NovelToon NovelToon
Maaf, Takdirku Bukan Bersamamu

Maaf, Takdirku Bukan Bersamamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Selingkuh / Cinta Terlarang / Dijodohkan Orang Tua / Pengawal
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Rembulan Pagi

Aletha seorang cucu angkat dari konglomerat dijodohkan dengan pria yang juga merupakan konglomerat. Pernikahan paksa berlangsung demi menjaga perusahaan keluarga Aletha dari ambang kehancuran.

Namun dalam kehidupan cintanya, Aletha tidak memiliki riwayat percintaan yang baik begitu juga dengan pernikahannya. Tetapi nasib berkata lain, dalam kehidupan rumah tangganya terselip pria lain yang menjaganya dengan baik.

Lalu apakah yang akan terjadi dalam rumah tangganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rembulan Pagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Makan Malam Keluarga

Gadis berambut hitam panjang dengan gaun berwarna putih elegan dan dipoleskan riasan, terlihat sangat cantik untuk malam ini. Ia membuka kotak kalung yang baru saja diberikan Kakeknya dan mulai memakainya. Sebuah kalung yang terbuat dari emas putih dan berlian sangat cocok disandingkan dengan dirinya.

Ia menatap dirinya di cermin dan menambahkan lipstik berwarna peach, lalu tersenyum. Sangat terlihat dewasa dan begitu seksi yang ia pikirkan. Kemudian gadis itu beranjak keluar dan disambut dengan senyuman oleh keluarganya, Bibi dan Saudaranya juga tersenyum dengan ramah.

Pria lansia yang merupakan kakeknya mendekat dengan kursi roda yang didorong oleh Pamannya.

"Cucu Kakek sangat cantik, benar-benar cantik," puji pria lansia itu dengan mata penuh binar.

"Ayah benar, Aletha sangat cantik. Dari kecil ia memang cantik, benarkan Arthur?" tanya pria setengah baya kepada anak laki-lakinya.

"Betul, aku baru tau Aletha secantik dan ..." Arthur menatap mesum Aletha dari atas hingga bawah.

"Ah, pantas saja dia menggunakan kalung berlian," sambung Arthur dari ucapan tadi.

Aletha lega mendengar ucapan saudaranya barusan. Sempat terlintas pikiran negatif tentang Arthur yang memandanginya begitu. Kini semuanya menaiki mobil dan berangkat ke perjamuan makan tuan Raymond.

Sebuah hotel mewah yang akan menjadi tempat makan malamnya. Hotel ini memiliki sebuah ruangan makan yang mewah dengan pemandangan langit malam yang indah. Ruangan tersebut terletak di lantai atas dengan banyaknya tanaman yang indah.

Mereka masuk dan disambut oleh para pelayan dengan ramah. Di tengah-tengah ruangan terdapat meja berbentuk lonjong dengan segala makanan mewah yang tersedia. Di area kanan dan kiri ruangan memiliki dinding kaca yang tebal sehingga terasa lebih mewah.

Hak tinggi yang ia kenakan membuat dirinya agak sulit untuk berjalan, karena ia belum terbiasa menggunakannya. Selama ini ia hanya menggunakan pakaian yang menurutnya nyaman untuk dipakai, dan untungnya kakeknya memahami itu.

Namun kini semuanya berubah, ia harus menyesuaikan diri dengan perubahan. Semuanya harus dilakukan agar hidup mereka baik-baik saja.

Di meja tersebut terdapat satu laki-laki dewasa yang memiliki postur tubuh yang bagus dan memiliki mata elang serta hidung yang sempurna. Ia berdiri dan menyambut hangat pria lansia beserta keluarganya. Lalu mata Aletha dan dirinya bertemu, gadis itu tersenyum ramah hingga membuat pria itu menarik sudut bibirnya.

"Silahkan duduk." Pria itu mempersilahkan.

Semuanya duduk dan hanya menyisakan para pelayan yang berdiri.

