keira dan angga menikah selama dua tahun. Angga memboyohg seluruh keiiarganya untuk tinggal di rumah keira yang besar. karena keira adalah anak pengusaha.
Awalnya keluarga Angga sangat baik, tapi seiring berjalannya waktu mereka semua berubah kasih yang dulu keira rasakan seolah hilang begitu saja. Apalagi saat mengetahui Anggal sekingkuh.
Apakah yang akan keira lakukan kepada suami yang berselingkuh dan di dukung oleh keluarganya? Apakah karena cinta dia akan terima begitu saja? Ataukah dia akan membalas semua dengan elegan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Xaviera Valcon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Sedangkan di kantor tempat Angga bekerja Laura secara terang-terangan masuk ke ruang kerja Angga tanpa menghiraukan teman kerjanya yang menatap heran dan bingung dengan kelakuan Laura. Semenjak Laura dapat dukungan dari keluarga sang kekasih membuat dia besar kepala dan ingin menunjukkan kepada semua orang kalau Laura sedang menjalin hubungan dengan suami orang.
"Mas......." Panggil Laura saat masuk ke dalam ruangan Angga. Sedangkan Angga yang menyenderkan kepalanya di kursi kerja tersentak mendengar namanya di panggil.
"Kenapa kamu ke ruangan aku Lau, kamu mau semua orang kantor tau kalau kita punya hubungan." Geram Angga kepada kekasihnya yang semakin hari membuat dia muak dengan tingkahnya yang tidak bisa mengontrol diri.
"Aku kesini bawa makan siang buat kita berdua Mas." Jawab Laura sambil menata makan siang yang dia bawa.
"Tapi gak harus di ruangan aku, apa kamu mau kita di pecat kan kamu tahu peraturan kantor ini. Kamu kan bisa telpon dulu biar kita makan di luar seperti biasanya." Kesal Angga.
"Gimana aku mau telpon kamu Mas sedangkan ponselnya kamu matikan, semalam kamu juga tidak balas pesan dan telpon dariku. Apa kamu sesibuk itu dengan istri kamu itu sampai kamu lupa sama aku, kamu kan sudah janji Mas gak akan nyentuh istri kamu itu..... Kamu gak lupa kan Mas sama janji kamu kalau kamu gak akan nyentuh istri kamu?" Cerocos Laura membuat kepala Angga semakin pusing.
"Please Laura...... kamu ngerti dulu keadaan ku bagaimana, Keira tau kalau aku punya wanita lain tapi sepertinya dia tidak tau kalau itu kamu. Terus kenapa kamu malah nekad datang ke rumah? Kamu pasti tau kan kalau di sana ada Keira." Jawab Angga mengusap wajahnya kasar
"Maafkan aku Mas, abisnya kamu bikin aku kesel telpon dan pesan aku gak di bales sama kamu. Tapi bener kamu gak nyentuh istri kamu kan Mas? Awas saja kalau bener." Tanya Laura memastikan kepada Angga.
"Tidak, sesuai dengan keinginan kamu sudah tiga bulan aku tidak menyentuh Keira dan itu membuat dia curiga. Aku mohon kamu jangan pernah datang kerumah lagi dan kalau aku sudah sampai di rumah tolong kamu jangan hubungin aku dulu. Kamu bisa hubungin aku pas aku sudah sampai di sini dan kita bisa keluar pas jam makan siang dan jangan pernah kamu masuk ke ruangan aku lagi, aku gak mau ada gosip tentang kita dan kalau itu sampai ke telinga pemilik perusahaan ini bisa-bisa kita di pecat secara tidak hormat. Apa kamu mau? Tidak kan. Untuk sekarang aku ingin membuat Keira percaya lagi sama aku dan untuk kamu Mas mohon kamu mengerti iya ini demi kebaikan kita berdua." Jelas Angga membuat Laura tersenyum saat mendengar sang kekasih tidak lagi menyentuh istrinya sesuai dengan keinginan dia.
"Baiklah sayang, terima kasih kamu sudah jaga kepercayaan aku dan tidak menyentuh istri mandul kamu itu. Karena percuma juga kamu sering bersentuhan sama dia toh kamu juga gak akan punya anak juga dari dia, mending nanti dari aku saja kan." Ucap Laura sambil memeluk dan mencium Angga. Biasanya Angga akan membalas ciuman dari selingkuhannya itu tali kali ini dia malas sekali tak berhasrat sedikitpun. Padahal Laura sudah mencoba memancing Angga untuk membalas ciumannya tapi Angga diam saja dan malah menyudahi ciuman panas itu.
