Lima tahun mempertahankan pernikahannya, akhirnya Jessica pun menyerah.
Kehadiran orang ketiga dalam rumah tangganya, membuat Jessica sadar jika bukan dirinya satu-satunya yang ada di hati suaminya. Cinta pertama sang suami tiba-tiba kembali dan mengusik kebahagiaan mereka.
Sikap sang suami perlahan berubah, Jessica bukan lagi menjadi prioritas utamanya dan hal itu membuatnya sadar akan cinta yang terbagi. Belum lagi karena hasutan ibu mertua yang menginginkan mereka berpisah karena Jessica tidak kunjung hamil dan memberikan keturunan.
Namun Jessica menolak untuk bercerai sebelum berhasil membuat suaminya merasakan apa yang dia rasakan, perselingkuhan itu dibalas perselingkuhan juga olehnya. Jessica berselingkuh dengan seorang laki-laki misterius berkebangsaan China yang menetap di Korea.
Lalu bagaimana ending kisah cinta mereka? Ikuti terus ceritanya sampai ending ya 🙏🙏 Jangan lupa like komennya juta ya 🤗🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Selalu Ada Untukmu
Yuri menarik rambut Amanda lalu membenturkan kepalanya pada batu dengan kencang. Tubuh Amanda langsung roboh dengan kepala berlumuran darahh. Melihat hal tersebut membuat Yuri sangat panik.
"Di...Dia tidak mungkin matii kan?!" ucapnya terbata-bata.
"Yuri, apa yang kau lakukan? Apa kau ingin masuk penjara?!" teriak Anita dengan panik.
"A..Aku tidak sengaja, Ma. Aku cuma mau memberi dia sedikit pelajaran, ta..tapi malah seperti ini jadinya." tukas Yuri.
"Kenapa kau tidak berpikir sebelum bertindak?! Jika dia sampai mati dan polisi berhasil menemukan pelakunya, kau bisa membusuk dipenjara!!" bentak Anita.
"Cukup kalian berdua, jangan ribut. Serahkan saja dia padaku, biar aku yang mengurusnya." Ucap Daniel lalu mengangkat Amanda dan membawanya menuju jurang.
Anita dan Yuri saling bertukar pandang, mereka sama-sama tidak tahu apa yang sedang di rencanakan oleh Daniel. Lalu pandangan mereka berdua bergulir pada pria itu. "Jangan bilang kalau kau mau membuangnya?" tebak Anita 100%.
"Hanya ini satu-satunya cara untuk menyelamatkan, Yuri. Dengan begitu polisi akan mengira, jika dia mati karena terjatuh ke jurang. Tapi kalau kalian berdua tidak setuju juga tidak masalah, tapi siap-siap Yuri akan membusuk dipenjara." Ujar Daniel.
Yuri menggeleng. "Aku tidak mau!! Amit-amit, lebih cari jalan aman daripada terang-terangan menjadi criminal. Kak, jangan buang waktu lagi, cepat buang dia sebelum ada yang melihatnya." pinta Yuri.
Dia benar-benar tidak sudi jika harus mendekam di penjara. Itulah kenapa dia setuju dengan rencana kakaknya untuk membuang Amanda ke jurang. Mereka bertiga segera meninggalkan lokasi setelah Daniel membuang Amanda ke jurang.
Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di lokasi tempat Amanda di buang. Seorang wanita buru-buru turun dari mobil mewah yang dikemudikan oleh kekasihnya dan berlari ke tepi jurang. Matanya membulat melihat Amanda yang berusaha mati-matian untuk bertahan agar tidak jatuh.
"To...Tolong aku," lirihnya memohon. "No..Nona, aku mohon tolong aku. A..Aku belum ingin mati."
Lalu wanita itu menoleh kebelakang, menatap seorang pria yang berjalan kearahnya. "Luhan, bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan? Menolongnya atau membiarkannya mati?" wanita itu yang pastinya adalah Jessica meminta pendapat dari Luhan.
Luhan mengulurkan tangannya pada Amanda. "Kita selamatkan dulu saja." ucapnya dan dibalas anggukan setuju oleh Jessica. Dia membantu Luhan untuk menarik Amanda ke atas. Meskipun dia masih menyimpan amarah padanya, tapi yang Jessica pikirkan adalah perasaan ibunya. Bibi Min Ah bisa hancur jika Amanda sampai tiada, apalagi dia adalah satu-satunya keluarga yang Bibi Min Ah miliki.
Tubuh Amanda terkulai tak berdaya di atas rumput setelah berhasil ditarik keatas oleh Luhan dan Jessica. "Te..Terimakasih telah menolong ku, jika tidak ada kalian berdua pasti aku sudah berakhir dibawah sana." Ucapnya lirih.
"Siapa yang melakukan ini padamu? Apa Daniel dan keluarganya?" tebak Jessica 100% benar.
Amanda mengangguk. "Ya, ini perbuatan mereka. Yuri, membenturkan ku ke batu. Saat aku tak sadarkan diri, mereka berusaha menghabisi ku dengan melempar ku ke jurang. Mereka benar-benar bajingan tak tahu diri." Amanda menggepalkan tangannya dan matanya berkilat penuh amarah.
