NovelToon NovelToon
Annaisha

Annaisha

Status: tamat
Genre:Tamat / Konflik etika / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: -Nul

Annaisha: Rumah Penuh Hangat" adalah sebuah kisah menyentuh tentang cinta dan kekuatan keluarga. Putra dan Syifa adalah pasangan yang penuh kasih sayang, berusaha memberikan yang terbaik bagi kedua anak mereka, Anna dan Kevin. Anna, yang mengidap autisme, menjadi pusat perhatian dan kasih sayang dalam keluarga ini.

Melalui momen-momen sederhana namun penuh makna, novel ini menggambarkan perjuangan dan kebahagiaan dalam merawat anak berkebutuhan khusus. Dengan cinta yang tak kenal lelah, keluarga ini menghadapi tantangan sehari-hari dan menemukan kebahagiaan dalam kebersamaan.

Cerita ini mengingatkan kita akan pentingnya dukungan keluarga dan betapa kuatnya cinta dalam mengatasi segala rintangan. Bersiaplah untuk terhanyut dalam kisah yang mengharukan dan penuh kehangatan ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon -Nul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

02. Imperfect Mom

Putra memijat pelipisnya dengan wajah lelah sebab jalanan sungguh macet hari ini. Membuatnya harus berlama-lama di dalam mobil, dan pulang terlambat.

Putra kembali menggulir layar ponselnya, membuka room chatnya dengan sang istri namun tak ada balasan yang ia peroleh. Lelaki itu berpikir bahwa istrinya sudah tidur. Begitupun dengan anak-anaknya.

Ia melirik ke arah kursi di samping, sudah ada beberapa barang titipan Syifa yang berhasil ia dapatkan. Walau harus membuatnya menghadapi kemacetan jalanan seperti saat ini.

Hampir satu jam berlalu, akhirnya Putra sampai di rumah hingga hampir larut malam. Ia menenteng tas belanjaannya dan membuka pintu yang belum terkunci.

Namun belum sempat ia mengucapkan salam, suara barang pecah tiba-tiba mengejutkannya. Disusul dengan suara tangisan Anna yang membuatnya cepat-cepat meletakkan belanjaan dan menghampiri sang putri.

Tampak di ruang tengah, Anna berdiri sembari menatap pecahan gelas di depannya. Anak perempuan itu menangis sesenggukan sebab terkejut, dan langsung digendong oleh Putra agar tak terkena pecahan kaca.

"Anna, kamu nggak papa?" tanya Putra memastikan. Mengusap punggung tangan sang Putri yang sedikit terluka, mungkin karena pecahan kaca itu.

Kevin yang baru saja datang berlari kecil sembari membawa sapu. Anak lelaki itu berinisiatif untuk membersihkan pecahan gelas yang dijatuhkan Anna, namun dengan sigap Putra mengambil alih.

"Kevin, Bunda dimana?" tanya Putra kembali mencari. Pandangannya beralih ke penjuru ruangan, namun tak ia dapati Syifa terlihat dimanapun.

Kevin menggelengkan kepalanya, sebab sejak tadi ia hanya bermain berdua bersama Anna. "Kevin nggak tahu, Yah," sahut anak lelaki itu dengan suara lirih.

Saat tangisan Anna sedikit mereda, barulah Syifa datang dari lantai atas rumahnya. Wanita itu nampak begitu khawatir dan bergegas menghampiri Anna yang masih digendongan Putra.

"Kenapa Mas? Aku dengar barang pecah dari atas, aku lagi di kamar mandi jadi aku nggak tahu," ucap wanita itu setengah panik.

Putra mendudukkan Anna ke sofa yang empuk, disusul Kevin yang duduk di sebelahnya dan berusaha menenangkan sang kakak.

"Anna jatuhin gelas, jadi dia terkejut," jelas lelaki itu. Mengusap surai lembut istrinya guna menenangkan dan ia tak merasa bersalah karena telah meninggalkan Anna.

"Maaf Mas, seharusnya aku nggak tinggalin Anna sendirian," gumam wanita itu merasa menyesal.

"Nggak papa, ini bukan salah kamu. Biar aku yang beresin ya? Kamu obatin luka Anna lebih dulu," suruh Putra. Syifa menarik nafas dalam, kemudian menatap kedua anaknya yang berada di sofa. Wanita itu berjalan untuk mengambil kotak P3K di dalam lemari, dan menghampiri Anna yang masih sesenggukan.

Syifa meraih tangan Anna, dan meniupnya perlahan. Wanita itu membuka kotak P3K dan meraih sebuah obat luka untuk Anna. "Sakit ya, Na?" tanya wanita itu dengan khawatir.

Anna mengusap air mata dengan tangan mungilnya, dan mengangguk kecil sebagai jawaban atas pertanyaan sang Bunda. "Sini Bunda obati luka kamu."

