Clarisa hanya bisa menyesal setelah diceraikan oleh Arga, suaminya yang dua tahun ini menikahinya karena sebuah perjodohan.
Arga yang sudah berusaha mencintai Risa sepenuh hati sudah tidak tahan dengan sikap Risa yang susah di atur, keras kepala, kekanakan dan suka menghamburkan uang. Bahkan Risa masih sering pergi bersama teman-temannya ke club malam untuk berpesta.
Tapi setelah resmi bercerai, Risa baru tau kalau dia sedang mengandung anak dari Arga. Penyesalan tinggallah penyesalan saat Risa mengetahui Arga sudah menikah lagi dengan mantan pacarnya setelah menceraikan Risa.
"Mama, apa Papa nggak sayang sama Tiara? Kok Papa nggak pernah pulang?"
"Bukannya tidak sayang sama kamu Tiara. Tapi Papa sudah bahagia dengan keluarganya!" Risa hanya bisa menjawab pertanyaan anaknya di dalam hati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maafkan aku
"Lalu apa yang harus aku lakukan saat aku datang ke rumah mu tapi kamu sedang melangsungkan pernikahan dengan wanita lain? Apa aku harus menghancurkan kebahagiaan kalian dengan kabar kehamilan ku?"
Deg...
Air mata Risa mulai berjatuhan satu per satu. Sekuat apapun dia menahannya, ternyata pertahanannya runtuh juga.
Berhadapan dengan seseorang yang selama ini masih ada di dalam hatinya. Orang yang setiap hari ia rindukan. Seseorang yang membuat Risa memendam rasa bersalah salama ini karena menyia-nyiakannya. Tentu bersikap biasa saja akan sangat sulit bagi Risa.
"Apa aku harus memberitahu tentang kehamilan ku di saat kamu saja tidak sudi melihat wajahku? Katakan Mas, apa yang harus aku lakukan di saat itu??!!"
Arga tertegun, dia baru tau ternyata dulu Risa sempat mencarinya di hari pernikahannya dengan Fatma dengan membawa kabar gembira akan kehamilannya itu.
"Tapi seharusnya kamu tetap mengatakan kehamilan ka.."
"Di saat kamu sudah menikah dengan Mbak Fatma begitu?" Potong Risa.
Arga kembali terdiam. Kini dia akui semua itu memang salahnya. Kenapa dulu dia harus menikahi Fatma di saat baru satu bulan berpisah dengan Risa. Kenapa dulu dia tidak bisa tegas menolak permintaan Ibunya.
"Arga, dulu Ibu sudah mengikhlaskan kamu menikahi wanita itu karena Ayahnya berjasa padamu. Ibu sampai harus mengasingkan diri keluar kota karena tidak mau melihatmu bersama wanita itu. Tapi sekarang kalian sudah bercerai, menikahlah dengan Fatma seperti rencana pernikahan kalian dulu!"
"Tapi Bu, aku belum satu bulan bercerai dengan Risa. Lagipula sekarang yang aku sudah tidak mencintai Fatma Bu. Perceraian ku dengan Risa masih menyisakan luka di hatiku, tolong mengerti posisiku Bu!"
"Menikah dengan Fatma secepatnya atau kamu mau melihat jasad Ibumu hari ini juga!"
"Buuu!!"
"Turuti permintaan Ibu kali ini Ga, Ibu mohon!"
Brug...
Arga terkejut saat Ibunya bersimpuh di hadapannya dengan kedua tangan menyatu di depan dada.
"Menikahlah dengan Fatma kalau kamu masih mau menganggap Ibu sebagai Ibumu Ga. Ibu mohon!"
Arga seperti di himpit dengan dia bongkahan baru yang besar. Sulit baginya untuk menolak salah satunya. Di satu sisi ada Ibunya yang berlutut memohon kepadanya, di satu sisi hatinya masih terpaut pada wanita yang baru saja ia ceraikan. Tentunya dia butuh waktu untuk menenangkan hatinya.
"Maafkan aku Risa" Arga tertunduk dengan sendu.
"Ini bukan salah kamu Mas. Ini keputusan ku sendiri, jadi jangan minta maaf" Risa memalingkan wajahnya sambil mengusap air matanya.
"Sekarang kamu juga sudah tau tentang Ara, jadi tidak ada lagi yang ingin aku sembunyikan. Kamu cukup tau kalau Ara adalah anak kamu, tapi kedepannya, tolong biarkan semuanya berjalan seperti biasanya!"
"Apa maksud kamu Risa?! Kamu mau menjauhkan aku dengan anakku sendiri?"
"Aku hanya tidak mau mengganggu keluargamu Mas. Kamu sudah punya istri dan anak. Tentu saja aku dan Ara tidak ingin membuat istrimu tidak nyaman dengan keberadaan kami!"
Deg...
