Pradiningtyas , seorang ibu yang baru melahirkan dan terkena syndrom baby blouse. Menghadapi kehidupannya dengan semua masalah yang ada tanpa ada tempat untuknya bersandar, mengambil semua keputusan sendiri tanpa ada tempat untuk mencurahkan permasalahannya. Kerumitan rumah tangganya yang membuatnya semakin berada di titik terpuruk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daegal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mulai berselisih
Setelah serangkaian perawatan dan melalui prosedur rumah sakit kini Yuda, Tyas dan juga Baby Ayu di bawa pulang. Berkat adanya B**S ,yuda tak mengeluarkan tambahaan biaya untuk rumah sakit
Dengan menggunakan sepeda motor bututnya Yuda melajukan kendaraannya.
Baby ayu di selimuti begitu rapat dalam pelukan gendongan tyas. Melintasi jalanan perkampungan banyak tetangga yang mulai membicarakan mereka.
Sesampainya di rumah, tyas langsung meletakkan Ayuning di kasur seadanya. Tanpa ada tambahan kasur bayi ataupun lainnya.
tak berapa lama, Yuda berpamitan pergi dengan alasan mencari uang untuk membeli pemperrs bayinya. Nadanya yang dingin membuat Tyas merasa sedikit kecewa dengan sikap Yuda.
"ya allah, mengapa tidak berfikiran untuk merawatku dulu, baru keluar. Belum mengubur ari-ari juga. Astaga mas yuda, tujuan kamu sekarang kemana? "lirih tyas sendu. Duduk di sebelah bayinya yang tengah tertidur pulas.
Tok.. Tok... Tok
"assalamualaikum tyas, "ucap mpok lela yang datang bersama banyak ibu-ibu daerah sekitaran tempat tinggal tyas.
"waalaikumsalam "jawab Tyas, sontak tyas berdiri menuju arah pintu.
"waaah selamat ya tyas, perempuan atau laki-laki bayinya. "tanya bu Tresna.
"perempuan bu, alhamdulillah. Mari silakan masuk. "ucap tyas
Mereka bingung mau duduk dimana tidak ada meja kursi di ruang tamu. sementara itu hanya ada sebentang karpet.
Akhirnya mereka duduk di karpet itu. Tyas merasa tak bisa duduk di bawah memilih berdiri.
"Permisi ibu-ibu saya ke belakang sebentar"ucap Tyas .
"Eh Tyas ga usah repot-repot,udah kamu disini aja , oh iya mana bayinya?ucap Bu Retno
Mereka semua tau bahwa Tyas bukanlah dari kalangan berada bahkan bisa dikatakan ekonominya sulit jadi mereka tidak ingin merepotkan Tyas soal perjamuannya.
"Oh di kamar Bu ,sebelah sini"ucap Tyas menunjuk kamar depan
"Wah... Wah .. cantik banget Tyas. Punya lesung pipi juga bayinya. Siapa namanya? Tanya Bu Retno.
"Ayuning Bu, "jawab Tyas sopan.
"Boleh saya gendong ajak keluar ya, ibu-ibu di depan pasti juga penasaran sama Ayuning."ijin Bu Retno.
"Silahkan Bu"ucap Tyas mengangguk.
"Wah ,cantik kayak ibunya"celetuk Bu Bekti.
"Eh Yuda mana Tyas kok gak keliatan dari tadi?"tanya Mpok Lela
"Mas Yuda lagi keluar Bu,beli pempers "jawab Tyas seadanya.
"Dulu ya anak-anak saya belum ada pempers kain sprei aku gunting-gunting buat popok "kelekar Bu Tres.
"Ah sekarang mah semua serba mudah Bu, jadi ga perlu capek-capek nyuci juga"sambung Bu Bekti
Mereka pun larut dalam pembicaraan topik-topik seputar bayi. Sementara Tyas hanya diam pikirannya menuju mas Yuda yang juga belum pulang . Kemana perginya Apakah benar-benar pulang membawa pempers atau tidak.
"Yasudah Tyas sepertinya kelamaan juga kita ngobrolnya disinia kamu juga butuh istirahat. Kami pamit dulu, ini ada sedikit untuk ayuning semoga cocok "ucap Bu Retno menempelkan amplop di tangan Tyas
"Maaf Bu, nggak usah repot-repot seperti ini"ucap Tyas menolak pemberian Bu Retno
"Huuuustt... Gak boleh nolak rejeki. Ini buat ayuning bukan buat kamu"jawab Bu Retno penuh canda.
"Terima kasih banyak Bu"jawab Tyas
Mata Tyas membulat sempurna begitu mengetahui isi di dalam amplop yang di berikan Bu Retno. Bagaimana tidak terdapat sepasang giwang dan suratnya di dalam amplop itu. Tyas segera menyimpan amplop itu di lemari samping tempat tidurnya .