Anna menatap Syifa dengan ragu-ragu, namun ketika sang Ayah datang menghampirinya, ia pun memberi akses kepada Syifa untuk mengobati lukanya.

"Kevin, kamu juga nggak apa-apa kan?" tanya Putra pada si bungsu. Duduk di sofa dan membawa Kevin dipangkuannya.

"Kevin nggak papa kok, Yah. Aman!" sahut anak lelaki itu menenangkan.

Sudah berulang kali Anna menjatuhkan gelas seperti ini, dan itu seringkali membuat Putra khawatir. "Yaudah kita istirahat yuk, nanti sebelum tidur, Ayah bacakan dongeng untuk kalian berdua," ajak Kevin mengalihkan pembicaraan.

Kevin  dan Anna berseru riang, dan berhasil membuat sudut bibir Syifa tertarik. Wanita itu tersenyum lega karena Putra selalu bisa diandalkan untuk anak-anaknya.

"Makan dulu yuk Mas, kamu pasti capek karena seharian udah kerja," ucap Syifa pada suaminya. Ia tak ingin Putra kelelahan karena sudah bekerja seharian, dan masih mengurus anak-anaknya anak yang sedikit rewel.

"Nanti aja, biar anak-anak tidur dulu," sahut Putra menolak.

Syifa menarik nafas pelan, dan menuruti perkataan suaminya. Mereka pun membawa Anna dan Kevin ke kamar untuk beristirahat. Walaupun Putra belum sempat berganti baju ataupun membereskan belanjaan yang masih di depan pintu.

✨️🌙🪐

"Ini vitamin kamu ya mas, jangan lupa dimakan," pesan Syifa sembari memberikan beberapa botol vitamin yang biasa Putra konsumsi.

Wanita itu duduk disamping suaminya yang baru saja menyelesaikan sesi makan. Menatap lekat-lekat wajah Putra guna mengusir lelah sebab mengurus anak-anaknya seharian.

Menyadari Syifa terus menatapnya, Putra pun memusatkan perhatiannya kepada sang istri. "Kenapa, hm?" Putra bertanya dengan lembut.

"Hari ini kamu ada meeting di luar kan? Pasti kamu pergi sama asisten cewekmu itu," ucap Syifa menyampaikan keluh kesahnya. Sudah seharian ini wanita itu menahan pertanyaan yang ingin ia ajukan pada Putra, karena ia tak mau mengganggu aktivitas lelaki itu.

Putra tersenyum, mengusap wajah istrinya yang terlihat masam setelah menanyakan hal itu. "Aku memang ada meeting di luar. Tapi nggak berdua aja kok, ada sekretaris aku juga dan beberapa pegawai yang lain. Jangan khawatir, aku nggak akan aneh-aneh," sahutnya menenangkan.

Putra berusaha memahami istrinya yang seringkali cemburu dengan rekan kerjanya. Bukan sekali ini saja Syifa menanyakan hal yang sama, maka dari itu Putra juga berusaha menjaga jarak dengan bawahannya.

"Yaudah kalau gitu." Syifa berkata pasrah walau dengan wajah yang masih terlihat masam.

"Tadi aku lihat lengan Kevin ada bekas lebam, dia habis jatuh?" Putra bertanya dengan topik lain. Membuat Syifa seketika terdiam dan menelan ludah gugup.

"Mungkin dia jatuh Mas," jawabnya dengan tenang. "Namanya juga anak kecil, pasti dia aktif bermain. Maaf ya, aku kurang aware sama luka Kevin," sambung Syifa merasa bersalah.

Bukannya ia ingin memarahi Syifa atau apa, namun Putra yang justru merasa bersalah. Sebab Putra berpikir bahwa dialah yang tidak bisa meluangkan lebih banyak waktu untuk anak-anaknya. Sementara Syifa merawat mereka sendirian.

"Hey, nggak papa. Bukan salah kamu kalau Kevin juga luka. Tapi aku minta sama kamu, jangan marahin Kevin kalau dia kurang hati-hati saat bermain ya, dan juga Anna. Dia pasti mudah merasa takut atau terkejut karena hal-hal kecil," pesan Putra.

Syifa mengangguk kecil, memahami apa yang dikatakan Putra. Meski belum sempurna, mereka mencoba untuk melakukan yang terbaik.

"Nilai Kevin akhir-akhir ini menurun, Mas. Mungkin karena dia banyak bermain, apa kita kasih les dia aja ya?" tanya Syifa meminta pendapat.

Putra meraih segelas air minum dan menghabiskan vitamin yang ada di tangannya, kemudian menatap istrinya yang tengah menunggu dirinya berbicara. "Kita tanya Kevin dulu ya? Gimanapun, nanti dia juga yang menjalani. Aku takut malah membebani Kevin, setidaknya nanti kita bantu sesi belajarnya sama-sama," nasihat Putra memberi pengertian.

Putra memang ingin yang terbaik untuk Kevin, tapi dia juga tidak ingin membebani anak itu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!