Aruna dan Melvin yang kembali di pertemukan setelah 8 tahun. Mereka dulu 1 sekolah dengan Melvin adalah senior Aruna.
Setelah 8 tahun mereka kembali di pertemukan dengan keadaan yang berbeda. Melvin menjadi seorang aktris terkenal dan Aruna yang menjadi sutradara.
Tetapi ada scandal masa lalu dalam hubungan mereka yang belum selesai. Tentang kedekatan mereka dulu dan kenapa berpisah. Setelah sekian lama di pertemuan kembali dan Aruna yang sudah bersama seorang anak laki-laki berusia 8 tahun.
Bagaimana kah cerita di antara mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34 Mulai mengganggu.
"Nanti saja! Mah! Oh iya Mah Bu Monica menitipkan hadiah ulang tahun untuk Mama!" ucap Aruna yang mengambil paper bag yang sejak tadi dia pegang.
"Rain, berikan pada nenek sebentar!" titah Aruna.
"Baik Mah!" Rain dengan senang hati langsung memberikan kepada nenek.
"Ya ampun bos kamu itu repot-repot sekali. Padahal Mama tidak membuat acara seperti beliau membuat acara. Jadi untuk apa juga harus ada hadiah ulang tahun segala," sahut Mila yang merasa tidak enak yang membuka paper bag itu yang berupa berisi dompet.
"Cantik sekali," puji Mila yang sangat menyukai hadiah dari Monica.
"Bos Mama memang sangat baik," sahut Rain yang kembali menghampiri Aruna dan melanjutkan pekerjaannya. Dia juga tidak lupa memuji wanita yang selalu membuat mamanya itu kesal.
"Baik dari mana," desis Aruna yang pasti tidak mengakui hal. Karena bisa dikatakan Aruna dan Monica itu seperti musuh bebuyutan yang sering bertengkar walau antara bos dan bawahan.
"Buktinya memberikan Nenek hadiah," sahut Rain.
"Itu hanya caper saja," desis Aruna.
"Kamu sampaikan makasih Mama kepada bos kamu," ucap Mila. Aruna menganggukkan kepala.
"Mama banyak sekali membuat kue," ucap Aruna yang melihat pekerjaan Mila dan juga melihat beberapa macam kue yang sudah selesai dibuat.
"Alhamdulillah!" sahut Mila.
"Mama jangan terlalu lelah bekerja," ucap Aruna menegur.
"Perkataan itu juga cocok untuk kamu," sahut Mila yang memang ibu dan anak itu sama saja yang sama-sama gila bekerja.
"Mama. Bu guru sudah menelpon Mama?" tanya Rain.
"Tentang study tor Rain?" tanya Aruna. Rain menganggukkan kepala.
"Sudah sayang," jawab Aruna.
"Mamang kenapa Bu guru Rain menelepon?" tanya Mila yang tidak tahu apa-apa.
"Rain akan study tour lusa, Nenek," jawab Aruna.
"Study tor ke mana?" tanya Mila
"Puncak Mah," jawab Aruna.
"Berapa hari?" tanya Mila.
"Lusa pagi berangkat dan keesokan paginya sudah sampai Jakarta kembali," jawab Aruna
"Kamu tidak menemani?" tanya Mila.
"Nenek ini itu study tour dan orang tua memang tidak ikut," sahut Rain yang menjawab.
"Rain mana mungkin pergi sendirian tanpa ada mama yang menemani. Apalagi sampai harus menginap dan guru-guru kalian juga nana mungkin bisa menjaga kalian dengan baik," oceh Mila yang menganggap serius. Karena memang seorang nenek lebih khawatir dan pasti sangat takut terjadi sesuatu pada cucunya.
"Mah jangan terlalu berpikiran hal negatif seperti itu. Rain pasti baik-baik aja kok. Di sekolah Rain memang setiap tahun mengadakan acara seperti itu dengan cara bergantian. Guru Rain sudah menjelaskan semua kepada Aruna dan sudah menjamin keamanannya. Jadi tidak apa-apa mengijinkan Rain untuk pergi satu hari saja dan lagi pula Rain hanya belajar," jelas Aruna yang mencoba menjelaskan dengan lembut agar sang mama bisa paham.
"Tapi tetap saja Nenek takut kalau Rain tidak bisa menjaga diri," sahut Mila.
"Nenek tidak perlu khawatir. Rain pasti akan baik-baik saja dan tidak akan lasak agar tidak membuat Mama dan juga Nenek khawatir," sahut Rain yang meyakinkan Mila yang penuh dengan keraguan.
"Sudahlah Mah, Jangan berpikir terlalu jauh," sahut Aruna
"Baiklah kalau begitu. Tapi Rain harus janji sama Nenek jika Rain benar-benar tidak akan apa-apa!" tegas Mila.
"Siap Nenek," sahut Rain dengan mengangkat kedua jempolnya.
