NovelToon NovelToon
Aku Yang Kau Buang

Aku Yang Kau Buang

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Patahhati / Balas Dendam / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika
Popularitas:16.5M
Nilai: 4.9
Nama Author: aisy hilyah

Seira, 25 tahun, istri dari seorang saudagar beras harus menerima kenyataan pahit. Dikhianati suami disaat ia membawa kabar baik tentang kehamilannya. Zafran, sang suami berselingkuh dengan temannya yang ia beri pekerjaan sebagai sekretaris di gudang beras milik mereka.

Bagaimana Seira mampu menghadapi semua ujian itu? Akankah dia bertahan, ataukah memilih pergi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penampilan

Zafran keluar dari kamar menuruni anak tangga menuju lantai satu rumah. Benar saja, tak satu pun dari orang tua di rumah itu terlihat. Ia menghela napas, sudah lebih dari satu Minggu ini suasana pagi di rumah itu berbeda.

Tak ada aroma masakan dari dapur, tak ada suguhan kopi panas, atau sekedar basa-basi menawarkan teh hangat sebagai teman makan biskuit. Semua tampak sunyi setelah kepergian wanita itu.

Berharap kehadiran Lita akan dapat menggantikannya dan memberikan suasana lain di rumah. Nyatanya, sama saja.

"Nggak apa-apa, Zafran. Dia masih baru, lama-lama juga pasti ngerti," gumam Zafran menyemangati.

Ia pergi ke dapur untuk membuat kopi sendiri. Masih hafal di mana Seira meletakkannya, sangat rapi dan teratur. Setiap tempat diberi lebel sesuai isinya. Gula, kopi, garam, penyedap, dan lain-lain.

"Mmm ... gimana, ya?"

Sambil mengingat-ingat bagaimana cara Seira membuatkannya kopi. Pernah suatu ketika wanita itu mengajarinya membuat kopi.

Katanya, "Takutnya aku sakit, jadi Mas bisa nyiapin sendiri. Aku ajarin gimana cara aku bikin kopi buat Mas."

Zafran memeluknya dari belakang, memperhatikan tangan lihai Seira yang membuka tutup toples berisi kopi dan gula. Wanita itu tanpa segan mengambil sesendok kopi, dan satu sendok gula ditambah sedikit lagi.

"Kok, gulanya cuma sedikit?" tanya Zafran ketika itu.

Seira menoleh dan tanpa sengaja bibirnya bertemu dengan milik Zafran. Keduanya bersemu dan tertawa riang gembira. Zafran mengeratkan pelukan, menghirup dalam-dalam aroma tubuh wanita yang amat dicintainya itu.

"Mas itu nggak suka kopi terlalu manis, ataupun terlalu pahit. Segini takaran yang pas buat selera Mas. Jangan lupa, dan ini harus Mas ingat. Jaga-jaga takutnya nanti aku lagi nggak di rumah," jawab Seira sambil menuangkan air panas yang baru saja mendidih ke dalam gelas.

Aroma khas kopi pun menguar, menggoda Zafran untuk segera mencicipinya.

"Rasanya aku inget. Hmm ...."

Dia menghela napas panjang, rasa rindu menyeruak memenuhi rongga dada. Ia memegangi toples kopi, memandang dengan lekat. Membayangkan Seira sedang membuatkannya untuk dia minum setiap pagi. Zafran menengadah, ada sesuatu yang merengsek keluar dari kedua mata, tapi ditahannya agar tidak tumpah.

Sei, di mana kamu? Kenapa kamu pergi gitu aja? Padahal Mas mau minta maaf sama kamu.

Zafran menurunkan pandangan, kembali pada toples kopi di tangan. Mulai membukanya dan mengikuti arahan sang mantan istri. Suaranya yang manis mengiang di telinga, memberi petunjuk sambil membayangkan tangan lembut itu menuntunnya menakar kopi dan gula sesuai seleranya.

