Misteri Kost Paling Ujung

Ketika Lukas akan berbalik pergi dari kost putri ini, Baru dia menyadari ada sesuatu yang salah di dalam sana. Mau tak mau dia harus mengejar Laura yang sudah masuk kedalam kamar, Anak tangga cukup banyak juga untuk mencapai lantai tiga. Apa lagi sedang buru buru begini, Tidak mungkin akan cepat sampai. Tidak bisa Lukas begini terus bila para iblis semakin gencar menampakan diri, Akhir nya Lukas sampai lantai tiga dan menatap kesana sini untuk mencari kamar yang Laura masuki, Dan benar saja di kamar nomor empat Laura sedang menggedor pintu kamar nya Andrea, Segera Lukas berlari menghampiri nya kesana karena perasaan nya ada yang tidak beres di kamar itu.

"Loh kok Mas Lukas kesini?!" Laura panik juga karena takut ketahuan Bu Melati.

"Ada yang perlu saya tangkap." Lukas menggedor pintu kamar Andrea.

Laura juga pucat pasi dan berusaha membangun kan Andrea, Padahal pintu ini di kunci. Tapi kenapa bisa dia sampai di seret di tengah kuburan depan rumah ujung yang sangat menyeramkan itu. Lukas terus menggedor nya dengan keras, Bahkan teman yang sebelah juga membuka pintu karena terganggu dengan suara berisik di tengah malam yang gelap ini, Namun sebisa mungkin Laura mencegah Lukas agar jangan terlalu berisik, Bisa kena amuk Bu Melati bila sampai ketahuan. Ketahuan dia tidur bersama Andrea dan Caca, Dan juga karena Lukas sudah berani masuk kedalam kost putri.

"Ada apa, Ra?" Yuni bertanya dengan mata ngantuk.

"Jangan keras keras, Aku tidur kamar nya Andrea dan tiba tiba saja terseret di tengah kuburan." Laura cerita dengan gemetar.

"Astagfirullah, Ya Allah." Yuni kaget mendengar nya..

"Untung nya ada dia yang menolong ku." Laura berkata lirih.

"Tenang dulu, Yang penting kamu sudah selamat." Yuni memeluk pundak teman nya.

Tidak punya pilihan lain sekarang Lukas, Mau tak mau dia harus mendobrak pintu kamar nya Andrea. Hati nya yakin bahwa ada sesuatu yang tidak beres di dalam sana, Keselamatan dua gadis itu terancam oleh iblis yang sangat jahat, Karena kesalahan Andrea yang membuka jendela dan menjemur baju. Andai kan jendela tidak di buka, Mungkin Andrea dan teman teman nya tak akan menghadapi iblis sebanyak ini, Mungkin hanya akan berurusan dengan iblis yang ada di dalam kamar saja.

Namun semua sudah terjadi dan apa yang mau di kata lagi, Laura sudah terbebas dari maut para iblis di kuburan keramat. Andrea pun tadi sebenar nya sudah di goda oleh iblis yang bersembunyi di balik jemuran nya, Namun seperti nya itu akan terjadi lagi, Karena kamar nya menjadi sarang para iblis akibat jendela yang terbuka.

Braaak, Braaak.

"Andrea! Buka pintu nya." Laura juga berusaha membangun kan sang teman.

Karena pintu tak kunjung terbuka juga, Lukas mengambil ancang ancang dan mendobrak nya. Tapi belum bisa terbuka karena pintu ini sangat keras, Percobaan kedua juga gagal. Sampai lah di percobaan ketiga dan langsung terbuka, Pemandangan dalam kamar membuat tiga orang ini menahan nafas. Laura menyembunyikan wajah nya di punggung Yuni karena dia sudah sangat lemas sejak tadi melihat para iblis yang datang berkeliaran, Caca dan Andrea tidur memeluk pocong dengan kain kafan hitam. Orang yang mereka sangka adalah Laura itu ternyata adalah pocong paling berbahaya dari alam ghaib.

"Lepaskan mereka dari pocong itu, Mas!" Pekik Yuni.

