Kenzo Abriano sang mafia datang kenegara X untuk bertemu ibunya, ia tidak menyangka hari pertama kedatangan dia dituduh melakukan pembunuh, untuk membersihkan namanya ia harus berkerja sama dengan polisi, bagaimana ia akan menghadapinya saat orang terdekat dan tersayang menjadi terancam karena keterlibatannya mengungkap kematian saudaranya yang tidak memiliki kejelasan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Loka Jiwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab II Berkerja untuk polisi
Ruangan yang didesain dengan banyak foto prestasi dan penghargaan, kalung piagam yang dipajang menandakan bahwa pria paruh baya itu sudah banyak mengalami pasang surut dunia.
" Komisaris." gadis itu memberi hormat, pria paruh baya itu duduk diujung sofa yang berada ditengah ruangan.
" Adriana Marqueen, aku baru saja mendengar bahwa kau menangkap saksi tetapi kau menjadikannya tersangka."
" Kita tidak bisa mengabaikan apapun, bisa saja dia adalah pelaku yang sedang menyamar memakai identitas orang lain, dia..." tapi kata-katanya segera dipotong komisaris
" Cukup, identitasnya jelas dan kau juga sudah melihat cctv bandara bahwa dia memang baru datang kenegara ini, segera bebaskan dia..."
" Tapi..."
" Tidak ada tawar menawar, kita tidak bisa menahan orang yang tidak bersalah, setelah dia memberi kesaksian dia harus dibebaskan, ini perintah."
" Baik." Adriana mengundurkan diri setelah memberi hormat, Polisi Han menunggu Adriana keluar.
" Kapten, apakah kita harus membebaskan nya begitu saja?" Han juga mendengar apa yang dibicarakan komisaris dan atasannya itu, mereka berdua sudah berkerja sama dan saling mengenal. Polisi Han berada satu pangkat dibawah Adriana.
" Buat surat perjanjian, dia adalah orang yang melihat pelaku, buat dia menandatangani surat bahwa dia akan berkerja sama bersama polisi untuk menangkap pelaku jika menolak ia akan ditahan selama 1 tahun."
" Baik."
Kenzo duduk dengan tenang, ia teringat saat perkataan ayahnya sebelum berangkat.
" Kenzo, saat disini kau adalah mafia tetapi saat ditempat ibumu kau adalah putranya, anak yang baik, jadi jaga sikap saat disana, Jika ia mengeluh perilakumu padaku aku akan menghukummu." Kenzo menghela nafas, ini adalah hari pertama dia datang tetapi masalah sudah datang.
" Ha bajingan sinting itu, jangan biarkan aku bertemu dengannya kalau tidak aku akan..."
" Kau akan apa?" kata Adriana tiba-tiba masuk, ia duduk didepan Kenzo lalu menyodorkan sebuah kertas, Kenzo melihat lalu membaca isinya.
" Aku Kenzo Abriano berjanji bekerja sama dengan polisi untuk menangkap pelaku karena aku adalah saksi, jika menolak bersedia ditahan selama setahun, Kau gila...?"
" Tanda tangan dibawah."
" Tidak mungkin, mana ada saksi dijadikan anjing pelacak, kalau kau tidak mampu menangkap pelaku jangan dilemparkan pada rakyat biasa."
" Rakyat biasa? Penjahat berani mengatakan dirinya rakyat biasa."
" Siapa yang kau katakan penjahat? Apa kalian polisi bisa bersikap semena-mena kepada rakyat biasa, memaksa untuk melakukan sesuatu yang tidak ingin dilakukan, kalian..." Adriana langsung memotong karena risih mendengar pria didepannya banyak bicara
" Bekerja sama atau kau di tahan." Adriana menghidupkan ponsel Kenzo yang sudah diisi baterai untuk melihat isinya, banyak pesan masuk dan telepon dari sang ibu.
ponsel langsung berdering saat ponsel menyala.
" Berikan ponsel ku." Kenzo tidak ingin ibunya khawatir karena ia sangat menyayangi ibunya, apalagi dia ada dikantor polisi dengan tuduhan pembunuhan akan membuat ibunya terkena serangan jantung dan ayahnya pasti akan membunuhnya. Adriana menangkap ekspresi khawatir diwajah Kenzo.
" Kalau begitu biar aku bicara pada ibumu."
" Tidak."
" Tanda tangan."
" Kau akan kutuntut."
" Halo selamat malam." Adriana langsung menjawab telpon itu, menatap Kenzo dengan kode mata memaksanya tanda tangan, Kenzo mengepalkan tinju menahan amarah, dia dengan enggan tanda tangan. Kenzo langsung merebut ponsel saat Adriana menyerahkannya dan Adriana langsung mengambil kertas perjanjian mereka.
" Halo ma."
" Kau dimana?" tanya sang ibu khawatir diujung telepon.
" Aku sedang dijalan, ponselku mati karena habis baterai, maaf membuat mama khawatir."
" Kenapa aku tadi mendengar suara wanita, kau bersama siapa?"
" Dia adalah supir taksi, ponsel ku baru diisi baterai." Adriana mengerang marah saat dikatakan supir taksi tetapi ia tetap tidak bisa mengatakan apapun.
" Jangan khawatir, sebentar lagi aku sampai, sudah larut malam, mama tidurlah dulu." Kenzo langsung mematikan panggilan lalu meletakkan ponselnya diatas meja.
" Sudah selesai? Mari bicara bisnis." ucap Adriana
" Kau tidak berniat melepaskan borgol ini?"
