NovelToon NovelToon
Mendadak Jadi Sugar Baby

Mendadak Jadi Sugar Baby

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Konflik etika / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / PSK / trauma masa lalu
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Byiaaps

Apa benar kalau zaman sekarang cari uang halal itu susah?

Hidup di lingkungan sekitar yang toxic, membuat Binar harus bertahan hidup dengan caranya sendiri.

Cara seperti apa yang ia pilih?

Jangan lompat bab untuk menghargai karya penulis, bila tak suka bisa skip saja, jangan mampir hanya untuk membaca secara acak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 6

Tak lama, Adrian masuk ke kamar Binar.

“Adrian, apa kita akan tidur di sini?” sergap Binar begitu suaminya menemuinya.

“Hanya kamu yang tidur di sini. Mana ponselmu? Akan aku ganti dengan yang baru,” tutur Adrian datar.

Masih tak paham apa maksud dari suaminya itu, Binar menyerahkan begitu saja ponselnya untuk ditukar dengan yang baru, dengan yang lebih mahal.

Tanpa bicara apa pun, Adrian langsung pergi begitu saja setelah mengantongi ponsel Binar.

“Adrian!” panggil Binar sebelum suaminya itu keluar.

“Aku harus kerja besok, siapa yang akan mengantarku? Rumahmu terlalu jauh dari tengah kota, aku tidak tahu jalannya,” ujar Binar.

Hanya tersenyum sengit, Adrian menegaskan bahwa Binar tak akan bekerja lagi mulai besok dan seterusnya.

“Apa maksudnya Adrian? Kamu ingkar!” teriak Binar agar suaranya terdengar dari luar.

Di dalam kamar, ia meratapi kehidupannya setelah menikah. Entah apa maksud suaminya itu. Seketika ia berpikir sesuatu yang tidak-tidak. “Jangan-jangan, dia mau menjualku, ponselku diambil dan aku dikurung di kamar yang berbeda dengannya.”

Sementara itu, Mira tetap bekerja sebagai penjaga warung dan penjual pelayanan plus-plus. Namun hari ini, ia sengaja libur kerja setelah menikahkan anak sulungnya. Saat menjemur bajunya di halaman samping rumah, seorang tetangga pria menyapanya.

“Pagi, Mbak Mira. Si Binar ‘kan sudah dinikahi pengusaha nih, apa Mbak Mira tetap jualan kalau malam?” goda tetangga itu lalu berlalu pergi.

Sebagian tetangga memang tahu pekerjaan Mira, bahkan pernah juga beberapa dari mereka ada yang menjadi kliennya, meski sudah beristri.

Lalu, ada lagi ibu-ibu yang lewat, juga menyapanya dengan suara sumbang. “Yang kemarin menikahi Binar belum punya istri ‘kan, Mir? Semoga saja masih single, lumayan jualannya sudah laku 1 ya, Mir, tinggal si bontot.”

Kembali tak menanggapinya, Mira hanya memandang sinis tetangga-tetangganya. Dari dulu ia memang tak ambil pusing. Toh ia juga tak minta nasi pada mereka, pikirnya.

Saat ia akan masuk rumah, Amel pulang dengan muka masamnya.

“Loh, kok pulang lagi? Tidak jadi kuliah?” tanya Mira pada anak bungsunya.

“Amel kesal, Bu! Teman-teman Amel semua pada menyindir, cuma gara-gara Amel pakai tas ini ke kampus. Katanya Amel ayam kampus lah, ani-ani lah. Kampungan! Padahal baru tas, belum tahu saja mereka kalau tiba-tiba Amel ke kampus bawa mobil keluaran terbaru!” omelnya.

Menasihati sang anak agar tak memedulikan ucapan teman-temannya, Mira meminta Amel cuek. “Toh juga memang benar kamu ani-ani ‘kan?”

Semakin kesal mendengar ucapan ibunya, Amel bergegas masuk ke dalam kamarnya.

***

Tak ada yang bisa Binar lakukan di kamarnya. Tak ada televisi, ada ponsel pun rasanya tak berguna untuknya. Ia tak bisa menghubungi siapa pun. Bermain sosial media pun tak bisa. Ia seakan benar-benar sedang dikurung di sini.

