(Warisan Mutiara Hitam Season 3)
Gerbang dimensi di atas Pulau Tulang Naga telah terbuka, menyingkap "Dunia Terbalik" peninggalan ahli Ranah Transformasi Dewa. Langit menjadi lautan, dan istana emas menjuntai dari angkasa.
Chen Kai, kini menyamar sebagai "Tuan Muda Ye" yang arogan. Berbekal Fragmen Mutiara Hitam, ia memiliki keunggulan mutlak di medan yang melanggar hukum fisika ini. Namun, ia tidak sendirian.
Aliansi Dagang Laut Selatan, Sekte Hiu Besi, dan seorang monster tua Ranah Jiwa Baru Lahir memburu Inti Makam demi keabadian. Di tengah serangan Penjaga Makam dan intrik mematikan, Chen Kai harus memainkan catur berdarah: mempertahankan identitas palsunya, menaklukkan "Istana Terbalik", dan mengungkap asal-usul Mutiara Hitam sebelum para dewa yang tidur terbangun.
Ini bukan lagi perburuan harta. Ini adalah perang penaklukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kokop Gann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Naga Melawan Raja Waktu
Patriark Long Xiao turun dari langit bukan seperti burung yang mendarat, melainkan seperti meteor yang jatuh.
BOOOOM!
Saat kakinya menyentuh lantai Alun-alun Langit Runtuh, gelombang kejut api menyapu ke segala arah sejauh lima ratus meter. Marmer putih di bawah kakinya tidak retak—marmer itu mencair menjadi magma dalam sekejap.
Panasnya begitu intens hingga udara di sekitarnya berdistorsi, menciptakan fatamorgana yang membuat sosoknya tampak bergelombang.
"Kau merusak kapalku," suara Long Xiao berat dan dalam, seperti gesekan batu gerinda raksasa. "Itu terbuat dari Kayu Jiwa Naga berusia lima ribu tahun. Harganya lebih mahal dari nyawa sepuluh generasi keluargamu."
Chen Kai berdiri tenang di tengah gelombang panas itu. Sebuah lapisan tipis energi Gravitasi dan Ruang menyelimuti tubuhnya, membelokkan panas dan tekanan api agar tidak menyentuh kulitnya.
"Hanya kayu tua," jawab Chen Kai santai. "Di istana ini, aku menggunakan Logam Dewa untuk ganjal pintu."
"Mulutmu tajam, Bocah," mata Long Xiao menyipit. Aura merah di belakang punggungnya memadat, membentuk bayangan Naga Api raksasa yang menatap Chen Kai dengan lapar. "Mari kita lihat apakah lehermu sekeras itu."
Di sisi lain alun-alun, pertempuran lain sedang meletus.
"Mati kau, Jalang!" teriak Hei Long, mengayunkan cakar logam barunya ke arah Luo Sha.
Luo Sha tidak menghindar. Ia menatap serangan itu dengan mata dingin yang telah melihat ribuan kematian di ruang waktu.
"Kau terlalu banyak gerakan, Hei Long."
ZING.
Pedang Luo Sha bergerak. Bukan satu tebasan, tapi sepuluh tebasan dalam satu detik yang tumpang tindih.
Teknik Pedang Bayangan: Seribu Potongan Hantu.
CLANG! CLANG! CLANG!
Cakar logam Hei Long menangkis sebagian besar serangan, tetapi tiga goresan dalam muncul di zirah dadanya.
"Apa?!" Hei Long terhuyung mundur. "Sebulan yang lalu kau bahkan tidak bisa melihat gerakanku! Bagaimana kau..."
"Satu bulan bagimu," kata Luo Sha, melangkah maju dengan tekanan membunuh yang pekat. "Tiga puluh bulan bagiku. Di neraka yang diciptakan Tuanku, aku membunuh bayanganmu sepuluh ribu kali setiap hari."
Luo Sha menerjang lagi. Kali ini, auranya bukan lagi bertahan, tapi mendominasi.
Kembali ke duel utama.
Long Xiao tidak menunggu lagi. Ia mengangkat tangannya.
"Seni Naga Api: Lautan Neraka."
Ia tidak menembakkan bola api. Ia mengubah atmosfer menjadi api.
