Mengulik kehidupan selebriti di belakang layar. Novel ini menceritakan tentang, Kayla Aruna, selebriti kurang terkenal yang sudah lama berkecimpung di industri dunia hiburan itu harus menerima kritikan pedas dari netizen setelah dia tampil di salah satu program variety show bersama Thaniel Hanggono.
Namun di tengah kontroversi yang menimpa Kayla, tawaran untuk bermain film bersama Thaniel justru datang dari salah satu production house dengan bayaran yang cukup mahal. Kayla yang menerima tawaran itu karena tertarik dengan naskahnya pun semakin banyak menerima hate comment karena dianggap panjat sosial menggunakan nama Thaniel.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yourlukey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salah Paham
Thaniel Hanggono, muda, tampan, terkenal dan dari keluarga yang berada, siapa yang tidak iri dengan apa yang dimiliki laki-laki itu? Ayahnya seorang pengusaha sukses dan ibunya seorang artis terkenal, membuat Thaniel mempunyai banyak kemudahan dalam hidupnya, termasuk meraih kepopuleran sebagai seorang selebriti.
Meski baru merintis karir di industri hiburan selama dua tahun, Thaniel sudah membintangi dua buah judul film terkenal sebagai pemeran utama. Penggemar Thaniel sangat banyak dan terdiri dari berbagai kalangan. Pengikutnya di media sosial juga sudah menyentuh angka jutaan. Dia sudah membintangi banyak iklan dari berbagai macam produk.
Di usia yang baru menginjak dua puluh lima tahun, Thaniel sudah memiliki banyak hal di hidupnya, jadi wajar saja kalau banyak orang merasa iri padanya.
Thaniel, dengan postur tubuhnya yang sempurna itu menyilangkan kaki di sofa kamar sambil membaca tren yang sedang banyak dibicarakan di media sosial. Tak lain dan tak bukan, tren itu membicarakan tentang dirinya sendiri. Dengan sekali melihat video dirinya bersama orang bernama Kayla Aruna, Thaniel tahu kalau masalah itu hanya terletak dari penempatan angle kamera, tapi Thaniel tidak menyangka kalau video itu akan menuai kontroversi.
Selama proses syuting program variety show itu, Thaniel tidak merasa mendapat tatapan sinis atau perlakuan tidak mengenakkan dari partnernya. Sebaliknya, dalam ingatannya perempuan itu selalu ramah padanya, tak segan memberi tahu sesuatu yang Thaniel belum ketahui. Karena itu, untuk meredam emosi dari para penggemarnya dan khalayak ramai, Thaniel mengunggah tulisan untuk mengklarifikasi apa yang sebenarnya terjadi.
"Guys, video yang tersebar di sosmed itu nggak sesuai apa yang terjadi di lapangan, ya. Aku sama Kayla nggak ada masalah apa-apa dan kita baik-baik aja. Video itu cuma diambil dari sudut yang berbeda aja, makanya jadinya begitu. Please stop mengatakan hal-hal buruk pada Kayla karena faktanya nggak seperti itu. Pas proses syuting, Kayla justru baik banget sama aku dan banyak bantuin aku. Aku harap kalian berhenti menghujat Kayla dan berpikir dari sudut pandang yang berbeda. Makasih semuanya." Tulis Thaniel di akun pribadinya.
Unggahan itu kontan menuai komentar positif dari netizen, banyak dari mereka memuji Thaniel karena bersikap gentleman. Tapi itu tak mengurangi jumlah hujatan yang diterima Kayla, netizen justru meledek dan mencemooh Kayla dengan kata-kata yang menyebalkan di akun media sosial perempuan itu.
"Untung Thaniel orangnya pemaaf."
"Tombol yang nggak suka sama Kayla dari dulu."
"Kayla, K nya apa guys?"
"Kampret."
"Artis nggak terkenal, sekali viral malah langsung kena hujatan wkwkwk."