Sementara itu keheningan dengan sangat sepi karena Lukas menerapkan ilmu sirep nya, Tidak mau bila banyak yang mendengar dan bisa menjadi kehebohan dan juga ketakutan di antara mereka, Pocong hitam itu menyeringai menampakan gigi nya yang sama sekali tidak punya mulut, Robekan mulut sampai pada telinga nya, Lukas agak gamang sesaat karena dia belim pernah bertarung dengan iblis sekuat dan sejahat ini. Sebisa mungkin dia tetap tenang dan membaca ayat suci, Suara Lukas yang merdu di telinga manusia, Namun terdengar menyakitkan pada telinga pocong dan iblis lain nya.

"Aku tak akan pergi begitu sajaaaa...Ku pastikan nyawa anak ini akan berada di tangan ku." Seringai pocong hitam menunjuk Andrea dan Caca.

"Nyawa mereka milik allah, Atas izin allah aku akan melindungi mereka." Sahut Lukas mantap.

"Kau hanya manusia rendahan, Tak akan sanggup menghadapi aku atau pun tuan ku." Ujar pocong hitam dan menghilang.

Lukas tak ingin mengejar nya karena dia memang merasa tidak sanggup, Mereka segera membangun kan Andrea dan Caca. Sebenar nya mereka berdua tidak tidur, Hanya saja tidak bisa bergerak karena kekuatan para pocong yang ingin menghisap kehidupan mereka berdua.

...****************...

Dengan keyakinan penuh dan hati yang sangat mantap, Lukas mengetuk pintu rumah orang yang paling tampan di desa ini. Kakak beradik yang paling tenar, Namun Lukas memilih untuk mendatangi rumah adik saja karena dia masih gamang untuk menatap wanita yang pernah ia cintai dan sekarang sudah memiliki anak dengan pria lain, Dan lagi wanita itu selalu berkata judes sehingga Lukas kadang bingung mau mulai bicara dari mana.

"Assalamualaikum." Lukas mengetuk pintu rumah yang sangat adem.

"Walaikum sallam, Cari siapa ya?" Fatma membuka kan pintu untuk tamu nya.

"Saya teman nya Arya, Mbak. Arya nya ada enggak?" Lukas bertanya sopan dan tidak mau menatap wanita bercadar ini.

"Sedang pergi kerumah Mbak Purnama dia, Itu rumah nya yang belakang." Fatma menunjuk rumah Purnama.

Lukas menalan ludah nya karena mau tak mau dia pun harus kerumah nya Purnama dan pasti nya bertemu dengan wanita itu lagi. Namun dia tak mungkin juga malah pulang karena sangking tidak mau nya bertemu dengan Purnama.

"Baik lah, Terima kasih ya." Lukas mengangguk sopan.

"Sama sama." Jawab Fatma.

Akhir nya langkah kaki pemuda ini pun menuju kerumah belakang dengan hati yang sedikit gugup, Lukas pun berjalan agak ragu ketika dua pasang mata sudah melihat nya dari jauh.

"Loh, Mas Lukas." Arya menegur nya ramah sambil tersenyum.

"Assalamualaikum." Sapa Lukas menjabat tangan Arya.

"Walaikum sallam." Arya dan Purnama menjawab barengan.

"Siapa yang kau ajak kemari itu, Mas Lukas?" Purnama menatap tajam pada seseorang yang di belakang Lukas.

"Aku datang sendirian, Tapi ku rasa ada yang mengikuti ku memang." Jawab Lukas.

Purnama meloncat dan menghantam kan kaki nya keudara, Suara jeritan melengking keras walau tanpa wujud. Api yang berkobar membakar tubuh itu dengan lahap nya, Ini lah tujuan nya Lukas kesini.

"Siapa dia sebenar nya?" Tanya Arya menatap Kakak nya.

"Hanya peliharaan turun temurun." Jawab Purnama santai.

"Aku datang karena ingin minta tolong itu kepada kalian! Bisa kah kalian memberikan aku beberapa ilmu yang bisa ku pakai untuk menghadapi mereka?" Pinta Lukas.

Purnama menatap Lukas dalam, Bukan karena jatuh cinta. Tapi karena ingin melihat apa yang sudah di lalui oleh pemuda ini di kota, Karena wanita ini bisa membaca pikiran, Lukas lah yang semakin gugup.