Rangga hanya seorang pemuda biasa, dia hanya ingin bisa menyekolahkan adiknya hingga perguruan tinggi, namun kejadian di gunung membuatnya berubah , apa yang di alami Rangga di Gunung Tanggamus
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
saham 60 Persen
Di hari ketiga ia mampu menyelesaikan jurus yang di berikan Nagini dengan cukup sempurna, ia mengakhiri latihannya saat mendengar panggilan dari pak Salman.
" ada apa pak?" tanya Rangga ,stelah berada di ruang tengah bersama Lydia San Silvia .
" tadi dari perusahaan menelpon ,pak Deri datang bersama beberapa orang ingin menarik sahamnya" sahut pak Salman , Rangga saling tatap dengan Lydia ,
" ayo kita kesana" ajak Rangga melihat Lydia menganggukan kepala tanda menyetujui.
" bersama kedua kekasihnya Rangga mengawal pak Salman ke perusahaannya .
perusahaan Bintang Jaya Pagar Alam sudah puluhan tahun beroperasi, pertama di bangun oleh Puyang (leluhur) Pak Salman di masa kemerdekaan.
pak Salman generasi ke empat yang memegang perusahaan itu , dan saat di pegang olehnya banyak perusahaan lain yang bermunculan dan bergerak di bidang yang sama , membuat perusahaan pak Salman perlahan menurun.
Para petani kopi yang biasa menjual hasil kebunnya pada perusahaan pak Salman satu persatu mulai menjual hasil kebunnya pada perusahaan lain, termasuk perusahaan pak Deri.
Hanya beberapa petani yang masih setia , itu juga karena mereka mempunyai hutang budi pada pak Salman , selebihnya perusahaan pak Salman mengandalkan kopi dan teh milik perusahaan nya sendiri yang lumayan luas.
Di depan perusahaan semua karyawan berdiri, di depan aula perusahaan tempat di mana rapat perusahaan di lakukan di sana.
Di bangku yang agak menyendiri nampak pak Deri, duduk dengan dikawal oleh tiga orang yang seram, Ki Barong, Mang Ajo dan Ki Balung berdiri di belakangnya.
" ayo semuanya masuk" ucap pak Salman , ia memang selalu terbuka dan tak menutupi semuanya, baik itu kerugian atau keuntungan, namun untuk kesalahan karyawan ,ia akan memanggil karyawan itu sendiri tidak di beberkan pada karyawan yang lain, di sana ia akan menegur dan menyuruh karyawan memperbaiki kesalahannya, namun untuk yang kesalahan besar pak Salman mau tak mau harus memecat mereka.
" nah pak Deri, sebenernya ada apa ini ,pagi sekali sudah ke perusahaan" tanya pak Salman datar, para pemegang saham lain juga ada di sana dengan surat obligasinya.
" saya akan menarik saham saya, karena saya akan membeli saham di perusahaan lain, perusahaan ini jalan di tempat, tak ada pandangan maju ke depannya" ucap pak Deri .
" saya ,juga" beberapa orang yang terpengaruh oleh ucapan pak Deri ,ikut menjual saham miliknya . Rangga mengedipi pak Salman yang agak kaget, agar tetap santai.
" notaris ,tolong hitung berapa nilai semua saham mereka " ucap pak Salman santai, sedangkan notaris yang melihat itu berkeringat dingin, bila tidak bisa secepatnya mencari pembeli pengganti saham yang mereka jual, perusahaan akan gulung tikar.
" semuanya 60 milyar rupiah pak" notaris itu menjawab dengan sedih, ia sedari dulu bekerja di perusahaan milik pak Salman menggantikan ayahnya yang sudah tua, ia juga sahabat pak Salman .
" baiklah, tolong di total, nanti kamu bagikan uang mereka sesuai dengan saham mereka" ucap pak Salman sambil memandang Rangga , Rangga mengangguk.
" tapi pak, kita ga punya uang cash sebanyak itu" ucap notaris itu" dana yang ada hanya sekitar lima milyar " lanjutnya.
" ha ha ha, apa sekarang keputusan mu Salman" Pak Deri tertawa mendengar uang kas tak mencukupi membayar saham mereka.
Rangga berdiri dan mengambil surat obligasi yang akan di jual,
" hei, apa yang kamu lakukan!" teriak mang Ajo, yang memang berniat mencari gara gara agar bisa menantang Rangga.
" aku yang membeli saham ini, kenapa kamu yang sewot!" sentak Rangga " dan lagi kamu siapa, kamu harusnya di luar, agar tak mengganggu perusahaan" ucap Rangga datar.
" aku tangan kanan pak Deri!" teriak Mang ajo marah merasa di remehkan.
" cuma tangan kanan sudah seperti bos aja, apalagi jadi bos " ucap Rangga.
