Pengantin Setan

"Arka, kok di hajar tamu nya?" tegur Arya yang sudah mendengar keributan dari sebelah rumah.

"Mereka bukan tamu baik, Ayah." jawab Arka santai saja.

"Biar pun tidak baik tapi ya di suruh masuk dulu lah, jangan langsung begitu ya." nasihat Arya pelan dan lembut sesuai dengan wajah kalem dan polos nya.

Empat pria ini saja kaget mendengar Arka memanggil Ayah pada pria muda yang baru datang ini, biar pun Jovan sudah datang duluan kesini tapi dia belum tau wajah nya Arya bagai mana detail nya, dan dia juga tidak tau bahwa pria yang ada di depan nya ini bernama kan Arya.

Mendengar Arka menyebut Ayah maka mereka menduga bahwa Arya adalah suami nya Purnama, padahal saat itu Jovan sudah bertemu dengan Zidan secara langsung, namun karena panik dan ketakutan di hajar Purnama jadi lah dia lupa segala nya. masih melongo saja seperti celengan yang tidak di isi, Arya juga tidak tau siapa empat pria ini.

Namun dia percaya bahwa mereka bukan tamu yang baik, sebab Arka bisa membaca pikiran seperti Purnama. kini mereka baru tau bahwa orang yang sama sama bisa membaca pikiran maka tak akan bisa membaca pikiran satu sama lain, pantas saja dulu Purnama tidak bisa membaca pikiran nya Arka dan Zahra, karena mereka bisa membaca pikiran.

"Ada apa kalian datang kerumah kami?" Arya menatap mereka berempat.

"Sebaik nya kau ajari dulu bocah itu agar tau sopan santun, jangan asal main pukul saja!" sentak Madi.

"Anak ku tidak akan sembarang main pukul apa bila kalian adalah orang baik!" suara wanita muncul dari sebelah rumah.

Reflek Jovan langsung berlindung di balik tubuh nya Ardi karena takut pula melihat wajah Purnama, teringat saat di banting begitu saja hingga dia terhempas seperti sampah. dari pada kena banting lagi maka dia mundur, biar lah Madi yang sok keras itu menghadapi Purnama sang Ratu ular.

"Apa mereka komplotan?" Arya menatap Kakak nya.

"Hem, bawa saja mereka sekarang karena akan ku beri pelajaran." angguk Purnama.

"Dia sangat cantik, apa ini suami nya?" Pendi berbisik pada Jovan.

"Aku lupa dengan wajah suami nya, tapi seperti nya bukan ini suami dia." balas Jovan pelan juga.

"Sangat cantik dan bening, bagai mana bisa ada orang seperti dia." Ardi pun melongo melihat Purnama.

"Jangan tatap mata nya, dia bisa membaca pikiran mu." Jovan menarik telinga Ardi.

"Apa anda yang bernama Purnama?" Madi maju kedepan dengan gaya nya yang sangat berani sekali seolah tidak punya rasa takut sedikit pun.

Purnama berdecih sini dan memberi kode pada Jalak agar segera membawa empat otang kurang ajar ini, akan di beri nya pelajaran satu persatu. kemarin sudah sempat di usir nya agar pergi dari sini, namun malah datang lagi sambil membawa rombongan sehingga Purnama tak akan mau tinggal diam lagi melihat mereka.

"Bawa dia, ayo kita bersenang senang." ajak Purnama menyuruh Jalak.

"Siap Ratu ku." Jalak semangat sekali dan hanya dalam satu kali kedipan mata mereka sudah pindah tempat.

"Tempat apa ini?!" Pendi kaget sekali karena sudah ada di hutan belantara.

"Aku takut sekali, kenapa kita bisa pindah tempat!" Ardi juga mulai panik.

Wuuussssh.

Wuuussssh.

Angin berputar putar kencang sehingga daun daun kering berserakan kesana kemari karena hembusan angin tersebut, empat manusia yang sama sekali tidak tau akan hal ghaib ini cuma bisa melongo sambil pegangan tangan karena rasa takut di hati mereka kian menjadi saja, berbagai macam pikiran sudah bersarang di dalam otak.

