Definisi pernikahan menurut Alya yaitu saling mencintai dan menerima kelebihan serta kekurangan masing-masing, akan tetapi Bagaimana jika pernikahan itu hanya menguntungkan pasangan sedangkan kita merasa dirugikan?
Belum lagi suami yang dipilih oleh orang tuanya adalah Pria beristri bahkan tidak tanggung-tanggung istrinya itu sampai ketiga yaitu Alya, hanya karena menginginkan anak cowok sebab kedua istrinya yang lain yaitu hanya bisa memberikan dirinya anak cowok membuat Bagas mau tidak mau memilih pasangan hidup satu lagi.
jika kata orang istri muda bakalan selalu disayang tetapi sepertinya kata orang itu hanya kebohongan, karena buktinya Bagas tidak pernah menghampiri istri mudanya itu lagi ketika mengetahui Alya sudah hamil Jadi untuk apa sering bersama jika hasilnya sudah terlihat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mima ah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istri Istri Yang Murka
Bagas masih tetap ada pendiriannya yaitu dirinya tetap bakalan menikahi Aulia tidak peduli jika istrinya yang dua orang itu menolak, karena Biar bagaimanapun dirinya adalah kepala keluarga otomatis mereka harus mendengarkan perkataannya Meskipun tidak masuk akal sekali pun.
Davina istrinya yang pertama merasa tidak terima jika suaminya itu kembali membawa madu untuknya yang kedua kalinya, waktu menerima madunya yang untuk pertama saja dirinya berusaha untuk berdamai dengan hatinya sampai 2 tahun lamanya.
Akan tetapi jika sekarang ini Bagas kembali melakukan hal itu maka dirinya benar-benar tidak menerimanya sama sekali, sebab menurutnya pria itu adalah orang yang tidak sabaran bukankah intinya dirinya mempunyai keturunan jadi untuk anak laki-laki mungkin harus menunggu lebih lama lagi.
Sedangkan Safira istri Bagas yang kedua saja belum ada tanda-tanda kehamilan padahal usia pernikahan mereka sudah memasuki tahun yang ketiga, membuat Bagas jadi kebingungan bagaimana caranya harus memiliki anak laki-laki meskipun memang dirinya di rumah sudah memiliki anak perempuan.
Hanya saja kebiasaan kuno yang mereka bawa dari dulu yaitu bahwa anak perempuan tidak bisa menjadi pemimpin perusahaan dan juga tidak bisa meneruskan bisnis keluarga, sebab kalau anak perempuannya sudah menikah pasti bakalan dibawa oleh suaminya untuk hidup menjauh jadi bisnis yang ia punya bakalan diteruskan kepada siapa?
"Kamu itu harusnya lebih bersabar dan juga lebih banyak berusaha agar bisa mendapatkan anak laki-laki, bukan malah mengambil jalan pintas dengan cara menikah lagi! Memangnya kamu pikir kami tidak bisa memberikan keturunan kepada kami sampai-sampai membawa seseorang asing lagi ke rumah ini, awas aja kalau sampai kamu benar-benar melakukan apa yang kamu katakan tadi Maka jangan harap wanitamu itu bakalan tidur dengan nyenyak!" Ancam Safira yang sifatnya lebih agresif dan juga pemarah berbeda dengan Davina yang lebih banyak memilih untuk diam sebab dari dulu sampai sekarang dirinya sudah capek bertengkar.
"Apa kamu sadar dengan yang kamu katakan tadi? Kalau memang kamu bisa memberikan keturunan ya selama 3 tahun pernikahan kita pasti sudah ada tanda-tanda, tapi kamu lihat kan sampai sekarang jangankan hamil tanda-tanda untuk menuju ke arah situ saja tidak ada!"ujar Bagas yang tidak terima dengan percaya diri istrinya itu.
"Pokoknya aku tidak mau dimadu cukup saja Mbak Devina yang dimadu kalau aku tidak akan pernah mau, kalau sampai kamu melakukan hal itu maka aku bakalan bunuh diri biar kamu puas!"ancam Safira sampai-sampai membuang piring yang sedang ia pakai untuk makan ke lantai sehingga menyebabkan benda itu hancur berkeping-keping.
Bagas yang melihat sikap istrinya itu yang sudah menjurus ke arah anarkis langsung berdiri dan mencekal kuat tangan Safira sebab menurutnya seorang wanita tidak bisa lebih tinggi dari laki-laki karena di dalam peraturan keluarganya bahwa suara laki-laki itu mutlak harus didengar.
