Sebuah ramalan kemunculan raja iblis berhasil membuat dunia kacau balau akibat kemunculan para monster, makhluk mistis serta fenomena alam baru.
Untungnya manusia masih memiliki secercah harapan. Mereka adalah para manusia yang berhasil membangkitkan kekuatan hebat, mereka disebut Awakening.
Akan tetapi, apakah secercah cahaya itu dapat mengalahkan kegelapan yang begitu besar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Galaxy_k1910, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ujian peresmian 3
Perempuan bermata biru itu pun kembali tempat duduknya di pojok atas dengan santai.
Buk!
Seseorang duduk di dekat Ekilah. Dia Davian, pemuda yang tadi Ekilah kalahkan dalam waktu singkat.
"Hei."
Ekilah menoleh perlahan.
"Siapa yang mengajarimu tebasan energi tadi? Itu adalah jurus yang sulit untuk dipelajari untuk pemula seperti kita."
Mendengar perkataan Davian membuat Ekilah sedikit heran. "Aku tidak diajari siapapun dan lagi... Itu bukan jurus yang sulit."
"Lalu bagaimana caramu bisa melakukannya?"
Ekilah terdiam sebentar. Memikirkan kata-kata yang tepat.
"Setelah mandi atau bermain air, apa kau pernah merasakan tetesan air yang terlepas dari kulitmu?"
Devian mengangguk.
Ekilah membuka telapak tangannya. Sekumpulan energi berwarna biru mulai keluar secara perlahan.
"Bayangkan saja tetesan air itu seperti energi dan keluarkan lebih banyak... Lalu padatkan!"
Krak!
Seketika kumpulan energi di tangan Ekilah berubah menjadi jarum kecil yang panjang.
Kejadian ini membuat Devian terpukau. "Berapa lama waktu yang kamu butuhkan untuk mempelajari cara mengontrol energi ini?"
"5 tahun."
Jawaban singkat itu membuat senyum Devian luntur. "Tunggu dulu, berarti kamu calon awakening yang sudah terlatih kan?"
Ekilah menggeleng. "Aku belajar sendiri."
"Benarkah? Kapan kau mengaktifkan kekuatanmu ini?"
Ekilah mengibaskan tangan, membuat jarum kecil tadi terpecah dan bersatu dengan udara sekitar.
"Sudah ada sejak aku lahir."
Devian tersentak. Secara umum seseorang akan membangkitkan kekuatannya di usia 6 sampai 10 tahun, tapi perempuan di sebelahnya ini sudah mengalaminya sejak lahir. Seharusnya berita ini sudah viral di mana-mana.
Setahu Davian hanya ada satu orang saja yang dikabarkan mengalami kebangkitan ketika baru lahir.
Orang itu adalah Anshier Von Barqian. Satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil menempati level Legenda.
Davian pun mulai membicarakan banyak hal pada Ekilah. Dari obrolan penting hingga tak penting.
"Jadi kau lebih memilih keju dari pada coklat."
Ekilah mengangguk. "Tapi favoritku tetap coklat. Aku pilih keju karena bisa dicampur dengan makanan manis dan asin. Multifungsi lah."
"Owh." Davian mengangguk paham.
Ting!
[Pertarungan memperebutkan juara 1 sampai 3. Ronde pertama, Ekilah Rajendra VS Chelsea Donovan.]
Ekilah pun turun ke area pertarungan setelah mengambil tongkat besi tadi. Mata biru kehijauan miliknya mulai mengamati jumlah aura di tubuh Chelsea. Sang lawan kali ini menggunakan tombak sebagai senjata.
Bagi Ekilah, penentu utama kemenangannya adalah seberapa waspada sang lawan. Keduanya pun melakukan kontak mata.
"Dia sudah serius," batin Ekilah.
Ia tak punya pilihan lain selain bertarung dengan serius juga. Di tambah lagi, Ekilah mulai penasaran dengan bonus untuk juara 1 sampai 3.
Teeet!
Bunyi terompet terdengar dari drone di atas, menandakan dimulainya pertandingan. Ekilah tetap diam, dia mempersilahkan sang lawan untuk melancarkan serangan pertama.
Chelsea sendiri sedang menebak-nebak pose bertahan seperti apa yang akan dilakukan Ekilah.
Menit berikutnya dia tiba-tiba bergerak cepat menerjang Ekilah.
Bang!
Ujung tombak dan tongkat besi Ekilah saling bertabrakan menyebabkan bunyi nyaring terdengar.
Tongkat besi yang telah dilapisi energi oleh Ekilah itu bisa menahan serangan Chelsea dengan mudah. Namun, kelemahan Ekilah ada pada fisiknya yang berada dibawah Chelsea.
Sret!
Perlahan, Ekilah mulai terdorong mundur. Ia mulai merutuki dirinya sendiri yang jarang berolahraga. Mungkin dalam sebulan olahraga berat yang ia lakukan bisa dihitung dengan jari.