"Kayla lo bikin huru-hara kayak gini biar terkenal, ya? Caper lo udah di-notice Thaniel, tuh, selamat ya."
Begitulah komentar netizen setelah Thaniel mengunggah pembelaan untuk Kayla. Bukannya meredam situasi, dia justru terlihat seperti menuang bensin ke dalam bara api. Thaniel merasa bersalah. Sekarang dia seperti mencari muka di tengah situasi yang sedang memanas, padahal niat awalnya hanya ingin meluruskan kesalahpahaman yang telah terjadi. Dia menghela napas kasar membaca komentar-komentar itu.
"Mas Thaniel, kita harus berangkat meeting sekarang." Nando, Manajer Thaniel itu berkata setelah mengetuk pintu kamar beberapa kali.
Thaniel menganggukan kepala, dia lantas menutup akun media sosialnya kemudian bersiap untuk berangkat meeting bersama Manajernya.
Di dalam mobil, Thaniel menyenderkan kepalanya di sandaran bangku mobil. Dia mendengus untuk kesekian kalinya, di benaknya Thaniel masih memikirkan tulisan yang barusan saja dia unggah di media sosial. Apakah tindakannya tepat? Dia mengira setelah dia mengunggah tulisan itu netizen akan berhenti menghujat Kayla, tapi nyatanya dia salah, gadis itu justru mendapat hujatan lebih banyak.
"Pemirsa, buntut panjang dari kontroversi yang baru saja terjadi, Kayla Aruna, diumumkan bahwa dia tidak akan berpartisipasi lagi dalam proyek film terbarunya. Ketidakikutsertaan Kayla ini diduga dilakukan setelah banyaknya protes yang menuntut Kayla untuk keluar dari produksi film."
Thaniel menelan ludah mendengar berita itu diputar di mobilnya, dia lalu mengambil sebotol air mineral yang ada di sampingnya lantas meneguknya hingga habis tak bersisa.
"Menurut lo yang gue post di sosmed salah, nggak?" Thaniel bertanya penasaran pada Nando, dia tidak enak hati apabila ada orang dirugikan atas nama dirinya.
Nando yang baru menyadari akan berita yang baru saja diputar di mobil itu kontan mengganti saluran dan mengecilkan volume suara.
"Nggak salah, kok. Mas Thaniel kan hanya meluruskan kesalahpahaman." Nando menjawab serius.
Thaniel menghela napas lega. "Iya, kan? Syukur deh kalau begitu."
...***...
Setelah jadwal syuting hari ini dibatalkan, Kayla memilih untuk kembali ke rumah. Tapi dia tidak kembali ke rumahnya, melainkan kembali ke rumah Maura. Rumah sahabatnya yang secara tidak tahu malu dia anggap seperti rumahnya sendiri. Mungkin karena orang tua Maura sudah menganggapnya seperti anak sendiri, jadi Kayla bisa menginap di rumah itu semau dia.
Itu terjadi sudah sepuluh tahu yang lalu, saat Kayla masih duduk di bangku SMP, saat Kayla memutuskan untuk merantau ke ibu kota untuk mengejar mimpinya menjadi seorang artis. Dia menginap di rumah Maura dengan membayar uang bulanan yang dikirim ayahnya dari kampung. Sebenarnya kemampuan ekonomi keluarga Kayla cukup berada, tapi karena Kayla ingin mengejar impiannya, dia meninggalkan kenyamanannya itu dan bergelut pada perjuangan tanpa henti.
Berbanding terbalik dengan kemampuan ekonomi keluarga Kayla yang berkecukupan, saat itu keuangan orang tua Maura justru mengalami kemerosotan. Tapi berkat Kayla yang menginap di tempat itu dengan membayar penginapan, keuangan orang tua Maura akhirnya bangkit secara perlahan-lahan. Makanya setelah keadaan membaik dan Kayla mulai pindah ke apartemen, orang tua Maura tetap menyediakan satu kamar untuk Kayla supaya perempuan itu bisa menginap di rumah mereka kapan saja.