Seluruh udara di alun-alun tiba-tiba terbakar secara spontan. Tidak ada tempat untuk lari. Chen Kai terkurung di dalam bola api raksasa yang suhunya mencapai titik leleh baja.
"Terbakar menjadi abu!"
Namun, di tengah kobaran api itu, sebuah suara tenang terdengar.
"Gravitasi: Singularitas."
WUUUUUNG!
Di titik tempat Chen Kai berdiri, sebuah titik hitam kecil muncul. Titik itu memiliki daya tarik gravitasi yang tak terbatas.
Seluruh api di sekitar Chen Kai tersedot masuk ke dalam titik hitam itu, berputar seperti pusaran air menuju lubang pembuangan, lalu lenyap entah ke mana.
Dalam hitungan detik, api di sekitar Chen Kai bersih. Ia berdiri tak tersentuh, bahkan ujung jubahnya tidak hangus.
"Kau mencoba membakarku dengan api biasa?" Chen Kai menggelengkan kepala. "Mengecewakan untuk sekelas Setengah Langkah Transformasi Dewa."
Mata Long Xiao membelalak kaget. Teknik Lautan Neraka-nya ditelan begitu saja?
"Kau..." Long Xiao menggertakkan gigi. "Kau memiliki Hukum Gravitasi tingkat sempurna? Siapa gurumu?!"
"Guruku adalah rasa sakit," jawab Chen Kai.
Ia menjentikkan jarinya.
"Sekarang giliranku."
"Langkah Hampa."
Chen Kai menghilang.
Insting Long Xiao menjerit. Ia memutar tubuhnya dan memukul ke belakang dengan tinju api.
BAM!
Tinjunya bertabrakan dengan Pedang Meteor Hitam Chen Kai.
Bentrokan itu menciptakan gelombang kejut yang meretakkan penghalang dimensi di sekitar istana.
"Kuat!" batin Chen Kai. Kekuatan fisik Long Xiao jauh di atas Tetua Gu. Tulang lengan Chen Kai bergetar hebat.
Namun, Chen Kai tidak berniat adu tenaga.
Mata kirinya bersinar Emas.
"Hukum Waktu: Dilasi (Perlambatan Target)."
Aura kelabu menembak dari mata Chen Kai ke mata Long Xiao.
Seketika, Long Xiao merasa tubuhnya menjadi berat. Pikirannya masih cepat, tapi tubuhnya merespons dengan jeda sepersekian detik.
Dalam pertarungan tingkat tinggi, jeda sepersekian detik adalah kematian.
Chen Kai menarik pedangnya dan menebas lagi.
SRET!
Sebuah luka panjang muncul di dada Long Xiao. Darah naga yang panas menyembur keluar, mendesis saat menyentuh lantai.
"ARGH!" Long Xiao meraung, meledakkan aura apinya untuk memukul mundur Chen Kai.
Ia mundur sepuluh langkah, memegangi dadanya. Matanya penuh ketidakpercayaan.
"Kau... kau melukai tubuh nagaku?"
"Aku bisa melakukan lebih dari itu," kata Chen Kai, mengangkat pedangnya yang kini berlumuran darah naga. Darah itu tidak menetes, melainkan diserap oleh Mutiara Hitam melalui gagang pedang, memberikan lonjakan energi pada Chen Kai.
"Darahmu... lezat," Chen Kai menyeringai, matanya mulai berubah menjadi vertikal mata naga—efek resonansi darah naga di tubuhnya yang bereaksi terhadap darah Long Xiao.
"Tunggu..." Long Xiao menatap mata Chen Kai. Ia merasakan getaran aneh di dalam darahnya sendiri. "Aura itu... Resonansi darah itu..."
Wajah Long Xiao berubah pucat. Ingatan lama bangkit.
"Mata itu... kau mirip dengan dia."
"Dia?" Chen Kai memiringkan kepala.
"Si Pengkhianat!" teriak Long Xiao, suaranya bergetar antara amarah dan ketakutan. "Kau punya mata yang sama dengan Long Tian! Dan darahmu... darahmu memanggil darahku!"
"Kau... kau adalah anak haram itu?!"
