Warren Frendata Rafaeyza, seorang CEO dari perusahaan Desainer frough yang berpengaruh di kota Jakarta,
Dia menjadi mualaf karna wasiat sang ayah yg mengatakan bahwa sebenarnya ayahnya adalah gus yg telah ingkar masuk ke agama lain dan ingin anak dan istrinya masuk islam. Diusianya yang sudah matang Warren belum menikah karena masih terjebak dengan cinta pertamanya saat remaja. Dia Citra Bayu Antriza, Wanita cantik yang berhasil memporak porandakan hatinya. Suatu ketika Tuhan menjawab keinginannya untuk memiliki hati Citra sepenuhnya. "7 tahun bukan waktu yg mudah aku lalui ya Alloh, untuk menemukannya, sekarang aku sudah menemukannya! izinkan aku memilikinya, dia yg selalu aku sebut di sepertiga malamku" "Aku, Warren memang bukan yang pertama, tapi aku akan menjadi yg kedua untuk yg terakhir"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DeaIsw31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
02 salah! Namun harus apa?
Setelah Warren berbincang banyak hal dia pergi dan tinggal yuna beserta anak, mantu dan cucu.
"Apa benar Warren masih menyukai Citra? " Yuna.
"Iya mah,mamah tau sendiri kan pas dulu tau kabar Citra mah nikah gimana, sampe sekarang dia masih suka" Zalano.
"Romantis bangat tau si Warren" Daysi istri zalano.
"Aku emang kurang romantis? " Ucap Zalano.
"Kamu romantis, tapi Warren tuh romantis versinya sendiri" Daysi.
Yuna hanya tersenyum melihat anak dan mantunya itu, dia mengelus kepala cucunya yg berumur 2 tahun, sambil mengingat kejadian 7 tahun lalu.
••••••••••••
" Tante boleh tidak besok aku bawa Citra jalan? ".
" Citra? Kamu mau ajak jalan kemana? Kalo cuman mau main main mending jangan Citra! tante gak rela,padahal tante udah kasih saran mending kamu pacaran sama ponakan tante aja si Mona" .
Warren hanya diam kala disandingkan dengan Mona "Cuman mau ajak jalan doang tante".
" Emang citranya bakal mau? Dia walo tidak muslimah bangat dia tau agama loh Ren, apa lagi kalian tuh beda agama, kamu Kristen dia islam! " Jelas Yuna lemah lembut.
Warren hanya diam sampai Zalano berceletuk.
"Kamu telat Ren".
"Telat? " .
" Maaf Ren,mungkin kamu dan Citra belum berjodoh,Citra izin pulang tadi sore untuk menikah dan tidak balik kesini lagi" .
••••••••
Warren berada di perusahaannya yang di jakarta, dia memutuskan untuk tidak kembali kesana untuk sementara perusahan di Paris dia serahkan pada asisten kepercayaannya dan dia akan meng handle dari sini.
Warren pulang kerumah, dia mengucapkan salam lalu langsung merebahkan tubuhnya di pangkuan sang mama yang tengah nonton siaran ulang kajian ustadz Adi hidayat.
"Loh tumben gak langsung ke ruang kerja lagi? Biasanya kamu langsung kencan sama dokumen kamu? " Cana mama Warren.
"Ma?" Warren bertingkah manja pada sang ibu.
Cana yg merasakan anaknya sedih langsung mematikan TV lalu dia mengelus rambut anaknya itu.
"Kenapa anak mama ini? Mereka yg bilang kamu dingin pasti akan kaget melihat kamu kek bayi kaya gini" Cana.
"Aku menemukannya ma".
" Menemukan? Siapa? "
"Pemilik nama yg selalu aku damba dengan rasa bersalah! Pemilik nama yg selama ini dihati Warren ma, pemilih nama yang aku sebut dengan takut karna dia sudah menjadi milik orang lain" Warren.
"Nak,,, " Lirih Cana.
"Aku malu mah, setelah berhijrah dan istiqomah aku selalu mendamba seseorang yg bukan mahram ku, aku salah ma! Aku merasa berdosa kepada sang Pencipta," Warren menangis di pangkuan sang ibu.
