Pada jaman kuno ada makhluk yang sangat taat kepada sang penguasa langit. Orang yang di angkat ke langit dan tinggal di bersama Sang Dewa. Ketaatannya sangat dalam hingga merasuk kedalam jiwa, hingga sebuah Dom tercipta yang menjadi sumber kekuatan jiwa baginya. Dengan adanya kekuatan Dom di dalam dirinya, Makhluk itu pun merasa setara dengan makhluk langit lainnya dan mulai melawan kekuasaan langit. Sang Dewa pun marah dan mengusir makhluk itu dari surga ke sebuah Dunia bernama Gaia. Sebuah dunia yang tidak memiliki sihir, hanya ada kekuatan jiwa (Dom) yang di berikan oleh Sang Dewa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adam Erlangga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
26 - Orang Terkuat
Desa Majaren.
Dion dan Lisa pun sampai disana. Mereka melihat puing-puing bangunan yang sudah runtuh dan terbengkalai. Bahkan masih terdapat mayat dari pasukan kekaisaran disana.
Dan sebagian besar mayat penduduk desa Majaren sudah di makamkan disana. Bahkan makamnya terlihat tertata rapi.
"Tempat apa ini kak.?" tanya Lisa sambil menarik baju Dion.
"Ini adalah tempat tinggal ku dulu Lisa. Sudah 5 tahun aku tidak datang ketempat ini. Dan tempat ini dulunya adalah desa yang makmur dan damai, seperti desamu. Tapi karena orang-orang itu datang kesini, semuanya jadi berubah."
"Apa mereka juga memukul dan menendang orang-orang kak.?" tanya Lisa.
"Mereka memperlakukan kami lebih kejam lagi Lisa. Siapapun yang mereka lihat, akan dibunuh oleh mereka." jawab Dion.
"Haaa?" Lisa pun sangat terkejut sambil melihat Dion.
"Aku hanya ingin memastikan sesuatu, apa mayat-mayat warga desa sudah dimakamkan apa belum." sahut Dion.
Lalu, ia pun berjalan dan mengambil sebuah bunga liar disana. Lisa pun hanya mengikuti Dion.
Lalu, ia pergi ke lubang besar yang ada di tengah-tengah pemukiman desa. Lubang yang dulunya bekas dari hantaman tombak hijau milik Clan Shinbi.
Dion pun sampai disana, dan ia melihat kebawah sana sambil mengingat Seto yang melemparkan dirinya kedepan. "Kak Seto." "Heeiiik" ingatan Dion.
"Maaf terlambat untuk datang kemari kak Seto. Aku lihat, tubuhnya sudah di pindahkan dari sini, bahkan serpihan tubuhmu pun tidak terlihat sama sekali." kata Dion.
Lisa pun hanya melihat Dion dengan gelisah.
Lalu, ia berjalan menuju ke rumah Nenek Yui. Dan ia melihat, rumahnya sudah habis terbakar oleh api. Hanya terlihat puing-puing bangunan yang tersisa.
"Mayak Nenek juga sudah di makamkan. Baguslah."
"Kakak, apa ini.?" sahut Lisa yang mengambil sesuatu disana.
Dion pun langsung menoleh kearah Lisa dan melihat ia sedang memegang sebuah surat.
"Surat.? Berikan padaku Lisa." sahut Dion.
"Ini kak."
Dion pun membuka surat itu, dan membacanya.
"Dion, apa kau baik-baik saja. Ibu sangat mengkhawatirkan mu nak. Aku menuliskan surat ini berharap kau bisa membacanya, dan ibu rasa kau akan kembali ke desa Majaren. Jadi ibu titipkan surat ini kepada prajurit untuk mengirimkannya kesana. Kondisi kami sekarang sedang dalam peperangan, Clan Siwa bersama dengan Aliansinya sedang berperang bersama kekaisaran. Hari ini, saat ibu menulis surat ini, kami di ungsikan menuju wilayah Kerajaan Alden. Karena Clan Siwa sudah mengalami kekalahan telak. Jadi Dion, jika kau kembali. Jangan mencari ibu di kediaman Clan Siwa, dan jangan pernah kesana. Dari ibumu tersayang. Aku mencintaimu."
Dion pun langsung meremas surat itu dengan sangat sedih bercampur marah.
...
Di titik terakhir kawasan Kerajaan Alden
Pasukan Aliansi membuat Camp militer dan dijadikan Markas utama merekam. Titik Camp itu sudah sangat dekat dengan sebuah kota kerajaan Alden yang sekaligus berdirinya istana Kerajaan.
Bahkan mungkin, camp itu ada di depan tembok Kota Waru, kota terbesar di kerajaan Alden. Lalu di camp komando, para petinggi pasukan Aliansi pun bertemu di sana.
"Aku mendengar, Tuan Putri dari Kerajaan Neverland akan datang ke istana. Menurut kabar yang beredar, Tuan Putri ini sudah mencapai tingkat kekuatan Dom Scott. Itu benar-benar sangat luar biasa." kata Rin
"Katanya rombongan mereka akan mendiskusikan tentang peperangan ini. Apa mereka akan beraliansi.?" kata Brian dari Clan Patio.
"Jika itu terjadi, kita akan mendapatkan bantuan besar di perang ini." sahut Rin.
"Itu tidak akan pernah terjadi." sahut Verda dengan raut wajah yang sudah lesu.
"Ayah, apa maksudnya.?" tanya Rin.
"Kerajaan Neverland adalah salah satu kerajaan terbesar dan terkuat di benua Albion. Bahkan tidak ada siapapun yang berani mengusik mereka. Dan karena kekuasaan mereka itu, mereka mengganggap bahwa diri mereka yang paling berkuasa di benua ini." kata Verda.