" Aku lupa." Adriana langsung melempar kunci borgol pada Kenzo agar ia buka sendiri, lalu mereka berbicara tentang rencana dan apa yang harus dilakukan untuk menjebak pelaku.
Saat ini diberlakukan bahwa wanita dilarang keluar rumah diatas jam 11 karena kasus orang hilang dan kebanyakan korban adalah wanita berusia 19-23 tahun, saat ini korban adalah anak kuliah, tidak ada petunjuk apapun dan pelaku melakukannya dengan bersih seolah korban dengan sukarela untuk diculik.
" Jadi apa rencanamu?" tanya Kenzo.
" Kau pulang dulu, ibumu sudah menunggu, aku Sudah mengambil nomor kontakmu, besok ku hubungi lagi." Kenzo langsung pegi, didepan kantor polisi semua barangnya sudah dikemas dan sudah ada taksi menunggu, ia segera meninggalkan kantor polisi.
" Kapten, kenapa memaksanya untuk terlibat, aku lihat ia tidak tau apapun." tanya Han yang bersama Adriana melihat Kenzo yang pergi.
" Apa kau ingat 5 tahun yang lalu seorang detektif legenda yang hilang, tidak ada kasus yang tidak dapat dia selesaikan, sampai tiba-tiba dia ditemukan tewas karena kecelakaan dan mayatnya tidak ditemukan, tidak ada catatan apapun tentangnya bahkan fotonya tidak ada dikantor polisi manapun, seolah dia telah dihapus, saat aku pertama kali mendaftar sebagai detektif aku pernah melihat fotonya, kata ayah dia adalah legenda yang hilang dan wajahnya sangat mirip."
Han mengangguk mengerti, dia sangat percaya dengan atasannya itu. Kenzo melihat kearah jendela yang terbuka, fikiran kembali kemasa lalu, 5 tahun yang lalu saudara kembarnya hilang, saat itu Ayah dan ibunya sudah bercerai saat mereka berusia 17 tahun, ia ikut ayahnya dan saudaranya ikut ibunya
Kedua orangtuanya bercerai karena saat ibunya mengetahui bahwa ayahnya seorang mafia, ia tidak setuju dan langsung menceraikan ayahnya, pernikahan mereka penuh kebohongan itulah menurut ibunya, karena itu Ayah yang masih mencintai ibunya tidak menikah dan ibunya pun tidak menikah lagi tetapi mereka tetap tidak ingin bersama, karena itu ayahnya tau sang ibu benci mafia ia selalu menasehati bahwa ia hanya anak ibunya.
Kenza Dwitama mengambil belakang nama ibunya, seorang polisi legenda, semua penjahat takut padanya, semua kasus dapat selesai tetapi tiba-tiba 5 tahun yang lalu ia hilang dan mobil yang ia kendarai jatuh ke jurang dan meledak tetapi tidak ditemukan mayat, Ibunya hampir gila karena berita itu, Kenzo membujuk ayahnya agar ia bisa tinggal bersama Ibunya tetapi dengan syarat ia menguasai pasar gelap mafia, setiap hari Kenzo menghibur ibunya dan mengatakan bahwa dia masih memiliki putra lain dan beruntung masih memiliki adik perempuannya, lambat laun ibunya bersedia menerima kematian Kenza.
5 tahun usaha Kenzo tidak sia-sia, Akhirnya ia diijinkan pulang bertemu ibunya, bukan tanpa alasan ayahnya tidak mengizinkan Kenzo pulang dan ia pun mengerti hal itu, ibunya masih ditemani adik perempuannya yang baru berusia 19 tahun.
Ia sampai diperkarangan sebuah rumah sederhana, ibunya berkerja sebagai dokter, adiknya masih duduk dibangku kuliah, sang ibu sudah menunggu didepan rumah, ia tersenyum hangat saat melihat putranya yang sudah lama ia rindukan datang.
" Mama." Sang ibu langsung memeluk melepas rindu, sudah 8 tahun mereka tidak bertemu sejak perceraian, meskipun Anggraini bercerai ia tidak putus kontak dengan putra yang ikut suaminya.
" Kakak." Teriak gadis yang sudah beranjak dewasa itu, setelah melepas pelukan ibu ia memeluk adiknya. Supir taksi membantu mengeluarkan barangnya, setelah selesai mereka masuk kerumah.
Kenzo tinggal dikamar Kenza, walaupun mereka berpikir mereka selalu menceritakan keseharian, bahkan dulu mereka suka bermain detektif itu adalah cita-cita Kenza, jadi Kenzo tau seperti apa detektif ia bahkan tau hukum-hukum pengadilan karena Kenza selalu mengajarinya, kini ia merindukan hari-hari itu.
Kenzo bahkan tidak bisa datang saat pemakaman Kenza, dia menyesali hal itu. Kenzo menarik nafas dalam melihat kamarnya yang bersih, kamar yang dulu mereka tinggal bersama Kenza.
Ia mulai membongkar barangnya, sebuah bola salju kecil kesayangan jatuh dan menggelinding dibawah lemari, ia ingin menggapai barangnya, saat mengintip dibawah lemari, ia melihat kotak kecil. ia membuka kotak yang sudah berdebu itu, beberapa foto dan tulisan tangan Kenza, hanya foto hutan, dan beberapa rumah dan nomor bangunan, Kenzo merasa aneh dengan semua foto tidak ia mengerti.
Beberapa lembar tulisan tangan dan alamat tercatat disana.