Pasti ada asap, makanya ada api. Tidak mungkin seseorang dengan tiba-tiba membenci jika tidak ada sebab.
Itu yang di alami Adara gadis 25 tahun yang mendapatkan kebencian dari William laki-laki berusia 30 tahun.
Hanya karena sakit hati. Pria yang dulu mencintainya yang sekarang berubah menjadi membencinya.
Pria yang dulu sangat melindunginya dan sekarang tidak peduli padanya.
Adara harus menerima nasibnya mendapatkan kebencian dari seorang yang pernah mencintainya.
Kehidupan Adara semakin hancur dikala mereka berdua terikat pernikahan yang dijalankan secara terpaksa. William semakin membencinya dan menjadikan pernikahan itu sebagai neraka sesungguhnya.
Mari kita lihat dalam novel terbaru saya.
Apakah 2 orang yang saling mencintai dan kemudian berubah menjadi benci. Lalu benci itu bisa kembali berubah?
Terus di ikuti dalam Novel ini. Jangan lupa like, koment dan subscribe.
Follo Ig saya.
ainunharahap12.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 4 Masih Bebas
William yang melakukan semua itu tetapi terlihat juga dia justru kesal sendiri melakukan itu yang geram dengan Adara yang bertahan sampai sekarang. Adara seolah menantang dirinya yang menguji William sampai mana bisa memperlakukan Adara.
Raka terus saja panik dan wajahnya dipenuhi dengan rasa merasa bersalah kepada Adara yang harus mendapatkan perlakuan yang sangat terhina. Dia sendiri juga tidak bisa menghentikan William yang sejak tadi hanya menatap ada dengan dingin.
Sementara 2 tamu William sangat menikmati candaan seperti itu yang sejak tadi tertawa-tawa yang benar-benar mempermainkan Adara.
Sampai pada titik William yang berdiri dari tempat duduknya yang mungkin sudah tidak tahan lagi dengan tontonan yang ada di depannya.
"Kau melakukan pekerjaanmu dengan baik! Tetapi aku tidak ingin uangku harus habis untuk wanita seperti mu!" tegas William tanpa menoleh ke arah Adara.
Dia seolah sangat jijik melihat wanita itu dan tidak tahu apa kesalahan Adara sampai membuatnya seperti itu.
"Tuan Bondan, dan tuan, Danu. Terima kasih untuk waktu kalian berdua merayakan pesta atas kerjasama kita. Maaf saya masih ada meeting setelah ini dan saya tidak bisa menemani tuan-tuan untuk lebih lanjut lagi. Jadi kalian akan di temani wanita itu. Saya sudah membayarnya mahal dan sekarang saya serahkan kepada kalian berdua," ucap William dengan tersenyum miring yang sangat enteng berbicara seperti itu.
Adara terkejut mendengar pernyataan William dengan matanya melotot wajahnya yang tampak semakin panik.
"William!" tegur Raka yang mulai merasa ada yang tidak beres dari pernyataan William.
"Saya permisi!" ucap William yang langsung pergi dan saat melewati Adara, William dengan sengaja bahkan menabrak bahu Adara sampai wanita yang sudah terlihat lemas dengan pekerjaan itu karena tidak memiliki keseimbangan tubuh.
"Nona kamu tidak apa-apa?" tanya Bondan yang langsung berdiri dari tempat duduknya dengan menghampiri Adara. Ekor mata William masih melihat kebelakang yang melihat tangan Adara menepis tangan pria itu saat ingin menyentuh.
"William!" Raka juga menyusul William yang dengan cepat keluar dari ruangan itu.
"Raka!" Adara kepanikan yang di tinggalkan di tempat itu dengan 2 laki-laki itu.
Adara yang terlihat buru-buru mengambil uangnya dan juga menyusul Raka yang tidak ingin terjebak dalam situasi yang sangat membahayakan itu. Dia harus bisa menyelamatkan diri sendiri.
"Nona, kamu mau kemana?" pria itu langsung menyusul.
"William tunggu!" Raka yang langsung menghentikan William dengan memegang lengan William dan langsung di tepis William dengan kasar yang masih terlihat amarah di wajah William.
"William kau mau kemana? Adara ada di dalam dan kau membiarkan dia bersama dua orang itu?" tanya Raka yang merasa tidak mungkin William setega itu.
"Kenapa juga aku tidak membiarkannya?" tanya Willian yang membuat Raka bingung.
"Apa maksud mu?" tanya Raka.
"Aku yang harus bertanya kepadamu apa maksud mu dengan semua ini. Kau sengaja membawa wanita munafik itu kepadaku. Agar apa hah! Kau ingin melihat aku simpatik padanya dan tidak akan membiarkan dia minum atau merendahkan harga dirinya. Kau ingin melihat betapa bodohnya aku untuk kesekian kalinya pada wanita itu hah!" tanya William dengan penuh kemarahan yang melampiaskan kepada Raka.
