Nada memiliki Kakak angkat bernama Naomi, mereka bertemu saat Nada berumur tujuh tahun saat sedang bersama Ibunya di sebuah restauran mewah, dan Naomi sedang menjual sebuah tisu duduk tanpa alas.
Nada berbincang dengan Naomi, dan sepuluh menit mereka berbincang. Nada merasa iba karena Naomi tidak memiliki orang tua, Nada merengek kepada Ibunya untuk membawa Naomi ke rumah.
Singkat cerita, mereka sudah saling berdekatan dan mengenal satu sama lain. Dari mulai mereka satu sekolah dan menjalankan aktivitas setiap hari bersama. Kedekatannya membuat orang tua Nada sangat bangga, mereka bisa saling menyayangi satu sama lain.
Menginjak remaja Naomi memiliki rasa ingin mendapatkan kasih sayang penuh dari orang tua Nada. Dia tidak segan-segan memberikan segudang prestasi untuk keluarga Nada, dan itu membuat Naomi semakin disayang. Apa yang Naomi inginkan selalu dituruti, sampai akhirnya terlintas pikiran jahat Naomi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evhy Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 6
**
"Lo kemarin dikepung sama anak geng Lion, Zo?" tanya Bagas.
Kenzo yang sedang mengisap rokokpun menganggukkan kepala.
"Terus apa yang mereka mau?"
Anggara menepak kepala Bagas. "Bego! Ya dia minta anak buahnya dilepasin lah, iya kan?"
Kenzo menganggukkan kembali kepalanya, sambil berdeham mengiyakan ucapan Anggara.
Bagas memanyunkan bibirnya. "Santai dong ege! Terus Lo mau keluarin anak buahnya? Kalau gue sih ogah. Dia udah hajar salah satu anak geng motor kita."
"Liat aja nanti."
Semua hening dan kembali melanjutkan aktivitas lainnya. Mereka sedang berada di atap sekolah, istirahat ini mereka habiskan untuk merokok.
"HP Lo udah ada?" tanya Kiki pada Kenzo.
Kenzo mematikan rokoknya sambil menggelengkan kepala. "Belum."
"Gue rasa dia emang enggak punya duit buat benerin HP Lo."
Kenzo mengedikkan bahunya. "Gue enggak perduli."
"Ya udah coba Lo tanya sama anak itu, kali aja HP Lo udah bener."
Kenzo menganggukkan kepala, dia pun berjalan turun dari atap sekolah mencari keberadaan Nada.
saat turun tangga dia bertemu dengan Naomi, sambil membawa paper bag di tangannya ditambah senyuman manis tercetak di bibir Naomi yang merah.
"Hy Kenzo," sapa Naomi.
Kenzo tidak menjawab sapaan Naomi, dia terus berjalan dan Naomi masih berada di samping Kenzo.
"Lo udah makan siang? Gue bawain lagi makanan nih, semoga Lo suka." Naomi menyodorkan paper bag, dan seperti biasa Bagas yang menyambarnya.
"Gue yang pegang, tangan Kenzo pegal," timpal Bagas sambil memperlihatkan giginya yang rapi.
Naomi berdecak, dan merebut kembali makanan tersebut. "Enggak mau! Biar Kenzo yang bawa."
"Liat tangan Kenzo dimasukin ke dalam saku celana, berarti tangannya pegal."
"Enggak! sorry ya... " jeda Naomi saat Kenzo berhenti di tengah jalan.
"Mana ponsel gue?" tanya Kenzo, saat melihat Nada bersama Jeno tertawa di depan kelas.
Nada menelan salivanya. "Emm... anu itu, HP Lo ada di tukang servis, nanti sore gue ambil. HPnya udah nyala kok."
"Gue tunggu di depan sekolah sore ini, dan gue enggak mau tahu ponsel itu harus udah ada."
Nada menganggukkan kepalanya. "I-iya oke."
Naomi menarik napas berulang kali karena kesal sambil mengepalkan lengannya saat Kenzo dan Nada berbincang.
Kenzo dan gengnya pergi dari hadapan Nada dan juga Jeno. Tersisa Naomi yang menatap Nada dengan tatapan tajam.
"Biasa aja kali natapnya," sinis Jeno.
Naomi menghentakan kaki lalu pergi mengejar ketertinggalan Kenzo dan kawanannya.
