"Aku kecanduan dengan tubuh mu, Nona." Juan berbisik sensual di telinga Syera.
"Kau begitu kurang ajar, mana ada pengawal yang menikmati tubuh anak majikan nya heh!" Ketus Syera sambil mengeratkan selimutnya.
Syera Alana Lurious gadis yang nakal dan susah di atur di pertemukan dengan Juan Karessa Mahendra yang di pekerjakan oleh ayah nya menjadi pengawal nya.
Karena suatu kejadian, membuat Syera dan Juan terlibat hubungan terlarang yang membuat sang ayah murka.
Bagaimanakah kisah cinta antara anak majikan dan pengawal nya? Apakah kedua nya bisa meluluhkan hati ayah Syera? Simak hanya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 - TGSP
Juan kembali masuk ke dalam mobil, dia membulatkan kedua mata nya saat melihat ponsel canggih dan mahal milik Nona Lurious tertinggal di mobil.
Pria tampan itu mengambil ponsel dan bergegas pergi ke dalam kampus untuk memberikan ponsel mahal keluaran terbaru itu.
"Permisi, apa Nona tau kelas Nona Syera?" Tanya Juan.
"Syera Alana Lurious, atau yang mana? Di kampus ini ada beberapa orang bernama Syera." Jawab nya.
"Iyaps, itu orang nya Nona."
"Di kelas desain, belok kanan di paling pojok." Jawab nya, Juan pun mengangguk lalu berterimakasih pada sosok gadis cantik itu.
"Kau siapa nya Syera?"
"Saya supirnya, Nona." Jawab Juan sambil tersenyum ramah.
"Ohh, bisa minta nomor ponsel?"
"Eemm, maaf Nona. Saya tak punya ponsel, hehe." Jawab Juan sambil cengengesan.
"Hmm, ya sudah kalau begitu."
"Saya duluan, Nona." Juan pun pergi menuju kelas yang sudah di tunjukkan oleh gadis tadi.
"Supir nya Syera boleh juga, ganteng banget, badan nya juga bagus. Pasti menyenangkan saat melihat nya berkeringat di atas ku." Gumam gadis itu sambil tersenyum mesuum.
Juan berjalan dengan langkah tegap nya, membuat nya menjadi pusat perhatian karena wajah tampan dan penampilan nya yang nampak sangat rapi.
'Gilee, pantesan aja Nona Syera berpakaian seperti itu, disini baju nya pada kurang bahan semua. Katanya orang kaya, masa gak punya duit buat beli baju yang bener sih?' Batin Juan, dia cukup risih saat melewati mahasiswi yang berpakaian sangat minim. Hampir sama lah seperti cara berpakaian Nona nya.
"Eehh, lu sape?"
"S-aya?"
"Iya, ngapain disini? Mahasiswa baru?" Tanya nya.
"Bukan, saya kesini cari Nona Syera."
"Laki nya Syera?"
"B-bukan, saya supir nya." Jawab Juan sambil tersenyum, membuat gadis yang bertanya itu terpesona, apalagi saat melihat lesung pipit di pipi kanan nya, membuat pria itu sangat manis.
"Supir ya? Boleh juga." Gumam nya sambil menatap penuh minat ke arah Juan, membuat bulu kuduk pria muda itu merinding seketika.
"Juan.." panggil seseorang, membuat pria tampan itu berbalik. Dia tersenyum kecil, lalu segera berjalan mendekat.
"Nona.."
"Ngapain masuk kesini? Mau tebar pesona?" Tanya Syera ketus.
"Eehh nggak kok, Non. Ini ponsel Nona Syera ketinggalan di mobil." Jawab Juan.
"Ohh, thanks."
"Sama-sama, Non. Kalau begitu saya tunggu di mobil." Jawab Juan, Syera hanya mengendikan bahu nya acuh. Dia masih merasa kesal dengan pria di depan nya, ya meskipun ini bukanlah seratus persen kesalahan Juan, tapi tetap saja dia kesal saat melihat wajah pria itu.
"Heh, Syer."
"Apa?" Ketus Syera.
"Supir Lo buat gua ya?"
"Kalo dia doyan cewek modelan kayak Lo, ambil aja." Jawab Syera, lalu pergi entah kemana dengan menenteng tas nya.
Sedangkan di mobil, Juan merasa bosan sendiri. Hingga tatapan mata nya berbinar saat melihat ada tukang jualan yang lewat di dekat mobilnya.
"Bang, beli." Ucap Juan, dia pun keluar dari mobil dan membeli jajan untuk sekedar mengusir rasa bosan karena menunggu nona nya kuliah.
"Panas banget nih." Gumam pria itu, dia duduk sambil memakan jajanan nya di bawah pohon.
Tak lama kemudian, dia melihat Syera keluar bersama pria yang tadi berciuman dengan gadis itu. Keduanya berjalan dengan langkah pelan, sambil bercanda ria, mereka juga terlibat sentuhan fisik. Pria itu bahkan tidak canggung untuk menggoda Syera.
Juan berjalan mendekat, lalu melepas genggaman tangan kedua nya dan menarik Syera ke belakang tubuhnya.
"Juan.." Pekik Syera.
"Apa-apaan Lo hah?" Sewot pria itu, membuat Juan tersenyum smirk.
"Tugas saya adalah menjaga Nona Syera dari pria seperti anda." Ucap Juan berbicara formal, bahkan Syera saja terkejut. Kenapa Juan terlihat seperti berbeda orang saat ini? Padahal tadi, pria itu nampak sedikit lebih ramah.
