"Ayah bukanlah ayah kandungmu, Shakila," ucap Zayyan sendu dan mata berkaca-kaca.
Bagai petir di siang bolong, Shakila tidak percaya dengan yang diucapkan oleh laki-laki yang membesarkan dan mendidiknya selama ini.
"Ibumu di talak di malam pertama setelah ayahmu menidurinya," lanjut Zayyan yang kini tidak bisa menahan air matanya. Dia ingat bagaimana hancurnya Almahira sampai berniat bunuh diri.
Karena membutuhkan ayah kandungnya untuk menjadi wali nikah, Shakila pun mencari Arya Wirawardana. Namun, bagaimana jika posisi dirinya sudah ditempati oleh orang lain yang mengaku sebagai putri kandung satu-satunya dari keluarga Wirawardana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34.
Air mata Shakila terus menetes membasahi pipinya. Gadis itu sedih karena Arya tidak mengizinkan untuk mengaku sebagai anak kandungnya.
"Aku takut mereka mencelakakan kamu, Shakila," ucap Arya lemah. Mata laki-laki itu ikut berkaca-kaca karena bisa merasakan kesedihan Shakila.
Arya menyadari ada yang aneh dengan perasaannya terhadap Shakila. Dia tahu kalau dirinya kurang peka dengan perasaan wanita. Namun, kali ini dia ikut sedih dan takut melukai perasaan Shakila.
Mendengar ucapan Arya, Shakila terkejut karena sudah salah duga. Tadi dia mengira Arya tidak mau mengakui anak. Terlebih sudah ada Silvia yang selama ini dikenal sebagai putri semata wayang keluarga Wirawardana.
"Aku ... akan jaga diri baik-baik, Pa," ucap Shakila sambil menghapus air mata.
"Apa pun yang terjadi, jangan biarkan mereka mencelakakan kamu," lanjut Arya. Tangan laki-laki itu ikut menghapus air mata di pipi Shakila.
"Papa jangan khawatir. Aku jago pencak silat dan taekwondo. Kalau ada yang macam-macam, langsung hajar saja," ujar Shakila.
Arya tersenyum lemah. Dia tidak menyangka kalau Shakila merupakan anak pemberani. Dulu, dia sampai maksa-maksa Silvia agar mengikuti les karate. Bagaimanapun juga harus punya ilmu beladiri agar bisa melindungi diri dari serangan lawan. Sayangnya, Silvia melakoni itu cuma sampai SD. Masuk SMP lebih suka menjadi penari karena sedang trend K-Pop.
Zayyan dan Pak Darmawan datang ke rumah sakit setelah mereka pulang kerja. Keduanya senang karena Arya sudah sadar dan bisa diajak komunikasi.
Lingga dan Kenzo juga datang karena disuruh oleh Kakek Rama. Mereka hanya diam mendengarkan apa yang sedang dibicarakan oleh para sesepuh.
"Darmawan, apa kamu sudah tahu siapa yang sudah mencelakakan aku?" tanya Arya dengan nada tegas.
Lingga dan Kenzo saling lirik. Keduanya salut sama Arya yang baru saja bisa buka mata tadi pagi, sore hari sudah mulai ngusut kecelakaan yang terjadi kepadanya.
"Sudah. Dan ini berkat Pak Zayyan. Dia orang yang menyelidiki kecelakaan yang terjadi kepadamu. Selain itu dia juga tidak lelah melakukan pencarian kamu selama ini. Aku salut sama kerja Pak Zayyan," jawab Pak Darmawan memuji Zayyan.
Arya mengalihkan pandangannya kepada Zayyan, lalu berkata, "Terima kasih."
"Aku melakukan itu semua demi Shakila, putriku," balas Zayyan.
Mendengar itu Arya mendelikan mata. Dia merasa tidak suka.
"Ada yang mau aku kasih tahu sama kamu, Arya," ucap Pak Darmawan. "Mario adalah Arka, anak Miranda."
"Maksudnya ... dia mengganti identitas?" tanya Arya sedikit tersentak.