"Apa maksud ayah adalah, mereka juga ingin mengendalikan sebuah peperangan.?" sahut Rin.
"Itu benar Rin. Mereka ingin menghentikan perang, dan memulai perang sesuka mereka. Mungkin dalam kasus ini, mereka sudah berusaha untuk menekan kekaisaran Riu, tapi tidak ada respon dari istana. Dan melihat Tuan Putri yang dikirim kemari, artinya mereka ingin mengancam dengan kekuatan mereka." kata Verda.
"Jadi, bagaimana dengan nasib kita jika Peperangan ini berakhir.? Tidak mungkin kita harus kehilangan semua wilayah kita. Aku tidak setuju dengan itu, aku masih bisa berjuang." kata Rin dengan sangat serius.
"Aku juga berfikir begitu. Semua wilayah yang sudah di kuasai oleh kekaisaran Riu, adalah hak milik mereka melalui jalur militer. Tapi jika peperangan ini di teruskan, kerajaan Alden akan runtuh dalam waktu dekat." kata Verda
"Mungkin Anda benar Tuan. Sekarang semua pasukan dari Clan Seiro sudah di tarik semua, dan bahkan kerajaan Alden juga menarik pasukannya. Yang tertinggal disini adalah, Clan Siwa dan Patio. Jika ini di teruskan, aku rasa kita semua akan berakhir." kata Brian
Rin pun hanya mengepalkan tangannya dengan marah.
"Kau tenang saja Rin, perjanjian antara Clan Siwa dan kerajaan Alden tidak akan berakhir begitu saja. Mungkin setidaknya kita masih di berikan ruang untuk tempat tinggal dan semua penduduk Clan Siwa." kata Verda
"Aku tidak yakin mereka akan menepati janji itu." sahut Rin dengan emosi.
...
Malam hari pun tiba. Rombongan dari kerajaan Neverland sudah sampai di gerbang istana Kerajaan Alden. Mereka di sambut dengan sangkat meriah disana. Perjalanan yang di tempuh mereka, memakan waktu selama 2 hari 1 malam.
Dan selama itu, Dion masih mencari mayat-mayat dari desa majaren yang tersisa. Lalu, Raja Eden menerima laporan bahwa tempat pertambangan mereka sudah di serang oleh seseorang yang tidak di ketahui.
Raja Eden pun marah besar dan memerintahkan Seila dan seluruh keluarga Floria untuk menginvestigasi tempat itu. Bahkan Eden memerintahkan untuk membunuh setiap orang yang berada di sekitar pertambangan itu.
...
Lalu di tempat istana Kerajaan Alden.
Raja Philip bersama dengan semua petinggi kerajaan, menyambut kedatangan seorang Tuan Putri disana.
"Akhirnya mereka datang juga." kata Philip dengan tersenyum.
"Ayah, apa mereka benar-benar dari kerajaan Neverland.?" kata putra mahkota Kerajaan Alden bernama Simon.
"Benar, bahkan yang datang bukan orang sembarangan, kau lihat orang itu yang menaiki kuda disana. Itu adalah Panglima Besar Kerajaan Neverland. Dan kekuatannya sudah mencapai Dom Stuart." kata Philip.
"Apa? Itu kekuatan yang luar biasa ayah." sahut Simon.
"Dan, sebentar lagi kau akan melihat orang terkuat di benua. Bahkan untuk saat ini, hanya ada satu-satunya orang di benua yang sudah menerobos ke ranah Dom Scott. Beliau akan keluar dari kereta itu." kata Philip.
Simon yang mendengarnya pun hanya bisa menelan ludah dengan terkejut. Bahkan di hidup mereka sekalipun, tidak pernah melihat sosok orang yang sudah mencapai Ranah Dom Scott.
"Ini adalah hari yang sangat berharga bagiku Ayah. Aku bisa melihat orang terkuat di benua." kata Simon.
Dan di tempat Teo berada.
"Tuan Putri, kita sudah sampai." kata Teo.
"Baiklah, aku turun sekarang." sahut Rachel.
Terlihat, sepasang kaki yang keluar dari dalam kereta, bahkan kulitnya seakan-akan bersinar disana. Semua orang pun sangat terkejut melihatnya.
Dan tidak berlangsung Lama, Rachel pun turun dengan sendirinya, dan menatap Raja Philip yang sudah menunggu didepannya.
"Ituu, bukankah dia adalah seorang Dewi. Cantik sekali." kata Simon yang tidak bisa memalingkan pandangannya.
"Selamat Datang Tuan Putri. Terimakasih atas kunjungan Anda kemari." kata Philip sambil menundukkan kepalanya dan menempatkan satu tangannya di dada.
Semua orang pun langsung menundukkan kepalanya kepada Rachel. Namun tidak dengan Simon, dia justru melotot dan melihat Rachel penuh dengan Ambisi. Mungkin dia langsung jatuh cinta dalam pandangan pertama.
"Simon, apa yang kau lakukan. Cepat tundukkan kepala mu." sahut Philip dengan kesal.
"Ah, eh. Maaf ayah." sahut Simon sambil menundukkan kepalanya.
Rachel pun berjalan menghampiri Philip. Tak Tak Bau harum dari tubuhnya tersebar disana.
"Wangi sekali." sahut orang-orang dalam hati.
"Terimakasih sambutanya yang mulia." kata Rachel sambil memberikan hormat.
Philip dan semua orang pun mengangkat kepalanya, dan sekali lagi Simon menatap Rachel tanpa berkedip.
"Silahkan Tuan Putri. Kita bicarakan didalam sana." kata Philip.
Rachel pun hanya menganggukkan kepalanya. Dan ia pun berjalan mengikuti Philip. Lalu Simon masih menatapnya sambil mengikuti Rachel yang berjalan melewatinya.
...