"Astaga! Aku lupa masak airnya." Zafran menepuk dahinya sendiri.

Mengambil panci kecil, memberinya sedikit air dan mulai memasaknya. Lagi-lagi ia menarik napas panjang, mengurangi sesak yang menghimpit rongga dada. Kedua tangan bertumpu pada meja kompor, apapun dia lakukan agar air mata tidak tumpah.

"Lho, Nak! Kamu lagi ngapain di dapur? Ke mana Lita?" tegur Ibu yang datang untuk memeriksa dapur juga meja makan.

Zafran menghela napas menetralkan suasana hatinya sebelum menoleh. Keadaannya tidaklah baik sekarang, ada gurat lelah juga sesal yang bercampur jadi satu di wajahnya.

"Lita lagi mandi, Bu. Aku lagi bikin kopi, bentar lagi jadi. Ibu mau bikin teh? Biar sekalian aku buatin," jawab Zafran sambil tersenyum kaku.

Ibu tahu bagaimana perasaan anaknya itu, Lita memang berbeda dengan Seira. Dia pemalas hanya saja memiliki satu kelebihan yang tak dimiliki Seira. Kehamilannya, membuat Lita diterima di rumah itu bahkan rela membuang menantu yang tak pernah melakukan kesalahan.

"Ya udah, bikinin aja. Kamu tahu, kan, selera Ibu?" ucap Ibu setelah menarik napas panjang.

Zafran menganggukkan kepala, lagi-lagi teringat pada Seira yang juga pernah mengajarinya membuat teh kesukaan Ibu. Teh beraroma melati yang tak pernah luput dari rak dan selalu berdampingan dengan kopi.

Lagi dan lagi kenangan berama Seira melintas dalam benak. Seolah-olah ditarik ke masa lalu, masa di mana mereka sedang bahagia dan memang selalu bahagia tak pernah ada masalah. Setiap masalah yang datang Seira selalu bisa menenangkan Zafran sehingga tak pernah terjadi konflik berkepanjangan dalam perjalanan rumah tangga mereka.

Zafran menghela napas, rasa rindu bertambah beratnya. Namun, ia harus bisa menepis semuanya, khawatir semua itu akan mengganggu rumah tangga bersama Lita.

Sambil kembali mengingat bagaimana Seira mengajarinya membuat teh untuk Ibu, ia melakukannya dengan hati-hati. Menuangkan air panas dengan pelan ke dalam cangkir kopi juga teh milik Ibu.

Ia membawa dua minuman itu ke meja di mana Ibu duduk, meletakkannya di hadapan Ibu.

"Kenapa istri kamu itu lama banget mandinya? Mana sarapan belum siap. Ibu pikir dia emang nggak bisa masak kayak Seira. Gimana kalo nanti Ibu cari pembantu aja? Biar ada yang masak sama beresin rumah. Gimana?" saran Ibu.

Teringat pada rasa sup aneh yang dibuat Lita malam itu, lidahnya tak ingin lagi mengecap rasa yang lainnya. Bisa-bisa lidah mati rasa dan tak dapat merasai makanan enak.

Zafran menyeruput kopinya, memang tak senikmat buatan Seira, tapi lebih baik daripada tidak sama sekali.

"Kok, rasanya beda sama buatan Sei? Kamu bener nggak bikinnya?"

Ibu menatap putranya dengan dahi mengernyit, tetapi Zafran hanya menghendikan bahu tak tahu.

"Ini juga lain, Bu, tapi lebih baik dari pada nggak ada," sahutnya sembari menyesap kopi di cangkir.

Ibu mengangguk-anggukkan kepala setuju. Yah, mau bagaimana lagi? Semuanya hanya tinggal kenangan, wanita itu pergi membawa serta harga dirinya.

"Mas, ayo! Keburu siang." Lita datang dengan penampilannya yang seperti biasa.

