NovelToon NovelToon
GLOW UP PADA WAKTUNYA

GLOW UP PADA WAKTUNYA

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Kantor / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:812.3k
Nilai: 4.6
Nama Author: Savana Alifa

"Gak tahu malu! Lo gak ngaca? Lo itu jelek, gendut, item lagi! Bisa-bisanya mimpi mau jadi pacar Alder."

Suara sumbang itu terus terlontar dari banyaknya murid yang mengelilinginya, melemparnya dengan kertas bahkan dengan botol air mineral kosong.

Dimana letak kesalahannya? Gadis bernama Jasmine itu hanya mencoba menyatakan perasaannya pada pemuda bernama Alder, tapi ternyata di situ lah awal kehancurannya.

Mendapat perlakuan buruk dan bullying dari teman-teman sekolahnya, tak lantas membuat Jasmine menyerah. Meski nyaris tak waras, ia berhasil merubah dirinya. Dari seekor itik, menjadi angsa cantik!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Savana Alifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HINAAN

FLASHBACK

"Udah b*go, masih aja percaya diri," celetuk Lily, salah satu murid tercantik menurut dirinya sendiri. Karena perkara menyukai orang yang sama, tak ada habis-habisnya Lily menekan Jasmine dengan segala hinaannya.

Jasmine diam, tak ingin meladeni ucapan sinis gadis itu. Ia tahu, Lily pasti menyindirnya. Sejak Jasmine berani menyatakan perasaannya pada pemuda bernama Alder itu, Lily menganggapnya musuh terbesar.

Bukan hanya Lily yang terang-terangan membicarakannya, tapi yang lain juga, kecuali Oryza, pria berkaca mata tebal yang kini tengah menenangkannya dan memberinya semangat.

"Jangan dengerin mereka, mereka juga gak pinter-pinter amat kok," bisik Oryza.

Jasmine tersenyum kemudian mengangguk, ia mengeluarkan kotak bekal dari tasnya, bekal yang selalu Mamanya siapkan untuknya makan saat jam istirahat tiba.

Karena selain keadaan mereka pas-pasan, Mamanya juga tahu kalau Jasmine tak akan kenyang jika hanya memakan jajanan saja.

"Kamu bawa bekal lagi?" Tanya Oryza.

"Iya, mau gak? Mama bikin banyak nih, cukup kok buat kita berdua." Jasmine memperlihatkan bekalnya, memang porsi banyak.

Sejak Alder selalu membuang bekal yang ia berikan pada pemuda itu, Jasmine tak pernah lagi memberikan bekal untuknya. Jasmine bahkan berhenti memasak. Namun meski begitu, rasa cintanya pada pemuda itu tak pernah bisa berhenti.

Oryza meringis, jika ia ikut makan, Jasmine mana kenyang. Porsi makan gadis itu dua kali lipat dengan porsi makannya, mungkin karena itu juga tubuh Jasmine gembul dan bulat.

"Buruan, malah ngelamun. Mau gak?" Desak Jasmine, ia menyodorkan garpu pada Oryza, sedang ia memegang sendok.

"Gak deh, aku beli makanan di kantin aja. Nanti aku bungkus supaya kita bisa makan sama-sama. Tunggu bentar yah, aku ke kantin dulu."

Belum sempat Jasmine menjawab, Oryza sudah lebih dulu beranjak.

BRAK

Suara gebrakan meja membuat Jasmine nyaris tersedak, ia mendongak, Lily tampak tersenyum sinis.

"Ada apa lagi Ly? Aku gak ganggu kamu kan?" Jasmine berusaha tenang, ia kembali menyuapkan makanan ke mulutnya. Perlu kalian tahu, Lily sengaja menyambangi kelasnya setiap hari hanya untuk mencacinya, menghinanya dan menekannya.

"Ganggu! Kehadiran Lo di sini ganggu banget. Mata gue ternoda, mending Lo keluar!" Lily duduk di atas meja, menatap Jasmine yang duduk di kursi.

"Aku lagi makan, jangan ganggu Ly," pinta Jasmine. "Dan lagian, ini kan kelas aku Ly, bukan kelas kamu."

Lily meradang, ia merasa di usir, "Lo ngusir gue? Berani Lo yah!"