Jeno memutar bola matanya malas. "Dih, so cantik."
Nada menyikut perut Jeno. "Hus, udah biarin aja."
"Mukanya pengen gue jambak!"
"Enggak usah nanti Lo viral lagi. Masa laki-laki main jambak."
Jeno terkekeh. "Enggak masalah, yang penting hati gue puas."
"Dah, lah gue mau ke toilet dulu."
Nada melangkah menuju toilet seorang diri, Jeno masuk kembali ke dalam kelas.
Tak lama terdengar sura riuh di depan gerbang sekolah High School, gerombolan geng motor Lion melemparkan batu ke dalam lingkungan sekolah.
"Kenzo!" teriak salah satu siswi menghampiri Kenzo.
"Kenapa?"
"Geng Lion ada di depan, mereka mau menerobos masuk sambil manggil-manggil nama Lo."
Kenzo terkejut, begitupun Naomi yang berada di samping Kenzo. Dia langsung berlari menuju gerbang sekolah, geng Wolf Warrior langsung mengamankan siswi supaya tidak ada yang celaka.
"Amankan semua siswa yang ada di sekolah ini, bawa mereka keluar lewat belakang sekolah!" titah Kenzo dengan tegas.
Kiki, bagas dan juga Anggara pun mencoba mengamankan semuanya. Naomi pun ditarik supaya dia mau bergabung dengan siswi yang lain.
Kenzo pun menghadang salah satu kawanan geng motor Lion di depan gerbang sekolah.
"Kenzo Argantara, kita ketemu lagi. Gue ke sini sebenarnya mau datang baik-baik, tapi... rasanya kalau enggak cari ribut sama Lo kurang asyik," ucap Ketua geng Lion, Alex Mandara.
"Mending Lo pergi dari sekolah ini, sebelum Lo habis di tangan gue!" jawab Kenzo dengan mata elangnya.
Alex menggelengkan kepala. "Enggak bisa. Lo lepasin dulu anak buah gue, baru gue pergi dari sini!"
Kenzo terkekeh. "Lo nyari anak buah Lo di sini? Enggak salah."
"Lo mau bebasin dia atau enggak?"
Kenzo menggeleng. "Anak buah Lo udah bikin anak Wolf cedera, dan itu balasannya."
Alex mengeplkan lengannya, dia muak melihat Kenzo. Dan Alex pun memberikan kode pada anak buahnya untuk menghajar Kenzo yang hanya seorang diri.
Kenzo pun melawan dengan sekuat tenaganya, meskipun sendiri, Kenzo bisa melawan anak buah Alex yang hanya ada sepuluh orang.
Alex menyilangkan kedua tangan sambil menikmati pertengkaran yang ada di depan mata.
"Lo sama Bagas diam di sini, gue mau bantu Kenzo di depan," ucap Kiki.
"Oke Ki, hati-hati," jawab Anggara.
Kiki pun berlari dari belakang sekolah untuk kembali ke depan gerbang, dia tidak mau melihat Kenzo kewalahan sendiri.
"Huh leganya gaes perut Nada enggak sakit lagi. " Nada tersenyum sambil mengusap perutnya. Dia berjalan kembali ke kelasnya yang sedikit jauh.
Nada mengerutkan kening saat semua sekolah terlihat sangat sepi, dia tidak melihat seorang siswa berada di lapangan basket ataupun kelas.
"Lah, lah ini pada ke mana? Udah jadwal pulang? Tapi ini masih jam istirahat."
Nada berjalan dengan cepat, saat hendak masuk ke dalam kelas dia dikagetkan oleh seorang pria bertopeng yang tak lain adalah anggota Lion yang bertemu dengan Nada malam itu.
"Dorr!"
"Astagfirulloh! Kamu siapa?" tanya Nada sambil memegangi roknya.
"Masa enggak ingat, gue yang malem itu nyekap Lo."
Nada mengerutkan kening. "Oh yang berantem sama Kenzo ya."
Pria bertopeng mengangguk. "Sorry banget nih ya, gue mau nyekap Lo lagi boleh?"
Nada membulatkan matanya, bukan dia terkejut dengan kata menyekap. Namun dia terkejut pria itu meminta ijin terlebih dahulu padanya.
"Enggak ah, kemarin aja tangan Nada sakit."
