NovelToon NovelToon
Dibalik Topeng Sang Brandal

Dibalik Topeng Sang Brandal

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: xy orynthius

Di kota kecil bernama Harapan Senja, beredar cerita tentang sosok misterius yang dikenal sebagai "Sang Brandal." Sosok ini menjadi legenda di kalangan warga kota karena selalu muncul di saat-saat genting, membantu mereka yang tertindas dengan cara-cara yang nyeleneh namun selalu berhasil. Siapa dia sebenarnya? Tidak ada yang tahu, tetapi dia berhasil memenangkan hati banyak orang dengan aksi-aksi gilanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xy orynthius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 2

Dalam hatinya, Zed tertawa mendengar perkataan Cassie.

Cassie mengernyitkan alisnya, lalu tersenyum. “Mungkin. Tapi gimana kalo dia emang pahlawan sejati? Coba bayangin, seorang mahasiswa biasa yang punya kehidupan ganda. Pasti seru banget, kan?”

Zed hanya tertawa kecil, mencoba mengalihkan pembicaraan. “Ya, mungkin. Tapi kalau gue sih lebih milih hidup normal aja daripada harus repot-repot ngejar penjahat tiap malam.”

Cassie mengangguk, walau terlihat masih penasaran. “Bener juga sih. Tapi tetap aja, gue nggak bisa berhenti mikirin dia. Gue jadi pengen nyari tahu lebih banyak tentang Sang Brandal. Siapa tahu ada petunjuk di sekitar kita.”

Zed merasakan jantungnya berdetak lebih cepat. “Jangan-jangan dia mulai curiga?” pikirnya. Namun, dengan tenang ia menjawab, “Well, kalau kamu mau jadi detektif, gue yakin kamu bakal nemuin sesuatu. Tapi hati-hati, Cass. Jangan sampai kamu malah bikin masalah.”

Cassie tersenyum, matanya berbinar penuh semangat. “Tenang aja, gue nggak bakal gegabah. Gue cuma penasaran, itu aja.”

Kelas segera dimulai, dan percakapan mereka terhenti. Namun, pikiran Zed tidak bisa lepas dari Cassie. “Gawat, kalau dia terlalu dalam nyari tahu tentang Sang Brandal, dia bisa aja ngeh siapa gue sebenarnya,” batin Zed. Sementara itu, Cassie tampak sibuk dengan catatannya, meski di balik tatapan seriusnya, ia jelas sedang merencanakan sesuatu.

***

Siang itu, setelah kelas berakhir, Zed duduk sendirian di taman kampus, mencoba menikmati ketenangan yang jarang ia dapatkan. Langit cerah, dan sinar matahari terasa hangat di kulitnya. Namun, pikirannya terus-menerus terganggu oleh kemungkinan-kemungkinan buruk. “Kalau Cassie beneran mulai investigasi, apa yang harus gue lakuin? Gue nggak bisa terus-terusan sembunyiin ini, tapi juga nggak bisa biarin rahasia gue kebongkar.”

Di saat Zed sedang tenggelam dalam pikirannya, suara riuh tawa sekelompok mahasiswa yang sedang berjalan di taman menarik perhatiannya. Mereka membawa koran kampus, dan salah satu dari mereka membacakan dengan keras.

"Ini dia, berita terbaru tentang Sang Brandal! Kayaknya dia beneran pahlawan rakyat, deh. Nih, liat judulnya, ‘Sang Brandal: Harapan Baru atau Masalah Baru?’"

Zed menghela napas panjang. “Lagi-lagi tentang gue,” pikirnya. Rasanya ada beban yang semakin berat di pundaknya setiap kali mendengar namanya disebut-sebut sebagai Sang Brandal.

Tanpa disadari, Cassie muncul dari belakang dan duduk di samping Zed. “Gue tadi liat kamu di taman, sendirian banget. Lagi mikirin apa?” tanyanya dengan senyum yang penuh rasa ingin tahu.

Zed tersentak kaget, namun berusaha tetap tenang. “Nggak ada, cuma lagi menikmati suasana aja.”

Cassie menatapnya dengan mata yang tajam, seperti berusaha membaca pikiran Zed. “Aneh aja, biasanya kamu nggak pernah kelihatan kayak gini, Zed. Ada yang salah?”

Zed menggeleng, mencoba menghindari tatapan Cassie. “Nggak, gue beneran nggak ada masalah. Mungkin cuma capek aja karena kuliah.”

Cassie terlihat tidak puas dengan jawaban itu, tapi dia memilih untuk tidak mendesak. Sebagai gantinya, dia mengeluarkan sebuah buku catatan kecil dari tasnya. “Kamu tahu nggak? Gue udah mulai nyari informasi tentang Sang Brandal. Dan menurut gue, dia nggak cuma sekedar urban legend atau tokoh fiksi. Gue yakin dia beneran ada, dan gue bakal buktiin itu.”

Zed berpura-pura tertawa. “Wah, kamu bener-bener serius, ya? Tapi Cass, bukankah lebih baik kita fokus sama kuliah aja? Sang Brandal itu cuma fenomena sementara, nanti juga orang-orang lupa.”

Cassie menatapnya dengan penuh tekad. “Gue nggak setuju. Sang Brandal ini lebih dari sekadar fenomena. Dia jadi simbol buat orang-orang yang merasa nggak bisa ngandelin hukum. Gue nggak tahu gimana pandangan orang lain, tapi buat gue, dia penting. Dan kalau gue bisa tau siapa dia sebenarnya, itu bakal jadi sesuatu yang besar.”

