Ayra Khansa Adiba Dokter muda yang menjadi korban ke egoisan ke dua orang tuanya, ia hidup sendiri di ibu kota.
ia tak tau kemana ibunya pergi, sedangkan ayahnya sudah hidup bahagia dengan keluarga barunya.
Ayahnya memang bertanggung jawab atas pendidikan dan kehidupan Ayra, namun itu semua tidak di sukai oleh Ibu sambung dan saudara tirinya.
Yang membuat Ayra geram dan jengkel, dan Ayra bertekad untuk mengembalikan, semua uang ayahnya yang di keluarkan untuk membiayai kuliahnya.
Namun satu hal terjadi karena ulah kakak tirinya,yang membuat hidup Ayra berubah,apakah hidup Ayra berubah lebih apa atau malah memburuk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Kusumaningrum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ÐCMGA 31
Setelah mengantarkan umma dan Zahira, Alfarezeel dan Ayra akan kembali ke ruangan masing- masing.
Saat di dalam lift hanya ada mereka berdua, di dalam lift itu tampak hening, tidak ada yang membuka suara sama sekali di antara mereka berdua.
Hingga akhirnya Ayra keluar dari dalam lift, Alfarezeel mengikuti sang istri,Ayra yang benar - benar lelah tak menyadari sang suami yang berada di belakangnya.
Alfarezeel menatap punggung sang istri yang begitu tampak lesu, ia ingin ke ruangan sahabatnya, sebelumnya ia memastikan istrinya masuk ke rungannya.
Alfarezeel melewati rungan sang istri yang kini tertutup, menatapnya sekilas kemudian berlalu ke ruangan sang sahabat.
tok...
tok...
Alfarezeel mengetuk pintu ruangan Dokter Yuda, tak ada jawaban, Alfarezeel kembali mengetuk pintu lebih keras, hingga terdengar pintu terbuka.
Namun bukan pintu rungan sahabatnya yang terbuka melainkan rungan di sebelahnya lebih tepatnya ruangan sang istri, di balik pintu Ayra muncul dengan wajah kusutnya.
" Dokter Yuda sedang ada operasi dok" ujar Ayra dari depan ruangnya yang hanya terlihat kepalanya saja.
" oh yaa, terimakasih infonya" jawab Alfarezeel yang mendadak jadi canggung.
Ayra hanya mengangukan kepalanya lalu hendak kembali masuk dan menutup pintu rungannya, namun Alfarezeel lebih dulu mencegah dengan kakinya.
" ada apa?" tanya Ayra.
" Kamu marah sama aku?" tanya Alfarezeel pada sang istri.
Ayra kemudian melihat ke sekeliling lorong yang sepi, ia kemudian menarik tangan sang suami untuk masuk ke dalam rungannya, takut ada yang melihat interaksi keduanya.
" kenapa kamu tarik aku masuk?" tanya Alfarezeel .
" Takut jadi gosip, mas udah makan? tadi umma bawa banyak makanan? mau makan enggak?" tanya Ayra.
Alfarezeel mengamati wajah sang istri yang tampak sendu, mata yang merah dan wajah yang begitu lelah.
" kenapa liatin aku kayak gitu?" tanya Ayra, yang merasa sang suami memperhatikannya.
"kamu marah sama aku?" tanya Alfarezeel kembali, entah mengapa ia takut jika di diamkan oleh sang istri.
" hah?"
" kamu marah sama aku? soalnya dari tadi kayak ngehindari, maaf aku enggak tau ulang tahun kamu" tanya Alfarezeel kembali.
Ayra sedikit terkekeh melihat ekspresi sang suami, seperti anak yang takut di marahi oleh ibunya, " Santai aja kali mas, aku aja juga lupa ulang tahunku,kalau Zahira dan umma enggak kasih suprise aku juga enggak bakal inget,aku tadi menghindar karena aku enggak mau di gosipin sama kamu" jawab Ayra kemudian duduk di kursi kebanggannya.
Ayra kemudian membereskan mejenya yang di penuhi oleh kue, makanan, dan kado dari Zahira dan umma.
" Mas mau makan enggak?" tawar Ayra sekali lagi.
Alfarezeel kemudian duduk di kursi yang biasanya untuk pasien, dan menganggukan kepalanya.
Ayra kemudian membuka kardus yang tinggal satu dan menyiapkan minum untuk sang suami, Alfarezeel menikmati makanannya tanpa suara.
" mau cakenya enggak?" tawar Ayra kembali.
