NovelToon NovelToon
AMORA-GADIS SUCI YANG TERPILIH

AMORA-GADIS SUCI YANG TERPILIH

Status: sedang berlangsung
Genre:Murid Genius / Mengubah Takdir / Ruang Bawah Tanah dan Naga / Perperangan / Raja Tentara/Dewa Perang / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: julieta

Amora, seorang gadis bangsawan yang muak dengan semua aturan yang mengekang pada awalnya hanya ingin keluar dari kediaman dan menjelajahi dunia bersama pelayan pribadinya
Menikmati kebebasan yang selama ini diambil secara paksa oleh kedua orang tuanya pada akhirnya harus menerima takdirnya
Sebagai gadis yang terlahir dengan berkat kekuatan suci, dia memiliki kewajiban menjaga perdamaian dunia.
Amora yang pada awalnya masih berusaha menghindari takdirnya dihadapkan pada kenyataan pahit.
Fitnah keji telah menjatuhkan keluarga Gilbert.
Amora Laberta de Gilbert, merubah niat balas dendamnya menjadi ambisi untuk menegakkan keadilan karena kekuatan suci dalam tubuhnya, menghalanginya.
Demi memuluskan tujuannya, Amora menyembunyikan identitasnya dan bergabung dalam tentara.
Mengawali karir militernya dari tingkat paling rendah, Amora berharap bisa menjadi bagian dari pasukan elit yang memiliki tugas menegakkan keadilan dimana itu selaras dengan tujuannya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MENGGAGALKAN AKSI SINDIKAT PERDAGANGAN MANUSIA

Amora memacu kudanya ke arah Selatan dimana kota Piarus berada diabwah navigasi gagak hitam bermata hijau yang entah bagaimana bisa tiba-tiba muncul kembali dan langsung mengarahkannya begitu dia melewati gerbang perbatasan antara kerajaan Nerous dengan kerajaan Kaleis.

"Apakah guru yang menyuruhnya?"

Hanya hal itulah yang baginya terasa masuk akal melihat bagaimana cerdasnya gagak hitam itu dalam memandu perjalanannya.

Amora terus memacu kudanya mengikuti gagak hitam tersebut terbang dan baru berhenti ketika gagak tersebut mengarahkannya ke semua pinggiran jalan yang cukup rimbun untuk beristirahat sejenak.

Melihat gagak hitam itu pergi, Amora yang mengira jika burung itu pasti sedang mencari mangsa untuk mengisi perutnya pun segera memilih sebuah pohon besar yang rimbun dimana dibawahnya ada banyak rumput segar tumbuh dan segera naik untuk merebahkan badannya yang sedikit kaku dan menutup mata barang sejenak.

Selama dia beristirahat, Blast juga bisa mengisi perutnya dengan rumput segar sebelum meringkuk dan ikut memejamkan mata seperti majikannya.

Warna Blast yang hitam legam membuat keberadaannya tersamarkan oleh pekatnya malam sehingga kuda dan majikannya itu bisa tidur dengan damai malam ini.

Beberapa hewan liar dan pengembara yang melewati mereka tak menyadari keberadaan keduanya yang ikut menyatu dalam gelapnya malam sehingga waktu istirahat keduanya tak sampai terganggu.

Menjelang dini hari, sebelum sinar rembulan berganti dengan sinar sang mentari, Sayup-sayup Amora mendengar suara gemerisik kereta kuda dari kejauhan.

Pada awalnya Amora memilih abai dan meneruskan tidurnya. Tapi, indera pendengarannya yang senstif mendengar suara benturan roda kereta yang beradu dengan batu, terdengar terseok-seok,  seoalah kereta kuda itu menarik beban melebihi batas kemampuan kereta,  membuat jiwa keponya meronta-ronta.

"Ada yang tak beres ini? ", gumannya curiga.

Agar tak mati penasaran, dan kedua matanya sudah terbuka lebar,  Amora pun segera  meloncat turun guna memastikan apa yang sedang terjadi demi memuaskan rasa penasarannya.

Melihat Blast membuka mata,  Amora yang ingin sang kuda kembali beristirahat pun mengelus surai hitamnya yang cantik.  "Blast,  istirahatlah lebih lama. Aku hanya pergi sebentar", bisik Amora.

Seolah mengerti apa yang Amora ucapkan,  Blast pun kembali meringkuk dan memejamkan mata. Melihat kudanya kembali terlelap, Amorapun berbalik,  berjalan mengendap-endap, menuju sumber suara yang mencurigakan tadi.