"Ya Allah gerah banget pengen mandi, pengen ganti juga. Rasanya udah gak nyaman banget. Tapi gimana caranya, mas Yuda juga belum Dateng."keluh Tyas
Akhirnya Tyas memilih menyelesaikan pekerjaannya merapikan baju-baju ayuning yang sempat di bawa ke rumah sakit.
Setumpuk cucian kotor yang terkena noda darah sudah terkumpul di ember pakaian kotor. Namun apa daya sekarangpun tenaga Tyas rasanya masih lemah.
Derum suara motor mas Yuda terdengar, Tyas antusias membukakan pintu rumah. Namun matanya yang menatap Yuda hanya membawa tentengan plastik berukuran kecil. Dilihatnya dengan seksama ternyata hanya berisikan beberapa pcs pampers
"Kamu dari mana aja tadi mas udah hampir 3 jam loh kamu tadi perginya? "Tanya Tyas
"Udah gak usah banyak tanya ,sekarang itu urusin dulu ayuning , pempersnya kan udah ada ,jadi kamu gak usah banyak cucian."tutur Yuda sambil menghidupkan rokoknya
"Mas, kok aku yang nyuci. Tenaga aku belum pulih mas ,itu juga bisa ga sih ngerokok di luar ada bayi di dalem mas"ucap Tyas.
"Trus siapa yang nyuci kalau bukan kamu, tugas aku tuh cari uang, kamu yang tugasnya dirumah harus pinter-pinter, jangan manja dengan alesan cuma habis melahirkan "ucap Yuda meninggi.
"Mas kamu tau kan kalau melahirkan itu susah. Tenaga ,kekuatan aku semua terkuras mas"balas Tyas.
"Ah udahlah nanti kalau aku ga repot aku bantu nyuci. Aku keluar dulu. Keburu abis ni rokok nungguin kamu ngoceh "jawab Yuda ,mengabaikan Tyas yang belum menyelesaikan keluhnya
"Aku kuat... Aku bisa .. ayo Tyas jangan manja" nampak Tyas memasuki kamar mandi sambil bergumam menyemangati diri sendiri. Ia benar-benar butuh mandi untuk sekarang.
Berbekal kursi plastik yang ia bawa ke dalam kamar mandi ia mulai mengguyur tubuhnya
Tanpa sadar air mata Tyas lolos begitu saja. Hingga tak sadar ia menangis tergugu di dalam kamar mandi atas perlakuan suaminya.
Hampir 2 jam Tyas mandi dan mengucek beberapa potong baju. Semampunya ia kerjakan walaupun tak semua baju ia cuci. Karena tenaganya tak memungkinkan jika semua dicuci. Ia berpikir yang terpenting ada baju untuk ganti nanti
Tiba-tiba perut Tyas sakit, tubuhnya menggigil dan merasakan sakit di pangkal paha kakinya.
Di dalam kamar Tyas menangis sendiri sambil menatap sang bayi. Mengusap lembut bayinya. Ingin sekali ia luapkan apa yang ia rasakan sekarang pada suaminya namun melihat suasana hati suaminya pun sedang tak karuan Tyas memilih diam.
Malam pun tiba, Tyas yang belum makan dari siang mulai merasakan perutnya kosong, kondisi badannya yang tak karuan menahan sakit ,Tyas masih memilih untuk diam di dalam kamar sambil memegangi perutnya.
Tiba-tiba terdengar ada yang memanggil sayanya dari luar rumah .Tyas pun beranjak dari kamarnya dengan menggunakan pakaian tebal membukakan pintu rumahnya
"Eh Mpok Lela, masuk Mpok, ada apa?ucap Tyas
"Kamu ngapain pakek baju tebel-tebel begini? "Selidik Mpok Lela
"Saya kedinginan Mpok, tadi habis nyuci kelamaan,perut saya juga nyeri sama ini kaki rasanya kayak keplengkang"jawab Tyas.
"Astaga Tyas. Kamu bukannya harus banyak istirahat ini malah nyuci .emang Yuda kemana?"tanya Mpok Lela.
"Tadi mas Yuda sih ada, tapi gak tau sekarang dimana"jawab Tyas.
" Kamu ambil korset atau stagen trus kamu sangga perut bagian bawah. Jangan kencang-kencang asal disangga aja biar tempatnya bayi di perut tadi gak jatuh jadi gak bakal kondisi kamu kayak gini"jelas Mpok Lela.
"Baik Mpok, makasih sarannya" ucap Tyas.
"Ini bukan cuma saran tapi lakuin benar-benar. Ini ada ubi bakar sama jagung rebus, kamu makan nanti kalau malem-malem kasih asi kelaparan biar ga repot juga"ucap Mpok Lela .
"Makasih banyak Mpok"ucap Tyas .
"Sama-sama, Mpok pamit ya"ucap Mpok Lela
"Iya Mpok, hati - hati makasih ya"balas tyas
Sepulang Mpok Lela Tyas langsung melahap ubi bakar dengan cepat. Perutnya sudah tidak tahan untuk saat ini. Namun beberapa saat ia kepikiran kemana perginya mas Yuda ya.