NovelToon NovelToon
ASI, Untuk Majikanku

ASI, Untuk Majikanku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Romansa
Popularitas:55.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

Aneh Tapi Nyata. Nathan mengidap sebuah penyakit yang sangat aneh dan langka. Dia selalu bergantung pada Asi untuk menjaga kestabilan tubuhnya. Hampir setiap bulan sekali penyakitnya selalu kambuh sehingga Nathan membutuhkan Asi untuk mengembalikan tenaganya. Pada suatu ketika, stok ASI yang dia miliki benar-benar habis sementara penyakitnya sedang kambuh. Kedatangan Vivian, pelayan baru di kediaman Nathan mengubah segalanya. Mungkinkah Nathan bisa sembuh dari penyakit anehnya, atau dia harus terus bergantung pada Vivian? Hanya waktu yang mampu menjawab semuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2: Demi Kehormatanmu

"Vivian, Tuan Muda mencarimu. Dia ingin kau datang menemuinya."

Deg...

Tubuh Vivian seketika membeku setelah mendengar kalimat yang baru saja terlontar dari mulut Max. Insiden yang terjadi pagi tadi masih begitu membekas di ingatannya. Ketakutan terlihat jelas di sepasang matanya yang indah.

"Apa yang sedang kau lamunkan? Apakah kau tidak mendengar apa yang aku katakan?" Suara Max kembali terdengar di telinganya.

Vivian mengangguk dengan cepat, kemudian dia beranjak dari hadapan Max dan pergi begitu saja. Jantungnya berdebar kencang saat dia melangkah menuju kamar Nathan. Langkahnya terasa berat, seakan-akan ada beban tak terlihat yang menghambatnya.

Sesampainya di depan pintu kamar Nathan, Vivian berhenti sejenak, mengambil napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Dia mengetuk pintu pelan, lalu mendengar suara Nathan dari dalam kamar yang mempersilakannya masuk.

"Masuk," ujar Nathan dengan nada dingin, meski ada sedikit kekakuan dalam suaranya.

Vivian membuka pintu dan masuk ke dalam kamar. Nathan duduk di tepi tempat tidurnya, menatap keluar jendela seolah sedang memikirkan sesuatu yang sangat dalam. Saat dia melihat Vivian masuk, Nathan mengalihkan pandangannya dan mengisyaratkan agar dia mendekat.

"Vivian, duduk," kata Nathan tegas. "Aku tidak suka bertele-tele, jadi dengarkan baik-baik."

Dia mengambil selembar kertas dari meja di sampingnya dan menyerahkannya kepada Vivian. "Ini adalah kontrak pernikahan," katanya tanpa basa-basi. "Aku ingin menikahimu secara kontrak. Dengan cara ini, aku bisa memastikan kau mendapatkan perlindungan dan kompensasi yang layak."

Vivian menatap kertas itu dengan bingung. "Pernikahan kontrak?" tanyanya, suaranya bergetar. "Kenapa? Kenapa harus seperti ini?"

Nathan menunduk, suaranya tetap dingin. "Aku membutuhkan ASI untuk bertahan hidup," katanya tanpa keraguan. "Setelah kejadian tadi pagi, ini adalah satu-satunya cara untuk memastikan kau tetap aman dan terhindar dari situasi yang sama di masa depan. Dengan pernikahan ini, kau akan memiliki perlindungan hukum dan finansial."

Vivian menggelengkan kepala, tidak percaya dengan apa yang didengarnya. "Tuan Muda, ini... ini gila. Saya tidak bisa... saya tidak bisa menikah dengan Anda hanya karena alasan ini."

Nathan menatapnya tajam. "Aku tidak meminta pendapatmu. Ini bukan permintaan. Pertimbangkan ini sebagai perintah," ujarnya tegas. "Ini adalah solusi terbaik bagi kita berdua. Aku tidak ingin insiden pagi tadi terulang. Jangan terlalu lama mengambil keputusan. Waktu adalah uang dan itu sangat berharga."

"Maaf, Tuan Muda, beri saya waktu untuk memikirkannya," Dengan perasaan campur aduk, Vivian meninggalkan kamar Nathan. Dia berjalan kembali ke kamarnya dengan langkah yang berat, pikirannya penuh dengan kebingungan dan ketakutan.

Di satu sisi, dia merasa simpati terhadap penderitaan Nathan. Namun di sisi lain, dia merasa terjebak dalam situasi yang tidak pernah diharapkannya.

Di kamarnya, Vivian duduk di tepi tempat tidur, menatap kertas kontrak di tangannya. "Apa yang harus aku lakukan?" gumamnya pelan. Dia tahu bahwa keputusan yang akan diambilnya akan mengubah hidupnya selamanya. Satu hal yang pasti, dia harus membuat keputusan yang terbaik untuk dirinya sendiri.

.

.

Nathan menghela napas panjang, menatap senja yang semakin memudar di cakrawala. Beban pikirannya terasa semakin berat setelah pertemuannya dengan Vivian. Tiba-tiba, Max masuk ke dalam kamar dan menghampirinya dengan langkah sigap.