Dan dari sanalah persahabatan Kayla dan Maura mulai terjalin. Meski usia mereka terpaut dua tahun, tapi keduanya sangat kompak layaknya kakak beradik sungguhan. Mereka saling berbagi dan mengasihi.
"Noah, Aunty datang~" Kayla berseru begitu dia turun dari mobilnya lantas berlari menghampiri remaja berusia sepuluh tahun yang sedang makan es krim di depan toko roti. Toko itu berdampingan dengan rumah Maura.
Noah juga berseru antusias lalu berlari menghampiri Kayla. Mereka berpelukan, melepas rindu yang selama ini tertahankan.
"Noah kangen banget sama Aunty, kenapa lama banget nggak main ke sini?" Noah merajuk, membuat Kayla tertawa gemas.
"Iya, soalnya Aunty sibuk banget, jadi Aunty jarang ke sini. Aunty juga kangen banget sama Noah." Kata Kayla lalu memeluk Noah.
"Kayla, kok lo malah di sini? Bukannya lagi syuting?"
Maura yang baru keluar dari toko rotinya itu langsung menghampiri Kayla dan bertanya penasaran.
Kayla meringis. Dia lalu menyodorkan paper bag berisi mainan kepada Noah kemudian menyuruhnya untuk masuk ke rumah lebih dulu. Noah mengangguk dan meninggalkan mereka berdua depan toko roti.
"Gue nggak jadi syuting." Kata Kayla.
Maura mengerutkan dahi. "Kenapa?"
Kayla tersenyum tipis. "Dampak kontroversi itu."
Maura mendengus sebal. "Bisa-bisanya mereka batalin kerja sama gara-gara masalah sepele, dasar nggak profesional."
"Yaudah lah nggak papa-papa. Gue jadi bisa main sama Noah." Kata Kayla.
"Netizen juga, mereka tahu nggak sih kalau kelakuan mereka itu bisa berdampak buruk ke orang lain? Pada nggak mikir, jempol doang yang digedein." Maura menggerutu sebal, membuat Kayla tertawa geli. "Lo nggak buat klarifikasi? Ngejelasin kalau itu cuma salah angle kamera?"
"Buat apa? Toh gue beneran nggak suka sama Thaniel."
"Lo nggak suka Thaniel karena gue, kan? Jangan begitu, Kay! Dia aja bisa tuh klarifikasi masalah kalian, kenapa lo nggak bisa?"
Kayla menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Dia klarifikasi?"
Maura mengambil ponselnya dari dalam saku lalu menunjukkan sosial media Thaniel pada Kayla. "Dia aja ngomong kalau itu bukan salah lo."
Setelah membaca postingan terbaru Thaniel, Kayla hanya mengerutkan dahi. Tidak memberikan komentar apapun.
"Mending sekarang lo ngomong ke produser buat nggak ngebatalin kerja samanya. Sayang banget kan sama peran yang lo pengen?"
"Kalau emang mereka niat mau pakai gue, harusnya mereka udah telepon gue sedari tadi, tapi nyatanya mana? Nggak ada. Gue nggak mau mereka ngegampangin gue, begitu kesepakatan terputus, ya sudah. Mau apalagi? Kalau gue telepon mereka supaya mereka nerima gue lagi itu mereka bakal ngegampangin gue dan gue bakal diperlakukan seenak mereka." Jelas Kayla. "Dan gue nggak mau itu terjadi. Udah, lo nggak usah pusing. Semoga aja nanti ada tawaran film lain."
"Kay~"
"Hari ini gue mau main sama Noah seharian, awas aja kalau lo ganggu." Kayla mengacungkan genggaman tangannya ke arah Maura supaya sahabatnya itu menuruti permintaannya. Dia kemudian melangkah masuk ke rumah Maura.