"Enggak akan kasar kok, pelan-pelan."
Nada menggelengkan kepala. "Enggak mau, mending ke siswa lain aja. Enggak usah ke gue. Lagian gue bukan siswa penting di sekolah ini."
Pria bertopeng berdecak, habis sudah kesabarannya berbincang dengan Nada.
"Lama ah. " Pria bertopeng akhirnya menyeret Nada untuk keluar dari kelas, dan membawanya ke depan gerbang sekolah di mana ada Kenzo dan geng Lion.
"Lepas ish sakit! Tolong, tolong!" teriak Nada.
Pria itu malah mengeratkan genggamannya hingga Nada tidak bisa terlepas.
"Kenzo! Liat gue bawa siapa," ucap Pria bertopeng.
Kenzo yang sedang bergelut langsung membalikan badan dan menghela napas panjang saat Nada kembali disandra oleh geng Lion.
"Itu cewek yang jatuhin HP Lo," bisik Kiki.
Kenzo mendengar ucapan Kiki, tapi dia hanya terdiam sambil menatap pergerakan lawan.
"Lepasin temen-temen gue, atau cewek ini gue bawa dan gue gilir sama anak-anak lain."
Nada membulatkan matanya. "Jangan! Please lepasin Nada, Nada enggak punya salah sama kalian."
Pergerakan Nada begitu terbatas, cekalan tangan pria bertopeng begitu kuat sekali.
"Dia enggak ada sangkut pautnya sama masalah ini," jawab Kenzo.
"Ya gue tahu, kalau Lo mau cewek ini baik-baik aja, lepasin temen-temen gue!"
Dari ujung sana Alex menyilangkan kedua tangannya sambil melihat temannya Pria bertopeng menyandra seorang gadis.
"Hebat juga Lo, Bara," gumam Alex sambil menarik sudut bibirnya ke atas.
"Lepasin dia!" tegas Kenzo.
"Lepasin juga teman-teman gue!"
Kenzo mengepalkan lengannya, dia terus berpikir untuk menyelamatkan Nada dari genggaman Bara.
"Aduh tolong, Nada takut! Pisaunya tajam banget, Mama." Nada hampir kehilangan napasnya, karena tajamnya pisau lipat yang mengarah pada lehernya.
"Diam enggak?!" sentak Bara.
"Lepasin dulu pisaunya baru Nada diam."
"Enggak bisa!"
Nada terus saja mengoceh hingga Bara kehilangan konsentrasi dan pada waktu itulah Kenzo menendang dada Bara cukup kencang, namun naas pisau lipat mengenai leher putih Nada yang mulus.
Nada berteriak sambil meringis, dia memegangi lehernya dan darah begitu saja mengalir sedikit demi sedikit, Nada terkejut hingga dirinya jatuh ke lantai.
Pada saat itulah polisi datang, dan semua geng Lion membubarkan diri mereka, berlari dan menaiki motor mereka yang sedang terparkir.
Kenzo langsung menghampiri Nada, dia langsung menggendong Nada ke UKS sekolah, di susul oleh Kiki dari belakang.
Sesampainya di UKS, Kenzo langsung memanggil sang dokter dan memeriksakan keadaan Nada.
Kenzo menepuk bahu Kiki. "Lo suruh semua siswa dan guru untuk pulang ke rumah, biar cewek ini gue yang urus."
Kiki menganggukkan kepala. "Gue sama yang lain tunggu Lo di bascame."
Kenzo mengangguk, lalu Kiki pun berlari ke belakang sekolah untuk membubarkan para guru dan siswi untuk pulang ke rumah masing-masing. Semua kekacauan yang terjadi tanggung jawab Kenzo, kejadian ini bukan yang pertama kalinya, dan Kenzo yang membereskan semuanya dengan baik.
"Bereskan kekacauan yang ada di depan sekolah, sekarang!"
"Baik, Bos."
Telpon dimatikan, Kenzo langsung fokus ke Nada yang masih memejamkan mata. Dokter pun sudah memberikan penanganan yang cukup baik, dan sang doktor langsung pulang karena titahan Kenzo.
Kenzo menghela napas panjang. "Ceroboh!"
Kenzo duduk di kursi sambil memejamkan mata dengan kedua tangan yang dia silangkan di dada sambil menunggu Nada siuman.