Hingga salah seorang asisten rumah tangga masuk untuk mengantarkan makanan untuknya. “Makan siang dulu, Nyonya.”

“Mbak, namanya siapa? Kenapa saya dikurung di sini? Apa sebelumnya juga ada yang begini?” tanya Binar penuh harap.

“Nama saya Nia, Nyonya. Saya hanya ditugaskan Tuan Adrian untuk mengantarkan makanan saja ke sini, permisi,” jawabnya lalu pergi setelah meletakkan baki berisi makanan dan minuman, juga buah di atas meja.

Hingga sampai malam harinya, saat Adrian baru pulang kerja, ia menemui istrinya di kamar itu lagi.

“Adrian, apa maksud kamu menikahiku lalu mengurungku di sini? Apa salahku?” tanya Binar dengan nada keras.

Menatap istrinya tajam, Adrian seolah menjadi sosok yang berbeda dengan yang Binar temui sebelumnya. Ia yang ramah dan santun, kini berubah menjadi lelaki kejam. “Wanita sepertimu memang pantas dikurung, agar tak berulah! Masih untung aku memberimu makanan yang enak, kalau aku mau, aku bisa mematikanmu saat ini juga!”

Menanyakan apa maksud dari suaminya itu, Binar menarik lengan Adrian yang ingin pergi.

Adrian dengan kasar menampik tangan Binar, hingga istrinya itu hampir jatuh. “Jangan menyuruhku berbuat kasar! Aku tidak pernah kasar pada wanita, tapi bila mengingat ulahmu, aku bisa saja tak bisa mengontrol emosiku!”

Selepas Adrian keluar kamar, Binar terus merenungi apa sebenarnya kesalahan yang sudah ia perbuat, hingga lelaki itu dengan tega menikahinya hanya untuk dikurung.

Hari-hari menyenangkan yang ia pikir akan dilalui setelah menjadi pengantin baru, kini menjadi babak baru petaka kehidupannya.

Seketika penyesalan pun datang, mengapa dulu ia tak berpikir ribuan kali ketika Adrian melamarnya, padahal dari awal ia sudah ragu padanya.

Bahkan, hingga beberapa hari setelahnya pun ia sama sekali tak mendapatkan nafkah batin dari suaminya.

Saat Adrian menemuinya lagi di kamar, Binar memberanikan diri menanyakannya.

“Apa? Kamu pikir aku sudi tidur dengan wanita jal*ng sepertimu? Membayangkannya saja aku jijik!” bentak Adrian membuat Binar refleks menamparnya.

"Berani kamu menamparku?” Adrian mencekam dagu sang istri dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya memegang tangan Binar agar tak memukulnya lagi.

Hanya menangis, Binar tak dapat menyembunyikan ketakutannya. wajah Adrian yang hanya berjarak 5 cm dari wajah Binar, membuat mereka saling berpandangan sekian detik. Sampai akhirnya Adrian melepaskannya.

“Tapi aku bukan wanita jal*ng, aku wanita baik-baik,” ucapnya lirih.

Seolah tak percaya dengan pengakuan wanita di hadapannya itu, Adrian hanya tersenyum pahit lalu pergi meninggalkannya.

Sementara Binar hanya bisa menangis ketakutan.

Ia bak keluar dari kandang singa, lalu masuk ke dalam kandang serigala. “Apa maksudmu mengataiku wanita jal*ang, padahal yang jal*ang hanya ibu dan adikku!” teriaknya menumpahkan kekesalannya.

...****************...

1
Anto D Cotto
lanjutkan, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Yuliana Tunru
hidup di kota mmg kejam ya binar setiap t4 bagaikan hutan yg setiap saat bisa jd santapan hinatang buas ttp semangat untuk hidup benar dan bsik binar ..biarkan adruan hudup dgn.penyesalan
Yuliana Tunru
lanjut
Yuliana Tunru
orang aneh kasuhan binar
Yuliana Tunru
knp adrian x gitu ya apa gila atau ada dendam khusus
Yuliana Tunru
rasa x kyk.mimpi aneh ya..apa adrian benar2 tulus atw jgn2 binar jd tumbal pesugihan gitu..maaf thor jd nganyal kyk novel2 horor tp smoga z binar benar2 bernasib baik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!