NovelToon NovelToon
Gadis Desa Milik CEO

Gadis Desa Milik CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO
Popularitas:6.6k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Meitania

Agnes Nugraha gadis remaja yang ceria dari keluarga sederhana memiliki paras yang cantik pertemuannya yang tanpa di sengaja dengan seorang pemuda kota yang ternyata seorang CEO suatu perusahaan besar di kota membuat hidupnya berubah.
Seperti apa? ikuti ya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Meitania, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

2

Beberapa bulan berlalu setelah kepulangan para tamu Pak Heru semua berjalan seperti biasanya Manda dan Agnes pergi ke sekolah dan belajar bersama di rumah Manda tanpa membahas tamu Pak Heru yang gagah dan tampan itu.

Sementara di kota sana ada hatinya yang tertinggal di desa membuatnya selalu melamunkan gadis desa yang telah mencuri perhatiannya. Setelah penghianatan yang di lakukan kekasihnya bersama saudara sepupunya Radit menutup hatinya bagi wanita manapun. Namun, kali ini seorang gadis sma telah mencuri perhatiannya.

"Ah, sial... Masa gw suka sama bocah sih." Batin Radit.

Walaupun dirinya terus mengelak namun perasaannya tak dapat di bohongi. Lagi-lagi otaknya kembali memutar memori pertemuan pertamanya bersama Agnes. Dan semua itu sukses membuat kerja jantung semakin cepat.

Brak...

"Astaga! Gw fikir lu pingsan atau mati di dalam ruangan ini." Ucap Arif tanpa takut pada Radit atasannya sekaligus sahabatnya.

"Apaan sih lu. Ga bisa lu ketuk pintu dulu? Main masuk sampe hampir merusak pintu gw." Kesal Radit.

"Udah hampir lumutan gw nungguin jawaban lu. Tangan aja ampe kapalan terus terusan ngetuk pintu ruangan lu. Kalo lu ga percaya tanya Dimas sekretaris lu." Arif.

"Ada apa lu ke ruangan gw?" Tanya Radit dengan tanpa dosanya.

"Ini Om Bagas menghubungi gw katanya Pak Heru sudah menghubunginya dan harga sudah deal dengan pemilik tanah di sana."

Ucapan Arif sontak saja membuat binar bahagia terpancar dengan nyata melalui kelopak matanya membuat Arif merasa heran. Sebegitu menginginkannya kah sang Bos pada lahan tersebut.

"Bos..." Panggil Arif yang merasa heran.

"Kita berangkat malam ini." Radit.

"Yakin Bos?" Arif.

"Sejak kapan saya tidak yakin." Radit.

"Baiklah saya akan pesankan tiket." Jawab Arif.

"Kamu persiapkan semuanya saya akan pulang dulu." Jawab Radit dengan santai meninggalkan ruangannya.

Arif di buat heran dengan sikap Bos sekaligus sahabatnya itu. Tidak biasanya Radit bersikap seperti itu. Setelah Radit benar-benar pergi barulah Arif kalang kabut mencari tiket menuju kota dimana Agnes berada.

Radit sampai di rumah dengan santainya segera memasuki kamarnya tanpa menyapa orang tuanya yang tengah berbincang santai dengan tamu mereka di ruang tamu.

"Radit,,," Panggil Bu Retno Mama Radit.

Namun, putra sulung nya itu berlalu begitu saja membuat Bu Retno dan Pak Jamal terheran.

"Ada apa dengan nya?" Tanya Pak Jamal.

"Biar Mama lihat dulu."

"Permisi dulu ya Pak Rudi Bu Lia."

"Iya silahkan jeng." Jawab Bu Lia.

Sampai di kamar Radit. Bu Retno tidak melihat putranya yang ternyata sedang berada di walk in closet tengah menyiapkan pakaian.

"Radit, mau kemana?" Tanya Mama Retno mengejutkan Radit.

"Astaga Mama ngagetin deh." Radit.

"Kamu kenapa? Terus ini mau kemana?" Mama Retno.

"Radit ga apa-apa Ma. Radit mau ke Bandung Ma." Radit.

"Ke bandung? Ngapain?" Mama Retno.

"Ada sedikit yang harus Radit urus Ma. Ga lama kok Ma." Radit.

"Sama siapa perginya." Mama Retno.

"Dengan Arif kok Ma. Mama jangan khawatir." Radit.

"Kamu temui dulu Om Rudi dan Tante Lia." Mama Retno.

"Dimana? Kapan?" Jawab Radit yang benar-benar tidak mengetahui ada mereka di bawah tadi.

