Siang itu teringat jelas dalam benakku, dia sangat mempesona di mataku. pemuda itu sangat menarik selain tampan dia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Al Qassam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Akhirussanah
Malam ini adalah malam penuh sejarah, entah kebetulan atau tidak suara itu berkumandang dari masjid tempat kami bersujud pada sang pemilik alam. Aku yang masih remaja tiba- tiba ingin menjadi dewasa ketika melihat kembali pemuda tampan pagi tadi berada diatas mimbar dengan senyum menawan dan pandangan yang teduh.
"Fabiayyi Ala Irobbikuma tukadziban, Maka nikmat tuhanmu mana yang kamu dustakan? Santri- santriku yang dimuliakan oleh Allah SWT pada ayat diatas sudah sangat jelas bahwa Allah selalu memberikan kita nikmat, bahkan disetiap nafas kita dapat merasakan nikmat yg Allah berikan. Jadi, adik- adik santri mari kita syukuri nikmat yang Allah berikan kepada kita. Karena kita tidak pernah tahu apa yang kita keluhkan saat ini, malah hal itulah yang orang lain inginkan. Mari kita bersyukur, bersujud, bermujahadah pada sang pemilik alam."
يَا رَبي بِالْمُصطَفَى بَلِّغْ مَقَاصِدَنَا
وَاغْفِرْ لَنَا مَا مَضَى يَا وَاسِعَ الْكَرَمِ
يَا رَبي بِالْمُصطَفَى بَلِّغْ مَقَاصِدَنَا
وَاغْفِرْ لَنَا مَا مَضَى يَا وَاسِعَ الْكَرَمِ
Lantunan sholawat yang diserukan oleh putra ketiga sang kyai sangat meneduhkan hati. Tak berasa air mata ini mengalir, aku saja yang masih belia diusia 15 tahun bisa seperti ini. Bagaimana dengan mereka santri yang lain yang sudah di tingkat atas pastilah sangat memimpikan dan mendambakan suami seperti beliau. Allahu akbar lantunan sholawat bergema di masjid agung ponpes Manarul Quran. Aku hanya butiran debu dari ratusan santri di dalamnya.
ku bersujud atas nikmat hari ini, aku berdoa dalam sujudku meminta pengampunan pada Robb-ku.
" Ya Allah ampuni zina mataku hari ini, ampuni dosa-dosaku jika terlalu mengagumi makhlukmu yang bernama abdullah ( hamba Allah ). Ya Allah aku masih kecil tetapi jika boleh aku ingin kelak memiliki suami yang seperti beliau. Baik akhlaqnya rupawan orangnya. Aamiin Ya robbal alamin," ucapku
Ketika suara riuh santri mulai tenggelam di gelapnya malam aku dan teman2 masih saja mempersiapkan acara akhirussanah besok. Setelah 3 tahun mengenyam pendidikan di sini, aku akan segera meninggalkan ponpes ini untuk menuntut ilmu di tempat lain.
" Wardah kenapa? Tumben melamun?" tanya Aminah
" Tidak berasa ya setelah ini kita akan berpisah, aku akan merindukan suasana pesantren ini termasuk kamu Ami," ucapku sambil tersenyum lebar
" Ah ... Wardah kamu sih pakai berhenti dari ponpes menuju ponpes lainnya. Aku pasti merindukanmu, sering2 ke sini ya kalau ada libur pasti kamu akan merindukan Gus Izdi hahahah," tawa Aminah pecah saat mengucapkan nama itu. Aku bingung lucunya dimana, Aminah memang sedikit aneh tapi dia luar biasa santri yang baik dan sahabat terbaikku.
" Gus Izdi siapa Ami? jangan mengada - ada aku saja orangnya tidak kenal yang mana," jawabku santai Aminah nampak tersenyum.
" itu... Yang tadi ceramah di depan Gus Ahmad Izzudin Al Qassam, putra ketiga pak kyai. Dia jarang ke ponpes wardah tapi namanya jadi seantero kota karena kewibawaannya ketampanannya, kesuksesannya," ucapnya dengan ekspresi yang membuatku geli.
" Terus ... Aku harus bagaimana? Udah ya Ami udah malam istighfar yang banyak. Jangan ngelantur kemana- mana itu omongan khawatir ada yang denger, " ucapku menimpali perkataan Ami tadi yang sedikit keras nadanya yang bisa jadi orang lain lewat pasti denger.
Malam ini terlewati dengan sangat indah. Kegiatan akhirussanah membuatku lebih mandiri menjadi lebih percaya diri karena diberikan sebuah kepercayaan.
Pagi harinya ...
Semua santriwan dan satriwati sudah bersiap di depan pentas kegiatan akhirussanah. Nampaknya kegiatan akan segera di mulai. Tetapi tiba- tiba Wardah menabrak seorang wanita bercadar. Tetapi dia mengenali wanita itu.
" Kakak? Kak Fatimah di sini? Kenapa Mama tidak bilang," tanyaku pada kakakku yang melongi ketika melihat adiknya di sana
" Dek ... Kamu nyantri di sini, kakak gak tahu. Ini sebenarnya kakak ke sini karena calon kakak mengundang kemari untuk bertemu abah sama uminya," jawab kakakku, aku aneh ketika melihat kakak bercadar karena setahuku dia tak berhijab.
" Kak? Beneran kamu sudah pakai semua ini? Tanyaku pada kakak
" Kulakukan karena aku mencintainya adikku sayang," jawaban kakak membuatku sedih tapi bahagia. Siapa orang yang membuat kakakku jadi mau berhijab. Pasti sangat dia luar biasa.
melelehhh akunya
terhuraaaa
gampang banget Gus iz bilang iloveyou