Terbuka dan selalu memperlihatkan setiap lekuk tubuhnya. Ibu menoleh dan menatap tak suka pada menantu barunya itu.

"Lita, kamu itu sekarang, kan, udah jadi istrinya Zafran. Tolonglah pake baju yang lebih rapi. Jangan kamu samain kayak dulu," tegur Ibu dengan intonasi rendah, tapi tanpa senyum.

Lita memandangi dirinya sendiri, menilai penampilan yang menurutnya biasan saja. Ia kembali menatap Ibu bergantian dengan Zafran yang juga memandangnya. Berharap dalam hati, wanita itu akan mendengarkan Ibu.

"Tapi aku suka tampil kayak gini, aku percaya diri. Udahlah, Bu. Yang penting, kan, aku bisa jaga diri selama jadi istri Mas Zafran. Penampilan nggak terlalu penting," ucap Lita dengan nada angkuh.

Wajahnya berpaling dari tatapan Ibu, enggan melihat Ibu yang terus menatap dingin padanya. Ibu berpaling pada Zafran, putranya itu tidak mengatakan apapun. Seperti kerbau yang dicocok hidungnya.

"Kamu gimana, sih, Zafran. Kasih tahu, dong, istri kamu itu supaya bisa jaga penampilan. Biar nggak ada yang jelalatan sama dia di luar sana," ujar Ibu seraya menyeruput teh di depannya.

Zafran menatap bingung. Lita memang berbeda dengan Seira, keras kepala dan susah diajari.

"Ayolah, Mas. Aku udah laper, kapan kita perginya?"

Mulut Zafran kembali tertutup, urung berucap. Ia mendesah sebelum beranjak dan pamit pada sang Ibu.

"Suami, kok, kalah sama istri." Ibu mendengus, Zafran mendesah, dan Lita mencibir.

1
May Keisya
mestinya udah pada lapang hatinya...udah bertahun2 yakin klo setiap perbuatan ada balesannya,pasrahkan semuanya sama Allah.
AYU TIME KARTIKA
akhirnya♥️♥️♥️
May Keisya
asa gmn ya ky angkuh gitu si sei...jgn gitu sei dia tetep bapaknya,klo ga ada dia Rayan jg ga ada... berprasangka baiklah, setiap mnsia punya salah...trauma mu terll lm,biasanya yg Deket dgn Allah sakitnya hnya sethn dua thn setelah itu Allah hdrkan kelapangan ht dan ketenangan ht,dan hdp lebih kuat dlm menghadapi hdp...semua ujian ada hikmahnya
Khusnul Khotimah
Luar biasa
AYU TIME KARTIKA
Lita jelas shock dung😀
AYU TIME KARTIKA
hukum tabur tuai 😀
AYU TIME KARTIKA
hayo pertandingan......
AYU TIME KARTIKA
semua merindukan masakanmu sei
Betty Susilorini
Luar biasa
AYU TIME KARTIKA
mang rasa tak pernah bohong ya fan .... 🤣🤣🤣
AYU TIME KARTIKA
sat set yuk😅😅😅
AYU TIME KARTIKA
rasain kamu Lita......😁😁😁
AYU TIME KARTIKA
pacarnya mungkin yg nelpon😁😁😅
aksari
Lumayan
AYU TIME KARTIKA
takut seperti dia mungkin....jadi pelakor🤭🤭🤭🤭
AYU TIME KARTIKA
takut seperti dia mungkin....jadi pelakor🤭🤭🤭🤭
AYU TIME KARTIKA
ooooooo gitu ya ceritanya....taruhan
AYU TIME KARTIKA
tuhhh kaaannn jadi keingetan sm sie terussds
AYU TIME KARTIKA
dulu kedatangan wanita bisa hamil saja bangga buuuu....sekarang..😁😁😁
AYU TIME KARTIKA
cita cita kok jadi ratu.....ga ada kelessss😁😁😁
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!