"Aku sudah menjelaskan kepadamu sebelumnya, tamu yang aku siapkan adalah tamu yang keadaan terdesak. Tamu sebelumnya berhalangan hadir. Jadi hanya Adara yang bisa membantu kita," jawab Raka dengan tatapan matanya yang ke sana kemari yang tidak berani melihat William.
Dari ekspresi Raka yang seperti itu sudah jelas ada kebohongan dan Hal itu membuat William tersenyum miring.
"Jangan kau pikir aku bodoh yang tidak tahu dengan rencanamu. Kau tidak pernah sama sekali memesan wanita manapun sebelumnya dan kau memang sengaja ingin membawa wanita itu kepadaku!" tegas William.
Raka terdiam Yang sepertinya dugaan dari William benar.
"Ini peringatan terakhir untuk mu Raka. Jangan pernah kau libatkan aku dengan wanita itu lagi. Aku sangat muak dan jijik kepadanya! jika kau melakukan hal itu lagi. Maka jangan pernah menemui kau!" tegas William dengan penuh penekanan yang tampak jelas dari aura wajahnya penuh kebencian kepada Adara.
Ternyata pembicaraan itu di dengarkan oleh Adara yang menyusul Raka. Tanpa terasa air matanya jatuh dengan ikatan uang yang di peluknya. Hatinya terasa sedikit sakit dengan kata-kata yang lumayan pedas itu.
"Kamu tidak akan pernah berhenti untuk membenciku. Aku memang pantas mendapatkan penghinaan seperti itu," batin Adara yang sadar diri.
"Nona! Kenapa kau pergi!" suara pria yang mengejar Adara, membuat Raka dan Willian tersadar dan sama-sama menoleh yang mereka berdua melihat Adara. Sudah dapat di pastikan jika mereka berdua sangat yakin kalau Adara Mendengar pembicaraan mereka.
William yang tidak mengatakan apa-apa lagi langsung pergi yang mana dirinya akan semakin emosi, jika terus berada dalam situasi seperti itu.
"William!" panggil Raka.
"Ayo, Nona kembali bersama kami!" pria setengah mabuk itu tampak memaksa Adara, melihat hal itu membuat Raka yang tadi ingin menyusul William dan sekarang tidak jadi yang mana dia menghampiri Adara.
"Tuan Bondan, tuan Danu. Tamu kami harus pulang karena jam kerjanya sudah habis," ucap Raka.
"Habis bagaimana. Kita belum bersenang-senang," sahut Bondan dengan wajah tampak kecewa.
"Maaf tuan, sepertinya anda salah paham dengan kata pesta perayaan yang disediakan tamu untuk menemani minum. Tamu hanya menemani minum dan bukan untuk melakukan hal yang lain. Kami sama sekali tidak pernah menyediakan service seperti itu. Jadi jika tuan menginginkan layanan seperti itu. Cari saja dan pesan sendiri tanpa melibatkan kami. Kita bekerja sama secara sehat, dan profesional. Kami tidak pernah menyediakan wanita pelacur untuk menemani klien kami. Jadi tolong jangan salah paham!" tegas Raka yang berbicara bijak.
Dia sangat tidak peduli jika dua laki-laki itu harus tersinggung dengan kata-katanya. Karena memang apa yang dia katakan memang benar.
"Jika tuan mengenal tuan Wiliam sebagai pembisnis yang sehat dan maka saya sama sekali tidak perlu menjelaskan panjang lebar. Jadi tolong jangan ganggu tamu kami," ucap Raka melepaskan tangan pria itu dari lengan Adara.
"Kami mohon maaf atas kekurangan dari layanan kami. Saya permisi!" Raka yang langsung memegang tangan Adara dan membawa Adara pergi dari tempat itu yang membebaskan dirinya dari orang-orang yang pasti menginginkan hal yang lebih dari Adara.
2 pria itu hanya bisa memperlihatkan wajah kekesalan mereka dan juga rasa kekecewaan yang pasti tidak sesuai dengan ekspektasi. Tetapi mereka memang harus mengakui apa yang dikatakan Raka benar. Rekan bisnis mereka William memang memiliki ketegasan dalam kerjasama yang tidak bisa diganggu gugat..
***
Adara yang sekarang berada di dalam mobil yang disetir oleh Raka. Raka mengambil botol mineral dari jok belakang dan langsung memberikan kepada Adara.
"Terima kasih!" ucap Adara.
"Kamu mau langsung ke rumah sakit?" tanya Raka. Adara menganggukan kepala.
"Aku akan mengantarmu," ucap Raka.
"Terima kasih," jawab Adara.
"Aku minta maaf Adara atas kejadian tadi. Aku tidak percaya jika William bisa melakukan semua itu kepada kamu. Aku benar-benar tidak menyangka. Pria yang sangat mencintaimu sampai setega itu," ucap Raka yang benar-benar sangat menyesal.
Bersambung