Alfarezeel yang memang tidak suka manis menolaknya, kemudian Ayra menyimpannya, setelah meja beres Ayra kembali duduk dan menenggelamkan kepalanya ke tangannya yang di letakan di meja.
" mau mas anter pulang dulu ?" tawar Alfarezeel yang kasihan melihat sang istri.
Ayra kemudian sedikit mengangkat kepalanya, namun masih di letakan di meja, ia menggeleng pelan, " aku masih ada satu pasien, enggak mau di tangani sama Dokter lain" jawab Ayra.
"mas bantu bilang ke pasiennya mau enggak? kayaknya kamu capek banget gitu" tawar Alfarezeel yang ingin negosiasi ke pasien untuk di tangani oleh dokter yang jaga.
Ayra menggeleng cepat, ini adalah pekerjaannya dan tanggung jawab yang harus ia kerjakan "enggak usah, ini udah pekerjaan aku, aku gapapa kok cuma sedikit lelah, lagian juga besok liburkan" sahur Ayra.
Alfarezeel mengusap kepala sang istri yang tertutup oleh jilababnya, Ayra yang awalnya resah karena jantungnya berdebar kencang, kini mulai nyaman.
Mata Ayra mulai berat karena mendapatkan sentuhan lembut dari suaminya, sedangkan Alfarezeel menghentikan makannya dan tangannya masih setia di kepala sang istri.
Mata Ayra mulai terpejam, Alfarezeel yang melihat Sang istri tertidurpun mengambil selimut yang ada di ruanganya, ia juga membawa semua pekerjaanya ke rungan sang istri.
Alfarezeel tidak memindahkan Ayra, karena ia takut jika tidur sang istri terganggu,Alfarezeel fokus dengan kerjaannya sesekali ia melirik sang istri, yang tampak nyenyak di alam mimpinya.
Hingga seseorang mengetuk pintu rungan Ayra, Ayra tak tergangu dengan suara ketukan tersebut.
Alfarezeel terpaksa membuka pintu, masa bodoh dengan ngomongan orang- orang di rumah sakit,toh Ayra istri sah nya.
ceklek......
Suster yang mengetuk pintu tersebut sedikit terkejut, pasalnya yang muncul bukanlah Ayra, Tapi Alfarezeel.
" ada apa?" tanya Alfarezeel pada suster Salwa yang membantu Ayra tadi.
Salwa tampak diam sebentar, kemudian ia menjawab dengan sedikit gugup "Ah it- itu dok, Dokter Ayra nya ada? pasien atas nama ibu dewi sudah pembukaan delapan" .
" Yaa kamu ke bawah saja dulu, saya bangnkan Dokter Ayra, dia sedang istirahat " Jawab Alfarezeel kemudian menutup pintu rungan sang istri.
Sedangkan Suster Salwa tampak tertegun,"wahh gosip baru nih" gumam Salwa kemudian ia meninggalkan ruangan Ayra.
Alfarezeel kemudian membangunkan sang istri dengan sangat lembut, ia memgengam tangan sang istri yang terasa hangat, jujur ia tidak tega,namun ini demi nyawa pasien.
" Sayang bangun sayang" Alfarezeel membangunkan Ayra begitu lembut.
Melihat sang istri yang semakin nyenyak Alfarezeel memiliki ide jahil, ia mencium seluruh sudut wajah sang istri dan sesekali menjilatnya.
" cup.. bangun sayang.. cup... cup....cupp.... bangun sayang" Alfarezeel mulai berani memanggil Ayra dengan panggilan sayang, namun itu hanya berlaku jika Ayra sedang tertidur.
Dan benar saja cara itu ampuh, buktinya Ayra langsung membuka matanya bahkan memukul lengan sang suami.
" mass..... kenapa di cium- cium sih, mesum banget" gerutu Ayra mengelap wajahnya dengan tissue.
" Dihh kok di lap sih" protes Alfarezeel yang kembali mencium sang istri.
" Mas Alll" pekik Ayra.
" Iya, kenapa sayangku?" goda Alfarezeel yang membuat pipi Ayra memerah.
Ayra mendengus kesal, sedangkan Alfarezeel malah tertawa puas melihat ekspresi marah sang istri.
" ohh yaa tadi Suster salwa kesini katanya, pasien kamu sudah pembukaan delapan tuh" ujar Alfarezeel.
" mas? mas kenapa enggak bangunin aku dulu, baru buka pintu, kan jadi gosip ihh" gerutu Ayra sambil memyambar ponselnya.
Ayra kemudian pergi meninggalkan sang suami, yang tampak puas mengerjainnya.
" lucu juga"
up lagi dong💪💪💪💪💪💪💪