NovelToon NovelToon
Cinta VS Gengsi

Cinta VS Gengsi

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: my pinkys

Alana Adhisty dan Darel Arya adalah dua siswa terpintar di SMA Angkasa yang selalu bersaing untuk menjadi yang terbaik. Alana, gadis ambisius yang tak pernah kalah, merasa dunianya jungkir balik ketika Darel akhirnya merebut posisi peringkat satu darinya. Persaingan mereka semakin memanas ketika keduanya dipaksa bekerja sama dalam sebuah proyek sekolah.

Di balik gengsi dan sikap saling menantang, Alana mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang berbeda dalam hubungannya dengan Darel. Apakah ini masih tentang persaingan, atau ada perasaan lain yang diam-diam tumbuh di antara mereka?

Saat gengsi bertarung dengan cinta, siapa yang akan menang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my pinkys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

malam minggu

Suasana malam minggu ini begitu hidup dengan lampu warna-warni yang berkelap-kelip dan suara riuh pengunjung yang menikmati berbagai wahana yang ada di pasar malam. Alana, Shasa, Darel, dan Kavin berjalan menyusuri jalanan yang dipenuhi aroma makanan khas pasar malam.

“Seru abis!” seru Shasa sambil berputar kecil. “Gue udah lama nggak ke pasar malam.”

Alana tersenyum. “Sama. Rasanya kayak nostalgia.”

Darel dan Kavin yang berjalan di belakang mereka hanya mengangguk kecil, menikmati suasana tanpa banyak bicara. Sesekali Darel melirik Alana, memastikan gadis itu menikmati momen ini.

“Eh,  main lempar gelang dulu yuk,” ajak Shasa sambil menarik tangan Alana. “Darel, Kavin, lo ikut, kan?”

Darel mengangkat alis. “Gue lebih suka nonton.”

"Gue nonton aja" ucap Kavin dengan menatap lekat Shasa tanpa Shasa sadari, tapi Darel  menyadarinya hanya tersenyum kecil nyaris tak terlihat.

"Ck pasar malam nya emang bagus, nggak usah di liatin mulu kali" ujar Darel, membuat Kavin tersadar.

"Ck lo tau? " Kavin memutar bola mata nya malas.

"Ap yang nggak gue tau"

"Woy! kalian ngak ikutan" teriak Shasa membuat Darel dan Kavin melihat Shasa dan Alana yang tengah bermain di salah satu stan.

"Gue nggak tertarik" balas Kavin.

Shasa mendecak, mengejekk. “Ah, lemah lo!.”

Mereka pun berhenti di salah satu stan permainan. Shasa dan Alana mengambil beberapa gelang dan mulai melemparnya ke dalam botol-botol kaca. Sementara itu, Darel berdiri dengan tangan di saku, sesekali tersenyum melihat ekspresi serius Alana yang berusaha memasukkan gelang ke dalam botol.

“Yeay! Gue dapat hadiah!” seru Shasa sambil mengangkat boneka kecil yang dia menangkan.

Kavin terus memperhatikan setiap gerak gerik Shasa dan ia ikut terhibur.

Alana terkekeh. “Waah keren,”

Setelah puas bermain, mereka memutuskan untuk mencari makanan. Alana dan Darel memilih jagung bakar, sementara Shasa dan Kavin membeli takoyaki. Mereka duduk di bangku panjang sambil menikmati makanan masing-masing.

Namun, tiba-tiba, seseorang menghampiri mereka.

“Oh? Darel?”

Alana menoleh dan melihat seorang cewek cantik dengan rambut panjang bergelombang berdiri di belakang mereka, menatap Darel dengan ekspresi terkejut sekaligus penuh minat.

Shasa berbisik,bertanyabertanyapada Kavin yang duduk di sebelah nya“Siapa tuh?”

Kavin menoleh malas. “Reyna.”

Reyna tersenyum kecil. “Lama nggak ketemu ya.”

Darel hanya mengangguk kecil. “Iya.”

Reyna lalu melirik ke arah Alana dan Shasa. “Teman-teman lo?”

