NovelToon NovelToon
LEMBAYUNG DI BALIK JENDELA

LEMBAYUNG DI BALIK JENDELA

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / nikahmuda / duniahiburan / Fantasi Wanita
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dedhy Karlang

Kehidupan Aira berubah ketika seorang pria misterius bernama Arga pindah ke rumah di sebelahnya. Arga adalah seorang penulis yang mencari inspirasi untuk novel terbarunya. Pertemuan mereka yang tidak disengaja menumbuhkan rasa penasaran di hati masing-masing. Seiring berjalannya waktu, keduanya mulai saling membuka diri dan berbagi cerita, menemukan bahwa mereka memiliki lebih banyak kesamaan daripada yang mereka duga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dedhy Karlang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAYANGAN MASA LALU

Hari-hari berlalu dengan cepat di kota kecil itu. Kehidupan berjalan dengan rutinitas yang menenangkan, namun di balik ketenangan itu, ada dinamika baru yang mulai berkembang antara Aira dan Arga. Pertemuan mereka semakin sering, baik secara sengaja maupun kebetulan. Setiap momen yang mereka habiskan bersama seolah memperkuat ikatan yang mulai terbentuk di antara mereka.

Pada suatu pagi yang cerah, Aira memutuskan untuk berjalan-jalan di pasar tradisional. Ia suka merasakan kehidupan pasar yang penuh warna, suara, dan aroma. Hari itu, ia melihat Arga sedang berbincang dengan seorang penjual buku tua di salah satu kios. Pemandangan itu membuatnya tersenyum, dan ia memutuskan untuk menyapa.

"Hei, Arga!" panggil Aira sambil melambaikan tangan.

Arga menoleh dan tersenyum lebar. "Aira, senang bertemu denganmu di sini. Apa yang sedang kamu lakukan?"

"Aku hanya berjalan-jalan dan melihat-lihat. Kamu sendiri?" jawab Aira sambil mendekat.

"Aku sedang mencari inspirasi untuk novelnya. Kadang-kadang, cerita terbaik bisa ditemukan di tempat-tempat yang paling tidak terduga," kata Arga sambil memegang sebuah buku lama dengan sampul yang sudah usang.

Aira melihat buku itu dan bertanya, "Apa buku itu menarik perhatianmu?"

"Ya, ini buku puisi lama. Kadang-kadang, membaca karya klasik bisa memberikan perspektif baru," jawab Arga sambil tersenyum.

Mereka menghabiskan waktu di pasar bersama, berbincang dan menikmati suasana. Aira merasa semakin nyaman dengan kehadiran Arga, seolah pria itu membawa cahaya baru dalam hidupnya yang selama ini terasa kelam.

Di sore hari, setelah mereka kembali dari pasar, Aira mengajak Arga untuk duduk di teras rumahnya. Mereka menikmati teh hangat sambil menikmati matahari terbenam. Saat langit mulai berubah warna, Aira bertanya dengan penuh rasa ingin tahu, "Arga, apa yang sebenarnya kamu cari di kota kecil ini?"

Arga terdiam sejenak, menatap lembayung yang mulai muncul di cakrawala. "Aku sedang mencari ketenangan dan inspirasi. Kehidupan di kota besar sangat melelahkan, dan aku merasa perlu waktu untuk merenung dan menulis dengan tenang."

Aira mengangguk, mengerti perasaannya. "Aku juga menemukan ketenangan di sini. Kota ini memiliki cara tersendiri untuk menenangkan hati yang gelisah."

Namun, Aira tahu bahwa ada lebih banyak hal di balik kedatangan Arga ke kota kecil ini. Ia bisa merasakan bahwa Arga juga membawa beban dari masa lalunya. Meski mereka sudah saling terbuka, Aira tahu bahwa masing-masing dari mereka masih menyimpan rahasia yang belum sepenuhnya terungkap.

Beberapa hari kemudian, Aira dan Arga memutuskan untuk pergi ke danau yang terletak di pinggiran kota. Danau itu adalah tempat favorit Aira sejak kecil, tempat di mana ia bisa merenung dan merasakan kedamaian. Mereka membawa beberapa bekal dan berencana untuk piknik di tepi danau.

