**Karlina/Lina**: Seorang pekerja kantoran yang berdedikasi untuk ibunya yang sakit. Saat mengunjungi ibunya di rumah sakit, Karlina kecelakaan fatal dan meninggal. Rohnya kemudian bertransmigrasi ke tubuh Alia, yang dikenal sebagai Lia, di dalam buku novel romantis yang sedang populer. Karlina memiliki tekad kuat untuk mengubah alur cerita yang mengarah pada kisah tidak bahagia dalam novel tersebut.
**Alia/Lia**: Protagonis utama wanita, siswi SMA yang cerdas dan berbakat. Dia adalah target cinta dari Langit, pacarnya yang memanfaatkannya dan dari Dora, antagonis wanita yang iri padanya. Setelah diselamatkan dari penculikan oleh Levi, Lia jatuh cinta pada pandangan pertama. Perjalanan cintanya dengan Levi penuh dengan rintangan, termasuk pernikahan tidak bahagia dengan Keyla yang dipaksa oleh situasi.
**Levi Nata Samudra**: Protagonis pria, CEO muda yang cerdas dan posesif terhadap Lia. Dia adalah anak dari seorang pemimpin mafia luar negeri, Dafi, dan menemukan dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desfitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13
**Di Aula Sekolah Starlight**
Aula Starlight High School berubah menjadi ruangan yang memancarkan kehangatan dan kemewahan. Lampu-lampu kristal menggantung indah dari langit-langit, dan musik klasik mengalun lembut, menciptakan suasana yang elegan. Para siswa, mengenakan gaun dan setelan terbaik mereka, berkumpul untuk merayakan hari terakhir mereka sebagai murid sekolah menengah.
Di tengah keramaian, Lia berdiri bersama Vera, keduanya tampak anggun dalam gaun malam mereka. Lia, mengenakan gaun biru muda yang sederhana namun elegan, tidak bisa menahan senyumnya ketika melihat sekeliling aula yang penuh dengan teman-teman sekelasnya.
“Lia, ini seperti mimpi,” kata Vera, matanya berkilauan. “Kita benar-benar sudah sampai di sini. Rasanya seperti baru kemarin kita masih di kelas satu, takut dengan guru-guru baru.”
Lia mengangguk, menyentuh tangan Vera dengan lembut. “Ya, benar-benar tidak terasa. Kita telah melalui banyak hal bersama, Vera. Aku tidak bisa membayangkan menjalani ini semua tanpa sahabat sepertimu.”
Tepat saat itu, Levi muncul, tampak luar biasa dalam setelan hitamnya. Dia mendekati Lia dengan senyum yang mempesona, matanya tidak pernah melepaskan pandangan dari wajahnya. “Lia, kamu terlihat luar biasa malam ini.”
Lia merasakan pipinya memerah sedikit. “Terima kasih, Levi. Kamu juga tampak tampan.”
Sementara itu, Langit berdiri tidak jauh dari sana, memandang Lia dengan campuran perasaan. Dia tahu bahwa malam ini adalah salah satu malam terakhirnya bersama Lia sebelum hidup mereka berubah total.
Langit mendekat, dengan senyum sedikit gugup. “Lia, selamat atas penghargaanmu. Aku tahu kamu pasti akan mendapatkan juara pertama.”
Lia menatap Langit dengan senyum lembut, meski ada sedikit kecanggungan di antara mereka. “Terima kasih, Langit. Aku juga berharap yang terbaik untukmu di masa depan.”
Suasana di aula semakin meriah saat MC acara, seorang guru senior, naik ke panggung. Mikrofon di tangannya bergetar sedikit saat dia membuka acara dengan antusiasme. “Selamat malam semuanya! Hari ini adalah hari yang sangat spesial bagi kita semua. Malam ini, kita merayakan perjalanan panjang dan pencapaian luar biasa dari siswa-siswa kita. Mari kita sambut malam ini dengan penuh kegembiraan!”
Sorakan dan tepuk tangan memenuhi aula. MC melanjutkan dengan pengumuman pemenang berbagai penghargaan akademik dan non-akademik.
“Dan sekarang,” kata MC dengan suara bersemangat, “Penghargaan tertinggi untuk prestasi akademik tahun ini jatuh kepada... Alia Naren!”
Sorakan dan tepuk tangan semakin meriah saat Lia maju ke panggung, menerima plakat emas dari kepala sekolah. Matanya berkilauan saat dia melihat teman-teman sekelasnya, merasa bangga dengan apa yang telah dia capai.