"Ayo makan dulu sayang nanti makannya keburu dingin." Ucap Laura sambil membuka kotak makanan yang dia bawa, Angga mencoba menghargai yang di bawa Laura kemudian dia menyuapkan ke dalam mulutnya dengan malas.
"Mas kalau aku mau ketemu sama keluarga kamu bolehkan?" Tanya Laura sata mereka menyantap makanannya.
"Boleh asalkan di luar, tapi jangan di rumah karena pasti ada Keira. Jangan membuat dia curiga karena aku tak mau itu terjadi dan kalau sampai kamu nekad dan membuat Keira curiga maka aku tidak akan menikahi kamu dan mengakhiri hubungan kita faham kamu." Bohong Angga padahal dia tidak mau kalau dia dan keluarganya bakalan di usir dari rumah yang sudah membuat mereka nyaman dan Angga tidak mau uang tabungannya berkurang.
"Iya..... Iya, tapi nanti kita bisa kan menikah siri. Kita menikah di rumah orang tua aku saja nanti tapi di kampung Mas bukan di sini, biar dia tidak tau." Usul Laura.
"Kita bicarakan masalah itu nanti ok, aku masih pusing dengan urusan Keira." Jawab Angga.
"Keira...... Keira......... Keira terus yang kamu bicarakan dari kemarin, bisa gak sih Mas berhenti memikirkan dia katanya Mas cinta sama aku.x Kesal Laura menyimpan kemabli sendok dan tak nafsu untuk makan.
"Aku memang mencintai kamu, tapi Keira adalah istri aku dan aku juga masih mencintai dia. Dan jika di suruh memilih saat ini aku tak bisa memilih antara kamu atau Keira, kamu tahu dari awal kalau aku ini sudah memliki istri dan kita sudah sepakat kan dari awal. Kenapa sekarang kamu berubah? Kalau kamu terus menuntut terus seperti ini lama-lama aku muak sama kamu atau lebih baik kita akhiri saja hubungan ini." Kesal Angga membuat Laura takut dan dia langsung merubah ekspresi wajahnya jangan sampai Angga marah dan mutusin dia, bisa gagal dia dapat duit banyak dari Angga.
"Maafkan aku sayang, aku hanya cemburu sama istri kamu itu, jangan marah ya." Ucap Laura bergelayut manja di lengan Angga.
"Iya...... Aku mohon untuk beberapa hari kedepan kamu mengerti dulu. Setelah Keira tenang dan kembali percaya lagi sama aku, kita bisa sering bertukar pesan seperti biasanya." Jawab Angga.
"Baiklah sayang, aku faham." Jawab Laura, untuk saat ini dia mencoba mengalah daripada nanti dia di putusin sama Angga dan tidak lagi mendapat jatah uang dari Angga.
"Apa kamu gak mau kembali ke ruangan kamu?" Tanya Angga sebelum Laura kembali mencium bibirnya.
"Astaga, aku hampir lupa. Aku kembali ke ruangan dulu ya sayang." Pamit Laura kemudian mencium pipi Angga dan pergi dari ruangan Angga.
Setelah Laura keluar dari ruangannya, Angga kembali menyandarkan kepalanya ke kursi kerjanya. Entah kenapa saat bersama Laura tadi biasanya hatinya sangat bahagia tapi sekarang saat bersama Laura dalam hati dan pikirannya terpusat pada Keira. Apalagi saat melihat Keira menangis dan sikapnya berubah seperti itu membuat hati Angga sakit juga.
"Maafkan aku Keira, karena aku sudah membagi hatiku. Aku tak bisa melepaskan mu tapi aku juga tak bisa putus dari Laura, karena aku sudah mulai mencintai Laura. Tapi melihatmu menangis dan berubah seperti itu membuat hatiku sakit, kembalilah seperti dulu Kei." Ucap Angga mengusap wajahnya kasar. Bahkan dari tadi pesan dia tak ada satupun yang di balas oleh Keira padahal dia sedang online.
"Bahkan membalas pesanku pun kamu enggan, biasanya dengan cepat kamu balas pesan dari ku." Ucap Angga sambil menatap ponselnya berharap Keira membalas pesannya.