Zed terdiam, merasa terpojok. “Cassie nggak bakal berhenti sampai dia tau siapa gue,” pikirnya dengan cemas. “Gue harus cari cara buat ngelindungi rahasia ini.”

Cassie menutup bukunya dan berdiri. “Gue harus pergi sekarang, Zed. Tapi gue yakin kita bakal ngobrol lagi tentang ini. See you around!” Cassie melambai sambil berjalan pergi, meninggalkan Zed yang masih terpaku di tempatnya.

“Ini nggak bisa dibiarkan,” Zed berpikir keras. Dia tahu, cepat atau lambat, Cassie akan menemukan sesuatu. Dan jika itu terjadi, semua yang sudah ia bangun sebagai Sang Brandal bisa hancur dalam sekejap.

***

Malam harinya, Zed kembali ke gang sempit yang menjadi tempat persembunyiannya. Di dalam sebuah gudang tua yang sudah lama ditinggalkan, dia menyimpan semua peralatan yang ia gunakan sebagai Sang Brandal. Topeng, jaket kulit, dan berbagai alat bantu seperti tali pengait dan senter kecil yang dirancang khusus.

Zed duduk di atas sebuah kotak kayu, memegang topengnya dengan pandangan yang kosong. “Ini semakin sulit,” gumamnya pelan. “Gue nggak pernah nyangka jadi pahlawan itu bakal ngerusak hidup gue yang tenang.”

Dia ingat saat pertama kali memutuskan untuk menjadi Sang Brandal. Semua bermula dari rasa frustasi yang ia rasakan terhadap ketidakadilan yang sering terjadi di kotanya. Hukum seringkali tumpul ke atas, dan tajam ke bawah. Banyak orang tidak mendapatkan keadilan yang mereka butuhkan, dan itu membuat Zed marah. Awalnya, dia hanya ingin membantu, tapi lama-kelamaan, identitas Sang Brandal semakin lekat dengan dirinya.

Namun sekarang, dia sadar bahwa tindakan-tindakannya bisa membawa risiko besar, tidak hanya bagi dirinya, tapi juga bagi orang-orang di sekitarnya. “Apa gue harus berhenti? Tapi kalau gue berhenti, siapa yang bakal gantiin peran ini?”

Zed menggenggam topengnya lebih erat. Di satu sisi, dia ingin melepaskan beban ini dan kembali menjadi mahasiswa biasa. Tapi di sisi lain, ada rasa tanggung jawab yang besar, bahwa dia tidak bisa begitu saja meninggalkan apa yang sudah ia mulai.

Sebuah suara tiba-tiba terdengar dari sudut ruangan, memecah keheningan malam. “Zed... lo nggak sendiri, kan?”

Zed langsung berdiri, menatap ke arah suara itu berasal. Ternyata itu adalah sahabatnya, *Kai, atau lengkapnya Kaivan Oliver Arkhan* yang sudah lama mengetahui rahasia Zed. Kai adalah satu-satunya orang yang tahu bahwa Zed adalah Sang Brandal.

“Gue tahu lo lagi galau, bro,” kata Kai sambil melangkah mendekat. “Tapi gue mau lo inget, apa pun yang lo putusin, gue bakal tetap dukung.”

Zed menghela napas panjang. “Kai, gue nggak tahu harus gimana lagi. Gue nggak bisa terus-terusan kayak gini. Sekarang Cassie mulai curiga, dan kalau dia tahu...”

Kai menepuk bahu Zed dengan keras. “Lo jangan terlalu ngerasa bersalah. Cassie emang cewek yang pintar dan penasaran, tapi dia juga tahu batasnya. Kalau lo perlu, gue bisa bantu ngejauhkan dia dari penyelidikan ini.”

Zed menatap Kai, merasa sedikit lega. “Thanks, Kai. Gue butuh bantuan lo, serius.”

Kai tersenyum lebar. “Tenang aja, bro. Kita udah kayak saudara. Gue nggak bakal biarin lo jatuh sendirian.”

Zed mengangguk, merasa sedikit beban di pundaknya terangkat. Tapi dia tahu, ini baru permulaan dari masalah yang lebih besar. Dan kali ini, dia harus lebih berhati-hati. Apa pun yang terjadi, dia harus melindungi identitasnya sebagai Sang Brandal, sekaligus menjaga orang-orang yang ia sayangi.

Namun, di balik tekadnya, ada satu hal yang terus menghantui pikiran Zed: “Berapa lama lagi gue bisa menyembunyikan rahasia ini?”

Malam itu, Zed dan Kai merencanakan langkah-langkah selanjutnya. Mereka tahu, permainan ini semakin rumit, dan setiap langkah yang salah bisa berarti kehancuran. Tapi di balik kekhawatiran itu, Zed masih merasakan semangat yang membara dalam dirinya. Semangat untuk terus melawan ketidakadilan, meskipun itu berarti dia harus mempertaruhkan segalanya.

Di balik topeng Sang Brandal, ada jiwa yang bergolak antara kebenaran dan kebohongan. Antara harapan dan keputusasaan. Dan malam ini, Zed menyadari, tidak ada jalan kembali.

1
Ana@&
lanjut thor
anggita
kenshin... 😁kya nama kartun samurai.
anggita
ok Thor👌moga novelnya lancar banyak pembacanya.
xy orynthius: Aamiin
total 1 replies
anggita
like👍buat Zed brandal.☝iklan utk author.
anggita
namanya panjang banget.. dowo tenan yoh🤔.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!