Helaan nafas panjang Jasmine hembuskan, ia tak mau cari ribut, tapi kenapa orang-orang sering sekali mencari gara-gara dengannya?

"Heh jelek, dari mana Lo bisa punya keberanian buat suka sama dia?" Dua teman Lily mendekat, berdiri mengapit Jasmine yang masih bertahan duduk di kursi.

"Jawab! Lo bisu?" Sentak Lily.

"Lily, suka atau enggak, itu kan urusan aku. Itu juga hak aku, gak ada hubungannya sama kamu," jawab Jasmine, ia masih berusaha tenang.

"Kurang ajar Lo yah! Berani Lo sama gue, hah?! Alder itu cowok gue, gue gak terima kalau cewek dekil kaya Lo suka sama dia. Aib banget!"

"Tapi setahuku dia jomblo. Gak ada larangan juga buat siapapun suka sama dia, iya kan?"

Lily mengepalkan tangannya, ternyata Jasmine berani menjawabnya. Dengan kasar ia meraih kotak bekal di atas meja, lalu melemparnya ke lantai. Isinya berserakan di mana-mana, "Rasain Lo!" Hardiknya.

Jasmine yang masih terkejut hanya bisa terpaku, menatap bekal yang di siapkan Mamanya dengan penuh kasih sudah berserakan di atas lantai.

Hatinya sakit, Mamanya berjuang keras untuk mendapat secuil beras, banting tulang mencari uang agar bisa memberikannya makanan lezat, dan sekarang makanan itu berserakan dan kotor.

"Kamu keterlaluan, Lily!" Pekik Jasmine, air matanya menetes begitu saja. Hinaan bisa ia terima, tapi jika menyangkut sang Mama, ia tak bisa terima.

Lily justru tertawa lalu pergi begitu saja, meninggalkan Jasmine yang tampak berjongkok dan mulai membersihkan bekalnya.

"Mama, nasinya tumpah," Jasmine terisak, rasa lapar yang semula seperti mendemonya kini meluap sudah, terbuang bersama bekal yang juga terbuang sia-sia.

Tak tega rasanya membuang nasi itu, seperti membuang keringat hasil kerja keras yang sudah Mamanya keluarkan untuknya. Namun nasi itu sudah kotor, tak bisa ia makan lagi.

Berjalan keluar kelas dengan membawa nasi yang sudah ia kumpulkan, ia pun membuangnya ke tong sampah dengan hati yang berat.

Ekor matanya menangkap sosok pemuda yang selama ini menjadi penyemangatnya di sekolah, Alder.

Waktu serasa terhenti saat pemuda itu berjalan menuju lapangan. Dari gerombolan yang mengikutinya, hanya dia yang terlihat menonjol dengan segala kelebihannya juga kesempurnaannya.

Seperti ada angin segar yang menyapu wajahnya, Jasmine terpana, matanya bahkan tak dapat berkedip. Gadis gembul itu mengembangkan senyum saat tatapannya bertemu dengan mata elang Alder. Namun tak ada balasan senyum dari pemuda itu, Alder tampak dingin dan memalingkan wajahnya.

Gerakan lihainya ketika bermain basket semakin menyihir Jasmine, ia terpaku tak bergerak melihat kemahiran Alder di lapangan sana. Sampai ketika sesuatu jatuh dari atas sana.

BYUR

Jasmine tergagap mengusap wajahnya yang basah, ada yang menyiramnya dengan air dari lantai atas. Ia pun menengadah, mencari tahu siapa yang sudah melakukan itu padanya, sengaja atau tak sengaja?

Ia jadi bahan tertawaan orang, semua orang mulai berkerumun melihatnya. Seperti melihat pertunjukan gratis, mereka tampak tertawa puas.

Jasmine melihat ke sekeliling, tak ada satu orang pun yang bersimpati padanya, mereka semua menertawakannya.

"Astaga, tutupin itu badan Lo. Lempernya keliatan Neng.."

"Heh, siapa sih yang jahat banget sama dia? Kenapa nyiramnya gak pake air selokan aja sekalian?"

"Hahaha, lontong.."