"Hahahaaaaa....

"AAAGHHHHKK!"

Empat nya langsung berteriak ketakutan saat melihat Jalak sudah di depan mata dengan tubuh separuh ular, mengira hal seperti itu hanya ada di film saja. namun nyata nya malah hadir di depan mata, mana jarak nya juga sangat dekat dan kalau hap maka akan langsung mati.

"Kenapa berteriak, bukan kah kalian datang untuk mencari ku?" Purnama juga sudah berwujud ular dengan mahkota di atas kepala.

"Dia....dia adalah siluman ular?!" Jovan mau pingsan rasa nya.

"Nyi blorong, dia adalah ular yang memberi pesugihan!" Ardi juga sampai lemas melihat nya.

Braaaaak.

Baru saja mulut Adi bungkam usai mengatai Nyi Blorong, ekor Purnama sudah menghantam dada mereka semua hingga jatuh terhempas dan muntah darah pasti nya. para iblis saja tidak kuat menahan serangan Purnama, apa lagi mereka cuma manusia yang tidak bisa apa apa, maka hanya jadi makan empuk saja untuk Purnama dan juga member lain nya sekarang.

"Kalian datang hanya untuk mengantar nyawa padaku, aku sudah mengingat kan sebenar nya saat itu." geram Purnama.

"Berarti kalian memang mau mati! atau ingin menyusul gadis yang kau bunuh itu?" Arya tersenyum manis.

"Astaga, dia juga siluman!" Jovan sambil kesakitan masih bisa kaget.

"Mereka kan berempat juga, mari kita satu satu hingga pas jadi nya!" Jalak sudah tidak sabar ingin membantai.

"Arka tidak boleh dulu ya, biar ini menjadi urusan Ayah." Arya mencegah anak nya.

"Baik lah, kalau begitu aku pulang saja." Arka mengangguk patuh dan segera pulang.

"Tunggu! ku mohon bawa aku pulang juga, aku takut di sini." Pendi mendekap kaki Arka.

Duaaaak.

Dagu Pendi terdongak keatas dengan gigi bawah yang patah dua akibat keras nya tendangan Arka, sudah jelas bocah laki laki ini mau pulang karena di suruh Arya. malah Pendi yang cari masalah dengan menangkap kaki nya, mau tak mau dia harus kesakitan dua kali di hantam ekor Purnama dan juga di tendang Arka.

"Kau sangat ingin bertemu Mama ku kan? maka mengobrol lah sana, kenapa harus mau ikut aku pulang!" Arka berkata sambil mengibaskan kaki.

"Hahahaaaaa.....kalian yang bersikeras mau datang, tapi sekarang malah takut sendiri." Jalak terbahak bahak.

"Kau yang paling depan, dari tadi aku sangat geram melihat tingkah mu!" Sam menunjuk Madi yang masih kesakitan.

Dari semua arwah yang ada di sini, maka Sam lah yang bisa membuat empat orang ini berkurang rasa takut nya. sebab Sam tidak berubah jadi apa apa, tetap bagai mana menjadi pria tampan dan sama sekali tidak terlihat menjadi hantu.

"Dia adalah otak dari semua masalah itu!" Purnama menatap Madi sengit.

"Aku tak habis pikir dengan kalian, berani nya datang pada kami setelah membuat masalah." Arya menyeringai.

"Bila kau tidak datang padaku maka kasus kalian mungkin saja tidak terungkap, tapi kalian sendiri yang mengantar masalah." Purnama memainkan ekor nya.

Arya dan Jalak tertawa geli akan pikiran mereka ini, bisa bisa nya sudah membuat masalan besar malah mendatangi mereka untuk minta solusi atau pun meminta cara agar arwah itu lenyap, tidak tau saja bahwa Purnama malah punya agensi yang membantu arwah untuk balas dendam.

Selamat sore pembaca othor yang setia, mohon dukungan nya selalu ya biar othor semangat🫰, jangan lupa like dan comen nya ya.