Menentang Surga

Semua orang terdiam melihat Long Tian terlempar keluar panggung pertandingan. Long Yi yang kesal itu mengumpat lagi, "Dasar sampah! Kau kira bisa menang dengan tubuh lemah itu? Membuang-buang waktu saja." Long Yi meninggalkan panggung itu dengan sombong, sikapnya arogan dan keras kepala. Namun, soal kekuatan tubuh dialah yang paling berbakat di keluarga.

Tetua mengangkat tangannya, "Pemenangnya, Long Yi!"

Suara sorak-sorai mengagumi dirinya terdengar, itu membuat Long Yi tersenyum bangga. Kemudian ia melihat kearah Long Tian, ia ingat dengan jelas senyuman provokasi yang Long Tian berikan padanya sebelumnya.

Meski kesal mengingatnya, Long Yi turun dari panggung karena kemenangan ini miliknya.

Sore harinya, Long Tian terbangun menahan rasa sakit di dadanya. Ditempatnya tidak ada satupun orang, karena pertandingan hari ini telah selesai Long Tian menggerang kesal akan ketidakmampuannya.

"Aku pingsan lagi?" Long Tian menggertakkan giginya, "Kenapa kau begitu kejam denganku? Kenapa hanya aku yang tidak bisa berkultivasi, sementara yang lain bisa menikmati emas yang kau berikan."

Sekalipun Long Tian mengutuk, tidak ada balasan dan tidak ada yang memperdulikannya. Long Tian memukul lantai dengan keras meski menyakiti dirinya sendiri, ia mulai beranjak berdiri sambil menahan rasa sakit.

***

Rumah Long Tian,

Long Tian mengambil kain bekas dan obat salep tua untuk di oleskan ke lukanya. Long Tian tiba-tiba merintih kesakitan, ia menahan rasa sakit tersebut dalam diam karena ia sudah terbiasa melakukan hal seperti ini.

Obat salep yang Long Tian gunakan sudah sangat tua, bahkan khasiatnya terbilang berkurang karena begitu lama. Namun, Long Tian tidak dapat mengeluh, karena ia tidak bisa membeli obat salep yang baru di saat uang untuknya makan sendiri tidak ada.

Long Tian menemukan obat salep ini di tempat sampah ketika keluar rumah, mungkin seseorang membuangnya karena khasiatnya sudah berkurang. Namun baginya, obat salep ini adalah harta yang bisa membuatnya tetap hidup di keluarga utama Long.

Jika tidak ada obat salep ini, Long Tian mungkin sudah lama mati karena luka yang tidak kunjung membaik dari waktu dan waktu, tubuhnya bisa saja membusuk karena lukanya.

Meskipun begitu, ia tetap menggunakan obat tersebut untuk menyembuhkan lukanya walaupun ia harus menahan rasa sakitnya berhari-hari.

Setelah ia mengoleskan obat salep, Long Tian melihat telapak tangannya sendiri, "Apa aku memang sampah yang tidak bisa berkultivasi? Kenapa surga begitu pilih kasih denganku! Jika aku tidak bisa berkultivasi, setidaknya berikan aku keahlian yang lain."

Sudah ratusan kali ia mengutuk surga dengan keras, siapa yang akan menyahutnya? Malaikat? Dewa? Atau iblis dunia bawah? Tidak ada, hanya angin kehampaan yang menemani hari-harinya di rumah jerami ini.

Jika Long Tian tahu hidupnya akan seperti ini di keluarga utama, ia lebih memilih untuk tidak datang ketempat ini dan memilih untuk menjadi gelandangan di kota. Pemikiran begitu naif di masa lalu membuatnya harus bertahan hidup di keluarga utama.

Long Tian pikir dengan menjadi pelayan di keluarga utama ia bisa mengubah hidupnya dan mendapatkan kesempatan untuk berlatih kultivasi abadi. Namun kenyataannya, ia hanya menjadi samsak latihan para anggota keluarga.