Saat mereka tiba, suasana danau begitu tenang dan indah. Airnya yang jernih memantulkan langit biru, sementara angin sepoi-sepoi berhembus, membuat daun-daun di sekitar danau bergemerisik lembut. Mereka duduk di atas tikar yang dibentangkan di atas rumput, menikmati bekal yang mereka bawa.

"Aku suka tempat ini," kata Arga sambil menatap danau. "Ada sesuatu yang begitu damai dan menenangkan di sini."

"Aku sering datang ke sini saat merasa sedih atau butuh waktu untuk berpikir," jawab Aira. "Tempat ini selalu memberiku ketenangan."

Setelah makan, mereka berjalan-jalan di sekitar danau. Aira menunjuk sebuah pohon besar di tepi danau. "Itu pohon favoritku. Aku sering duduk di bawahnya dan membaca buku."

Arga tersenyum. "Boleh aku duduk di sana bersamamu?"

"Tentu saja," jawab Aira dengan senang hati.

Mereka duduk di bawah pohon besar itu, menikmati keheningan yang nyaman. Tiba-tiba, Arga mengambil sebuah buku dari tasnya dan berkata, "Aira, aku ingin membacakan sesuatu untukmu."

Aira mengangguk, merasa tertarik. "Tentu, aku akan senang mendengarnya."

Arga membuka buku puisi lama yang dibelinya di pasar dan mulai membaca salah satu puisi dengan suara lembut dan penuh perasaan. Puisi itu berbicara tentang cinta, kehilangan, dan harapan. Kata-kata yang diucapkan Arga seolah mengalir langsung ke hati Aira, membuatnya terharu.

Setelah selesai membaca, Arga menatap Aira dan berkata, "Kata-kata ini selalu mengingatkanku bahwa meski kita kehilangan sesuatu yang berharga, selalu ada harapan untuk masa depan."

Aira menatap Arga dengan mata yang berkaca-kaca. "Terima kasih, Arga. Puisi itu sangat indah."

Saat mereka kembali ke rumah, Aira merasa bahwa hubungan mereka semakin erat. Namun, ia juga tahu bahwa ada lebih banyak hal yang perlu diungkapkan. Malam itu, sebelum tidur, Aira merenung tentang perasaannya. Ia merasa bahwa Arga bukan hanya teman, tapi seseorang yang mungkin bisa membantunya menemukan kebahagiaan kembali.

Keesokan harinya, Aira terbangun dengan perasaan yang campur aduk. Di satu sisi, ia merasa bahagia karena menemukan teman baru yang begitu memahami dan mendukungnya. Namun di sisi lain, ia merasa takut akan masa depannya. Apakah Arga akan tetap ada di sisinya, ataukah ia hanya akan menjadi kenangan yang indah?

Saat sarapan, Aira memutuskan untuk berbicara dengan ibunya. "Bu, aku ingin cerita sesuatu."

Bu Fatimah menatap putrinya dengan perhatian. "Apa yang ingin kamu ceritakan, Nak?"

"Aku merasa lebih baik sejak bertemu dengan Arga. Dia membuatku merasa bahwa aku tidak sendirian," kata Aira dengan jujur.

Ibunya tersenyum lembut. "Aku senang mendengarnya, Aira. Arga tampak seperti orang yang baik. Tapi ingatlah, kebahagiaan sejati datang dari dalam dirimu sendiri."

Aira mengangguk, mengerti apa yang dimaksud ibunya. Ia tahu bahwa untuk benar-benar sembuh dari luka masa lalu, ia harus menemukan kekuatan dalam dirinya sendiri.

Hari itu, Aira memutuskan untuk mengunjungi perpustakaan kota. Ia ingin mencari inspirasi dan mungkin menemukan sesuatu yang bisa membantunya memahami perasaannya. Saat ia sedang mencari-cari buku di rak, tiba-tiba ia menemukan sebuah buku tua yang tampak menarik. Judulnya "Memoar dari Sebuah Hati yang Tersakiti."

