Deskripsi
Perjalanan hidup seorang gadis perantauan, hidup dikota dengan harapan bisa merubah ekonomi keluarga nya.
Sebut saja Aisha, dia terkenal dengan sikap nya yang terkesan dingin, tak pandai berteman dan sering memilih untuk menyendiri.
Kesendirian itulah yang membuat nya bertemu dengan gadis cantik keturunan Korea.
Pertemuan itu pun akhirnya membuat Aisha nyaman dan memilih untuk berteman dengan gadis Korea yang sebenarnya tidak terlihat oleh mata teman-teman kerja nya.
Bagaimana kisah Aisha yang berteman dengan hantu?
Ikuti keseruan ceritanya hanya di novel karya putri cobain.
Silahkan membaca, ditunggu like komen dan jangan lupa subscribe nya, biar semangat update nya 😃😃🙏 terima kasih sebelumnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri cobain 347, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rahasia Sean
Rey merasa jika Sean memiliki hubungan dengan Ara, hingga akhirnya Rey pun memaksa Sean untuk bercerita.
"Sean, sebaiknya lu jujur, ada hubungan apa lu dengan Ara."
Tanya Rey yang tidak sengaja menemukan kalung liontin dengan foto Ara.
"Apa sih Rey, makin nggak jelas aja lu."
Jawab Sean yang masih tidak mau menjawab pertanyaan Rey.
"Ini siapa?, lu nggak usah bohong Sean?, dari awal gua udah curiga."
Tanya Rey yang menunjukkan kalung liontin pada Sean.
"Bagaimana bisa ini ada ditangan lu Rey!."
Jawab Sean yang langsung mengambil liontin dari tangan Rey.
"Sebaiknya katakan Sean?, apa lu mau jadikan kita tumbal?, apa yang sebenarnya lu cari."
Tanya Rey yang sudah berhasil mengorek identitas Sean.
"Sebaiknya lu jangan beritahu siapa-siapa, gua janji, gua bakal kasih tahu semuanya."
Jawab Sean yang melihat Rey yang memegang informasi tentang nya.
"Oke!, lu jadiin tumbal ke berapa gua, Adit, Andi dan juga Aisha, jawab Sean!."
Tanya Rey yang langsung memukul perut Sean.
"Aww, tidak perlu kekerasan, gua bisa jelasin."
Jawab Sean yang terjatuh karena pukulan keras Rey.
Beruntung nya, saat itu Aisha datang bersama dengan Aska, mereka berdua baru saja kembali dari warung untuk membeli kopi dan beberapa cemilan kecil.
"Sean, lu kenapa?, Rey! apa yang lu lakuin?."
Tanya Aisha yang langsung menolong Sean.
"Agghhhh!, sialan lu Sean, gua bakal buat lu mati duluan sebelum yang lainnya."
Jawab Rey yang menendang semua barang yang ada didepan matanya.
"Rey!, lu kenapa?, ada apa dengan kalian berdua?."
Tanya Aska yang tidak tahu permasalahan nya.
"Tanya dia!, semua nya ini gara-gara dia."
Jawab Rey dengan tangan nya yang menunjuk ke arah Sean.
"Cukup Rey!, lu mulai nggak jelas, apa otak lu sudah geser?."
Teriak Aisha yang langsung memukul pipi Rey.
"Gila lu Sha!, lu belain orang yang bakal jadiin kita tumbal?, lu nggak nyadar kalau kita sedang dalam bahaya."
Jawab Rey yang membuat Aisha dan Aska kaget.
"Apa!, jadi benar apa yang dikatakan Rey?."
Tanya Aska yang langsung menarik tubuh Sean.
"Gua bisa jelasin, ini salah paham Aska!."
Jawab Sean yang melepaskan tangan nya.
"Apa nya yang salah paham, Aisha!, dia ada hubungan dengan Ara, dia juga tahu untuk apa tumbal tujuh kepala, lu tanya sendiri saja."
Ucap Rey yang langsung pergi dan meninggalkan mereka semua.
"Rey!, tunggu!, kita jelaskan dulu masalah nya."
Ucap Aska yang mengejar Rey, namun sayang, Rey justru menancap gas motor nya.
Kini tinggal mereka bertiga, Aisha pun dibuat bingung dengan ucapan Rey, apa lagi mendengar ucapan Rey yang menyebut jika mereka lah yang akan menjadi tumbal nya.
"Aisha, ini hanya salah paham, lu harus dengerin gua."
Ucap Sean yang memohon pada Aisha.
"Pergi Sean!, biarkan gua sendiri."
Jawab Aisha yang menyuruh Sean pergi.
"Please Sha, dengerin gua kali ini aja."
Ucap Sean yang memohon kembali.
Aisha pun langsung masuk ke dalam kamar nya, dan membiarkan Sean di luar bersama dengan Aska.
"Ka!, ini salah paham, ini tidak seperti apa yang kalian bayangkan."
Ujar Sean pada Aska.
"Oke!, gua ngerti Sean, sebaiknya kita bicarakan lagi nanti, pulang lah dan istirahat."
Ucap Aska yang menyuruh Sean untuk pulang terlebih dahulu.
"Thanks, gua nggak seperti yang lu pikirin, gua nggak seperti itu."
Ujar Sean sebelum akhirnya pergi meninggalkan Aska.
"Ya Allah tuhan ku, apa yang sebenarnya terjadi, semoga tidak ada kejadian yang lebih menakutkan lagi."
Ucap Aska yang meminta tolong pada tuhan nya.
Keesokan harinya,
Sean yang terus berada di dekat Aisha, membuat Aisha susah untuk berkomunikasi dengan Ara, seakan ada sesuatu yang menghalanginya.
"Dimana kamu Ara?, kenapa tidak muncul juga."
Ucap Aisha yang terlihat sangat sedih.
"Aisha!, gua minta maaf soal kemarin, setelah pulang kerja, sebaiknya lu ikut gua."
Ucap Sean yang memberi tahu pada Aisha.
"percuma jika lu cuma ngajak gua, itu nggak akan merubah keadaan."
Jawab Aisha yang terlanjur kecewa pada Sean.
"kita berlima, kita akan pergi ke rumah Ara."
Jawab Sean yang langsung membuat Aisha kaget.
"Jadi benar, apa yang dikatakan Rey!."
Tanya Aisha yang masih salah paham.
"Kita selesaikan disana, jadi jelas apa yang terjadi sebenarnya."
Jawab Sean yang mengajak Aisha masuk ke dalam pabrik.
Di sepanjang perjalanan, Aisha banyak melihat penampakan hantu, yang membuat nya terlihat tidak nyaman.
"Biar aku jadi mata lu Sha, anggap saja lu nggak ngelihat apa-apa."
Ucap Sean yang berjalan di belakang Aisha dengan kedua tangannya yang menutup mata nya.
Kejadian itu pun dilihat oleh karyawan lain, Asti and the gank pun, ikut melihat mereka, bahkan Rey, Andi dan Adit pun semakin dibuat kesal dengan sikap Sean.
"Gua kasih pelajaran juga ini anak!."
Terdengar suara Rey yang bermaksud untuk menghajar Sean.
"Jangan disini, kita bisa kena masalah Rey, kita tunggu saja nanti."
Ucap Andi yang menahan langkah kaki Rey.
"Benar Rey, yang ada semua karyawan akan mengira jika lu suka dengan Aisha dan cemburu pada Sean."
Ucap Adit yang akhirnya membuat Rey menyimpan amarah nya.
Hari pun menjelang malam, karyawan pun kembali pulang, dan saat berada di luar pabrik, Rey pun langsung menghajar Sean yang sedang duduk di atas motor nya.
"Sini lu Sean, kita lihat, memang nya sekuat apa lu."
Ucap Rey yang langsung menyerang Sean.
Akhirnya, terjadi lah perkelahian di depan pabrik, disana ada pak Doni yang justru terlihat sengaja membuat mereka tetap berkelahi.
Beberapa karyawan yang melihat pun akhirnya memberi tahu pada Aisha yang sedang duduk di balkon, tentu saja bersama dengan Ara.
"Aisha!, cepat keluar!, Rey dan Sean sedang berkelahi."
Ucap salah satu karyawan yang mengenal Aisha.
Aisha pun langsung berlari mengikuti karyawan yang memberi tahunya, dan benar saja, Aisha di buat kaget saat melihat Sean yang dikeroyok Rey, Andi dan Adit.
"Berhenti!, bisa mati anak orang."
Teriak Aisha yang membuat Rey dan kedua temannya berhenti saat melihat nya.
"Bapak juga!, bukannya melerai mereka, justru ikut menonton, satpam macam apa bapak ini."
Ucap Aisha yang menegur pak Doni yang justru tertawa dan pergi begitu saja.
"Sean, lu masih bisa dengar gua."
Ucap Aisha yang langsung menolong Sean.
Sayang nya, Sean terlihat terluka parah, sehingga membuat Aisha marah pada ketiga temannya.
"Lu, lu dan lu juga, sekarang bawa Sean pulang."
Ucap Aisha yang menyuruh Rey, Adit dan Andi membawa Sean pulang.
"Sha, bisa habis gua sama orang tua nya, kalau tahu kita juga yang mukulin dia."
Jawab Andi yang merasa jika mereka akan kena marah orang tua Sean.
"Aghhh, cepet bawa pulang, lu bisa denger gua nggak sih!."
Teriak Aisha yang masih tetap menyuruh mereka membawa Sean.
"Udah hayu, kita antar dia balik ke rumah nya, biar kalian tahu juga, siapa dia sebenarnya."
Jawab Rey yang langsung menarik tubuh Sean.
"Bersikap lah lembut Rey, dia sudah cukup menderita."
Tegur Aisha yang duduk di belakang Rey, sementara Sean di pegang oleh Andi dan Adit yang bertugas untuk mengendarai sepeda motor Sean.
Di perjalanan pulang ke rumah Sean, Aisha yang di bonceng Rey pun terus menerus memarahi Rey yang bersikap anarkis pada Sean.
"Bagaimana jika Sean kenapa-napa, apa lu bisa tanggung jawab?."
Tanya Aisha yang berada di belakang Rey.
"Kenapa?, lu takut kehilangan dia?, apa lu memang jatuh cinta?."
Tanya Rey yang melihat wajah Aisha yang kaget di kaca spion motor nya.
"Konyol, dari segi agama, materi sudah jelas jika tidak ada yang buat gua bisa sampai jatuh cinta, gua sadar Rey, siapa gua."
Jawab Aisha yang sadar siapa dirinya.
"Lebih baik dia yang mati, dari pada dia yang harus buat kita mati.
Jawab Rey yang sangat menusuk hati Aisha.
Siapa juga yang mau mati konyol, apa lagi sampai di jadikan tumbal, itulah kenapa Aisha terlihat diam saat mendengar ucapan dari Rey, ada benarnya dan sudah pasti ada salah nya juga, karena Sean sudah berjanji akan memberi tahu nya setelah pulang bekerja nanti.
Lantas, bagaimana dengan keadaan Sean, apa masih bisa bertahan dan mengajak mereka pergi ke rumah Ara?
lanjutkan semangat menulis dan berkarya selalu