Ketika hidupnya terguncang oleh krisis keuangan dan beban tanggung jawab yang semakin menekan, Arya Saputra, seorang mahasiswa semester akhir, memutuskan memasuki dunia virtual Etheria Realms dengan satu tujuan: menghasilkan uang.
Namun, dunia Etheria Realms bukan sekadar game biasa. Di dalamnya, Arya menghadapi medan pertempuran yang mematikan, sekutu misterius, dan konflik yang mengancam kehidupan virtualnya—serta reputasi dunia nyata yang ia pertaruhkan. Menjadi seorang Alchemist, Arya menemukan cara baru bertarung dengan kombinasi berbagai potion, senjata dan sekutu, yang memberinya keunggulan taktis di medan laga.
Di tengah pencarian harta dan perjuangan bertahan hidup, Arya menemukan bahwa Main Quest dari game ini telah membawanya ke sisi lain dari game ini, mengubah tujuan serta motivasi Arya tuk bermain game.
Saksikan perjuangan Arya, tempat persahabatan, pengkhianatan, dan rahasia kuno yang perlahan terungkap dalam dunia virtual penuh tantangan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miruのだ, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengambil Job Alchemist
'Selamat datang di Etheria Realms'
'Dari pencarian yang kami lakukan, anda terdeteksi belum memiliki akun sama sekali didalam game kami!'
'Apakah anda ingin mendaftarkan diri?'
Baru beberapa saat yang lalu aku memakai Virtual Box, yang memaksaku untuk terlelap. Saat aku kembali membuka mataku, aku telah berada disebuah ruangan dengan ubin putih memenuhi ruangan.
"beginikah rasanya ketika kesadaran manusia dikirim ke dunia virtual?" Arya memperhatikan ruangan tempat ia berdiri dengan seksama.
"Yap, aku ingin mendaftar!"
'Pilihan dikonfirmasi!'
'Melakukan Scan'
'Scan selesai! Silakan masukan nama pemain anda!'
Sebuah keyword transparan muncul dihadapan ku, disertai dengan sebuah kolom penginputan nama, aku sendiri memutuskan untuk memakai nama yang biasanya ku gunakan saat bermain game.
'Nama dikonfirmasi!'
'Apakah anda ingin menggunakan opsi mengubah penampilan karakter?'
"Tentu!"
Dalam sekejap mata keyword disamping ku lenyap dan digantikan oleh hologram cerminan diriku atau bisa dikatakan karakter yang akan ku pakai nantinya. Disamping ku juga sudah tersedia menu untuk mengubah penampilan karakter dengan berbagai opsi, termasuk opsi untuk mengubah ras juga.
Aku tidak melakukan terlalu banyak perubahan, hanya menghapus beberapa tahi lalat serta mengubah warna pupil mata dan gaya rambutku saja. Karakter dari Arya terlihat tidak memiliki banyak perbedaan dengannya, mungkin hanya rambutnya yang berwarna abu-abu dan pipil berwarna ungu lah yang membedakan keduanya
"Baiklah, sepertinya ini sudah cukup!..." Aku menekan tombol konfirmasi, satu persatu dari menu untuk mengubah penampilan karakter mulai menghilang setelahnya.
'Penampilan Dikonfirmasi!'
'Anda dapat memilih kota pertama anda, atau membiarkan sistem menentukan kota pertama anda!?'
"Baiklah, karena aku belum menentukannya maka aku serahkan pada sistem saja!"
'Pilihan dikonfirmasi!'
'Mengirim pemain ke kota rekomendasi dalam 10 detik!'
'Selamat menikmati petualangan anda!'
Perasaan ketika aku pertama kali memakai Virtual Gear kembali terulang, aku yang tidak bisa melakukan apa-apa hanya bisa menutup mata. Dan saat aku sudah dapat membuka mataku, pemandangan disekitar ku benar benar telah berubah sepenuhnya.
Tidak ada lagi ruangan serba putih, kini aku telah berada disebuah alun alun sebuah kota, uniknya arsitektur disekitar ku benar benar khas arsitektur Eropa pada abad pertengahan.
"Hm... Medieval Age... Tidak buruk."
