NovelToon NovelToon
Mencintai Dosen Beristri

Mencintai Dosen Beristri

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Slice of Life
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Harumi Akari

Sekar mengalami dilema karena didekati oleh Pak Faisal, yang merupakan dosennya sendiri. Hal itu membuat Sekar ketakutan, namun lama-kelamaan Sekar makin menyukai Pak Faisal karena beliau sering membantu Sekar saat ia sedang dibully di kampus.

Saat cinta mulai tumbuh di antara mereka, keseriusan mereka terhalang oleh Pak Faisal yang sudah memiliki istri dan tidak mudah untuk menceraikannya karena istrinya yang merupakan selebgram.

Akankah Sekar mendapatkan cintanya? Atau justru cinta mereka berdua akan kandas dan Sekar dicap sebagai pelakor?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Harumi Akari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Dia yang Memulai!

Sekar berusaha mendorong dosennya sekuat tenaga. Ia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Apalagi dia sekarang sedang berciuman dengan dosennya yang sudah duda!

"Pak! Apa yang sebenarnya bapak lakukan?!" tanya Sekar dengan penuh rasa takut. Apalagi sekarang dia tidak bisa kemana-mana karena pintunya dikunci dan jendela pun tertutup rapat.

"Saya suka kamu."

Sekar sedikit bingung dengan pernyataan pria itu dan masih berusaha mencerna kata-kata dari dosennya sendiri.

"Hah?" kejut Sekar.

"Saya suka sama kamu, Sekar." Pak Gibran mengulang kembali ucapannya itu.

"Mana bisa begitu, Pak?! Kita ini mahasiswa dan dosen! Saya ini murid bapak, mana bisa bapak tiba-tiba menyukai saya!" ucap Gibran.

"Kamu tidak ingat dengan kejadian beberapa waktu yang lalu ya?" tanya Gibran.

"Kejadian ... apa?" Sekar benar-benar tidak tahu apa yang diucapkan oleh dosennya sendiri. Apa yang terjadi sampai membuat Sekar lupa?

"Baiklah kalau kamu tidak mengingatnya. Aku akan memberitahukannya kepadamu sekarang juga," ucap pria itu dan kembali menyalakan AC di mobilnya agar mereka tidak kekurangan oksigen.

Jantung sekar berdegup dengan sangat kencang, sebenarnya kejadian apa yang dimaksud oleh dosennya itu.

"Aku melihatmu bukan sekali dua kali, Sekar. Kamu tidak ingat kamu pernah mabuk di bar?" tanya Gibran yang berusaha mengingatkan Sekar.

Namun, Sekar sama sekali tidak mengingat apa yang terjadi. Ia bahkan merasa bahwa dirinya tidak pernah mabuk ataupun pergi ke bar. Sekar pun terdiam sejenak.

Sedangkan Gibran sudah gemas dengan Sekar karena ia tidak mengingat apa yang terjadi. Padahal Gibran mengingatnya dengan jelas dan menjadi alasan mengapa ia menyukai Sekar.

"Maaf, Pak. Saya tidak ingat." Sekar merasa bersalah karena tidak ingat apa yang terjadi kepada dirinya dan mereka berdua.

"Ya sudah kalau tidak ingat. Kau tidak perlu susah payah mengingatnya. Kalau tidak salah, dulu kamu selalu membantuku membawa barang-barangku. Sejak saat itu aku jadi lebih menyukaimu. Kau bahkan membantuku saat aku masih belum menjadi dosen. Lalu, semua perasaanku kembali memuncak saat bertemu denganmu, saat itu istri pertamaku sudah tiada. Kamu yang ada di sisiku."

Sekar sedikit terkejut dengan apa yang dikatakan oleh pria itu, karena dia sendiri sama sekali tidak mengingat apapun kenangan saat bersama dengan Gibran. Apakah ia sengaja menghapus semua ingatannya?

"Maaf, Pak. Saya benar-benar tidak ingat," ucap Sekar sekali lagi yang memang tidak ingat dengan apa yang terjadi selama ini.

"Ya sudah, sekarang kamu fokus saja menemani saya. Lama-kelamaan juga kamu akan ingat."

Kini, Gibran membuka pintu dan keluar dari mobil. Sekar pun ikut keluar dari mobil menyusul dosennya itu. Jujur saja dia jarang sekali pergi ke mall dan sedikit takut jika ada orang yang mengenalnya. Bukankah akan menjadi skandal yang menjijikkan?

Sekar berjalan di belakang dosennya karena tidak ingin disangka pergi dengan kekasihnya. Apalagi Sekar nampak seperti orang dewasa karena menggunakan pakaian yang tadinya diperuntukkan untuk istrinya Pak Gibran.

Sedangkan Gibran justru merasa risih saat Sekar berada di belakangnya seperti pembantu. Gibran langsung menggandeng tangan Sekar dan berjalan bersama dengan wanita itu.

"Jangan di belakangku. Aku tidak mau sampai kamu hilang. Aku juga tidak mau kamu seperti pembantuku yang selalu berjalan di belakangku." Gibran nampak sedikit kesal.

