ada Lo itu kelihatan noraknya, selamat bersenang-senang dengan kayla," ujar Ariana dengan menyeringai.

"Ka-kayla? Salah gue apa?" falisya berusaha menolak namun cengkraman tangan Ariana begitu kuat.

"Lepas, Ariana! Lo apaan sih," ketus falisya.

Ariana semakin kuat mencengkram tangan falisya sehingga wanita itu meringis kesakitan, "Jangan banyak bicara kalau Lo masih mau hidup!"

"Lo mau bawa gue kemana?"

"Gue ngak ada masalah ya sama kalian!"

Siswa lain yang melihat Ariana membawa siswi itu sudah menduga jika pasti ada masalahnya dengan Alif atau mahendra, mereka tidak ingin ikut campur dan acuh.

Di parkiran Mahendra menunggu kedatangan falisya, dia memperhatikan gerbang berulang kali untuk melihat apakah wanita itu bersama dengan Alif atau tidak. Bel masuk telah berbunyi dan dia tidak melihat kedatangan falisya sama sekali, membuatnya mengerutkan keningnya dan langsung melangkahkan kakinya.

Mahendra melirik kembali kearah gerbang namun falisya belum juga terlihat, dia menghembuskan nafasnya kasar dan langsung melangkahkan kakinya menuju kelas. Tetapi, perasaannya ada yang mengusik sehingga membuat perasaan nya tidak nyaman seperti ada sesuatu yang harus di selesaikan.

"Ck, kemana sih falisya itu? Apa dia sudah masuk ke kelas? Apa mungkin dia secepat itu?"

"Buat susah aja sih!" Mahendra langsung melangkahkan kakinya ke dalam kelas namun dia menghentikan langkahnya dan berdecih kesal dan membalikkan badannya langsung berjalan menuju kelas falisya untuk memastikan wanita itu.

akan tetapi sepanjang perjalanan dia mencoba mencari cara agar tidak di curigai jika mencari falisya di dalam kelasnya, lalu dia bertemu dengan heri si lelaki gendut yang berada ruang penyimpanan olahraga kemarin.

"Woi, sini Lo!" perintah Mahendra.

Heri meneguk salivanya dalam-dalam dia langsung berjalan mendekat dengan terus menunduk, sedangkan Mahendra tanpa bersalah berdiri dengan menyenderkan tubuhnya di dinding lalu melipat kedua tangannya di depan dada, manik matanya menatap heri dengan tajam.

"I-iya kak, ada A-apa?" tanya Heri gugup.

"Ya ampun itu kak Mahendra kan? Gue baru kali ini lihatnya dari dekat, ganteng banget!"

"Samperin yuk!"

"Jangan, kayaknya suasana hatinya lagi ngak bagus, yang ada kalian akan kenak masalah sama kak mahendra."

Begitulah percakan yang terdengar di telinga heri dan juga Mahendra saat ini, para siswi kelas sebelas itu pada histeris melihat Mahendra berasa di sekitar kelas mereka.

"Gimana ya pas falisya anak baru itu tangannya di pegang sama kak Mahendra, jadi pengen juga! Aturan gue aja kemarin yang melempar bolanya, ngak apa-apa deh di bawa kemana aja asal di pegang sama kak Mahendra," cerocos siswi itu.

"Gila ya Lo, kak mahen kalo marah kejam jangan main-main lo!"

Mahendra tersenyum licik mendengar ocehan mereka semua, karena ocehan mereka dia jadi mempunyai alasan untuk mempertanyakan keberadaan falisya, dia langsung menatap kearah Heri, "Lo kelas sebelas kan? Panggilin cewek yang kemarin lempar bola ke arah gue, cepatan!"

"Maksudnya falisya, kak?"

"Ngak tahu gue siapa namanya, Lo tahu kan siapa kemarin yang lempar bola itu?"

"Tahu, kak!" jawab Heri.

"Yaudah panggilkan dia!"

