ketika anak yang di harapkan tak kunjung datang,lantas haruskah seseorang menyalahkan orang lain karena dia tidak bisa memiliki anak?
Najwa selalu di hina mandul dan tidak bisa mempunyai anak,hampir sepuluh tahun menikah Najwa tidak kunjung melahirkan seorang anak,segala cara telah ia lakukan tapi tidak membuahkan hasil...
sehingga hinaan itu berujung pemaksaan agar Najwa bisa menerima kenyataan jika Rendi suami dari Najwa di paksa menikah lagi oleh orang tuanya demi ingin mendapatkan sebuah keturunan yang akan mewarisi usaha Rendi.lantas bagaimana Ahir dari cerita ini????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Dianamega.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
..."POV NAJWA"...
Hari mulai semakin sore, setelah melepas Mas Rendi berangkat ke kantor pagi tadi, aku terus mengurung diri bermuram hati di dalam kamar
Bagaimana tidak muram hatiku mendengar rencana ibu mertua dan suamiku mencari madu untukku,ucapan mas Rendi tadi pagi terus menghantui pikiran dan perasaanku semakin menyayat ke hati
Cepat atau lambat sepertinya itu akan terjadi kepadaku, sepuluh tahun Mas Tama begitu berharap bahwa rahimku akan mengandung anaknya
Tapi semua harapan itu selalu pupus berkali kali sudah sekian tahun seperti itu. Aku sadar diri memang tidak sempurna sama sekali menjadi seorang istri.
Namun, meski begitu demi keutuhan rumah tangga kami aku telah berusaha mencoba untuk menjadi yang terbaik bagi Mas Rendi Mengorbankan karirku dan fokus menjadi ibu rumah tangga.
Aku benar benar berusaha berbakti Melayaninya setiap hari di rumah, padahal karirku tengah gemilang dengan skillku yang lumayan.
tidak tanggung tanggung aku juga menjual semua tanah peninggalan almarhumah Ibu untuk modal membuka perusahaan. Bukan hanya itu masih banyak yang kuberikan pada Mas Rendi Supaya apa? Supaya suamiku bisa berpikir dua kali jika untuk mendua
tapi sepertinya Mas Rendi telah melupakan semua perjuangan yang kulakukan untuknya, Yang dia tahu sekarang aku adalah istri yang tidak sempurna dan tidak berguna.
Miris bukan nasif yang aku alami sekarang memiliki mertua yang tidak menyukaiku sama sekali dia hanya menyukai hartaku di tambah sikap mas Rendi berubah drastis tidak ingat dia bisa seperti sekarang berkat siapa
Ting nong….!
Bunyi bel rumah bergema aku di buat tersentak saat mendengar suara Ibu mertua kesal pada mbok surti
"Lama banget sih sur buka pintunya! Kamu itu ketularan leletnya Najwa apa?! Kerja lamban begitu!"
"kamu itu di sini di gaji loh tidak gratis makanya jangan lelet jadi orang,bikin kesel saja kamu ini"cerocos Ibu terdengar menggema sampai ke kamarku
Aku pun segera merapikan diri dan setelah itu keluar kamar untuk menemuinya,Perlahan aku pun melangkahkan kaki ke ruang tamu. Karena disana suara Ibu bersumber sambil marah marah
sebagai tuan rumah lebih tepatnya pemilik rumah ini pasti aku akan mengetahui siapa tamu yang datang jika sang tamu terus berteriak. Betul saja, saat aku sampai di ruang tamu Ibu sedang berdiri sambil melihat-lihat isi ruangan.
"Bu! Apa kabar?" sapaku sambil menjabat tangan dan mencium punggung tangannya
Cirihas Wajah judes dan muka masam tidak suka yang sudah sangat khas dengannya ia tampakkan padaku semua,
"Mana Rendi? Ibuk perlu bicara dengannya!" tanyanya ketus sambil melihat ke setiap sudut rumah
Pasti Ibu sedang menilai cara perawatan dan penataan ruangan rumahku yang semrawutan menurutnya,kalau boleh jujur aku bukan wanita yang lebai banyak gaya
Penataan ruangan yang simple lebih aku sukai daripada menumpuk banyak perabotan yang kekinian apalagi hanya ikut ikutan orang jaman sekarang berpoya poya membeli barang yang tidak penting menurutku
"Mas Rendi belum pulang Bu Dia hari ini lembur mungkin pulang malam Sebab tadi Mas Rendi kirim pesan akan pulang telat," jawabku sesopan mungkin karena dia mertuaku jadi aku harus menghormatinya
Ibu melirikku tidak suka menghentikan langkah nya mengecek seluruh isi rumah sambil berucap ketus.
"Ya sudah Ibu tunggu Bila perlu Ibu menginap disini!" sungutnya Aku sedikit menarik ujung bibirku dan masih mencoba bersikap manis Berharap Ibu bisa melupakan rencana untuk menikahkan Mas Rendi dengan wanita lain bagaimanapun aku tidak sanggup jika itu terjadi.
"Baiklah kalau ibu mau menginap Najwa akan siapkan kamar tidur untuk Ibu dulu ya?" ujarku sambil menggenggam erat tangannya
Ibu mertuaku hanya mengangguk dan tersenyum kecut. Aku pun segera berdiri dan membalik hendak ke kamar tamu Namun, langkahku terhenti saat ponsel mertuaku berdering.
"Hallo wulan sayang? Kamu apa kabar? Apa? Rendi? Ini ibu lagi ada di rumahnya. Kamu tenang saja ya? Nanti dia pasti akan memberimu kabar," ucap Ibu membuat tenggorokanku tercekat. Dengan mata berkaca-kaca aku coba membuka mulutku untuk bertanya.
"Iii-tt--u tadi siapa, Bu?" tanyaku dengan bibir gemetar lama mertuaku itu memandang dengan senyum hambar.
"wulan Kamu ingat kan? Dia wanita yang waktu itu saya jodohkan sama Rendi tapi Bodohnya Rendi malah lebih memilih kamu wanita mandul tidak bisa memberi Rendi anak dan cucu untukku" cibir Ibu lalu terkekeh dengan tawa renyah sehingga membuat nafasku tersengal karena merasa sesak yang teramat sakit di dalam dada
"Bu-bukannya Wulan sudah menikah Bu terus kenapa ibu ingin menikahkannya dengan mas rendi" lirihku tak habis pikir. Ibu berdecih dan kembali berkomentar.
"wulan tidak mencintainya! Hati dan pikirannya hanya untuk, Rendi seorang lagi pula mungkin ini memang sudah jalannya! Suami wulan sudah menikah lagi Dan Rendi tak kunjung dikaruniai anak"
"Saya pikir lebih baik Rendi menikah dengan Wulan dari pada bertahan hidup dengan wanita mandul seperti kamu! gak guna!"
"mending kamu cepat bereskan tempat tidurku,kau harus bisa menerima kenyataan kalau kau itu mandul Najwa dan kau tidak akan pernah bisa hamil apa lagi memberi Rendi anak"umpatnya membuat bulir bening di sudut mataku menetes deras
Hati Najwa sangat sakit mendengar hinaan dari mertuanya yang terus menghinanya mandul terus menerus tiada ada hentinya tidak memikirkan perasaan Najwa yang terluka karena ucapan pedasnya