Hati Arga mencelos karena ucapan Risa. Itu adalah kalimat yang Arga ucapkan saat terakhir kali melihat Risa di depan kantornya.
Sungguh sayang itu Arga tidak ingin melontarkan kalimat menyakitkan itu. Saat itu Arga hanya ingin Risa melawannya, Arga ingin Risa menampakkan dirinya tanpa harus bersembunyi seperti itu untuk menemuinya.
Selain itu, Arga tak ingin Fatma mengadu pada Ibunya kalau Risa masih berada di dekat Arga.
"Risa, aku..."
"Maaf Mas, aku rasa sudah cukup penjelasan ku. Permisi!"
Risa berbalik meninggalkan Arga. Dia tak ingin berlama-lama bersama orang yang bukan miliknya lagi.
"Kamu tidak bisa pergi begitu saja Risa. Kita belum selesai bicara!" Arga menahan tangan Risa.
"Lepas Mas!" Risa berusaha menghempaskan tangan Arga namun itu hanya sia-sia.
"Tidak sebelum kita bicara sampai selesai!"
"Apa lagi yang ingin kamu tau?!" Risa masih enggan menatap Arga. Menatap masa lalunya yang masih membekas dengan sangat jelas di dalam hatinya.
"Sejak kapan Ara sakit kanker darah?" Akhirnya Arga melepaskan tangan Risa.
"Aku tidak tau sejak kapan, tapi penyakit Ara terdeteksi sekitar satu bulan yang lalu"
Arga terduduk dengan lemas pada bangku panjang yang sudah berkarat di sampingnya. Dulu dia melihat adiknya menderita penyakit yang sama sampai tidak bisa diselamatkan. Sekarang, dia harus menghadapi putrinya sendiri menderita penyakit mematikan itu.
"Kamu tidak bisa menjauhkan aku dari Ara, Sa. Ara butuh aku untuk menyembuhkannya! Ara harus sembuh!"
"Aku bisa mencari jalan lain Mas. Tolong jangan muncul di hadapan Ara sebagai Papanya. Aku tidak ingin Ara tau kalau Papanya juga memiliki keluarga sendiri!"
"Lalu kamu mau terus-terusan berbohong sama Ara kalau aku kerja begitu jauh sampai tidak pernah pulang begitu?"
Risa tersentak, dia terkejut karena Arga bisa tau alasan yang sering ia berikan pada Ara.
"Aku pernah bertemu Ara di dekat proyek sekitar satu bukan yang lalu!" Ucap Arga karena melihat Risa yang tampak terkejut.
Kini Risa yang terperangah, ternyata takdir telah mempertemukan mereka terlebih dahulu meski sama-sama tidak mengetahui hubungan Ayah dan anak di antara mereka.
"Ara butuh aku Sa. Darah ku yang mengalir pada tubuh Ara sangat susah untuk di dapatkan. Tolong beri aku kesempatan untuk menebus semua kesalahanku pada putriku dengan menyembuhkannya. Aku sangat menyayanginya walau aku baru tau kalau Ara adalah anakku. Aku tidak ingin kehilangannya Sa!"
"Maaf Mas, aku tidak bisa. Aku tidak ingin keberadaan Ara membuat rumah tanggamu bermasalah. Tolong mengertilah aku Mas, hiduplah masing-masing seperti sebelumnya. Untuk kesembuhan Ara, biar aku mencari cara lain. Aku yakin Ara bisa sembuh tanpa kamu. Permisi!"
Kali ini Arga membiarkan Ara pergi tanpa menahannya lagi. Mungkin saat ini Risa butuh waktu untuk menenangkan dirinya.
Tapi apa Arga akan diam dan menuruti permintaan Risa tadi?Tentu tidak, dia tidak akan tinggal diam.
Dia juga ingin berada di sisi Ara, putri kandungnya sendiri.
Arga menutup wajahnya dengan kedua tangannya untuk menyembunyikan tangisnya. Punggungnya bergetar dengan hebat meski tangisannya itu tak mengeluarkan suara sedikitpun. Saat ini Arga hanyalah seorang Ayah yang sedang terjebak dalam penyesalan.
"Maafkan aku Risa. Maafkan Papa Ara!"
(Ini kan yang kalian mauuu?? Kehancuran arga😌)
🌷🌷🌷🌷
"Dari mana saja kamu Arga!! Dari tadi anakmu mencari mu!!" Hardik Lusi ketika putranya baru masuk ke ruangan Keysha.
"Aku baru saja menemui anakku yang lain Bu!" Jawaban Arga membuat Lusi dan Fatma terkejut.
"Apa maksud kamu Arga!!" Lusi menatap tajam pada Arga.
"Aku punya anak dengan Risa Ma. Ternyata selama ini Risa menyembunyikannya dariku!"
"APAA!!"
Misteri lg...🤔