Seorang Badboy dengan sifat bengisnya itu jatuh cinta dengan seorang gadis manis yang punya pribadi lembut .
Dengan sifat dingin yang dimiliki Badboy itu justru membuat gadis itu menghindarinya , meski Badboy itu sudah memiliki pacar dia terus berusaha mendapatkan hati gadis itu .
Akankah Badboy itu bisa mendapatkannya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ssnjaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24
Sapaan hormat itu terus mengiringi langkah polisi muda yang sudah berpangkat tinggi , di usianya yang masih muda itu dia sudah mampu menangani berbagai kasus pelik hingga bisa membuatnya begitu di hormati .
Davin Arganata punya silsilah keturunan dengan keluarga Arsenio kakeknya meski dia memiliki nama belakang yang berbeda , tapi dia yang paling menjadi kebanggan keluarga Arsenio dibandingkan Daffa Arsenio , keluarga yang cukup terpandang karna statusnya yang konglomerat .
Davin adalah anak dari kakak kandung Diego Arsenio papa Daffa , hubungan kedua pemuda itu sebenarnya cukup pelik bermula dari Daffa kecil yang Selalu di Bayangi Davin yang serba bisa .
Hal itu yang membuat Daffa benci dengan Davin , meski mereka saudara sepupu .
Langkah Davin terhenti di sebuah ruangan khusus miliknya , dia duduk di kursi kebesarannya saat ini , Davin mengambil ponsel dan membuka galery ponselnya .
Dia tersenyum tipis melihat potret satu anak kecil dan satunya remaja yang tersenyum manis melihat ke arah kamera .
Davin rindu sekali akan Daffa sepupunya itu , mereka anak tunggal hingga membuat keduanya dekat saat masih kecil dulu .
Semenjak kejadian malam itu Daffa membenci Davin dan itu secara terang-terangan , Davin tak bisa berbuat banyak dia tahu betul sifat Daffa , makannya dia menjauh agar Daffa tidak semakin membencinya .
Tok tok
" ya masuk____
Seorang anggota polisi memasuki ruangan Davin saat ini sambil membawa beberapa lembar foto .
" pak , apa kasus ini perlu di tangani ? " tanya polisi itu sambil memperlihatkan foto-foto yang tadi dia ambil .
" tidak usah , aku akan berbicara langsung dengan adik sepupuku " sahut Davin dengan suara beratnya .
" baiklah pak , kalo begitu saya permisi " .
Davin mengangguk samar , dia tidak benar-benar menegur Daffa , dia tahu jika menegur Daffa hanya akan menambah kadar kebencian pemuda itu .
Malam pun datang , Hana gadis itu masih menantikan chat dari Daffa saat ini , terkahir kali pemuda itu online tadi sore .
Hana juga merasa menyesal karna tidak menelfon Daffa balik , dia cukup malu dan egonya juga tinggi.
Dengan risau Hana menunggu notifikasi dari Daffa sambil belajar di kamarnya .
Hingga belajarnya selesai pun Daffa tidak menghubunginya , Hana yang frustasi ingin pergi tidur saja .
Tapi baru saja Hana menaiki ranjang nya , dia mendengar deru suara motor Daffa .
Dengan cepat Hana mengintip dari balik tirai jendela kamarnya , matanya berbinar kala dia melihat sosok Daffa yang nangkring di atas motornya .
Daffa terlihat memandangi kamar Hana yang sudah gelap itu , pemuda itu urung ingin menelfon Hana , dia tidak ingin menganggu tidur Hana pikirnya Hana sudah tidur .
Hana cekikikan sendiri di dalam kamarnya saat ini , dia merasa lucu dengan tingkah Daffa yang menolak balikkan ponselnya itu .
Dia dengan sadar keluar dari kamarnya , dan menemui Daffa yang ada di depan rumahnya saat ini .
Daffa menatap tak percaya , melihat sosok Hana yang menghampirinya dengan piyama bermotif Doraemon .
Senyum Daffa merekah begitu saja tak mampu dia sembunyikan saat ini .
Hatinya yang tadi panas berubah menjadi segar melihat Hana yang tersenyum manis ke arahnya .
" hai " sahut Hana lebih dulu .
" h-hai belum tidur ? " sahut Daffa terbata .
Dia gugup hanya mendapat sapaan Hana tadi .
" belum , kamu belum ganti baju ? Tanya Hana penasaran sambil netranya menelisik penampilan Daffa yang terlihat masih memakai seragam sekolah .