Ternyata pria itu sedikit menakutkan, apalagi kalau sedang marah.

Mereka berdua pun mencari dress yang bagus untuk istri Pak Gibran.

"Menurutmu, aku harus pilih baju yang mana? Jujur aku tidak paham dengan selera istriku sendiri," ucap Gibran.

"Eh? Tapi bapak beli baju ini." Sekar melihat ke arah pakaian yang ia beli.

"Aku hanya menggunakan instingku saja untuk membeli pakaian seperti ini. Aku sering sekali ditolak karena pakaian yang kubeli tidak sesuai dengan seleranya." Gibran nampak sedang memilah pakaian.

"Boleh lihat foto istri bapak?" tanya Sekar.

Gibran mengambil ponselnya dan melihat foto seorang wanita cantik yang jelas jauh lebih cantik dari Nara. Bahkan di foto terlihat sangat elegan.

"Kalau begitu...."

Sekar langsung menuju ke bagian lain dan mencari pakaian yang sesuai dengan yang digunakan oleh istrinya itu. Meskipun sebenarnya isi kepala wanita itu sangatlah berantakan karena bingung dengan pernyataan dosennya tadi di mobil. Padahal Gibran masih memikirkan istrinya, mengapa bilang suka kepada Sekar? Bukankah itu hal yang aneh?

"Ini saja, Pak. sepertinya istri bapak suka dengan pakaian seperti ini," ucap Sekar sembari memperlihatkan dress cantik dan harganya cukup mahal.

"Oh? Dia suka yang seperti ini ya? Kalau kamu suka yang seperti apa?" tanya pria itu yang juga sedang mencari tahu apa yang disukai oleh Sekar.

"Jujur saya suka pakaian apa saja. Seperti dress yang sedang saya pakai, dan juga kemeja. Karena saya sering kuliah, jadi banyak kemeja yang saya beli da berbagai motif juga," ujar Sekar sembari menjelaskan pakaian favoritnya.

Tiba-tiba Gibran mengambil dress yang hampir sama dengan yang digunakan oleh Sekar, yang satu berwarna hitam dan satu berwarna putih dengan motif yang sedikit berbeda. Lalu ia juga mengambil kemeja cantik dan mahal.

"Ukuran kamu M kan?" tanya Gibran.

"Eh? Iya Pak." Sekar hanya iya-iya saja karena raut wajah pria itu mengerikan kalau marah, dan Sekar sedikit trauma.

Hingga pada akhirnya, Gibran membayar pakaian yang ada di tangannya dan tangan Sekar. Sekar bahkan sempat bingung dan masih berusaha untuk berpikir positif.

Saat sudah selesai, mereka pun kembali ke mobil dan menghela nafas panjang karena lelah.

"Capek?" tanya Gibran.

"Sedikit, Pak. Ternyata luas banget mall nya."

"Iya, saya sering beli di sini karena jarang orang yang saya kenal dan kualitasnya juga bagus." Gibran menyalakan mobilnya, lalu teringat akan sesuatu. "Kamu belum makan, ya?"

"Eh, eh. Belum, Pak. Nanti saya makan di rumah aja, biasanya dirumah udah dimasakkin kok!"

"Nggak, saya belikan drive thru ya. Kebetulan saya juga lapar."

"Aduh, Pak. Saya jadi merepotkan ya?" ucap Sekar yang merasa tidak enak hati.

"Nggak, saya justru senang jalan sama kamu."

Pria itu mengenakan seatbeltnya dan langsung pergi mencari makanan. Hingga mereka pun makan bersama di mobil. Jujur saja perasaan Sekar bisa langsung berubah saat pria itu ternyata begitu baik dan juga perhatian.

Saat sudah selesai jalan-jalan, Gibran mengantarkan Sekar sampai ke gang dekat rumahnya.

"Terima kasih atas tumpangannya dan jajannya ya, Pak. Saya jadi nggak enak," ucap Sekar yang tidak enak hati.

"Nggak masalah! Jujur saya senang pergi dengan kamu. Lain kali lagi ya?" ucap Gibran dengan senyum kecil.

"Baik, Pak. Akan saya usahakan."

"Oh iya. Ini buat kamu."

Gibran mengambilkan tas berisi pakaian yang tadi ia beli.

"Loh, Pak? Ini kan punya istri bapak!" ucap Sekar.

"Iya yang di belakang punya istri saya. Yang ini punya kamu."

"Nggak pak. Saya sudah banyak merepotkan, saya tidak mau tambah merepotkan lagi."

Karena gemas dengan wanita itu, Gibran langsung mendekap wanita itu dan mencium kening Sekar dengan lembut hingga membuat Sekar terdiam.

"Balas budimu cukup ikut dengan saya. Saya sudah sangat bahagia dan bersyukur."

Karena tidak bisa berkata apa-apa lagi, Sekar pun pergi dari mobil pria itu dan menjauh dari hadapan pria itu. Jantungnya bisa lepas jika terus menerus berada di sisi dosennya dan terus menerus diberi kejutan berupa ciuman seperti itu.

"Aduh! Sebenarnya apa yang sedang terjadi sih!"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!