Season 1~
Seorang wanita yang dikhianati sang suami. Memiliki wanita kedua dalam hatinya. Membagi cinta dan kasih sayang.
Akankah dua cinta dalam satu hati akan bertahan?
Dendam, penghianatan dan penyesalan.
Kisah masa lalu yang selalu mengiringi perjalanan hidupnya.
Pemeran utama bukan wanita lemah. Dia licik dan tak berperasaan.
Kimberly lebih mengerikan dari yang di ketahui orang. Bahkan suaminya sendiri.
Ia seperti malaikat maut berwajah polos yang memegang senjata api di balik punggungnya.
Akankah takdir membuatnya bertahan atau melepaskan?! Lalu akankah ia menemukan kebahagiaan setelah melewati hujan badai?!
🌸
Season 2~
Setelah merasakan pengkhianatan mantan suaminya, Kim merasakan hatinya beku.
Sikapnya semakin dingin dan tak tersentuh.
Namun lelaki tak tahu malu itu mampu mengetarkan sudut hatinya yang kosong.
“Oh Mr Mafia.”
Akankah Kimberly berbahagia setelah ini ataukah kisah Wanita Kedua akan terulang kembali?!
Alur lambat,santai, tidak buru-buru! Yang suka cerita dengan ritme cepat, cerita ini bukan pilihan. Namun kalian bisa coba baca aja dulu, siapa tau malah ketagihan ✌😂
Follow IG me @mhemeyyy_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei-Yin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita Kedua 29
Follow IG me @mhemeyyy
⤵
Liburan telah usai, saatnya kembali ke aktivitas utama.
Sepulang Kim dari liburan ia melihat dengan jelas bagaimana wajah lelaki yang masih berstatus suaminya itu mengeras, menahan amarah.
Namun Kim tak perduli, ia bahkan tak mendengarkan setiap ucapan Alex. Setiap Alex membuka suara ia memilih menghindar.
"Aku disini masih suamimu, Kim. Hargai aku sebagai seorang lelaki." ucapan Alex menghentikan Kim yang akan menjauh.
"Aku selalu menghormatimu selama ini, aku selalu ingat kodrat ku sebagai seorang istri, namun sekarang rasa hormatku sudah menghilang ketika kau saja tak bisa menghormati ku sebagai istrimu, ibu dari anak-anakmu. Wanita yang sudah menemanimu selama sepuluh tahun." balas Kim dingin.
"Tapi aku masih suamimu saat ini."
"Oh?!" jawab Kim sambil menatap Alex sinis. "Kalau begitu mari bercerai." kini ucapannya semakin dingin dan juga tajam. Tak berat ia harus mengatakan itu.
Alex terdiam rahangnya mengetat, tangannya mengepal. "Aku sudah pernah bilang, kau masih beruntung karena sampai saat ini aku masih menjadi istrimu. Jangan menuntut sesuatu hal yang tidak mungkin atau aku yang akan menceraikan mu. Itu hal mudah untukku." lagi lagi Alex lupa bahwa Kim istrinya bukan wanita yang sederhana.
Kim berbicara dengan meremehkan, namun Alex memilih tak melanjutkan. Kim terlalu keras kepala.
Meskipun Alex tak menerima perceraian, bukan hal yang sulit untuk Kim mewujudkannya. Namun ia masih memilih bertahan karena suatu hal.
Rasaku memang masih sama, namun semuanya sudah berbeda, Alex. Saat kau menyakitiku maka saat itu juga aku akan berhenti mencintaimu. Cintaku masih sehat, aku masih memiliki logika yang berjalan untuk tak terus bertahan pada hubungan yang kacau. Berharaplah namun ku pastikan itu tak akan terjadi. Aku bukan wanita yang bisa memberikanmu kesempatan kedua, penghianatan bagi sebagian orang hanya hal sepeleh namun tidak bagiku. Kau tak bisa memegang komitmen yang sudah lama terbangun, bagaimana mungkin aku akan percaya lagi? Kau sudah mematahkan kepercayaan dan menghancurkannya.
***
Di sebuah mall mewah di pusat kota Moskow, Tiga wanita tengah menghabiskan waktu bersama karena sudah lama mereka tak keluar rumah. Viola bosan, ingin sekali ia menghabiskan uang Alex.
Namun bukan kesenangan yang ia dapatkan namun cibiran keras dari para wanita yang mengenalinya sebagai Wanita Kedua.
"Lihatlah dia kan simpanan Alex, dasar jalang."
"Lihatlah penampilannya benar-benar wanita penggoda."
"Ya ya, lihatlah dia tidak lebih cantik dari istrinya. Dasar rubah betina."
"Dasar penganggu."
"Mungkin Alex memang buta karena telah menikahi wanita sepertinya."