"Kamu kalau sudah bosan menjadi Nyonya seorang Bagas Sanjaya lebih baik kamu angkat kaki dari rumahku, Tetapi kalau kamu masih mau makan dari sendok dan piring dari emas lebih baik kamu diam saja dan jangan banyak berkomentar ataupun bertingkah!"ancam Bagas dengan tatapan tajamnya sebab menurutnya Safira itu ia pilih dari jalanan yang sudah merasakan hidup mewah Jadi jika diancam seperti begitu pasti bakalan langsung ketakutan.
"Aku bakalan melakukan apa saja seperti mengikuti program bayi tabung ataupun makan makanan yang bisa membuat hamil tapi tolong jangan membawa maduku ke rumah ini, karena asal kamu tahu kalau aku itu tidak sekuat Mbak Davina dan juga aku tidak ingin berbagi lagi!"lirih Shafira karena menurutnya seorang Bagas ketika di kasarin pasti bakalan lebih kasar lagi maka dari itu dirinya memilih untuk melemah agar bisa membuat Bagas sadar bahwa istrinya itu benar-benar terluka jika sampai dirinya melakukan hal itu.
"Aku tidak suka hidupku diatur oleh wanita, maka dari itu lebih baik kalian diam jangan banyak bicara cukup nikmati uang yang kuberikan! Besok aku bakalan menikahi wanita itu dan jika dia Mau tinggal di sini maka kalian harus rela berbagi, tetapi jika dia tidak mau tinggal di sini maka kalian juga harus rela waktuku akan lebih banyak kepada dia sampai program kehamilannya berhasil!"Bagas sungguh seseorang pria yang tidak mempunyai hati Nurani sebab menurutnya Wanita Tetap wanita tidak bisa memaksakan diri menjadi seorang pria.
"Mas, Apa kamu yakin dengan keputusan kamu membawa satu lagi istri ke rumah ini? Apa kamu sudah siap untuk berbuat adil kepada kami semua, atau kamu hanya ingin memenuhi hasrat kamu dan orang tuamu untuk memiliki anak laki-laki sampai-sampai masa depan setiap wanita pun kamu korbankan?"tanya Davina yang sudah Jengah melihat perdebatan dari tadi yang tidak ada faedahnya di hadapannya seolah-olah tidak ada yang mau mengalah dan juga tidak ada yang mau mendengarkan karena sama-sama ingin saling didengar.
Bagas akui jika istri pertamanya itu sangat bijak hanya saja wanita yang sudah memberikan 4 anak perempuan itu sudah divonis tidak bisa hamil lagi, oleh karena waktu persalinan anak mereka yang keempat rahimnya mengalami kerusakan jadi harus diangkat.
Jika ditanya Apakah perasaan cintanya masih ada untuk wanita itu maka jawabannya sudah tidak ada lagi, hanya saja dirinya memilih mempertahankan pernikahan ini karena ada anak-anak mereka yang harus tumbuh dan mendapatkan kasih sayang orang tua yang utuh.
Devina pun tidak mempermasalahkan ketika Bagas lebih memilih tidur di kamar lain daripada tidur dengannya, sebab dirinya lebih banyak meluangkan waktu untuk anak-anaknya daripada memikirkan Bagas yang lebih mementingkan Safira karena mengira bahwa wanita itu bisa hamil.
Ketika mengetahui Safira yang sudah 3 tahun itu tidak bisa hamil juga membuat Bagas juga sudah mulai enggan mendekati wanita itu, status pernikahan yang masih sah secara hukum dan agama yang membuat wanita berdua itu masih memilih bertahan menjadi Nyonya seorang Bagas Sanjaya.
Jadi ketika mengetahui bahwa ada wanita lagi yang bakalan dibawa ke rumah itu dan menjadi istri ketiga suami mereka, ya Otomatis mereka bakalan menolak karena sudah tidak berlaku adil kepada mereka dan malah ingin membawa seorang wanita nanti di mana perasaan mereka diletakkan?
"Sudah aku katakan dari awal kalau keputusanku adalah mutlak dan tidak ada yang bakalan bisa mengganggu gugat, kalau kalian capek menjadi Nyonya seorang Bagas Sanjaya silahkan angkat kaki dari rumah sini! Tetapi kalau masih ingin menjadi istriku maka harus diam dan melihat saja serta Jangan pernah berkomentar, atau kalian yang bakalan kena imbasnya!"ujar Bagas lalu pergi dari situ.