Aira membawanya ke meja baca dan mulai membacanya. Buku itu bercerita tentang seorang wanita yang mengalami kehilangan besar dalam hidupnya, namun berhasil menemukan kembali kebahagiaannya melalui perjalanan penemuan diri. Kata-kata dalam buku itu seolah berbicara langsung kepada Aira, mengingatkannya bahwa meski masa lalu penuh dengan rasa sakit, masa depan masih penuh dengan kemungkinan.

Sementara itu, Arga di rumahnya sedang mengetik dengan semangat. Pertemuan dan percakapannya dengan Aira memberikan inspirasi besar untuk novelnya. Ia merasa bahwa cerita Aira dan perjuangannya untuk menemukan kedamaian adalah sesuatu yang layak untuk diceritakan. Ia menulis dengan penuh semangat, berharap bisa menyelesaikan novelnya dan mungkin, melalui kata-katanya, bisa memberikan kekuatan kepada orang lain yang mengalami hal serupa.

Sore harinya, Aira dan Arga bertemu di taman seperti biasa. Mereka duduk di bangku favorit mereka, menikmati suasana sore yang tenang. Aira menunjukkan buku yang ditemukannya di perpustakaan kepada Arga. "Aku menemukan buku ini tadi siang. Isinya sangat menginspirasi."

Arga melihat buku itu dan tersenyum. "Memoar dari Sebuah Hati yang Tersakiti? Sepertinya menarik. Apa yang paling kamu sukai dari buku itu?"

"Aku suka bagaimana penulisnya menggambarkan perjalanan emosional tokoh utama. Itu membuatku merasa bahwa aku tidak sendirian dalam perjuangan ini," jawab Aira dengan penuh semangat.

Arga merasakan semangat yang sama. "Aku juga percaya bahwa menulis dan membaca bisa menjadi terapi yang kuat. Itu sebabnya aku menulis novel ini."

Aira menatap Arga dengan penuh rasa ingin tahu. "Boleh aku tahu sedikit tentang novelmu?"

Arga tersenyum dan berkata, "Tentu. Novel ini bercerita tentang seorang pria yang kehilangan orang yang dicintainya dan bagaimana ia berjuang untuk menemukan kembali makna hidupnya. Dia melakukan perjalanan ke tempat-tempat yang membantunya merenung dan sembuh. Aku terinspirasi oleh banyak cerita dari orang-orang yang kutemui, termasuk kamu, Aira."

Aira terharu mendengarnya. "Terima kasih, Arga. Itu berarti banyak bagiku."

Malam itu, setelah berpisah dengan Arga, Aira merasa lebih bersemangat untuk menghadapi hari-hari mendatang.

1
Rha
susah di tebak ini alur ceritanya, keren pokoknya
Fitry Aryani
Tmlambah menarik ceritanya
Umi Anis
sangat bagus cerutanya.sedih tidakk berteke
Umi Anis
.
Rahayu Putri pratiwi
hai kak aku mampir nih..

saling sport ya🙏
Citra
saya suka baca ceritanya, sangat menarik
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 1 replies
Fitry Aryani
Kayak kisah nyata/Facepalm/
Fitry Aryani
Keren alurnya, baru baca bab 1
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 1 replies
Citra
kapan update bab baru pagi, ngk sabar nunggunya
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 1 replies
Citra
begadang demi selesaikan babnya saya baca
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 1 replies
Citra
Semangat mulisnya, aku suka baca novelnya
Citra
Tambah seru jalan ceritanya
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 2 replies
Evi
sedih njirtt/Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 1 replies
Evi
Sumpah, jalan ceritanya bagus sekali.
Muhammad Supri Prasetyo
ini kisah yang menarik...sebuah perjalanan...seseorang
Dedhy Karlang: Makasih da mampir membaca karyaku
total 1 replies
Muhammad Supri Prasetyo
kisah nya sangat menyentuh
Muhammad Supri Prasetyo
kisah nya sungguh mengharu kan
Evi
sampai di bab ini ajq dulu, sudah ngantuk soalnya
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 1 replies
Evi
100 buat penulisnya
Evi
Wahhhh, baru baca separoh tapi menarik. layak mendapatkan pujian
Dedhy Karlang: Makasih kk da mampir membaca karyaku/Drool/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!