"Kalau begitu Rain bilang sama Mama apa saja yang harus dibawa untuk perlengkapan Rain study tour nanti biar mama bantu menyiapkannya," ucap Aruna.
"Baik Mah!" sahut Rain.
**
Aruna setelah mengantarkan Rain ke sekolah langsung ke lokasi syuting seperti biasa. Di sana sudah banyak para kru yang siap-siap membentuk set dan juga melakukan hal yang lainnya.
Aktris yang ikut syuting juga sudah ada di sana dan Melvin belum kelihatan sama sekali ya biasalah kalau aktris utama memang datang suka rada-rada terlambat walau Melvin dikenal aktris yang sangat profesional dan tepat waktu datang.
Mungkin saja Aruna dan tim yang terlalu cepat datang dan memang belum jadwalnya untuk Melvin datang atau justru Melvin sudah datang dan hanya saja Aruna tidak melihatnya.
"Aruna kamu sudah sarapan?" tanya Giselle.
"Belum sempat, tadi aku sangat buru-buru dan ini baru mau keluar dulu mencari roti biasanya di depan ada yang jual," jawab Aruna.
"Tidak perlu Aruna, tuh di meja sana banyak sekali makanan dan sepertinya itu dagangan ibu kamu," ucap Giselle
"Dagangan Mama," sahut Aruna. Giselle menganggukan kepala yang sejak tadi memang mengunyah makanan.
Aruna melihat bentuk kue itu yang memang seperti dagangan ibunya.
"Mama kirim kue kemari?" tanya Aruna.
"Bukan Aruna. Kata kru baru saja diantarkan untuk kita semua untuk mengganjal perut dan agar syutingnya semakin semangat dan karena kita sering sekali makan dagangan ibu kamu, jadi rasanya sangat tidak asing dan ternyata benar. Kamu tidak tahu kuenya dipesan di tempat ibu kamu?" tanya Giselle.
"Aku tidak tahu sama sekali? memang siapa yang pesan?" tanya Aruna dengan wajah heran.
"Mungkin Bu Monica kali. Bukankah dia kadang-kadang suka memanjakan perut kita," jawab Giselle yang sebenarnya kurang yakin.
"Toni!" panggil Giselle saat seorang pria bernama Toni itu lewat dan Toni yang langsung menghentikan langkahnya.
"Tadi kamu yang membawakan kue ini. Siapa yang memesan kue in? apa Bu Monica?" tanya Giselle memastikan.
"Bukan Bu Monica yang pesan. Tetapi nyonya Karina dia yang tadi pagi datang mengantarkan semua kue ini bersama dengan anak buahnya. Dia bilang ini untuk kita semua agar syutingnya semakin semangat," jawab Toni yang membuat Aruna begitu terkejut saat mendengar nama Karina.
"Maksud kamu, ibunya Melvin?" tahta Giselle yang memastikan.
"Iya benar, Mungkin beliau memberikan kita kue ini karena Melvin syuting bersama kita. Jadi sekalian saja dia ingin memanjakan putranya dan juga memanjakan perut kita," jawab Tobi.
"Jadi tante Karina yang memesan kue pada ibu dan membawa ke lokasi syuting. Apa maksud dia memesan kue dari ibu dan apa dia tahu kue itu adalah dagangan ibu?" batin Aruna dengan penuh kebingungan dan tanda tanya.
"Begitu rupanya," sahut Giselle dengan mengangguk-angguk kepala dan Toni langsung pergi meninggalkan Aruna dan Giselle.
"Kamu Kenapa Aruna?" tanya Giselle yang melihat Aruna melamun.
"Oh tidak apa-apa. Aku pergi sebentar dulu," ucap Aruna yang tiba-tiba panik dan langsung kembali memasuki mobil yang membuat Giselle heran.
"Kenapa dia? baru datang kok langsung pergi lagi" tanya Giselle dengan penuh kebingungan.
"Aruna jangan lama-lama, syuting akan segera dimulai!" teriak Giselle saat melihat mobil yang dikendarai Aruna sudah melaju. Entahlah apa yang ingin dilakukan Aruna.
Bahkan Aruna mengabaikan teriakan dari Giselle. Aruna yang memang merasa ada sesuatu yang memutuskan dia untuk kembali pergi.
**
"Mah!" Aruna membuka pintu dengan wajah khawatir dan nafas naik turun yang memang dia memutuskan untuk pulang setelah perasaannya tiba-tiba tidak enak. Dia tanpa terlihat sangat buru-buru sekali yang seperti dikejar-kejar oleh seseorang.
"Ada apa Aruna!" sahut Mila yang terlihat masih berada di dapur seperti biasa yang menyiapkan kue.
Dengan nafas yang masih naik turun Aruna langsung menghampiri Mila.
"Kue yang Mama buat tadi malam apakah pesanan seseorang yang diantarkan ke lokasi syuting?" tanya Aruna yang langsung to the point.
Bersambung.
dikit2 bab nya flash back dr awal lagi dan lagi bikin gak nyaman baca nya 😔😔😔