"Baik," Heri langsung berlari masuk kedalam kelas dan mencari keberadaan falisya namun dia tidak melihat gadis itu.

"Gebby, falisya belum datang ya?" tanya Heri panik.

"Belum, kenapa emangnya? Ih Lo habis olahraga apaan pagi-pagi gini, keringat Lo kaya habis di guyur air gitu," ledek Gebby.

"G-gue ngak olahraga, Di luar ada kak Mahendra cariin falisya," ujar Heri gemetar.

"Astaga, pantesan lo gemetaran gitu, emang Lo suka juga ya sama kak Mahendra? Jangan bilang Lo homo ya, heri!" teriak Gebby.

"Diem Napa dah lu, gue takut karena gue kemarin buat masalah sama kak Mahendra, please dimana falisya?" tanya Heri lagi.

"Belum datang, kan Lo liat sendiri bangkunya masih kosong!" jawab Gebby.

"Awas Lo, gue mau nemuin kak Mahendra," Gebby mendorong tubuh Heri hingga ia terjatuh.

"Gebby, bantuin gue!" teriak Heri.

Dia kesusahan untuk bangkit, dan dengan usaha keras nya dia berdiri kembali dan menemui Mahendra di depan kelasnya, dia melihat gadis yang membuatnya terjatuh itu malah tersenyum manis ke arah mahendra, dia langsung berjalan sambil menghentakkan kakinya namun saat Mahendra melirik ke arahnya dia langsung berjalan pelan-pelan dan menundukkan kepalanya.

"Falisya belum datang kak," ujar Heri.

Mahendra membulatkan matanya dia langsung berlari meninggalkan gebby yang sedang mengajaknya mengobrol, Gebby memutar kepalanya mengikuti kepergian mahendra.

"Kak Mahendra, gue belum selesai bicara! Arghh sudahlah," gerutu Gebby.

Mahendra langsung kembali berjalan keluar gerbang dan melihat ketempat tadi dia menurunkan wanita itu, tetapi tidak ada siapapun disana membuatnya berdecih kesal. Mahendra kembali masuk namun di tahan oleh alif karena sudah jam masuk.

"Lo telat dan ngak boleh masuk sebelum menjalankan hukuman dari gue!" ujar Alif.

"Ck, lepaskan! Gimana gue bisa terlambat kalau mobil gue sudah ada di parkiran? pakai mata Lo untuk ngelihat," sungut Mahendra.

"Tetap saja, untuk apa Lo keluar lagi?"

"Gue nyari falisya, dia ngak ada di kelas atau dimana pun!" ujar mahendra terus terang karena dia tidak mau menjalankan hukuman dari Alif.

"Maksud Lo? Mungkin aja dia ngak masuk sekolah, eh tapi tunggu, kenapa Lo cariin falisya?"

"Lo ngak tahu apa-apa, jadi Lo diem aja! Kalau Lo ngak mau bantuin cari falisya, jangan halangi jalan gue," Mahendra mendorong tubuh Alif sehingga lelaki itu meringsut mundur.

Mahendra langsung berjalan menuju toilet, namun dia kembali mengupat, bagaimana bisa dia masuk ke toilet cewek? dia mengusap kasar rambutnya. Lalu dia menunggu di depan toilet tersebut hingga sepuluh menit lamanya akan tetapi tidak ada siapapun yang keluar.

"Toilet ini kosong,"

"Ck, Dima Lo sih falisya?" tanya Mahendra kesal.

1
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
partini
best
Ira Tri puspita
up bnyk kak
Rizkadwi0310
aku yang baca jdi baper sendiri andai terjadi sama aku hehe bagus ni ceritanya😍
Isolde
Penuh inspirasi
Amanda
Terima kasih thor, ceritanya bikin aku bahagia selepas capek kerja!
unapersonarandomxdd
Lanjutin thor, jangan biarkan kami merana menunggu~
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!