"Nak, ingat kata kakek. Hati tak bisa memilih mau menaruh rasa kesiapa, memang salah kamu mencintai istri orang tapi Alloh tak pernah melarang seseorang hamba mencintai hamba yg lainnya, asalkan tidak melebihi rasa cintanya pada sang Pencipta nak" Cana "Kamu sadar kamu salah, maka saat ini berhentilah! Sudah cukup 7 tahun Ren".
Cana sebenarnya cukup terkejut, dia kira anaknya memang belum siap menikah tapi ternyata dia masih mencintai perempuan dimasa lalunya.
"Tapi Warren gak bisa berhenti mah, apa lagi tau kalau sekarang dia sudah sendiri, perasaanku untuknya semakin menjadi jadi".
" Ya Allahu nak!, kamu tau kan jika seorang pria mencintai wanita? Hanya ada dua pilihan tinggalkan atau lamar! Kamu pasti paham nak jangan menumpuk dosa, walau dia sendiri sekarang tapi dia bukan mahram kamu nak! " Cana.
"Aku tau ma, maka dari itu aku meminta izin dulu sama mama, apa mama setuju kalo aku menikahi seorang janda anak satu? " Warren.
"Mama tak akan melarang mu mau dengan siapa sayang, semenjak kita masuk ke islam mama sadar bibit bobot bebet tak berarti dari ahlak dan adab, jodoh sudah ada yg mengatur, jika dia jodohmu maka kalian akan disatukan dalam versi kalian yang entah masih gadis dan bujang, atau sudah duda dan janda. Bahkan bisa jadi masih muda dan tua, kaya atau miskin. " Cana.
"Masya alloh ma, makasih ma" Warren mengecup pipi wanita yang melahirkannya itu lalu mengecup tangan ibunya penuh hormat.
"Kejarlah! Jika dia menolak maka tinggalkanlah! Tidak baik memaksakan dan terus berlarut dalam hubungan yang tidak jelas kepada yang bukan mahram" Cana.
Warren mengangguk merasa lega laku dia berjalan ke kamarnya dan melakukan solat tobat meminta pengampunan pada sang Maha Kuasa.
•••••••••
"Masya Alloh Chayna, betapa indahnya suaramu sayang, bunda jadi iri hihi" Citra.
"Suaraku,suara bunda juga" Chayna gadis berumur 6 tahun itu mencium hidung bundanya setelah mengaji, menirukan tiwalah dari youtube yang dia tonton.
"Besok kita cari sekolahan yg dekat sini ya sayang, kita mulai usaha berdua, tampa nenek, kakek dan lilik" Citra.
Chayna mengusap pipi bundanya yang iya yakini sedang bersedih, dia mengangguk lalu memeluk bundanya.
"Jangan menangis bun, ada chayna yang jagain bunda sebagai pengganti kakek, nenek, lilik dan Ayah".
Citra langsung meneteskan bulir bening yang ia tahan, dia sangat bersyukur dipercaya oleh Alloh anak secerdas chayna dan pengertian sepertinya, chayna begitu dewasa membuat hati Citra selalu mengucap syukur.
"Dimanapun Chayna berada, Chayna bakal bahagia selama sama bunda".
" Iya" Jawab Citra dengan bibir bergetar, hanya pada putrinya Dia tak pernah menyembunyikan kesedihannya.
Citra Bayu Atriza wanita berumur 26 tahun itu memeluk erat sang anak, tak bisa pungkiri dia merasa hidupnya berat menjadi ibu tunggal diusia muda. Saat anaknya berusia 3 tahun suaminya jatuh sakit dan meninggal.
Untung saja dia memiliki keluarga yang selalu mendukungnya beserta keluarga sang suami.
"Maaf mas, dan Terima kasih atas peninggalan mu ini, chayna tumbuh sangat tangguh seperti dirimu,dia menggantikan dirimu mengusap air mataku,aku selalu bersyukur Alloh percaya pada kita dan mengaruniai anak sehebat chayna mas,aku sudah ridho dan ikhlas atas kepergianmu tapi sungguh aku merindukanmu, mungkin ini hukuman karna aku baru mencintaimu sekarang mas,kepergianmu mengetuk hatiku,aku mencintaimu karna allah, ya allah jagalah cintaku di tempatmu yang nyaman".