Dan masih banyak lagi hinaan dan olokan yang Jasmine dengar. Tanpa mengatakan apapun, ia berlari menuju toilet, bajunya yang basah mencetak jelas bentuk tubuhnya yang gempal.

Yang lebih menyakitkannya lagi, Alder juga melihatnya. Seperti biasa, pemuda itu bersikap masa bodo dan acuh. Tapi entah mengapa, kali ini Jasmine merasa kecewa padanya. Ia berharap Alder mau sedikit menaruh rasa simpati untuknya, tapi ternyata tidak.

"Mimpi kamu Jasmine, mana mau dia tolong kamu," gerutu Jasmine dalam hati.

Ia semakin berlari, dalam situasi seperti ini, ia merasa jarak ke toilet sangat jauh. Padahal toilet tak pernah pindah kemana pun.

***

Kejadian demi kejadian buruk Jasmine alami, ia lewati dalam diam. Tanpa berani melawan, tanpa berani memprotes.

Ia bertahan di sekolah itu hanya demi Alder yang bahkan tak menganggapnya ada. Semangatnya hanya ada pada pemuda itu, meski nyaris tiga tahun mendapat berbagai tekanan, Jasmine tetap bertahan.

Hingga kegaduhan pagi tadi membuat Jasmine menyerah dan meminta Dahlia memindahkan sekolahnya.

Keputusan besar Dahlia ambil setelah mendengar cerita Jasmine tentang sekolahnya selama ini. Dahlia tak hanya akan memindahkan sekolah Jasmine, tapi juga tempat tinggal mereka.

Ia merasa gagal menjaga putri semata wayangnya, Dahlia tak tahu apa saja yang Jasmine alami selama ini. Ia ibu yang buruk, ia kecolongan. Melihat air mata putrinya terus menetes, hatinya sungguh sakit, "Mama gagal jaga kamu, Nak..." Batinnya.

Jasmine pasti merasa sendiri, gadis itu tak pernah membagi kesedihannya pada siapapun. Dan Dahlia tak pernah mencari tahu tentang keseharian putrinya di sekolah. Ia kira Jasmine dan sekolahnya baik-baik saja, ternyata sebaliknya.

1
RJ 💜🐑
kasihan banget Jasmine 😢
Nadira Alexa
Luar biasa
Feybe Sanger
thor apakah iyaaaa...
gak reamistis sih ni cerita 🤣🤣
apakah kurang ide amoe dilama2in
Feybe Sanger
lah kenapa juga ceritanya di panjang2in tapi gak masuk akal....
kita juga bacanya pake quota lohhh...
Violeta
🤣🤣🤣🤣
Violeta
😅🤣🤣🤣
Filza Fatim
dan aku juga pernah di bully di sekolah menengah waktu itu aku gak tahu kalau kakel aku naksir sama aku dia termasuk mostwanted sekolah. aku yang tidak tahu apa" di bully hampir satu sekolah. tp akhirnya semuanya minta maaf setelah kakaksepupu ku mendatangi sekolah dan mengadukanya pada pihak sekolah. itu pengalaman terburuk sepanjang sekolah
Anonymous
[
Talnis Marsy
lha Dion nya gak salah.jelaslah marah. di kasih duit mau..tapi cintanya gak mau.aneh.harusnya klo gak cinta jangan mau di kasih uang Jasmin...naraaaa...
RJ 💜🐑: iya betul banget aku jadi kasihan sama dion, Jasmine tu cape" cantik dan melupakan lukanya di masa lalu tapi pacaran dengan orang yang bikin luka
total 1 replies
Eka Yuni
Luar biasa
Henny Dai
Buruk
susy lawati
Luar biasa,bagus cerita nya
#ayu.kurniaa_
.
Sari Ramly
Plat
Motor Cross
Kecewa
Motor Cross
Buruk
Naturelight
dasar keras kpala kau😄
Naturelight
gk suka klo jasmine ma si padi huaaa....
Lala Al Fadholi
si oryza ma Jasmine PD konyol...harusnya dr awal jgn nikah udah tau kedepannya akan susah bahagia aplg perkosaan itu ga ada itu namanya masing2 PD nyakitin diri sendiri
Lala Al Fadholi
lah enak amat oryza udah belajar duren baru d lepas...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!