"Apa kabar Tuan Brylee?" tanya pria itu kepada pria lansia di sampingnya.

"Sangat baik. Walaupun usiaku hampir menginjak delapan puluh tahun, aku masih cukup sehat. Mataku juga masih jelas melihat dirimu. Kau sangat tampan tuan Raymond," puji pria lansia.

"Apa kabarmu Tuan dan Nyonya Brylee?" tanya pria itu kepada sepasang suami istri tersebut.

"Kabarku dan istriku juga baik, begitu juga putraku. Cukup senang kau mengundang kami sekeluarga ke perjamuan ini." Pria setengah baya itu menjawab.

"Maafkan jika aku lancang Tuan Raymond, bolehkah aku bertanya sesuatu?" tanya gadis tersebut yang hanya diam dari tadi.

Kini seluruh mata tertuju kepadanya, bibi dan saudaranya mulai menatap tajam kepada Aletha karena takut Aletha akan berbuat kesalahan dalam perkataannya. Namun pria itu tersenyum mengetahui keberanian calon istrinya.

"Silahkan Nona Aletha." Pria itu mempersilahkan.

"Terima kasih karena kau sudah mengundang kami semua ke perjamuan makan malam ini. Terima kasih juga telah menawarkan perjodohan kepada keluarga Brylee. Namun dimana orang tuamu atau yang lainnya?" tanya gadis itu dengan polos.

Seisi ruangan hening dan pria yang ditanyakan itu tersenyum tipis menatap gadis itu. Raut wajah khawatir terpancar dari kakek dan pamannya, sedangkan wajah kesal berusaha disembunyikan dari bibi dan saudaranya.

"Pertanyaan yang unik Nona Aletha, izinkan aku menjawabnya. Orang tuaku telah meninggal lima tahun yang lalu dalam insiden kecelakaan. Aku sudah memegang perusahaan ayahku dari sejak tujuh tahun yang lalu. Aku tidak punya keluarga karena ayahku anak tunggal dan ibuku juga berasal dari panti asuhan yang jelas tidak memiliki keluarga. Kakek dan nenekku juga telah lama tiada sejak aku kecil. Jadi seperti inilah hidupku, sendirian." Pria itu menjelaskan panjang lebar.

Aletha mengangguk paham lalu menanyakan sesuatu lagi.

"Kenapa memilih menikah dengan anak keluarga ini? Padahal aku bukan asli keluarga ini." Aletha bertanya kembali.

Pertanyaan Aletha kali ini membuat kakeknya membuka suara. "Aletha bicaramu!"

"Tenang." Pria itu menghentikan emosi semuanya.

"Aku paham maksudmu Nona Aletha, mari kita bicara dengan pelan. Tetapi ada baiknya kita makan terlebih dahulu dan bicara santai, pembahasan ini akan aku bahas di akhir."

Semua menikmati makanannya masing-masing, saling memuji, melakukan kebohongannya dengan baik. Sesekali pria itu mencuri pandang kepada Aletha dan Aletha menunduk tidak berani menatap. Pria itu memiliki usia yang lebih tua dari dirinya, rasanya sedikit kurang nyaman bagi Aletha.

Makan berat telah selesai, sekarang menu pencuci mulut dihidangkan. Semua menikmati dengan santai.

"Mungkin yang lain juga berpikiran sama dengan Nona Aletha mengapa aku menawarkan perjodohan ini kepada keluarga kalian."

Mendengar kalimat itu membuat pria setengah baya itu menatap dengan penasaran. Bahkan wajah pria lansia itu juga berubah penasaran.

"Aku tau perusahaan kalian mengalami kekacauan dikarenakan korupsi besar-besaran yand dilakukan oleh bawahanmu serta gagal dalam proyek besar." Pria itu menghentikan bicaranya dan meneguk minuman berwarna merah dari gelas kacanya.