"Di depan. Tadi Mama sudah memanggil kamu tapi kamu ga nyaut." Mama Retno.

"Eh, maaf Ma. Radit ga denger tadi." Radit.

"Ayo ikut Mama dulu. Mereka membawa Desi juga." Mama Retno.

Dengan berat hari Radit pun menuruti apa yang Mama nya mau. Radit tau Mama nya sedang berusaha mendekatkan dirinya dengan anak-anak dari teman-teman Mama atau papa nya.

"Maaf lama."

"Om, Tante apa kabar? Maaf Radit tidak tau ada Om dan Tante tadi." Radit.

"Ga masalah Dit. Sepertinya kamu melamun. Ada masalah di kantor?" Tanya Rudi perhatian.

"Tidak ada Om. Hanya terburu-buru saja tadi. Radit harus ke luar kota ada yang harus di bereskan." Radit.

"Aduh, calon mantu sibuk banget ya." Celetuk Lia dan membuat Radit tak nyaman.

Sementara Desi terlihat tersipu mendengar ucapan Mama nya.

"Maaf Om Tante, Radit permisi ada banyak yang perlu radit siapkan." Pamit Radit.

"Biar Desi bantu Nak." Lia.

"Tidak perlu Tante. Saya bisa menyiapkan sendiri." Radit.

"Kamu temani Desi dulu saja Dit. Kasian masa sudah jauh-jauh di cuekin." Mama Retno.

"Maaf Ma. Radit terburu-buru. Lain kali mungkin." Radit.

"Iya Tante ga apa-apa. Salah kita juga ke sini ga ngasih kabar. Nanti saja kita datang lagi kalo Mas Radit senggang." Ucap Desi yang membuat mata Radit membola mendengar panggilan Desi padanya.

Tanpa menghiraukan Radit pun berlalu masuk kemudian tak lama Radit sudah turun kembali dengan membawa koper di tangannya. Radit berpamitan pada Papa dan Mama nya kemudian pada Lia, Rudi dan hanya menganggukkan kepalanya saja pada Desi tanpa kontak fisik sama sekali.

Niat awalnya pengen beristirahat sejenak di rumah sebelum keberangkatannya namun karena kehadiran tamu tak di undang membuat Radit mengurungkan niatnya. Radit memilih menunggu keberangkatan dirinya dan Arif di hotel dekat bandara.

Radit pun memberitahu Arif jika dirinya sudah berada di hotel dekat bandara. Arif merasa heran mengapa Bos nya begitu gerak cepat untuk pergi ke Bandung. Padahal dia bisa saja pergi besok atau minggu depan.

Sampai di bandung yang perjalanannya memang tidak memakan banyak waktu apalagi menggunakan pesawat Radit tampak semakin semangat. Bahkan Radit tak bisa tidur walau kamar hotel yang di tempatinya begitu nyaman dan mewah. Radit tak sabar untuk pergi ke tempat dimana hatinya tertinggal.

Pagi hari Arif di buat kalang kabut pasalnya sang Bos sudah bersiap setelah subuh untuk pergi ke tempat yang akan di tuju. Padahal Arif mengatakan jika mereka janji bertemu jam sembilan. Dan sekarang jam di pergelangan tangan Arif masih menunjukkan pukul lima pagi. Radit berdalih lebih cepat lebih baik.

Namun, sampai di kediaman Pak Heru Radit tampak murung dan tak bersemangat. Sebelumnya Radit menanyakan warung untuk membeli sesuatu sebagai alasan pada Pak Heru. Pak Heru menyayangkan tak ada warung terdekat di karenakan warung Bu Nining yang notabene ibu dari Agnes tengah pergi ke Jakarta bersama Agnes juga tentunya.

Akhirnya Arif lah yang banyak melakukan percakapan dengan Pak Heru dan pemilik tanah yang di beli Radit. Tanpa banyak berfikir lagi setelah surat menyurat selesai Radit meminta Arif untuk mengurus kepemilikan tanah tersebut dan Radit meminta Arif untuk menghubungi arsitek handal karena Radit ingin membangun sebuah villa yang akan dia persembahan untuk seseorang yang memenuhi hatinya beberapa bulan terakhir.

Belum ada kejelasan mengenai hubungannya namun Radit begitu yakin ingin mempersembahkan sebuah bangunan untuk wanita tersebut.

🌼🌼🌼

1
disney
radit jatuh cinta pandangan pertama dgn agnes, butuh gerakan satset sebelum di dahului yg lain
disney
karya baru semoga sukses thor..pak bagas naksir agnes ya hehehe
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!