" oh iya , gue belum pulang ! ".
" loh kenapa ? Eh iya wajah kamu____
" oh ini , biasa anak cowok ! " .
" sakit ya ? " tanya Hana sambil menyentuh pelan luka Daffa yang terlihat masih mengeluarkan darah segar itu .
" awhh " ringis Daffa pura-pura .
Daffa sengaja berpura pura seperti itu agar Hana tidak tahu jika sebenernya dia sedang gugup saat ini .
" eh maaf Daffa " .
" gak papa kok han , udah biasa ini " .
Hening !
Keduanya sama-sama terdiam saat ini , kecanggungan diantara mereka begitu terasa saat ini .
" besok mau gak gue jemput ? " ucap Daffa yang memecah keheningan .
" jemput ? " beo Hana terkejut .
" iya , anggep aja gue ojek Lo ! " .
" gak usah Daffa ! Aku gak mau Bella tau ! Nanti ada yang nyebar rumor buruk kalo ada yang tau ! " .
" emang kenapa ? " .
" ya kan aku bukan aku gak mau jadi orang ketiga di hubungan kamu sama Bella " .
" gue udah putus sama dia ! " .
" hah ? " .
" besok gue jemput ya han , gue pulang dulu ! " .
" eh eh Daffa jangan ! gini aja kamu gak usah jemput aku sekolah tapi kamu bisa anterin ke tempat kerja ! " .
" oke deal yah ! " .
Hana mengangguk mengiyakan , entahlah kenapa dia justru menawarkan hal itu pada Daffa tadi .
Daffa pun pamit pulang , dia menaiki motornya pelan karna masih berada di lingkungan padat penduduk .
Tak butuh waktu lama , Daffa memasuki rumah mewahnya itu , dan disambut bodyguard yang menunduk hormat .
" halo pak Jhon ! " sapanya riang .
" e-eh iya tuan muda " sahutnya terbata .
Daffa terkekeh pelan , dia merasa sangat lucu melihat tingkah bodyguard nya itu .
Dengan langkah riang dia memasuki rumah nya dan melihat jika papanya belum tidur .
" pa belum tidur ? " .
" Daffa ! " .
" kenapa pa ? " .
" ikut papa ! " .
Pria paruh baya itu membawa Daffa ke dalam ruang kerjanya , tatapan mata nyalang itu terus menatap Daffa saat ini .
Daffa kebingungan kenapa papanya itu tiba-tiba menatapnya seperti itu .
" dari mana kamu jam segini baru pulang ? " tanyanya dingin .
" main pa ke markas " .
" jangan bohong kamu ! " .
" Daffa gak bohong pa , Daffa emang dari markas ! " .
" sejak kapan belajar berbohong seperti ini Daffa ? Apa ini yang papa ajarkan ? " .
" maksudnya ? " .
" kamu fikir papa tidak tahu speak terjang mu ! " .
Daffa mengepalkan tangannya saat ini , dia mencurigai satu orang yang membocorkan tentang tawuran tadi .
" kenapa diam ? Apa ini kelakuan ketua geng motor ? " .
" maaf pa " sahut Daffa sembari menunduk .
" kamu itu ketua , harus bisa menjaga nama baik geng kamu dan juga mengontrol emosi mu ! " .
" mereka yang menyerang Daffa dulu pa " .
Pria itu menghela nafasnya kasar .
" papa harap ini terkahir kalinya , kamu terlibat dalam tawuran yang buat kenyamanan warga terganggu ! " .
Daffa mengangguk saja agar papanya itu berhenti mengomeli dirinya .
" ya sudah masuk kamar kamu sana ! " .
Daffa pemuda itu pergi dengan tangan yang terus terkepal menahan emosi yang sesak di dadanya saat ini .
Brakkk
Daffa menutup keras pintu kamarnya itu , dia melemparkan tasnya asal .
Dan memukul keras kasur empuk itu , dadanya naik turun menahan gejolak emosi .
" brngsek ! " umpatnya tertahan .
Tak ingin terlalu larut dalam emosi , Daffa pun bangkit dan mandi air dingin agar rasa panas di dadanya hilang .
Sementara itu Hana , gadis itu masih menatap langit kamarnya sendiri , sesekali dia tersenyum malu .
Pesona Daffa benar-benar membuatnya meleleh , tanpa sadar jika benih cinta itu tumbuh subur di hatinya kini .
doubel up kak
nanti di bully Bella. susah lagi hidup hana