Citra selalu menyalahkan dirinya karna dirinya tak pernah sekalipun tulus mencintai sang suami semasa hidup, hatinya selalu mencoba mencintai lelaki hebat yang meminangnya lewat ta'aruf yg diatur orang tua mereka. Tapi dia tak pernah mencintai suaminya rasanya dia merasa hampa padahal sedang bersenda gurau bersama, tak ada yg ia tutupi dia jujur pada sang almarhum suami bahwa dia merasa berdosa karna hatinya terasa mati rasa, padahal dia tak pernah pacaran, dia selalu menjaga dirinya, tapi kenapa dia tak pernah jatuh cinta dengan suami hebatnya.
Dia melakukan tugas istri dengan baik bahkan sang suami pernah berkata sebelum 7 hari dia akan meninggal.
"Dek,jika nanti aku pergi jangan merasa bersalah! " Fino
"Mas! Kumohon jangan berkata seperti itu, mas akan sembuh" Citra
" Iya, istriku sudahkah kau mencintaiku?sudahkan hatimu berdebar saat bersamaku? Aku tau kamu berdebar saat kita diranjang tapi sudahkah kau berdebar saat aku tatap seperti ini" Fino. Menatap istrinya penuh binar cinta.
"Ih mas malu".
" Sayang, istriku tercinta sudahkah kau mencintaiku, tak apa jujurlah" Fino.
" Maaf mas, aku sangat menyayangimu tapi hatiku masih hampa entah kenapa rasa cinta itu belum ada" Citra dengan air mata yang luruh begitu saja.
"Ya allah, dek jangan menangis. kamu tidak perlu minta maaf, kamu tidak salah mungkin alloh sudah menyiapkan sesuatu didepan sana buat kamu" Fino mengecup bibir sang istri.
"Mas jangan seperti ini! Sesuatu didepanku ya kau, kita akan menua bersama melihat Chayna tumbuh, menggapai mimpinya, dan menikah, menimang cucu kita bersama, demi Alloh jangan berkata seperti ini mas" Citra menangis di pelukan suaminya.
"Sayang, jangan menangis! Kamu tau? Jika hati seseorang hamba itu hampa tanpa cinta padahal sudah bersama lawan jenis tandanya ada seseorang yang selalu melangitkan namamu, dia meminta untuk menjagamu, agar saat dia bertemu denganmu hatimu seutuhnya untuknya" Fino mencium puncak kepala Citra.
"Ya Alloh mas! Jangan berkata seperti itu, kumohon pasti aku bisa mencintaimu, maafkan aku aku memang belum mencintaimu tapi aku sangat nyaman bersamamu, jikalau hal terburuk dirimu pergi aku tak akan menikah lagi" Citra tambah kejer menangis.
"Hust tidak boleh seperti itu sayang, Alloh tau takdir yang baik untuk hambanya".
" Yang terbaik itu adalah kamu mas!"Citra.
"Masya Alloh ya sayang, mas beruntung memilikimu hati mas sangat adem saat bersamamu" Fino mengecup seluruh wajah Citra lalu berakhir di bibir, iya lumat pelan penuh cinta dan kasih sayang sambil hatinya berkata "maaf sayang, jika mas menjadi beban untukmu, tapi mas merasa hidup mas tak akan lama, mas bahkan memimpikan seseorang sedang menunggumu, tak ada suami yang rela membahas istrinya bersama lelaki lain atau memikirkan dia dimiliki orang lain, tapi jika mas tak bisa menuntunmu ke janah mas berdoa ada pria yg baik datang untukmu dan anak kita ke janah sana nanti, hati mas mengatakan kisah kita sampai disini, kamu istri yang berbakti sayang! Rasa cinta sudah Alloh garis takdirkan dan rasa nyaman bukan berarti cinta karna cinta itu mampu membuat hatinya berdebar saat bersama orang itu! Seperti mas sekarang ini bersamamu" Fino memeluk istrinya dengan bulir bening yang jatuh dari kelopak matanya dan mengecup lagi bibir sang istri.
Istri yang cantik, teduh tatapan matanya.Yang selalu menjadi rumahnya membuat dia tenang, dia bersyukur di kehidupannya Alloh mempertemukan dirinya dengan Citra, bidadari cantiknya. Jika dia bisa egois dia meminta agar terus bersama Citra menjaga anak mereka tumbuh bersama, namun itu tak mungkin dia sudah mendengar dokter berkata tumor otaknya sudah parah, dia bahkan sering lupa pada orangtuanya sendiri dan setiap orang disekitarnya,adanya anak dan istrinya yang iya selalu ingat.