Wajah mereka yang tadinya penasaran kini berubah menjadi tegang.

"Santai saja, aku tau alasan kalian menerima hal ini karena ingin menyelamatkan perusahaan itu. Aku juga tidak keberatan akan hal itu. Namun mengapa aku mengirimkan perjodohan itu?" tanya pria itu kepada dirinya sendiri sembari mengelap bibirnya dengan sapu tangan.

"Mungkin kalian pikir karena ayahku dan Tuan Brylee adalah sahabat, oleh karena itu perjodohan ini ada. Namun tidak semudah itu karena ayahku telah lama tiada, dan untuk apa lagi perjodohan ini?" Pertanyaan yang dilontarkan pria ini membuat mereka bingung.

Tangan pria itu melambai keluar mengisyaratkan para pelayannya untuk pergi dari ruangan. Perlahan para pelayan pergi menyisakan keluarga mereka dan dirinya.

"Ini semua amanat dari mendiang ibuku. Ia sangat berterima kasih kepada mendiang istrimu Pak Brylee. Ia hidup di panti asuhan sama seperti Aletha. Namun ibuku memiliki otak yang sangat cerdas dan istrimu menyumbang banyak kepada panti asuhan ibuku hingga memberikan beasiswa dan menjadikannya wanita berpendidikan. Ia menjadi dokter dan bertemu Ayah, penjalanan hidup yang baik bukan?" tanya pria itu ke seluruh orang yang ada di ruangan.

"Maksudmu niatmu ini karena ibumu?" Pria lansia itu bertanya dengan lembut.

"Benar. Siapa sangka Ayah yang berteman baik denganmu ternyata memiliki istri yang menolong ibuku. Usia ayah dan ibu berbeda dua puluh tahun, ia berusia sepertimu dan ibu masih sangat muda. Namun ibu bahagia bersama ayah karena ayah mencintai ibu. Ibu berpesan untuk membantu keluargamu dikala kesulitan, dan ..." Pria itu menjeda kalimatnya kemudian menatap Aletha.

"Ibu mengatakan sebaiknya aku menikah dengan keturunan dari istrimu. Istrimu sempat menerima Aletha dengan baik, lalu meninggal setelah itu. Jadi kurasa dengan bersama Aletha aku sudah membuat mendiang ibuku lebih tenang disana."

Semua terdiam menatap pria itu yang tiba-tiba tersenyum.

"Mau kah kau Nona Aletha menjadi pendamping hidupku untuk selamanya?"

1
Nadivhazha
Terus thea juga tau perselingkuhan aletha? tapi jatuhnya belum selingkuh
Claranita
istrimu suka lukis toh bàng
Claranita
5555
Claranita
psikopet
Claranita
lahap yng mna tu bang
Claranita
Alexa?
gadis semeru
semangat 😘😘😘😘
Nadivhazha
You deserve better aletha, jangan pilih dion. Lo kalo milih Dion hidup lo gabisa bahagia karena David gila, please sama david aja
Nadivhazha
Emosi banget
Nadivhazha
Najis banget nih keluarga
Rembulan Pagi
FYI buat yang baca teliti, carreta ini nama bibinya
gadis semeru
semangat terus kak. Ayo kita terus berkarya🥰
Nadivhazha
Please ngaku lo tha, pasti merinding
Rembulan Pagi: wkwk iya dia merinding kok
total 1 replies
Nadivhazha
Tarik ga ucapan loo
Nadivhazha
Hahaha kocak
gadis semeru
semangat 😘😘😘😘😘
ceritanya rekomen banget buat dibaca
Rembulan Pagi: terima kasih kak
total 1 replies
gadis semeru
semangat 😘😘😘😘😘
Nadivhazha
Goblok anying
Rembulan Pagi: sabar ziii
total 1 replies
Minatrigan Gan
sabar y aletha
Nadivhazha
Es krim bukannya dminum ya
Rembulan Pagi: iya juga yaa wkwk
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!