Aku berdecak kagum, meski ini hanyalah sebuah game namun semua yang dirasakan oleh kelima indraku seperti berkata lain. Aku lalu membuka status in game milikku, didalam Etheria Realms status setiap pemain akan ditampilkan dalam bentuk sebuah kartu.
[Nama: Ferran
Fame: 10
Title: -
Hp: 100/100
Mana: 50/50
Stamina: 100%]
[Job: Novice]
[Str: 5
Int: 5
Sta: 5
Vit: 5
Agi: 5
Poin disimpan: 0]
[Skill: (0)]
Aku tersenyum tipis melihat statusku sebagai serang pemain baru, mengabaikan hal itu aku kembali menyimpan kartu identitas milikku dan berjalan mencari Job center, tempat mengubah Job tiap pemain.
Aku juga sesekali memperhatikan kota tempatku pertama memulai tersebut, tidak banyak pemain yang berlalu-lalang, mungkin juga karena masih siang. Kebanyakan pemain akan berburu saat siang hari, dan beristirahat di malam hari seperti keseharian biasa mereka dalam dunia nyata.
Dimalam hari pemain ataupun NPC akan mendapatkan status pengurangan jarak pandang, hanya beberapa ras saja yang tidak terpengaruh oleh status ini. Status ini dapat dikurangi dengan memakai penerangan, namun bukan itulah masalahnya.
Dalam malam hari akan ada beberapa monster yang jauh lebih ganas dari pada monster yang berkeliaran disiang hari, mengingat pemain terkena status pengurangan jarak pandang. Akan sangat sulit jika mereka harus berhadapan dengan monster monster ini, apalagi sebagai monster nokturnal tentunya mereka juga jauh lebih ahli dalam bertarung dalam kegelapan serta mendapatkan penambahan status yang signifikan dalam kegelapan malam.
Itulah sebabnya sangat jarang ada pemain yang mau berburu dimalam hari buta. Perlu waktu cukup lama bagiku mencari Job Center, mungkin akan sedikit lebih cepat jika saja aku mau bertanya.
Job Center merupakan sebuah bangunan besar yang cukup untuk dimuati oleh beberapa ratus orang sekaligus, saat aku masuk terlihat ada dua antrean yang cukup panjang. Yang pertama adalah antrean untuk Combat Job yang panjangnya hampir mencapai sepuluh meter, dan juga antrean untuk Support Job yang tidak lah terlalu panjang.
Aku lalu melirik meja resepsionis untuk Job kelas Produksi yang bahkan tidak terlihat satupun pemain yang mengantri disana, aku tersenyum canggung sebelum pergi ke meja resepsionis tersebut membuat banyak pemain memperhatikan diriku.
...----->><<-----...
Beberapa pasang mata memperhatikan Ferran yang berjalan menuju meja resepsionis untuk job kelas produksi, mereka terlihat tengah membicarakan dirinya. Disaat yang sama orang yang disorot sendiri sedang mencoba untuk tenang, walaupun keringat dingin tengah mengalir dipunggungnya, akibat rasa gugup dipandang oleh banyak orang.
"Permisi aku ingin mengambil Job Alchemist!"
Resepsionis wanita yang duduk dibelakang meja tersebut terlihat sedikit terkejut, dia awalnya tengah membaca sebuah buku ketika tiba-tiba Ferran muncul dihadapannya.
"A-ah.. baik, tolong tunggu sebentar!" Resepsionis wanita itu mengambil sebuah buku lainnya dan meminta Ferran menulis namanya disana, Ferran sedikit mengerutkan dahinya ketika mendapati hanya tertulis kurang dari sepuluh nama didalam buku tersebut.
Selepas Ferran menulis namanya, resepsionis wanita itu kembali mengeluarkan sebuah buku, kotak putih serta sebuah tas selempang. Ferran kembali mengerutkan dahinya ketika melihat seberapa tebal buku yang wanita dihadapannya baru keluarkan.
"Ujian untuk menjadi Alchemist dibagi dalam tiga tahap, tahap pertama anda akan diuji dalam ujian tertulis..." Resepsionis itu mengangkat dan menyodorkan buku tebal bersampul hijau yang baru saja ia keluarkan.
"Sebelum ujian anda bisa mencoba menghafalkan isi buku ini terlebih dahulu... Ujian akan dilakukan dalam satu jam lagi, jadi anda bisa mulai bersiap sekarang!"
Ferran menerima buku tersebut, resepsionis kemudian meminta Ferran menunggu didalam. Ruangan untuk menantang ujian Job produksi adalah sebuah ruangan dengan meja dan bangku yang disusun bertingkat, terlihat cukup mirip dengan ruangan kelas dalam akademi sihir sebuah dunia fantasi, pikir Ferran.
Ferran duduk disalah satu bangku dan segera membuka buku ditangannya, dia terlihat membolak-balik halaman sejenak sebelum bergumam, "674 halaman!... Tch! Kau pasti bercanda!?... Mencoba dia bilang hah?!"
Tanpa punya pilihan lain Ferran segera membaca isi buku tersebut satu per satu, awalnya dia merasa sedikit terpaksa hingga lama kelamaan mulai semakin penasaran dengan isi buku tersebut dan tanpa sadar satu jam telah berlalu, resepsionis wanita sebelumnya masuk keruangan dan meletakan beberapa lembar kertas dan kotak putih diatas meja.
"Tuan Ferran waktu telah habis! Anda dapat menutup buku anda sekarang, karena ujian akan segera dimulai!"
"Hm.. oh baiklah"
Ferran meletakan bukunya diatas meja yang segera diambil oleh sang resepsionis, Ferran lalu diberikan sebuah kertas serta pena.
"Baiklah anda bisa memulai ujiannya... Sekarang!" Resepsionis itu meletakan sebuah jam pasir diatas meja sebagai patokan waktu dari ujian pertama.
Tanpa basa-basi Ferran segera membalik kertas ujiannya, dia sedikit menyipitkan matanya ketika melihat soal soal yang tertulis diatas kertas.
'Sudah kuduga!... Kebanyakan soalnya adalah tentang takaran umum dalam pembuatan potion...' pikir Ferran seraya tersenyum lebar.
Ferran dengan cepat mengisi tiap soal didalam kertas tersebut, tak perlu waktu lama baginya untuk menyelesaikan ujian pertama, bahkan jam pasir diatas meja sekalipun belum berkurang terlalu banyak.
"Aku selesai!.."
"Hm... Apa anda yakin? Waktunya masih panjang lho!... Lagipula seyakin itukah tuan Ferran pada jawaban anda?..." Resepsionis itu terlihat sedikit terkejut ketika Ferran menyelesaikan ujian kurang dari sepuluh menit, dia bahkan menganggap Ferran hanya asal jawab lembar ujian.
Tanpa sepatah katapun Ferran segera menyerahkan kertas ujiannya sebelum kembali duduk, resepsionis itu terlihat masih mencibir Ferran namun sepertinya pemuda itu tidak terlalu peduli.
"Hm... I-ini?!" Resepsionis itu kembali terkejut ketika melihat kertas ujian milik Ferran, bahkan dia terlihat membersihkan kaca matanya terlebih dahulu sebelum kembali memperhatikan kertas tersebut dengan teliti.
'Ah... Dia terkejut... Hah... Wajar sih, kebanyakan pemain tidak akan sanggup menghafal takaran beberapa puluh resep sekaligus, bahkan aku kagum dengan diriku sendiri yang mampu melakukannya...'
Dak!!!...
Wanita itu memukul meja, raut wajahnya terlihat masih sulit percaya akan hal dihadapannya, "Sialan... Sulit diperaya ada yang bisa lulus dengan nilai sempurna!..." Dia terlihat bergumam pelan, namun mengingat ruangan itu cukup hening jadi Ferran dapat mendengar gumaman tersebut cukup jelas, membuat pemuda itu menaikan alisnya.
"Ah.. uhuk... Ehem... Selamat tuan Ferran karena berhasil lulus ujian pertama dengan nilai sempurna!... T-ta-tapi jangan senang dulu, karena ujian sebenarnya baru saja dimulai!... Aku akan menjelaskan ujian kedua dan ketiga jadi mohon dengarkan baik-baik!.."
[Berhasil lulus dalam Ujian pertama Job Alchemist dengan nilai sempurna!