"Tidak akan ada kebahagiaan yang menyertai hidupnya, lihat saja. Hasil mengambil sesuatu yang bukan miliknya pasti akan berakhir tragis"
"Ya semoga, kami para wanita akan selalu mendukung istri sah. Bukan pelakor berwajah polos."
Dan masih banyak cibiran lainnya yang membuat Viola kesal dan tak jadi melanjutkan jalan-jalan. Ia marah, kesal dan tidak terima dengan apa yang di ucapkan orang-orang tersebut.
Ini sudah lama dan Alex bahkan tak bisa menangani berita ini. Siapa sebenarnya yang ingin menghancurkannya?
Alan yang mengikutinya hanya tersenyum sinis mendengarnya. Bolehkah ia bahagia ketika atasannya menderita? Bahkan ia ingin merayakannya.
"Sialan! Brengsek! Kurang ajar!" umpat Viola yang kesal.
Bahkan hanya untuk sekedar keluar rumah saja ia tak bisa, apa-apaan ini. Ia sudah tidak tahan dengan semua penghinaan ini.
Alex sialan, mengatasi masalah seperti ini saja kau tak bisa.
***
Kim yang tengah berada di ruang kerja langsung mengambil ponsel untuk menghubungi seseorang.
Panggilan tersambung...
"Bagaimana kabar saham perusahaan Alex?"
"Sahamnya semakin turun, banyak investor yang membatalkan kerja sama, mungkin dalam waktu dekat Tuan Alex akan membuka penanaman saham untuk umum seperti rencana anda."
"Good!"
"Bagaimana kabar rubah betina?"
"Semua berjalan sesuai prediksi anda."
"Ah baiklah! Sesuai rencana awal, lengserkan kedudukan Alex sebagai CEO."
Panggilan terputus...
Hah! Ternyata semua rencana Kim berjalan dengan mulus tanpa hambatan. Tidak asyik!
Ini terlalu baik dan tak ada tantangan apapun.
Kim tak berniat untuk membuat Greyson Group's gulung tikar, ia hanya ingin menggeser kedudukan Alex saja.
Kalau langsung bangkrut itu terlalu mudah, ngak ada sensasinya sama sekali.
***
Masih sama seperti sebelumnya, keadaan meja makan akan kosong saat Alex datang.
Kim dan anak-anak memilih menghindar saat kedatangan Alex. Tentu saja perbuatan itu membuat Alex benar-benar marah.
Ia di abaikan, tak di hargai dan tak di anggap.
Bagaimana rasanya? Itu pasti menyakitkan.
Kiana dan Kalvin sudah cukup mengerti tentang arti sebuah hubungan, tentu saja mereka kecewa ketika melihat Ayah yang selalu di banggakan dan di kagumi ternyata menyakiti hati Ibunya.
Kim sering kali meminta kedua anaknya bersikap biasa saja, namun mereka menolak dengan tegas. Bagaimanapun juga Alex adalah Ayahnya, tak mungkin Kim akan menghasut anaknya membenci sang Ayah.
Tak ada satu orang anak yang rela melihat Ibunya menderita, apalagi di sebabkan oleh Ayahnya sendiri.
Pagi ini Kim sudah mulai menjalankan kesehariannya, ia akan kembali ke kantor. Setelah mengantar anak-anak ke sekolah, mobil yang di kendarai melesat menuju Dimitry Inc. Tak lupa di ikuti mobil ajudannya dari belakang, Kei dan Kai.
"Selamat pagi, Nyonya!"
Sapaan itu terdengar kembali setelah lama ia tak menginjakkan kaki disini. Memasang wajah angkuh, Kim berjalan melewati mereka semua tanpa perduli.
Begitu juga dengan dua ajudannya, lelaki kembar itu memasang wajah datar dan sadis.
Siapapun yang melihatnya pasti akan begidik ngeri. Wajahnya memang tampan namun melihat bagaimana ekspresi wajahnya, itu sangat menyeramkan.
Di sana ia sudah bisa melihat dua orang yang tak lain adalah Sekertaris dan sang asisten.
Mereka menyapa namun hanya di balas lirikan mata oleh Kim. Wanita itu langsung masuk dan duduk di kursi kebesaran.
Matanya menelisik seisi ruangan ini, banyak terpampang foto keluarga kecilnya yang bahagia, di meja kerjanya juga tak luput ada foto dirinya, Alex dan kedua anaknya.
Pyar!
Pyar!
Pyar!
Tak di sangka, Kim berdiri dan melemparkan semua bingkai yang berisi foto keluarganya, baik yang tergantung ataupun yang bertengker di atas meja.
Tak ada emosi apapun, ekspresinya masih tetap tenang seperti biasa. Tak ada yang bisa membaca jalan pikiran Kim, tak ada yang tahu apa yang di pikirkan wanita itu, ia terlalu pandai mengolah ekspresi dan mengendalikan diri.