Darel mengangguk. “Hemm.”

Namun, Reyna menatap Alana lebih lama sebelum menyeringai kecil. “Oh… lo siapa?”

Alana merasa ada sesuatu yang aneh dalam nada suara Reyna, tapi dia tetap tersenyum sopan. “Hai,gue Alana ini Shasa.”

Reyna menyilangkan tangan di dada sambil menatap Darel. “Gue nggak nyangka lo bakal tertarik sama cewek kayak dia.”

Alana langsung terdiam.

Shasa yang duduk di sebelahnya langsung merasa darahnya mendidih. “Maksud lo apa?”

Reyna tersenyum manis. “Nggak, cuma heran aja. Biasanya Darel suka cewek yang lebih… menarik.”

Darel mendengus, menatap Reyna dengan dingin. “Kalau lo datang cuma buat ngomong omong kosong, lebih baik pergi.”

Reyna mendecak pelan sebelum mengangkat bahu. “Oke, oke. Have fun.”

Dia melambaikan tangan sebelum pergi, meninggalkan suasana yang sedikit canggung.

Shasa masih kesal. “Kurang ajar banget tuh cewek,bener-bener di mana-mana ada mak Lampir.”

Alana hanya diam, menatap jagung bakarnya tanpa selera.

Darel menyentuh tangan Alana di bawah meja, memberikan genggaman kecil. “Jangan dengerin dia.”

Alana mengangkat wajahnya dan menatap mata Darel.

Darel tersenyum kecil. “Gue di sini sama lo, kan?”

Alana menghela napas dan akhirnya tersenyum. “Iya.”

Mereka melanjutkan makan sambil menikmati suasana.

Namun, saat pasar malam hampir tutup, Alana dan Shasa memutuskan pulang bersama.

Shasa menggandeng tangan Alana. “Gue nganterin lo pulang.”

Alana bertanya pada Shasa.“Kamu emang kesini pakai apa?"

"Aduh! aku lupa, aku ke sini di antar supir terus aku bilang nya suruh jemput jam sebelas" Dan sedangkan sekarang baru jam sepuluh malam.

"Aduh...gimana dong Lana... masa aku nunggu supir sampai lumutan" rengek Shasa pada Alana.

"Lo bareng gue" ucap Kavin.

"Gue? apa Lana" tanya Shasa bingung.

"Lo"

"Lo naik apa dulu nih" tanya Shasa.

"Motor" balas Shasa.

"Lana...gimana nih, aku ngak papa kan pulang sama si kutub" bisik Shasa membuat Alana tersenyum geli.

"Ya ngak papa lah, emang kamu mau nunggu supir sampai lumutan"

"Ih ogah lah, gimana kalo culik coba iih"

"Jadi ngak? " tanya Kavin.

"Oke deh, gue nebeng lo" jawab Shasa.

"Eh, terus Lana pulang nya sama siapa dong"

"Bareng gue" jawab Darel.

"Cie....lagi pdkt ya? " ujar Shasa sambil menaikan alis nya.

"Apaan sih Sha, pdkt pdkt, sorry deh gue kalo pdkt  sama Darel monyet" ucap Alana dengan menunjukkan wajah enggan nya.

Sudah lah, akhirnya mereka berempat pulang berboncengan Shasa Kevin, dan Alana Darel.

---

Hari Minggu datang dengan langit yang cerah. Sinar matahari yang hangat menyelinap masuk ke dalam apartemen Darel, menerangi ruangan dengan lembut. Alana baru saja selesai mengikat rambutnya ketika ponselnya bergetar di meja.

Darel: Jangan lama-lama. Gue tunggu di parkiran.

Alana tersenyum kecil melihat pesan Darel, ada-ada saja, padahal mereka tinggal satu apartemen tapi Darel segala chat diri nya, Alana mengambil tasnya dan berjalan keluar kamar. Begitu dia tiba di parkiran apartemen Darel, Darel sudah menunggunya sambil bersandar di motornya dengan ekspresi santai.