"Apa kau ingin balas dendam pada mereka?" tanya Jessica.
Amanda mengangguk. "Ya, tentu saja. Mereka harus menerima balasan dariku."
"Bagaimana kalau kita bekerjasama? Aku bisa memberimu banyak keuntungan. Villa itu, akan aku berikan padamu secara cuma-cuma, jika kau bersedia membantuku menghancurkan mereka sampai sehancur-hancurnya, bagaimana?" Tawar Jessica.
Jessica memberikan sebuah penawaran yang sangat mengiurkan pada Amanda. Dia bersedia memberikan Villa miliknya jika Amanda mau bekerjasama dengannya untuk menghancurkan Daniel dan keluarganya.
Amanda menggeleng. "Aku sudah tidak Villa dan kemewahan apapun. Yang aku inginkan hanya balas dendam pada mereka bertiga. Aku ingin membuat hidup mereka serasa di neraka." Ucapnya berapi-api.
Jessica menyeringai. "Kita memiliki dendam pada orang yang sama. Jika kita bekerjasama, akan lebih mudah untuk menghancurkannya. Kau bisa membuat mereka ketakutan sampai gila dan akhirnya memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri."
"Sebenarnya apa rencanamu?" tanya Amanda sambil menatap Jessica penasaran.
"Kau akan tahu nanti. Pertama-tama kau kembalilah ke Villa, temui Ibumu dan minta maaf padanya. Sekarang aku dan Luhan harus kembali ke kota, tentang rencana selanjutnya aku akan menghubungimu nanti. Renungi kesalahan mu dan perbaiki hubunganmu dengan, Bibi Min Ah, ketahuilah Amanda, ibumu sangatlah menyayangimu."
Amanda mengangguk. "Ya, aku tahu. Sekarang aku sadar, tidak seharusnya aku serahkan dan menyakiti hatinya. Nona, terimakasih telah membuatmu sadar. Aku akan kembali sekarang."
"Setidaknya obati dulu lukamu."
"Baiklah."
xxx
Luhan menghentikan mobil mewahnya di halaman depan kediaman Valerie. Pandangannya lalu bergulir pada Jessica. "Kenapa tidak turun? Masih belum rela berpisah denganku, hm?" ucapnya sambil mengunci manik Hazel-nya yang jernih seperti mutiara.
Jessica mengangguk. "Waktu yang kita miliki terlalu singkat, aku belum puas."
Luhan menangkup wajah Jessica lalu mengecup singkat bibir ranumnya. "Bukankah kita masih memiliki banyak waktu. Kapanpun kau ingin bertemu, aku akan selalu ada untukmu. Tidak peduli sesibuk apapun diriku, waktu akan selalu ada untukmu." Tukas Luhan.
Jessica tersenyum lebar. "Baguslah kalau begitu. Aku turun dulu, apa kau tidak ingin masuk dulu sebentar dan minum kopi?" tanya wanita itu memberi penawaran.
Luhan menggeleng. "Lain kali saja. Aku pergi dulu." Ucapnya dan dibalas anggukan oleh Jessica. Kemudian wanita itu turun dari mobil kekasihnya. Jessica melambaikan tangannya pada Luhan. Setelah memastikan mobilnya sudah tidak terlihat lagi. Jessica melenggang, memasuki rumah mewahnya yang memiliki tiga lantai itu.
Kepulangan Jessica disambut oleh Kakek Justin. Ternyata lelaki tua itu udah menunggu kepulangannya sedari tadi. Kakek Justin sangat penasaran dengan orang yang mengantarkan cucunya tersebut. Dan melihat dari mobil yang dia kendarai, Justin Valerie sangat yakin jika dia bukan pria sembarangan.
"Sica, siapa lelaki tampan yang mengantarmu pulang?" dan pertanyaan itu mengejutkan Jessica yang baru saja menginjakkan kakinya di teras.
Wanita itu mengusap dadanya sambil menatap sang kakek dengan pandangan tajam + kesal. "Kakek, apa kau sengaja membuatku terkena serangan jantung, eo?" serunya kesal.
Pria tua itu tersenyum tiga jari. "Maafkan kakek, Sica. Habisnya Kakek sangat penasaran. Kau sudah tidak pulang sehari semalam, pulang-pulang malah diantar menggunakan mobil super mewah dan limited edition. Tapi dia bukan aki-aki tua yang baru tanah, ataupun suami orang kan?" tanya Kakek Justin memastikan.
Jessica berdecak sebal. "Tentu saja bukan!! Aku masih waras, Kakek. Dia bukan aki-aki tua, apalagi suami orang. Kakek, juga mengenalnya kok. Dia adalah, Luhan. Kakek, masih ingat kan? Pria tampan yang pernah menjadi bodyguard ku dulu." Ucapnya.
"Oh, jadi dia masih muda dan bernama, Luhan. Tunggu dulu, siapa kau bilang? LUHAN?!"
xxx
Bersambung