Begitu suara derit roda semakin nyaring terdengar, Amora bersembunyi diantara ilalang yang tumbuh setinggi dadanya,  menyamarkan keberadaannya sambil mengawasi apa yang sebenarnya terjadi.

Amora yang memiliki lima indera yang sangat sensitif sejak kekuatan alam milkknya telah menyatu sempurna dengan kekuatan cahaya dalam tubuhnya bisa merasakan jika didalam kereta, ada nafas berat yang sangat lemah, netra amber Amora pun berkilat tajam.

“Penculikan!”, satu kata yang terlintas dalam benaknya.

Melihat jika orang yang ada dalam kereta tak memiliki waktu lebih lama lagi, demi kemanusiaan, Amora pun meloncat keluar dari persembunyiannya.

Karena penyamarannya, kusir tua yang mengemudikan kereta kuda tak akan menyangka jika yang berdiri dihadapannya adalah seorang perempuan dan menatap nyalang seseorang yang dianggapnya sebagai pemuda yang lancang.

“Lancang! Berani sekali pemuda tengil sepertimu menghalangi jalanku!”, teriaknya marah.

Begitu suara pria tua itu menggema, dari balik kereta tiba-tiba segerombol pria berbadan kekar dengan wajah penuh luka sehingga terlihat sangat garang dan menakutkan, muncul dan menatap nyalang Amora.

Pria yang paling kekar maju dengan tangan kosong,  dengan wajah meremehkan melihat tubuh kurus Amora, bergerak untuk segera menghabisi pemuda yang dianggap lancang menghalangi perjalanan mereka dengan satu kali pukulan.

Tanpa aba-aba, pria kekar tersebut mengayunkan tinju besarnya kewajah munggil yang ada dihadapannya  dengan sangat cepat.

Jika itu mengenai muka, maka wajah cantik Amora bisa dipastikan akan langsung hancur tak berbentuk.

Namun sayangnya pergerakan Amora lebih gesit sehingga tinju tersebut hanya mengenai udara kosong,  membuat lawan terbengong sesaat.

Sekelompok bandit yang berjumlah dua puluh orang dan kusir kereta melongo tak percaya jika pemuda kurus dihadapan mereka dapat berpindah tempat hanya dalam satu kedipan mata.

Melihat jika lawan mereka sangat kuat,  kelima bandit yang berbadan paling kekar dan merupakan pentolan mereka pun segera memasang kuda-kuda seraya mengacungkan senjata mereka masing-masing, bahkan kusir kereta yang semula terlihat sangat lemah,  mulai mengacungkan pedang panjang ditangannya dengan garang,  berniat untuk main keroyokan.

Kini dihadapan Amora,  tiga orang memegang pedang panjang, dua orang memegang kapak dan satu orang memegang tombak pendek dengan bandul besi berduri diujungnya.

"Wow,  senjata yang bagus", pujinya.

Mendengar pujian dengan nada meremehkan, wajah para bandit semakin jelek, terutama sang pria kekar yang memegang kapak, wajahnya yang memiliki banyak luka sayatan terlihat semakin gelap.

Namun hal itu tak membuat Amora takut.  Justru gadis itu menyunggingkan senyum miring,  semakin memprovokasi para bandit.

Keenam pria berwajah garang itu menyerang Amora secara beringas. Namun Amora berhasil menghindari serangan membabi buta itu dengan mudah.

Amora gesit menghindari sabetan pedang dan golok yang mengarah kepadanya.Berputar,melompat, menunduk,  sang gadis tidak berhenti bergerak. Tangan mungil yang memegang sebilah pedan, akhirnya melakukan serangan balik.

Dengan satu kali ayun,  satu kepala terpisah dari badannya. Gerakannya yang secepat kilat,  membunuh ke enam bandit yang menyerangnya secara bersama tewas dalam satu kali kedipan mata.

"Malaikat maut Kaleis", guman salah satu bandit yang menyaksikan rekan-rekannya dibantai dengan tubuh gemetar.

Temannya yang juga pernah mendengar jika beberapa hari yang lalu,  bandit bengis Black Devil habis dibantai oleh seorang pemuda memakai topeng perak diseparuh wajahnya hingga hanya menyisakan seperempat anggota yang berhasil melarikan diri dalam malam berdarah itu, perlahan mundur lima langkah kebelakang dengan tatapan ngeri.

Amora yang menyadari jika korban yang ada dalam kereta tak bisa menunggu lebih lama lagi pun segera bertindak agresif.