Ayah dan ibunya mengabaikannya, mengganggap keberadaannya tidak pernah ada. Mereka lebih memilih merawat adiknya yang mempunyai bakat kultivasi sehingga di masa depan dapat mengangkat derajat mereka.

Daripada membuang-buang beras dan uang untuk orang yang tidak berguna, mereka mengirim Long Tian menjadi pelayan keluarga utama untuk berkontribusi pada keluarga.

Selama lima tahun menjadi pelayan di keluarga utama, bukan pekerjaan yang baik yang Long Tian dapatkan. Melainkan hinaan dan siksaan dari para tuan muda karena dirinya tidak bisa berkultivasi, atau sampah.

Brak!

Saat Long Tian ingin beristirahat, pintu rumahnya tiba-tiba diterjang seseorang hingga hancur, "Dasar sampah! Apa kau kira keluarga Long membayarmu untuk tidur-tiduran? Tidak bodoh! Cepat kerja, bersihkan kandang kuda dan potong rumput di halaman utama!"

Suara keras itu terdengar dari luar rumahnya, Long Tian melihat Long Yu masuk kedalam. Long Yu adalah Tuan muda sekaligus putra Patriark Long. Long Tian buru-buru berdiri dengan menahan rasa sakit, "Ba— Baik Tuan muda ... " Long Tian mengambil pakaiannya untuk bersiap pergi.

Long Yu menendangnya hingga terlempar kebelakang dengan keras. Rumah jeraminya hampir roboh karenanya, "Sangat lambat! Kau kira waktumu berharga? Cepat bergerak dasar sampah! Hanya di tendang pelan kau sudah tumbang! Dasar tidak berguna!" Tatapan Long Yu dingin, melihat Long Tian lebih rendah dibandingkan seekor anjing.

Melihat betapa menyedihkannya Long Tian di hadapannya, Long Yu pergi setelah memperingati Long Tian untuk segera bekerja. Jika tidak, Long Yu memberikan hukuman padanya.

Pelayan adalah budak. Dunia yang kejam dimana yang kuat memerintah yang lemah, dan yang lemah hanya menjadi budak bagi yang kuat.

Purft!

Long Tian menutup mulutnya dengan tangan kanannya, darah dalam mulutnya menyembur keluar. Luka sebelumnya belum sembuh dan sekarang ia menerima serangan kuat membuat tulang rusuknya yang patah seperti menusuk organ bagian dalamnya.

"Apakah aku akan mati di sini?"

Bahkan di hari kematiannya saja lebih buruk daripada seekor anjing. Ketika pertanyaan itu muncul, Long Tian selalu bertanya-tanya apa dirinya memang anggota Keluarga Long atau bukan?

Napasnya semakin berat, "Siapa lagi yang datang?" Rombongan generasi muda keluarga Long datang ke tempatnya. Jika Tuan muda Long Yu datang untuk memerintah, berbeda dengan generasi muda yang lain.

Mereka lebih kejam, "Lihat sampah ini, dia begitu menjijikan daripada kotoran kuda di kandang!"

Rombongan di belakang pemuda itu tertawa dengan terbahak-bahak.

Diantara para pelayan di keluarga Long, tempat tinggalnya yang paling tidak layak. Terpisah dari Mansion Utama, berada di paling belakang di kediaman Long. Jika dibandingkan dengan kandang kuda, kandang kuda lebih baik daripada tempat tinggalnya.

Tidur di atas tumpukan jerami, melihat atap yang berlubang, dan dinding kayu yang sudah tua serta keropos.

Jika musim hujan, dia akan kehujanan.

Jika musim panas, dia akan kepanasan.

Jika musim dingin, dia akan kedinginan.

Jika musim semi, dia hanya bisa melihat orang-orang yang berkumpul dengan keluarganya dari kejauhan tanpa bisa merasakan kehangatan yang namanya keluarga.

...

*Bersambung ...