Di atas panggung, Lia menerima mikrofon dari MC, suaranya gemetar karena emosional. “Terima kasih banyak. Ini adalah penghargaan yang luar biasa, dan saya sangat berterima kasih kepada guru-guru dan teman-teman saya yang telah mendukung saya sepanjang perjalanan ini. Saya berharap yang terbaik untuk kita semua di masa depan.”
Setelah turun dari panggung, Lia kembali disambut oleh Vera yang memberikan pelukan hangat. “Lia, aku sangat bangga padamu! Kamu benar-benar layak mendapatkannya.”
Lia memeluk Vera kembali dengan erat. “Terima kasih, Vera. Kamu juga luar biasa. Aku tidak sabar melihat apa yang akan kita capai di masa depan.”
Tidak jauh dari mereka, Levi dan Langit berdiri berdekatan. Levi menatap Langit sejenak sebelum berbicara, “Langit, terima kasih sudah memberi Lia ucapan selamat. Aku harap kita bisa menjalani hidup kita dengan baik, terlepas dari masa lalu kita.”
Langit mengangguk, meski dengan ekspresi yang agak canggung. “Ya, Levi. Aku juga berharap yang terbaik untukmu. Jaga Lia baik-baik.”
Malam itu, aula penuh dengan tawa, percakapan, dan janji-janji yang dibuat untuk masa depan. Para siswa berbagi rencana mereka untuk kuliah dan karir, merasakan semangat dan harapan yang besar.
**Di Halaman Sekolah**
Setelah acara resmi selesai, para siswa berkumpul di halaman sekolah untuk sesi foto dan obrolan santai. Vera menarik Lia ke sudut taman yang dihiasi lampu-lampu kecil, memberikan suasana romantis dan damai.
“Lia, kamu sudah memutuskan universitas mana yang akan kamu pilih?” tanya Vera dengan penasaran.
Lia tersenyum lembut. “Aku sedang mempertimbangkan beberapa pilihan. Aku ingin sesuatu yang menantang, tapi juga ingin tetap dekat dengan keluarga dan teman-temanku.”
Vera mengangguk dengan antusias. “Aku juga merasakan hal yang sama. Aku berpikir untuk mengambil jurusan psikologi. Rasanya menarik bisa belajar lebih dalam tentang perilaku manusia.”
Lia tertawa kecil. “Itu kedengarannya cocok untukmu, Vera. Kamu selalu pandai memahami orang lain.”
Di sisi lain halaman, Levi berdiri bersama Ervin, sahabat baiknya. Mereka membicarakan masa depan Levi di dunia mafia dan tanggung jawab yang akan dia emban.
“Levi, apa yang Ayahmu rencanakan untukmu setelah kita lulus?” tanya Ervin, suaranya rendah.
Levi menghela napas, menatap langit malam. “Ayah ingin aku terlibat lebih dalam dalam bisnis keluarga. Tapi aku juga ingin memastikan bahwa aku bisa menjaga hubungan baik dengan Lia dan menjalani hidup yang normal sejauh mungkin.”
Ervin menepuk bahu Levi. “Kamu akan menemukan caranya, Levi. Kamu selalu punya cara untuk mengatasi masalah.”
Lia melihat ke arah Levi dari kejauhan, merasakan kehangatan dan kekuatan dari hubungannya dengan Levi. Malam ini menandai awal dari sesuatu yang baru bagi mereka, dan Lia tahu bahwa apa pun yang terjadi, mereka akan menghadapinya bersama.
**Taman di Luar Sekolah**
Setelah malam yang penuh dengan emosi dan kenangan, Lia dan Levi memutuskan untuk berjalan-jalan di taman di luar sekolah. Lampu-lampu taman bersinar lembut, menciptakan suasana yang tenang dan intim.
Levi meraih tangan Lia dengan lembut. “Lia, aku ingin kamu tahu bahwa aku sangat bangga padamu. Kamu telah melewati banyak hal dan tetap menjadi orang yang luar biasa.”
Lia menatap Levi dengan mata yang berkilauan. “Terima kasih, Levi. Aku juga sangat bangga padamu. Kita telah melalui banyak hal bersama, dan aku yakin kita akan menghadapi banyak lagi di masa depan.”
Levi menarik Lia lebih dekat, memeluknya dengan lembut di bawah langit malam. “Apa pun yang terjadi, aku akan selalu bersamamu. Itu janji.”
Lia merasakan kehangatan di dadanya, tahu bahwa janji itu adalah sesuatu yang bisa dia andalkan. Mereka berdua berdiri di sana, memandang langit malam yang dipenuhi bintang, merasakan awal dari babak baru dalam hidup mereka yang penuh dengan harapan dan cinta.
---
bersambung_-