"Heh, memang nya gue lakuin apa sama dia?"
"Anda menyentuh nya, apa perlu saya patahkan tangan anda karena sudah menyentuh Nona Syera?" Balik tanya Juan, rahang nya mengeras menandakan dia tengah menahan emosi nya.
"Juan, sudahlah. Lagipula, dia hanya menyentuh dagu ku."
"Diamlah, masuk ke dalam mobil."
"T-api Ju.."
"Masuklah, saya hitung sampai tiga kalau Nona tidak segera masuk ke dalam mobil, saya akan mengadukan Nona pada tuan besar." Syera bergeming, dia tak menuruti perkataan Juan.
"Satu…" pria itu mulai menghitung, membuat Syera bingung. Haruskah dia tetap disini, ataukah masuk ke dalam mobil sesuai perintah pengawal nya?
"Tiga…"
Tanpa ba bi bu lagi, Juan langsung mengangkat Syera di pundaknya, seperti karung beras dan memasukan nya ke dalam mobil.
"Ju.. Juan!"
Juan tak mendengarkan teriakan Syera, dia memutari mobil dan melajukan mobil itu menjauhi kampus.
"Lo tuh apa-apaan sih, Ju?"
"Saya hanya melakukan tugas saya sebagai pengawal." Jawab Juan datar, tanpa menoleh sedikit pun ke arah Syera.
"Lagian nih sentuhan kayak gitu tuh wajar kali, kayak gak pernah aja!"
"Harusnya, Nona membatasi sentuhan dengan pria." Ucap Juan.
"Memang nya kenapa? Dia kekasihku."
"Baru sebatas kekasih, bukan suami." Celetuk Juan, membuat Syera mendengus.
"Nyebelin." Syera memalingkan wajahnya, dia memilih menatap ke arah jendela. Sedangkan Juan fokus mengemudikan mobil nya dengan kecepatan sedang.
'Nona Syera kalau lagi ngambek gemesin juga, cuma ketus doang.' Juan membatin.
Beberapa saat kemudian, kendaraan yang Juan lakukan sudah sampai di rumah besar milik Robert.
Syera langsung keluar begitu saja dari mobil, tanpa sepatah kata pun.
"Kenapa dia, Ju?" Tanya Robert pada Juan yang baru saja keluar dari mobil.
Juan pun menjelaskan semua nya dari awal, membuat Robert tersenyum. Sepertinya dia tak salah memilih Juan sebagai pengawal anaknya.
"Kenapa, Tuan?"
"Tidak. Kau pulang?"
"Iya tuan, kasihan ibu saya sendirian di rumah." Jawab Juan.
"Ya, baiklah. Hati-hati di jalan, Juan."
"Baik tuan, besok saya akan kesini pagi-pagi."
"Ya." Juan pun membungkukan punggung nya hormat, lalu pergi dengan menggunakan motor matic miliknya yang sudah kucel dan ketinggalan jaman.
Juan pun pulang dengan mood yang cukup bagus di hari pertama nya bekerja, sejauh ini pekerjaan nya cukup menyenangkan. Selain mengantar Nona nya ke kampus, ada keuntungan lain yang dia dapatkan.
Yakni melihat pemandangan di sana, kumpulan gadis-gadis cantik dengan pakaian serba kekurangan, menampilkan berbagai bagian tubuh yang cukup menggiurkan. Ya meski cukup risih saat melihat tatapan mereka padanya, tapi rasanya terlalu munafik kalau Juan mengatakan dia tak suka.
"Sudah pulang, Nak?" Sapa Romlah, ibu nya Juan yang hanya bisa duduk di kursi roda. Setahun lalu, ibu Romlah tertabrak mobil hingga membuat kaki nya lumpuh permanen. Sayang sekali, orang yang menabrak wanita paruh baya itu tak bertanggung jawab dan entah dimana keberadaan nya saat ini.
Sejak itulah, Juan yang menjadi tulang punggung keluarga nya, bekerja banting tulang untuk biaya sekolah adiknya yang masih duduk di bangku sekolah dasar juga untuk biaya berobat ibu nya, belum lagi untuk kebutuhan sehari-hari nya.
"Sudah, Ma."
"Bagaimana pekerjaan mu?"
"Lancar kok, Ma." Jawab Juan sambil duduk menyejajarkan posisi nya dengan sang ibu yang duduk di kursi roda.
"Syukurlah, Nak." Ibu Romlah mengusap kepala putra nya dengan lembut.
"Juan masuk dulu ya? Mau mandi."
"Iya Nak, kalau mau makan lauknya di lemari paling bawah."
"Iya Ma, mama udah makan? Rinda kemana?" Rinda adalah nama adik perempuan Juan. Adik satu-satunya yang Juan punya.
"Main sama temen nya, tadi pamitan mau main di sawah."
"Pasti kotor-kotoran lagi dah itu bocah." Gerutu Juan, karena tugas mencuci pakaian adalah tugas nya. Sedangkan cuci piring biasanya di lakukan oleh Rinda, kedua kakak beradik itu saling membagi tugas untuk meringankan pekerjaan rumah.
Sedangkan untuk memasak, itu masih tugas sang ibu. Meskipun kadang kesulitan untuk memasak sendiri dengan keadaan nya saat ini, tapi dia tak bisa menyerahkan semua pekerjaan pada kedua buah hati nya.
.......
🌻🌻🌻🌻🌻