Darel menatap Alana dari atas sampai bawah sebelum berkomentar, “Akhirnya siap juga.”

Alana mendelik. “Gue enggak lama, kok.”

Darel terkekeh sebelum menyerahkan helm kepadanya. “Ayo, kita berangkat.”

"Kamu gimana sih Darel, aku kna nggak nyampe"

Darel akhirnya turun dari motor nya dan membantu Alana menaiki motor nya, ia melupakan jika Alana tak sampai menaiki motor nya yang tinggi,besok -besok mungkin ia akan mengganti motor nya atau menggunakan mobil saja pikir Darel.

Setelah nya mereka pun melaju menuju tempat tujuan mereka.

---

Hari ini, Darel menepati janjinya untuk mengajak Alana jalan-jalan. Mereka pergi ke taman kota, lalu makan di kafe kecil yang sedang tren di kalangan remaja sekarang dan nyaman tempat nya. Sepanjang perjalanan, Darel terus menggoda Alana tentang bekal yang akan dibawanya ke sekolah untuknya.Ternyata Darel mengingat janji Alana.

“Jangan sampai lupa, besok aku mau bekal yang enak,” kata Darel dengan nada menggoda.

Alana menatapnya dengan tatapan malas. "Aku enggak janji bakal bikin makanan yang enak deh kayaknya.”

Darel tertawa kecil. “Asal lo yang bikin, pasti gue suka.”

Alana merasa wajahnya menghangat, tapi dia berusaha mengabaikan perasaan itu.

Setelah beberapa jam jalan-jalan, mereka memutuskan untuk istirahat di sebuah taman kecil dekat pusat kota. Alana duduk di bangku taman sementara Darel membeli dua botol minuman dingin dari vending machine.

Saat Darel kembali dan menyerahkan satu botol pada Alana, tiba-tiba mata mereka menangkap sosok yang tidak asing di seberang jalan.

Shasa dan Kevin.

Alana dan Darel tersenyum penuh arti.

"Hahaha,aku nggak nyangka Shasa sama si kutub" ujar Alana dengan tertawa pelan.

"Mungkin tadi malam" Darel menggedikkan bahu nya.

"Omo! Iya! tadi malam kan mereka pulang bareng" ujar Alana heboh.

Mereka berdua terlihat sedang berjalan bersama, berbicara dengan ekspresi yang tampak akrab. Sesekali, Kevin tersenyum kecil, sementara Shasa terlihat sedikit gugup.

Darel menaikkan alis. “Aku enggak nyangka.”

Alana juga terkejut. “Mereka… janjian?”

Darel melipat tangan di dada. “Kalau lihat dari ekspresinya, kayaknya bukan kebetulan.”

Alana tersenyum kecil. “Shasa enggak pernah cerita kalau dia dekat sama Kevin.”

Darel menatap Alana dengan tatapan menyelidik. “Kamu sendiri, kapan mau cerita ke orang lain soal kita?”

Alana terdiam sejenak sebelum menjawab pelan, “Nanti, pas.....kita nikah.”

Darel menatap Alana dengan bola mata yang membulat.

"Yang bener aja Alana" tekan Darel.

"Bercanda Darelll, mungkin sebentar lagi" ucap Alana.

Darel menatap Alana lalu tersenyum "Aku nggak papa, nunggu kmau siap aja"

Ucapan Darel membuat nya terharu, senang, dan merasa aman.

Sementara itu, Shasa dan Kevin belum menyadari keberadaan mereka. Alana dan Darel hanya duduk di tempat mereka, memperhatikan tanpa berniat mengganggu.

Hari itu, selain janji yang ditepati, mereka juga menemukan sebuah rahasia baru.

Sesuatu yang membuat mereka semakin penasaran tentang hubungan antara Shasa dan Kevin.

To be continued…

1
Supriatun Khoirunnisa
Luar biasa
Jhylara_Anfi
semangat up ny kk😊 kalu berkenan boleh mampir juga di cerita aku😁🙏
Jhylara_Anfi
butterfly era nya mulai berasa😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!