Mencintai Dosen Beristri
Di belakang gedung kampus, terlihat seorang wanita sedang menangis dan bahkan terisak. Pakaiannya kotor dan tubuhnya sangat bau, ada beberapa luka lebam juga di tangan dan kakinya. Rasanya sangat sakit saat merasakan lukanya itu.
Namun, saat wanita itu akan berdiri dan beranjak pergi untuk membersihkan diri, ia justru bertemu dengan seorang pria yang merupakan dosennya sendiri.
"Loh? Sekar?! Kamu kenapa?"
DEG!
Jantung Sekar langsung seakan berhenti berdegup, antara malu dan memang tidak mau dilihat, Sekar langsung berusaha menghindar dari dosennya itu.
Namun, dengan cepat, dosennya itu langsung menggenggam tangan wanita itu dengan erat.
"Tunggu! Kamu mau ke mana? Tubuh kamu banyak luka gitu, ayo bersihkan dulu!" ajak pria itu sembari berusaha mengajak Sekar.
"Sa–saya tidak apa-apa, Pak Faisal! Saya tadi ceroboh dan jatuh ke selokan, jadi kotor semua," kilah Sekar.
"Jangan terlalu banyak berkilah dan berbohong, saya tahu itu bukan luka karena jatuh. Ikut saya!" Pak Faisal membawa Sekar ke kamar mandi yang berada di belakang kantor dosen. Kamar mandi itu jarang sekali dipakai dan hanya beberapa orang saja yang memakainya.
"Bersihkan diri kamu dulu, saya ambilkan ganti sebentar!" pinta dosennya itu.
Sekar sedikit malu dan juga bingung, mengapa dia bisa bertemu dengan dosennya di saat seperti ini?
Karena Sekar juga sudah tidak tahan dengan baunya, ia pun langsung membersihkan dirinya dan mencuci pakaiannya yang sebenarnya sudah bau itu.
Di kamar mandi, Sekar sangat sedih sekali, sebenarnya dia tidak kuat lagi dengan pembullyan yang diberikan oleh beberapa wanita itu. Namun, ia tidak bisa menghindari apa yang sudah terjadi. Ia bahkan sempat menangis saat sedang berada di dalam.
Saat Sekar sedang mandi, dari luar terdengar suara Faisal yang tengah menggedor pintu kamar mandi.
"Sekar, ini handuknya. Juga ada beberapa pakaian yang saya bawakan!" ucap Pak Faisal yang berada di luar kamar mandi. Sedangkan ia bingung bagaimana dia akan keluar, sedangkan dia sama sekali tidak mengenakan pakaian sama sekali.
Alhasil, Sekar membuka sedikit pintunya dan mengeluarkan tangannya, terasa tangan Pak Faisal memberikan handuk dan juga tas yang sudah ia bawakan.
"Bajunya buang aja! Pasti bau, jangan pakai pakaian yang bau seperti itu. Di dalam tas juga saya bawakan parfum dan shampoo, dipakai ya!" ujar Pak Faisal.
"Ba–baik pak!"
Sekar hanya menuruti saja apa yang dikatakan oleh pria itu, dia juga sebenarnya sedikit tidak enak hati karena dia pasti tidak bisa membalas jasa pria itu.
Setelah sudah selesai membersihkan diri selama hampir 30 menit sampai benar-benar dirinya tidak bau lagi, Sekar pun membuka tas dan melihat ada pakaian mahal di dalam tas itu.
"Hah? Ini baju bermerek semua loh! Mana bagus banget!"
Ternyata setelah dibuka, itu adalah rok terusan yang ketika Sekar pakai, roknya hanya sampai lutut saja dan berwarna lilac. Untung saja pakaiannya pas dan membuat bentuk tubuh Sekar terlihat jelas, wanita itu jadi semakin cantik.
Sekar menyisir rambutnya dan sengaja belum mengucirnya karena masih sedikit basah, ia berniat menunggu kering sebentar lagi.
Hingga ketika sudah selesai, Sekar pun keluar dari kamar mandi. Ia sangat terkejut saat melihat Pak Faisal ternyata masih berada di sana!
Ia sedari tadi menunggu di sebelah pintu! Sekar jadi semakin malu.