"Tuan Muda, Anda memanggil saya?" tanya Max dengan nada penuh hormat.

Nathan menoleh, menatap Max sejenak sebelum akhirnya berbicara. "Max, aku ingin supaya kau menyelidiki tentang Vivian," katanya dengan suara tegas. "Cari tahu semua tentang dia, termasuk latar belakang keluarganya."

Max mengangguk, menerima perintah tersebut tanpa banyak bertanya. "Baik, Tuan Muda. Apakah ada hal khusus yang perlu saya fokuskan?"

Nathan menghela napas lagi, kali ini dengan nada frustrasi yang samar. "Cari tahu apakah ada hal lain yang perlu aku ketahui. Apa pun yang mungkin relevan dengan situasi ini."

Max memahami keseriusan dalam nada bicara Nathan. "Saya mengerti, Tuan. Saya akan segera mengurusnya."

"Pastikan semua dilakukan dengan hati-hati. Aku tidak ingin dia tahu tentang penyelidikan ini," lanjut Nathan, tatapannya kembali mengarah ke jendela.

Max mengangguk sekali lagi sebelum berbalik dan meninggalkan kamar, meninggalkan Nathan dalam kesunyian yang penuh dengan pikiran dan kekhawatiran. Nathan menghela napas untuk kesekian kalinya. Dia tahu bahwa dia perlu memahami lebih banyak tentang Vivian dan situasinya sebelum mengambil langkah lebih lanjut.

Di dalam kamar yang semakin gelap, Nathan merenung. Dia tidak suka harus mengandalkan orang lain, apalagi dengan cara seperti ini. Namun, keadaan memaksa dirinya untuk melakukan segala yang diperlukan demi kesehatannya.

"Vivian," gumam Nathan pelan, seolah-olah nama itu adalah sebuah misteri yang harus dipecahkan. Dia tahu bahwa keputusan ini akan membawa perubahan besar, baik bagi dirinya maupun bagi Vivian. Tapi demi menjaga kehormatannya, Nathan mengambil tindakan tersebut.

***

Di dapur yang sibuk, Vivian dan beberapa pelayan lainnya sedang sibuk menyiapkan makan malam. Meski hanya ada satu orang yang harus mereka layani, berbagai hidangan selalu tersaji di atas meja setiap harinya, mencerminkan standar tinggi yang dijaga di rumah besar itu.

Vivian, sebagai orang baru, merasa canggung di tengah para pelayan yang sudah lebih berpengalaman. Suara beradu peralatan dapur dan aroma harum masakan mengisi udara, membuat suasana dapur terasa hidup dan dinamis.

"Sini, Vivian, bantu aku potong sayuran ini," kata Martha, salah satu pelayan senior yang ramah. Martha tahu betapa sulitnya menjadi orang baru di lingkungan yang serba formal ini.

Vivian mengangguk dan mendekat. "Baik, Martha," jawabnya sambil mengambil pisau dan mulai memotong sayuran dengan hati-hati. Dia ingin memastikan semua tugasnya dikerjakan dengan baik.

"Jangan terlalu tegang, Vivian. Kami semua pernah menjadi orang baru di sini," kata Jake, pelayan lain yang lebih tua, sambil tersenyum pada Vivian. "Kau akan terbiasa seiring berjalannya waktu."

Vivian tersenyum malu-malu. "Terima kasih, Jake. Aku hanya tidak ingin membuat kesalahan," katanya pelan.

Martha menepuk bahu Vivian dengan lembut. "Tidak apa-apa. Yang penting kau mau belajar dan bekerja keras. Kita semua di sini untuk saling membantu."

Saat mereka sibuk bekerja, Vivian merasakan sedikit beban di pundaknya berkurang. Meski masih canggung, keramahan dari para pelayan senior membuatnya merasa sedikit lebih nyaman.

Setelah beberapa saat, pintu dapur terbuka dan Nathan masuk, mengejutkan semua orang. Kehadiran Nathan di dapur adalah hal yang jarang terjadi, membuat semua pelayan berhenti sejenak dari kegiatan mereka.

"Tuan Muda," kata Martha dengan nada hormat, sambil sedikit membungkukkan badan.

Nathan mengangguk sebagai tanda sapaan. "Aku hanya ingin memastikan makan malam siap tepat waktu," katanya singkat.

"Semua akan siap sesuai jadwal, Tuan," jawab Martha cepat.

Nathan mengalihkan pandangannya ke arah Vivian yang masih sibuk dengan potongan sayuran. Vivian bisa merasakan tatapan Nathan, tetapi dia mencoba untuk tetap fokus pada pekerjaannya. Kemudian Nathan berbalik dan pergi begitu saja.

***

Bersambung

1
sella surya amanda
lanjut
Lissaerlina
lanjuttttt
sella surya amanda
lanjut
Vanettapink Fashion
Luar biasa
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Lissaerlina
lanjuttttt
Musringah
lanjutt
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Anonymous
semangat nulis😁
Iyan
/Ok/
Meiriya Romadhon
bagus
Putu Sriasih
Luar biasa
NAJ L
/Rose//Rose//Rose/
NAJ L
Buruk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!