" kamu anak kemarin sore berani tidak menghormati orang tua " mang ajo berkata dengan gigi gemeretak menahan emosi
" kalau kamu pingin di hargai oleh yang muda , hargai dulu dirimu sendiri" ucap Rangga santai.
" kurang ajar, apa kamu berani bertarung dengan ku!" tantang mang Ajo, ini memang yang ia tunggu bisa menantang Rangga dan membunuhnya di pertarungan ,
" boleh, tapi nanti setelah urusan saham ini beres" jawab Rangga , Nagini membisikinya bila Mang Ajo seorang tokoh golongan sesat ,itu bisa menjadi makanan Nagini .
Setelah berkata demikian Rangga membawa surat obligasi itu dan berpura pura membaca nya di dekat Lydia , Lydia mengambil satu, melihat no rekening perusahaan Bintang Jaya Pagar Alam , melihat ke arah Silvia.
" kenapa kak ?" tanya Sivia yang melihat Lydia memandangnya.
" ini no rekening siapa yang pegang?" tanya Lydia menunjuk no rekening yang ada di sana.
" oh , itu milik perusahaan atas nama ayah" jawab silvia. Lydia dengan cepat mengirim uang sebesar 65 milyar , pada rekening perusahaan Bintang Jaya Pagar Alam.
" eh, "notaris perusahaan yang menerima notif dari m banking nya dengan cepat memeriksa, matanya berbinar melihat jumlah uang yang masuk pada rekening perusahaan.
" bos , ada yang mengirim uang 65 milyar" ucap notaris itu bahagia, perusahaan ini tak jadi gulung tikar.
" ya , berikan pada mereka sesuai dengan saham yang mereka miliki, " sahut pak Salman ,ia menarik napas lega, tatapan matanya mengucap beribu terima kasih pada Rangga dan Lydia.
Pak Deri kaget, ia tak menyangka bila Rangga mempunyai uang sebanyak itu ," hmm biar nanti aku ajak taruhan agar terkuras semua uangnya" gumam pak Deri tersenyum senang, sudah ia bayangkan bila uangnya akan bertambah , di usia muda tak mungkin Rangga bisa mengalahkan Mang ajo yang sudah berlatih puluhan tahun. Kemenangan sudah pasti di tangan Mang ajo.
pak, tertawa melihat uang saham nya sudah masuk ke M-banking nya begitu juga dengan yang lainnya.
" drrrrrt"
Saat semua yang menjual sedang merasa bahagia karena uang saham nya telah kembali, mereka sudah di ajak pak Deri bergabung dengan perusahaan lain , yang lebih besar dan masih saudara pak Deri.
Pak Salman tak langsung menjawab, karena no itu bukan no seluler, tapi no rumah, dengan kode wilayah 0721 yang berarti dari lampung.
" angkat saja paman" ucap Lydia sambil tersenyum. Dengan ragu pak Salman mengangkat panggilan itu
" Assalamualaikum , dengan Pak Salman pemilik perusahaan Bintang Jaya Pagar Alam" terdengar suara mengucap salam saat pak Salman mengangkat panggilan teleponnya , semuanya mendengar karena di loud speaker
" waalaikum salam, iya pak, saya Salman pemilik Perusahaan Bintang jaya Pagar Alam, ada yang bisa saya bantu?" ucap pak Salman sopan.
" saya Revan, manajer perusahaan Kopi bubuk ( hide) di Lampung tepatnya di Panjang, kami akan menampung semua biji kopi dan kopi bubuk dari perusahaan bapak dengan harga yang sesuai pasaran, hanya saja untuk kopi bubuk mungkin kami akan menggunakan merk / brand kami, bagaimana pak?" ucap pak Revan sopan.
." oh ,terima kasih pak, untuk kopi bubuk tak jadi masalah, hanya saja kami kirim dengan kemasan khusus sekaligus , bukan dengan ukuran yang biasa untuk di pasarkan" jawab pak Salman senang .
" baik pak, nanti untuk urusannya selanjutnya bapak bisa berbicara dengan saudara saya nona Lydia," ucap pak Revan , pak Salman menatap Lydia dengan tatapan bingung , Lydia mengangguk .
" oh, iya pak terima kasih sebelumnya ,dan satu lagi saya nitip saudari saya , dia kadang nakal, ha ha ha" pak Revan berkata dengan tertawa , Revan sepupu Lydia dari pihak ibu.
" baik pak, tenang saja" ucap pak Salman , ia mendapatkan tawaran bagus , bahkan untuk kopi bubuk biaya pengemasan dalam ukuran untuk di pasarkan kini tak ada, karena pak Revan menerima dalam pak besar, yang nantinya akan diolah dan menggunakan merk mereka.
Para pemegang saham yang baru saja menjual saham mereka diam memikirkan sesuatu ...
Apa yang mereka pikirkan ?"
Baca bab berikutnya ..
mantap thor.. 👍