Orang-orang yang berada di luar ruangan mendengar suara keributan, saat Rose dan dua pengawal kembar ingin mendekat, Chris menggelengkan kepala tanda tak setuju.
Lelaki itu membiarkan sang Nyonya melampiaskan apa yang di rasakan. Bagi Chris, lebih baik Kim marah, berteriak atau mengangkat senjata daripada melihat ekspresi tenang wanita itu.
Chris takut saat Kim tak bisa merasakan perasaan, sikap lain yang ada di dalam dirinya muncul, bukan kepribadian ganda, bukan juga bipolar, namun sisi iblisnya akan keluar ketika mengingat kebencian dan dendam pada orang yang telah menghabisi keluarganya.
Percikan api itu menjadi kobaran ketika Kim tak bisa mengendalikan diri,
Setelah tak mendengar keributan, Chris mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan.
Ruangan yang selalu bersih dan rapi kini tengah menjadi tempat pembuangan sampah. bingkai foto berserakan dimana-mana, lantai ruangan itu di penuhi serpihan kaca.
Sedangkan Kim duduk tenang tanpa ekspresi.
"Suruh petugas kebersihan datang dan membereskan kekacauan ini."
"Anda sudah tidak apa?"
"Bagaimana menurutmu?!" bukan menjawab, Kim malah bertanya balik dengan aura yang lebih kuat.
Belum sempat menjawab, ketukan di pintu membuar ucapan Chris mengambang.
Setelah di persilakan masuk, dua wanita masuk, masih dengan masker yang menutupi wajahnya. Namun Keyla sangat mengenali siapa orang tersebut.
"Kalian hanya punya waktu lima menit untuk segera bicara!" jawab Kim langsung tana basa basi, bahkan mengabaikan mereka yang masih berdiri.
"Tinggalkan Alex!"
Kim tersenyum miring, mengingatkan tentang siapa mereka hingga beraninya menyuruh dirinya.
"Selain kau wanita jalaang rendahan, kau juga tidak tahu malu ya?!"
"Hey anak sialan, jaga bicaramu pada putriku."
Kim menatap penuh benci pada wanita tua tersebut. "Berkacalah pada dirimu sendiri, Nyonya Dimitry." ucap Kim pura-pura terkejut dengan ucapannya. "Ah maaf sengaja! Lidahku terpeleset, Nyonya Smith." lanjut Kim merendah, namun terlihat jelas wajahnya yang mengejek.
"Kau itu sudah tidak di inginkan oleh Alex, jadi lebih baik kau pergi saja." balas wanita itu dengan sombong.
"Oh benarkah? Kalau begitu bicaralah pada Alex untuk segera menceraikanku, Aku akan dengan senang hati menerimanya." Kim balik menantang. "Okay ini sudah lebih dari lima menit silakan keluar." lanjut Kim angkuh sambil menunjuk pintu keluar.
"Hey kau harus ingat, harta yang kau nikmati ini juga sebagian milik anakku."
"Oh begitu, tapi sayang sekali, anakmu tak memiliki hak atas apa yang di miliki keluarga Dimitry." sinis Kim dengan mata tajam pada wanita tersebut. "Karena darah yang mengalir di tubuh anakmu bukanlah dari keturunan Dimitry."
Deg!
Wanita itu tentu saja terkejut, bagaimana anak kemarin sore ini tahu, pikir wanita itu.
Dengan tetap tenang wanita itu mendekat ke arah Kim, tak ada jarak yang memisahkan.
"Kau pikir bisa bersembunyi terus menerus? Pantas saja, buah jatuh tak jauh dari pohonnya, berawal dari wanita jaalang yang bermimpi menjadi seorang selir yang melahirkan anak dan mendidiknya menjadi sama seperti dirinya." ejek Kim lebih kejam lagi. Mempermainkan emosi wanita parubaya yang ada di hadapannya.
"Jaga ucapanmu!" tangannya terangkat ingin melayangkan pukulan namun entah kapan moncong pistol yang di pegang Kim sudah berada di pelipis wanita itu.
Gerakan cepat dan tak terduga.
Bukan pistol biasa, itu adalah pistol jenis Desert Eagle Mark XIX dengan kekuatan dan daya yang bisa menghancurkan. Apalagi dari jarak sedekat ini, sudah di pastikan mereka akan mati di tempat.
"Keluar atau aku benar-benar akan menembakmu, Livy Lea Smith!" ucap Kim dengan raut wajah mematikan. "Cepat bawa Ibumu keluar sekarang juga, Viola Anastasia Greyson, sebelum aku benar-benar membunuh kalian dengan tanganku sendiri." Kim beralih menatap wanita muda yang tak lain adalah Viola, istri kedua dari lelaki yang tak lain adalah suaminya.
🌸🌸🌸🌸🌸
JANGAN LUPA LIKE • KOMENT • DAN BERIKAN VOTE! •