Chen Kai terdiam. Jadi dugaannya benar. Sekte Naga Teratai ini memiliki hubungan langsung dengan masa lalu ayahnya.
"Anak haram?" Chen Kai tertawa dingin. "Aku lebih suka disebut sebagai... Penagih Hutang."
"KAU HARUS MATI!" Long Xiao kehilangan ketenangannya. Fakta bahwa anak si pengkhianat masih hidup dan memiliki kekuatan mengerikan ini adalah mimpi buruk bagi sektenya.
Long Xiao merobek jubahnya. Di dadanya, terdapat tato naga emas yang hidup.
"Seni Terlarang: Inkarnasi Naga Sejati!"
ROAAARRR!
Tubuh Long Xiao meledak dalam cahaya. Ia membesar. Kulitnya berubah menjadi sisik merah keras. Wajahnya memanjang menjadi moncong naga. Tanduk tumbuh di kepalanya.
Ia tidak berubah menjadi naga penuh, tapi menjadi Draconian (Manusia Naga) setinggi empat meter dengan kekuatan yang meningkat lima kali lipat.
Tekanan energinya melonjak hingga menyentuh ambang batas Transformasi Dewa. Langit di atas makam mulai retak karena tidak kuat menahan keberadaannya.
"MATI KAU, BENIH PENGKHIANAT!"
Long Xiao menerjang. Kecepatannya sekarang melampaui kemampuan mata Chen Kai untuk melihat, bahkan dengan Dilasi Waktu.
BUAGH!
Chen Kai terpental. Ia menabrak dinding istana dengan keras hingga dinding itu runtuh.
"Tuan!" teriak Luo Sha.
Chen Kai terbatuk darah di antara reruntuhan. Tulang rusuknya hancur. Organ dalamnya terguncang hebat.
"Cepat..." desis Chen Kai, mencoba bangkit. "Terlalu cepat..."
Long Xiao sudah ada di depannya lagi, mengangkat kaki raksasanya untuk menginjak kepala Chen Kai.
"Ucapkan selamat tinggal pada dunia ini!"
Kaki itu turun.
Namun, di saat kritis itu, Chen Kai tidak memanggil perisai. Ia memanggil Kenangan.
Ia mengingat sensasi saat ia memegang Fragmen Waktu di sungai. Sensasi memutar balik arus.
Mata Chen Kai bersinar Emas Terang.
"Hukum Waktu: Pembalikan."
ZING.
Dunia berputar mundur.
Debu yang beterbangan kembali ke tanah. Kaki Long Xiao yang turun kembali naik. Tubuh Long Xiao meluncur mundur ke posisi awalnya sebelum menerjang. Chen Kai yang terlempar ke dinding, melayang kembali ke posisi berdirinya sebelum dipukul.
Semuanya kembali ke kondisi 3 detik yang lalu.
Kecuali ingatan Chen Kai.
"Aku tahu kau akan menyerang dari kanan," bisik Chen Kai.
Saat "Masa Lalu" menjadi "Masa Kini" lagi, Long Xiao (yang tidak sadar waktunya diputar) menerjang dengan gerakan yang sama persis.
"MATI KAU, BENIH PENGKHIANAT!"
Tapi kali ini, Chen Kai sudah bergerak sebelum Long Xiao sampai.
Chen Kai menunduk, menghindari pukulan yang belum terjadi, dan menusukkan Pedang Meteor Hitam ke atas—tepat ke titik di mana jantung Long Xiao akan berada dalam satu detik.
JLEB!
Long Xiao, dengan kecepatan penuhnya sendiri, menabrakkan dadanya ke ujung pedang Chen Kai.
Hening.
Mata naga Long Xiao membelalak. Ia menunduk, melihat pedang hitam itu menembus zirah sisik terkuatnya dan membenam di jantungnya.
"Baga...imana..." Long Xiao terbatuk darah. "Kau... tahu..."
"Aku sudah melihat masa depanmu," bisik Chen Kai di telinga monster itu. "Dan di masa depan itu... kau mati."
Chen Kai memutar pedangnya.
"Gravitasi: Implosi Jantung."
BOOOOM!
Dada Patriark Long Xiao meledak dari dalam.
Chen Ling