Menghadiahkan
Alchemist's Basic Knowledge Book ×1
Herbalist Book ×1
Alchemist's Sling Bag]
Sebelum menjelaskan, resepsionis itu memberikan dua buah buku dengan sampul biru dan hijau serta sebuah tas selempang dengan cukup banyak kantong dibagian luarnya, tas tersebut ternyata merupakan tas khusus yang biasanya digunakan untuk membawa berbagai macam potion serta bahan bahan potion serta memiliki cukup banyak ruang didalamnya, Ferran menyimpan hadiah tersebut sebelum mendengarkan penjelasan resepsionis tersebut dengan seksama.
Ujian kedua dari pengambilan Job Alchemist adalah pencarian bahan pembuatan potion, serta praktek langsung dalam pembuatan potion. Dalam ujian ini pemain bisa mendapatkan hingga tiga resep potion secara gratis, namun hal itu tentunya kembali lagi pada keberuntungan setiap orang.
Pertama Ferran akan mengambil tiga resep dari kotak putih yang dibawa resepsionis sebelumnya, ada dua belas resep didalamnya dan setiap resep memiliki jumlah tertulis tersendiri yang berbeda-beda.
Ferran mengangguk pelan sebelum memasukan tangannya kedalam kotak putih tersebut, dia tidak terlalu berharap banyak jadi dia segera mengambil tiga buah gulungan kertas setelah berhasil mencapainya.
"Hm... Hoh... Sepertinya dewi keberuntungan sedang bersamamu ya hari ini?!..."
Ferran memiringkan kepalanya karena sedikit tidak mengerti dengan arah pembicaraan resepsionis tersebut.
"Life Recovery Potion, Anti Poison Potion dan Poison I! Selamat kau mendapatkan tiga resep tersebut, jadi!... Ujiannya adalah kau harus memilih salah satu resep dan mencari bahan bahannya untuk praktek pembuatannya, aku menyarankan Life Recovery Potion sih... Bagaimana?" Resepsionis itu menyerahkan tiga gulungan ditangannya pada Ferran.
"Hm... Aku tidak keberatan sih, kalau begitu... Dimana aku bisa mencari bahan bahannya?"
Resepsionis itu mengangguk pelan, "Bahan bahan untuk Life Recovery Potion hanya terdiri dari tiga barang, dan semuanya terdapat di hutan sebelah barat. Kuharap kau sedikit berhati-hati dalam memburu Red Slime! Terutama jika kau belum melengkapi perlengkapanmu!..."
Ferran menaikan alisnya, dia baru saja teringat bahwa isi tasnya hanyalah sepuluh potong roti kering, dan lima botol air minum serta 50 perunggu. Pemain biasanya bisa mendapatkan senjata gratis jika lulus dari pengambilan job dengan nilai memuaskan, namun mengambil Job Alchemist sama sekali tidak memberikan senjata pada Ferran, jadi dia harus membelinya sendiri, membuat pemuda itu tersenyum pahit.
"E-ehem... Aku sama sekali belum memiliki senjata! Jadi... Apa kau memiliki rekomendasi toko yang menjual senjata murah?"
Resepsionis itu menaikan alisnya mendengar pertanyaan Ferran, "Hm.. ah, kalau begitu pergilah ke toko Plum, disana menjual banyak barang barang murah!... Tapi jangan mencoba membeli bahan bahan potion, karena kau harus mencarinya sendiri! Ah... Aku baru ingat!"
Wanita dihadapan Ferran mengambil sebuah kertas dari laci dan menulis sesuatu, "Ini!.. lokasi tempat itu cukup tersembunyi, jadi mungkin kau akan sedikit kesulitan mencarinya!"
Ferran menerima dan melihat isi kertas tersebut, disana tertulis petunjuk arah yang berawal dari sebuah gang sempit disebelah restoran. Ferran juga mengerutkan dahinya setelah membaca petunjuk arah yang berliku-liku tersebut, dia hendak bertanya tapi resepsionis dihadapannya hanya menjawab kalau dia sangat yakin akan petunjuk arah buatannya.
Ferran menggembungkan pipinya mendengar jawaban tersebut, dia lalu berterima kasih dan segera pergi ke toko yang dimaksudkan.