"Sudah selesai?"
Spontan pria itu melihat Sekar dari ujung kaki sampai ujung kepala, pria itu merasa bahwa Sekar sangatlah cantik sekali. Apalagi dengan pakaian yang sebenarnya akan ia berikan kepada mantan istrinya.
"Sudah, Pak. Terima kasih banyak, apa yang bisa saya lakukan untuk bapak?" tanya Sekar sembari malu-malu.
Pak Faisal terdiam sejenak dan memikirkan sesuatu, parfumnya ternyata juga sangat wangi, ia melihat sosok istrinya di dalam diri Sekar.
"Cantik banget kamu," gumam Pak Faisal.
"Eh?" Sekar langsung terdiam sejenak kala dipuji oleh pria itu, entah mengapa Sekar jadi semakin malu mendengar hal tersebut.
"Oh maaf, saya nggak bermaksud begitu kok. Kamu yakin mau membalas apa yang sudah saya berikan ke kamu?" Pria itu kembali berubah menjadi lebih serius lagi.
Sekar menelan salivanya dan sedikit takut dengan perkataan pria itu, sebenarnya dia masih merasa takut. Takut jika perkataannya itu akan membuat Sekar terjebak dalam perkataanya sendiri.
"I–iya pak. Kira-kira saya harus bagaimana biar bisa membalas budi ke bapak?" Sekar kembali menanyakan hal yang sama.
"Gampang, Sekar. Ikut saya sebentar yuk," ajak pria itu.
Pria itu membawakan pakaian kotor milik Sekar dan langsung membuangnya ke tempat sampah, sedangkan Sekar mengikuti di belakang Pak Faisal dengan sedikit gugup.
Ternyata Sekar di ajak ke dalam mobil milik Pak Faisal dan diminta untuk ikut dengannya. Namun, saat Sekar masih di luar mobil, ia berhenti dan tidak ingin masuk.
"Pak? Kita akan kemana? Bukankah tidak baik jika saya ikut mobil bapak?" tanya Sekar.
"Kata siapa? Masuk saja, kamu itu sedang pakai baju istri saya. Saya mau kamu ikut saya untuk mengantarkan saya beli yang baru lagi." Pria itu kembali mengajak Sekar untuk masuk.
Karena merasa tidak enak hati dan merasa sudah berprasangka buruk, Sekar pun akhirnya masuk ke dalam mobil dan kini, mereka berdua ada di dalam mobil.
Pak Faisal langsung tancap gas dan pergi meninggalkan kampus bersama dengan Sekar. Sepanjang jalan, mereka hanya diam saja, bahkan Sekar ingin bicara saja tidak mampu, dia takut jika dimarahi oleh Pak Faisal.
Hingga mereka pun sampai di mall dan Pak Faisal mematikan mesinnya. Sekar masih celingak-celinguk, dia sering ke mall itu bersama papanya.
Di saat Sekar sedang fokus melihat ke luar, tiba-tiba Pak Faisal langsung menarik lengan kiri sekar hingga mengarah ke dada bidang pria itu.
"Eh?! Pak?!" kejut Sekar.
"Ssst, jangan keras-keras," ujar pria itu.
Jantung Sekar berdegup dengan sangat kencang, ia tidak tahu sedang berada di situasi seperti apa ini.
Tiba-tiba, Pak Faisal memegang dagu Sekar dan mengarahkan wajah wanita itu ke atas, dan disambut oleh bibir Pak Faisal yang ternyata memang sengaja melakukan ini.
Sekar terdiam sejenak dan membelalakkan matanya, jantungnya semakin tidak karuan. Sekar langsung mendorong tubuh pria itu agar menjauh darinya.
"Pak?! Apa-apaan ini? Tolong jangan seperti ini ya! Saya memang mau melakukan apa saja untuk balas budi, tapi bukan dengan cara seperti ini!" hardik Sekar.
Namun, seakan tidak peduli dengan ucapan Sekar, Faisal langsung kembali mendekap erat wanita itu dan melumat bibir wanita itu sampai bisa terbuka dan lidah mereka bersentuhan.
"Tuhan, cobaan macam apa lagi ini?!" batin Sekar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments