Daniel Van Houten, mafia berdarah dingin itu tak pernah menyangka dirinya di vonis impoten oleh dokter. Meski demkian Daniel tidak berputus asa, setiap hari ia selalu menyuruh orang mencari gadis per@wan agar bisa memancing perkututnya yang telah mati. Hingga pada suatu malam, usahanya membuahkan hasil. Seorang gadis manis berlesung pipi berhasil membangunkan p3rkurutnya. Namun karna sikap tempramental dan arogannya membuat si gadis katakutan dan memutuskan melarikan diri. Setelah 4 tahun berlalu, Daniel kembali bertemu gadis itu. Tapi siapa sangka, gadis itu telah memiliki tiga anak yang lucu-lucu dan pemberani seperti dirinya.
____
"Unda angan atut, olang dahat na udah tami ucil, iya tan Ajam?" Azkia
"Iya, tadi Ajam udah anggil pak uci uat angkap olang dahat na." Azam
"Talau olang dahatnya atang agi. Tami atan ucil meleka." Azura.
_____
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena Remaja01, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
"Azam, ayo kita pulang."
"Ngak awu, Ajam awu ayin di cini." Azam berlari ketika Ayang mengajaknya pulang.
Sementara Udin sibuk membantu karyawannya melayani para pelanggan. Tadi ia sudah mengatakan pada Ayang, agar menunggunya pulang selepas tengah hari. Tapi Ayang tetap ingin segera pulang, karna perasaannya tidak enak sejak bertemu dengan Dani tadi.
"Aya, biarkan saja dulu mereka bermain, sebentar lagi aku juga mau pulang," ucap Udin di sela kesibukannya.
"Unda, awu mamam." Azura tiba-tiba merengek minta makan.
Udin mendekati Azura dan berjongkok di depan gadis manis itu. "Siapa mau makan ayam goreng?"
"Adik awu!" sahut Azura cepat sambil memeluk Udin.
"Akak uga awu." Azkia juga berlari mendekati Udin.
"Kalau begitu mari kita makan Ayam goreng," ucap Udin bersemangat, lalu Azkia dan Azura di gendongnya bersamaan.
"Ajam awu mamam ayam goyeng ngak?" celetuk Azkia.
Azam yang masih berlarian kesana kemari lansung berhenti dan mendekati Udin. "Awuuu.....Ajam awu ayam goyeng Upin Ipin." "Pipi, endong. Ajam itut," rengeknya sambil memeluk kaki Udin.
"Azam gendong sama Bunda saja ya," ucap Udin.
"Ngak awu, Ajam awu endong Pipi."
"Aya, bagaimana caranya aku menggendong mereka semua." Udin pun ikutan merengek. Mana bisa ia menggendong ketiga bocah itu secara bersamaan.
Ayang tersenyum kemudian mengambil Azkia dari gendongan Udin. Barulah Udin berjongkok menggedong Azam.
"Desi, kami mau makan siang, kamu tunggu di sini dulu ya?" ucap Udin pada Desi yang sedang melakukan perawatan rambut.
"Iya Mas Udin, setelah ini saya juga mau pulang kok."
"Ya sudah kalau begitu kami pergi dulu ya. Nanti gak usah bayar, aku kasih gratis buat kamu."
"Wah, terimakasih Mas Udin! Kalau bisa tiap hari ya Mas. Hehehe."
"Ye.....bangkrut dong akunya kalau kamu minta gratis tiap hari."
.
.
.
"Apa kalian sudah menemukannya?" tanya Daniel yang baru saja tiba di mall.
"Sudah Tuan. Mereka sedang berada di resto cepat saji," jawab salah satu dari anak buah Daniel yang sudah stanby di mall tersebut. Setelah mendapat kabar dari Dani tadi, Daniel lansung mengirim anak buahnya untuk memastikan kebenaran keberadaan Ayang.
Tak ingin membuang waktu, Daniel segera berlari menuju Lift. Selang beberapa menit ia telah tiba di depan sebuah resto cepat saji yang di sebutkan anak buahnya.
"Itu mereka tuan."
Pandangan Daniel lansung tertuju pada seorang wanita berhijab yang di tunjuk anak buahnya.
"Kau yakin wanita itu yang aku cari?" tanya Daniel karna posisi duduk wanita itu membelakanginya. Di depan wanita itu duduk juga seorang pria yang sedang memangku anak kecil.
"Yakin Tuan."
"Lalu siapa pria itu?" Rahang Daniel mengeras melihat pria yang duduk berhadapan dengan wanita itu. Apalagi pria itu sedang menyuapkan makanan pada dua anak kecil yang di pangkunya.
"Maaf Tuan, saya belum mendapatkan informasi siapa pria itu."
"Regan!" panggil Daniel.
"Ya, Tuan," sahut Regan yang berdiri di belakang Daniel.
"Masuklah kedalam, pastikan wanita itu benar-benar wanita yang kucari."
"Baik Tuan," sahut Regan patuh.
"Tunggu, Regan!"
Regan menghentikan langkah dan berbalik badan menghadap Daniel.
"Jangan sampai dia melihat kau. Paham?"
"Baik Tuan."
Regan kembali melanjutkan langkah memasuki resto cepat saji tersebut. Sementara Daniel masih berdiri di tempat semula. Pandangannya hanya tertuju pada gadis yang duduk membelakangi.
Tidak lama Regan kembali lagi.
"Bagaimana?" tanya Daniel tak sabaran.
"Benar Tuan, dia wanita yang selama ini Tuan cari."
"Berarti mereka semua anak-anakku." Bibir Daniel bergetar tak dapat menyembunyikan rasa harunya. Ia masih ingat, wanita itu dulu menghilang dalam keadaan hamil.
"Hmm....mung-mungkin saja tuan," jawab Regan ragu.
Segara Daniel memasuki resto cepat saji tersebut. Namun, di depan pintu masuk, langkahnya melambat, ketika sepasang netranya bertemu lansung dengan mata wanita yang sedang memangku anak kecil.
.
.
.
Darah Ayang berdesir ketika tak sengaja menangkap sosok yang paling di takutinya kini hadir di depan mata.
"Aya, kamu kenapa?" tanya Udin.
Ayang yang ketakutan segera berdiri.
"Tunggu!"
Suara bariton itu membuat Ayang lansung merapat pada Udin, meminta perlindungan pada pria yang selama empat tahun ini menjaganya.
Udin turut bangkit dari duduk dan menoleh ke belakang.
"Hei, lepaskan! Kalian mau apa?" Udin seketika berontak ketika para pria berjas hitam berusaha mengambil Azkia dan Azura dari pangkuannya.
"Ngak awu! Lepacin!" Azkia memukuli anak buah Daniel yang menggendongnya.
"Pipi, toyong ada olang dahat!" Azura juga berteriak sambil menggigit tangan anak buah Daniel yang menggendongnya.
"Pak uci, toyong ada oyang dahat!" Azam berteriak nyaring dalam gendongan Ayang.
"Hentikan! Kalian semua pergilah!"
Mendengar seruan Daniel, semua pria berjas hitam yang berada di sana segara meninggalkan tempat itu.
"Om uga olang dahat, pelgi cana!" Azura dan Azkia memukul dan mengigit kaki Daniel.
Daniel berjongkok di depan Azkia dan Azura. Matanya berkaca-kaca menatap haru kedua bocah perempuan di hadapannya, bibirnya bergetar, namun suaranya tercekat di tenggorokan.
Udin lansung bergerak mengambil Azkia dan Azura yang berada di hadapan Daniel.
Daniel menatap tajam pada Udin, rasanya ia ingin sekali menelan pria itu hidup-hidup. Apalagi saat ini Ayang bersembunyi di belakang punggung pria itu, membuat darahnya semakin mendidih.
"Kamu mau apa? Jangan mendekat atau aku akan berteriak!" Udin memasang badan menghalangi pria asing yang baru di lihatnya semakin mendekat.
"Kau pergilah! Aku hanya ingin bicara dengan Ibu dari anak-anakku!" Suara Daniel terdengar bergetar.
"Haiiii, kamu sudah gila ya?"
"Olang dahat pelgi cana!" Azkia menggapai-gapai tangannya ingin memukul wajah Daniel yang semakin mendekat.
Daniel menyerahkan wajahnya, membiarkan tangan kecil Azkia meremas-remas pipinya.
"Iiiii, muka olang dahatnya banyak lambut." Azkia menjauh kan tangannya dari wajah Daniel yang di tumbuhi brewok.
Daniel tersenyum, matanya memperhatikan Ayang yang bersembunyi di belakang Udin. Kemudian dengan gerakan cepat ia lansung mendekap tubuh Ayang yang berada di belakang Udin.
"Hei! Apa yang kamu lakukan!" Udin menurunkan Azkia dan Azura, lalu berusaha melepaskan tangan Daniel yang telah mendekap Ayang dan Azam.
Begitupun dengan Azkia dan Azura. Kedua bocah perempuan itu ikutan memukul bahkan menggigit kaki Daniel.
"Auuuwhhh!" Daniel melepaskan tangannya yang memeluk Ayang. Sakit di pangkal lengan bekas gigitan Azam dan bekas gigitan di kaki tak dapat ia tahan.
"Lacain! Ngapain dahatin unda tami," ucap Azam. Senang hati bocah itu melihat Daniel mengaduh kesakitan.
"Pelgi cana! Nanti tami didit agi angis." Azkia menimpali. Ia dan Azura menarik dan memukul kaki Daniel agar pergi dari sana.
Daniel tak menyia-nyiakan kesempatan. Azura dan Azkia lansung di gendong dan di bawa keluar dari resto.
"Hei! Mau kamu bawa kemana anak-anakku!" Udin segera berlari mengejar Daniel. Begitu pun Ayang ikut berlari sambil menggendong Azam.
Tiba diluar Daniel berhenti. "Regan, habisi manusia jadi-jadian itu," titahnya.
Regan dan anak buahnya lansung bergerak memegang Udin.
Ayang bingung harus menolong siapa. Antara ingin menolong Udin atau mengambil anak-anaknya dari Daniel.
yg ada ayang tambah stres dan membenci danil
lanjut kak/Drool/
hadirkan kebahagiaan untuk ayang
sudah 3 THN kok masih asih Tor...?
Ayahnya Ayang ada sangkut sama si Daniel?
vote untuk mu thor