"Iya. Dan dialah orang yang sudah mencelakakan kamu," jawab Pak Darmawan.
"Apa?" Arya sangat terkejut. Kedua tangannya mengepal.
"Lalu, ada informasi yang lainnya," kata Pak Darmawan.
"Apa itu?" tanya laki-laki yang bersandar pada ranjang pasien.
"Ternyata Arka—Mario—itu anaknya Brandon." Pak Darmawangsa mengira Arya akan terkejut, tetapi temannya itu malah terlihat biasa saja.
"Aku sudah tahu sejak lama," ujar Arya dengan mata memerah.
"Apa!" Malah Pak Darmawan yang terkejut.
"Dulu saat aku dan Miranda bertengkar, dia mengakui semuanya. Makanya aku tidak bisa memaafkan dia dan tidak mau menerimanya lagi ketika merengek ingin rujuk."
Shakila yang berdiri di samping Zayyan, menghela napas. Dia bisa membayangkan bagaimana sakitnya di khianati. Namun, rasa sakit yang dirasakan oleh Arya tidak seberapa dengan rasa sakit yang dirasakan oleh Almahira.
"Sepertinya ini karma. Karena dulu aku mengkhianati dan membuang Alma. Tuhan membalas berkali-kali lipat," lanjut Arya.
"Ingat jangan sekali-kali menyakiti wanita! Bisa-bisa sesara hidupmu," bisik Kenzo kepada Lingga dan cucunya Kakek Rama itu hanya mendengus.
***
Widuri dan Bu Dewi menghadiri suatu acara pernikahan salah seorang anak pengusaha. Mereka bertemu dengan Miranda. Keduanya tahu kalau wanita cantik yang penampilannya glamor itu adalah mantan istri Arya. Mereka juga mendapat peringatan dari Silvia untuk berhati-hati jika bertemu dengan wanita itu.
Ketiga wanita itu saling beradu pandang. Miranda tahu kalau sedang berhadapan dengan ibu dan saudara tiri dari Almahira. Sulit sekali mencari informasi keluarga perempuan itu, butuh waktu yang lama dan membayar banyak orang. Walau belum mendapatkan informasi dan keberadaan Shakila, tetapi orang-orangnya sudah mendapatkan informasi penting tentang keluarga Almahira. Dia juga berencana untuk melakukan tes DNA antara Silvia dan Widuri.
Mario sedang berupaya membongkar kalau Silvia bukan putri kandung Arya, sehingga tidak berhak mendapatkan harta peninggalan Arya. Lalu, akan menyingkirkan Shakila sebelum mendapatkan pengakuan sebagai putri kandung satu-satunya dari Arya.
"Hai, tumben cuma berdua. Mana Silvia?" tanya Miranda dengan senyum misterius.
Widuri berusaha untuk bersikap tenang. Dia sudah belajar agar tidak mudah terprovokasi. Apa pun yang terjadi tidak boleh terpancing.
"Aku tahu, karena aku datang hanya berdua dengan ibuku," jawab Widuri dengan senyum manis.
"Sudah lama kita mendapat kabar tentang Silvia. Mungkin karena kita sama-sama sibuk jadi tidak tidak berkomunikasi dengan baik," lanjut Bu Dewi.
Miranda tersenyum sinis. Dia yakin kalau Widuri dan Bu Dewi sedang merencanakan sesuatu. Sama seperti dirinya dan Mario yang bersiap mulai merencanakan untuk menyingkirkan Silvia.
Tiga wanita yang sama-sama sombong dan angkuh itu saling menatap tajam. Dalam otak mereka sedang memikirkan cara untuk menyingkirkan lawannya. Tentu saja dengan cara diam-diam agar tidak terendus rencana jahat mereka.
***
terima kasih kak ❤️❤️❤️🌹🌹🌹
bgmnapun jg aq gak memihak sama papa Arya krn masa lalunya mmperlakukan ibu Shakila😠
lanjut shakila sm lingga 🤗