Tang!
Ekilah melompat ke samping. Tombak Chelsea tertancap ke tanah. Ia melirik Ekilah tajam dan kembali menyerang.
meski tubuhnya tertutup oleh pakaian tebal, Ekilah bisa melihat jika kemampuan fisik Chelsea bisa membuatnya menghindari tebasan energi. Karena itu Ekilah pun menyerah.
Dia mengangkat kedua tangan dan melompat kecil ke luar area pertarungan.
"Aku menyerah," ucapnya dengan wajah percaya diri.
Melihat pertarungan cepat ini membuat Angelina akhirnya mengingat seseorang yang memiliki nama belakang sama dengan Ekilah Rajendra.
"Seorang awakening berbakat yang sulit serius. Apa perempuan ini adalah anaknya?" Batin Angelina bertanya-tanya.
Sementara itu, Chelsea sendiri kesal dengan tindakan Ekilah yang terkesan tidak bersungguh-sungguh. Di tambah lagi dengan wajah percaya diri Ekilah membuat harga diri Chelsea terasa dicoreng.
Chelsea menodongkan ujung tombaknya pada Ekilah.
"Aku tidak terima! Kamu! Bertarung lah lebih serius!"
"Nggak mau," ujar Ekilah singkat lalu berjalan kembali ke kursi penonton, mengabaikan Chelsea yang masih mengoceh.
Ting!
[Pemenangnya adalah Chelsea Donovan.]
"Kenapa tidak mau?" Tanya Devian pada Ekilah yang baru duduk.
"Buang-buang waktu. Aku mau cepet pulang dan makan tempe penyet buatan mama."
"..." Devian tak tahu harus berkomentar apa.
Pertarungan demi pertarungan Ekilah tonton dengan wajah tak bersemangat. Ekilah sedikit kesal dengan pemuda bernama Kian karena pertarungannya yang memakan banyak waktu.
Setelah pemberian bonus pada juara 1 sampai 3. Pengukuran level pun di mulai.
Proses ini mudah. Hanya perlu meneteskan darah pada sebuah batu kehidupan. Benda ini merupakan salah satu penemuan para jenius di masa lalu.
Entah bagaimana cara mereka membuatnya, Ekilah tidak terlalu peduli karena kegunaan batu ini hanya untuk mengukur kekuatan.
Tes!
Saat darah diteteskan, Ekilah sempat mengerutkan keningnya sebentar. Ekspresinya berubah menjadi normal dengan cepat.
Kilauan berwarna coklat pun terlihat, menandakan jika level Ekilah adalah perunggu. Urutan level para Awakening dimulai dari Besi, Perunggu, Perak, Emas, Platinum, Daimond dan Legenda. Angelina mengijinkan Ekilah untuk membawa tongkat besinya tadi.
Ekilah pun menerima kartu awakening-nya dan mulai berjalan keluar melalui portal yang sudah disediakan. Sebelum keluar dari gedung Ekilah bisa merasakan hawa keberadaan para wartawan dan beberapa awakening yang terdaftar pada sebuah guild.
"Tunggu."
Panggilan dari Kian itu menghentikan langkah Ekilah.
"Namaku, Kian Silverlake. Aku sudah melihat potensi besar dalam dirimu, maka dari itu aku menawarkan apa kamu mau bergabung dengan Guild yang hendak kami buat?"
Mendengar itu Ekilah sedikit termenung heran.
Apa dia salah bicara? Mana ada yang mau bergabung dengan Guild yang bahkan belum dibuat? Begitulah isi pikiran Ekilah yang dapat ditebak Kian.
"Aku tahu. Ini kedengarannya tidak masuk akal tapi percayalah, di sini kamu bisa menjadi lebih kuat. Jauh lebih kuat."
Dalam pikirannya Ekilah tertawa terbahak-bahak.
"Apa yang membuatmu begitu percaya diri?"
Kian terdiam sebentar. Dia melihat ke sekitar, memastikan tidak ada orang yang mendengar.
"Guildmaster kami adalah keturunan dari pahlawan yang membunuh Raja Iblis."
"Pfft-" Ekilah hampir tidak bisa menahan tawa. "Jangan mengada-ada. Semua orang tahu jika keturunan dari pahlawan legendaris itu adalah keluarga Dragomir yang kini berkuasa di negara jauh itu."
"Itu benar, tapi, Dragomir bukanlah nama pahlawan yang mengalahkan raja iblis. Pahlawan sebenarnya yang sudah mengalahkan raja iblis Vivian adalah Tiego Shantara."
Ekilah tersenyum tipis pada Kian. "Kau pandai mengarang cerita ya."
"Ini bukan karangan!" Kian mulai menaikkan nada bicaranya.
"Kalau begitu buktikan!" Balas Ekilah tak kalah garang.
Dia sudah banyak membuang waktu di tempat ini dan ada kemungkinan besar tempe penyetnya akan dihabiskan oleh sang adik yang pulang sekolah.