Pergerakannya yang sangat cepat dan tak terbaca, membuat musuh belum sempat berteriak,  kepala mereka sudah terpisah dari badannya.

Dia hanya menyisakan satu orang yang telah dia potong satu kakinya dan telah dia rusak cakranya sehingga pria itu tak akan bisa menggunakan kekuatannya untuk melawan.

Amora juga membuka mulut pria itu tak menghancurkan racun yang ada tersembunyi disela-sela gigi agar tak bisa dia gunakan untuk bunuh diri.

Setelah memastikan semua aman dan pria itu masih dalam kondisi pingsan, Amora pun berjalan menghampiri gerbong.

Pedang tajam Amora menebas rantai besi yang mengunci pintu gerbong hingga hancur berantakan dan pintu gerbong pun langsung terbuka lebar.

Saat apa yang ada dalam gerbong itu terpampang didepan Amora, mata amber gadis itu membola dengan mulut menganga tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Didalam gerbong kereta, ada tumpukan gadis belia dalam kondisi kedua tangan dan kaki terikat sementara mulut mereka tersumpal kain agar tak bisa berteriak meminta pertolongan.

Mereka ditumpuk begitu saja seolah sebuah karung barang, sungguh perlakukan yang sangat keji dan mengiris hati nurani Amora.

Melihat ada dua orang gadis yang berada dibawah tumpukan wajahnya sudah membiru dan lemas,  Amora pun segera melepaskan sumpalan dimulut keduanya yang langsung menarik nafas dengan serakah.

Satu persatu gadis, Amor buka sumpalan dimulutnya baru kemudian ikatan dikedua tangan dan kaki dia tebas dengan pedangnya hingga teputus jadi dua.

"Ter-terimakasih atas pertolongan nya", ucap salah satu gadis yang kondisinya tak terlalu buruk jika dibandingkan dengan yang lain sambil menangis sesenggukan.

"Apa kalian korban penculikan?", tanya Amora sambil membantu satu persatu gadis muda tersebut untuk turun dari gerbong.

Nona muda pertama yang hendak dia bantu turun mengangguk pelan sebagai respon atas pertanyaan yang Amora utarakan.

Karen terlalu lama diikat dan ditumpuk begitu saja  didalam kereta,  begitu kedua kaki gadis itu menapak tanah,  tubuhnya langsung luruh,  seolah tak memiliki tulang untuk menyanggah tubuhnya

Amora menangkap tubuh gadis bersurai merah dengan netra hijau daun tersebut sebelum menyentuh tanah.

Diapun segera membantu gadis muda seusianya untuk duduk ditepi jalan, meluruskan kedua kaki mereka agar tak lagi kaku dan lemah.

Amora membantu satu persatu gadis muda yang ada didalam gerbong turun dan menyuruhnya merileks kan kaki mereka di rerumputan yang ada ditepi jalan.

Dia melakukan hal tersebut berulang hingga ke dua puluh gadis yang ada didalam gerbong turun semuanya.

1
Tiara Bella
gk sabar lihat jendral sean ketemu sm Amora
Lyvia
makasi crazy upnya thor
Tiara Bella
kemana perginya regina sm Remo ya
Tiara Bella
Remo sm regina msh hidup ternyata
Lyvia
suwun upnya thor
Lyvia
cerita nya keren bget 🌹🌹🌹🌹
Lyvia
goblok
Asmarni Marni
Luar biasa
Tiara Bella
berarti semua nya mati termasuk ibu sm regina itu ya
Tiara Bella
bener" pertarungan yg sangat dahsyat....yg lain pd selamat gk ya ibunya Amora.....Regina jg....
Tiara Bella
ceritanya bagus...
Tiara Bella
kasian bngt ayah sm anak dibunuh secara brutal....
Tiara Bella
makin seru aja ceritanya Thor....akankah Amora bisa mengatasi semuanya
Tiara Bella
waduh si regina mw dijamah sm aki" itu....mampukah dia mengajak wkwkkwkwkw ....
Fredy: mba mau pesen aki kering ato basah nih? 😁😁
total 1 replies
Tiara Bella
semangat up nya thor
Tiara Bella
yahhhh rencana Amora gagal deh.....
Tiara Bella
aki" bau tanah aja ampun deh pngnnya daun muda.....
Tiara Bella
berhasilkah Amora kabur sm pelayannya
Tiara Bella
suatu saat Amora pasti akan membanggakan keluarganya....
Tiara Bella
semangat Thor up nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!