Mencintai seseorang merupakan suatu fitrah yang berasal dari diri sendiri. Bentuk ungkapan kasih sayang terhadap lingkungan, benda maupun antar manusia. Tidak ada yang melarang jika kita mencintai orang lain, namun apa jadinya jika perasaan itu bersemi dan melabuhkan hati kepada seseorang yang sudah memiliki pasangan?
Ameera Chantika, seorang mahasiswa semester akhir berusia 21 tahun harus terjebak cinta segitiga dimana ia menjadi orang ketiga dalam sebuah hubungan rumah tangga. Ia mencintai seorang pria bernama Mark Pieter.
Akibat sebuah kecelakaan, memaksa gadis itu menerima pertanggung jawaban dari Mark seorang pria yang sudah merenggut kesuciannya. Hingga suatu hari Ameera mendapati sebuah kenyataan pahit yang membuatnya harus ikhlas menjadi istri kedua tanpa dicintai suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja_90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERTEMUAN PERTAMA
Tepat pukul delapan pagi, semua karyawan sudah bersiap dengan pekerjaan dan tanggung jawab masing-masing. Mereka berkutat dengan monitor dan keyboard yang ada diatas meja kerja. Suara ketikan tombol keyboard menggema memenuhi ruangan.
“Selamat pagi Tuan Mark,” sapa security yang berjaga di depan pintu masuk perusahaan.
Pria itu tidak membalas, ia hanya melengos berjalan meninggalkan pintu lobi menuju lift. Ia berjalan dengan tegap dan penuh wibawa.
“Hari ini lima orang mahasiswa magang mulai bekerja untuk pertama kali.”
“Pastikan mereka tidak membuat masalah selama bekerja disini.” ucap pria itu dingin.
“Baik tuan.”
“Minta kepala HRD menghadapku sekalian ajak kelima mahasiswa itu juga.”
“Baik tuan," ucap Joe yang merupakan asisten pribadi pria tersebut.
“Permisi tuan,” Pak Imam muncul dari balik pintu diikuti kelima mahasiswa yang sedang magang di PT Indah Sentosa.
Pak Imam, Ameera, Naomi, Donny, Barra dan Emon memasuki ruangan.
Ruangan itu di dominasi warna putih dan cream, ditengah ruangan terdapat satu set meja kerja lengkap dengan monitor dan keyboard serta kursi hitam dibelakang meja. Di samping kanan terdapat dua buah sofa panjang berwarna hitam.
Di atas kursi kerja berbahan busa dengan bantal sandaran kepala dan penopang lengan, duduk seorang pria sekitar berusia 26 tahun dengan tinggi badan tidak kurang dari 180 cm.
“Tuan, ini adalah lima mahasiswa yang akan magang selama tiga bulan kedepan. Saya akan memperkenalkan mereka satu-satu. Mulai dari kanan saya adalah Donny ketua kelompok, Emon, Barra, Naomi dan yang terakhir Ameera.”
Tak ada satupun dari mereka yang berani menatap wajah pria di depan namun entah dorongan dari mana tiba-tiba wajah gadis itu mendongak dan menatap wajah pria dihadapannya.
Deg!
Jantung Ameera dalam sekejap berhenti berdetak, mata lancangnya telah bertemu pandang dengan pemilik tatapan dingin yang memiliki rupa sangat rupawan. Hidung mancung, alis tebal dan terdapat lesung dagu.
Segera gadis itu menundukan pandangan. Rasa mual, keringat dingin tanpa ia sadari mengucur dari pelipis. Ia segera mengusap dengan jari telunjuknya yang telanjang.
“Astaga, apa yang telah aku lakukan!” Ameera segera merutuki kebodohannya.
Bagaimana mungkin ia bisa memiliki keberanian untuk memandang wajah atasannya yang sedang duduk di kursi kebanggaan.
“Saya hanya ingin berpesan kepada kalian, tolong selama bekerja disini jangan sampai membuat kesalahan sedikitpun.”
“Jika butuh apa-apa kalian bisa bertanya kepada Pak Imam.”
“Untuk job description sudah saya jelaskan tuan.”
“Hu’um.” jawab pria itu singkat.
“Naomi dan Ameera, saya tugaskan dibagian divisi administrasi dan keuangan sisanya di perencanaan dan pengolahan.”
“Divisi administasi dan akuntansi, saya minta satu orang saja sisanya bisa bekerjasama dengan Joe.”
“Kamu, mulai saat ini bekerja langsung dibawah pengawasan asisten saya,” ujar pria itu sambil menunjuk kearah Ameera.
“Sisanya bisa kembali keruangan masing-masing dan kamu…..”
“Tetap disini.”
Semua orang kembali keruangan masing-masing terkecuali Ameera. Gadis itu masih berdiri mematung ditemani Joe.
“Nona….” tanya Joe.
“Nama saya Ameera Chantika,” ucap Ameera dengan mengalihkan pandangan kearah lain.
Gadis itu tidak berani menatap kembali wajah rupawan boss nya.
“Baik Nona Ameera, sebelumnya perkenalkan nama saya Joe yang akan mengawasi langsung pekerjaanmu selama magang disini.”
“Kamu akan menjadi asisten saya, menemani Tuan Mark dan mengurus semua keperluan beliau.”
“Ruanganmu tepat berada di samping ruangan CEO untuk memudahkan Tuan Mark jika membutuhkan bantuanmu.” ucap Joe panjang lebar.
Ameera hanya menganggukan kepala. Sesekali menggaruk bagian tengkuknya yang tidak gatal. Ia meremas telapak tangan karena gugup.
“Sial! Apa yang terjadi dengan ku?” Gerutu Ameera dalam hati.
Ia hanya berani mengumpat dalam hati tidak berani mengucapkan secara langsung karena tidak memiliki keberanian berkata kasar di depan atasannya tempat ia magang. Bisa-bisa baru pertama kali masuk kerja sudah langsung di depak dan langsung mendapatkan nilai 0 untuk tugas akhir kampus. Bagaimana dengan nasib keluarganya jika ia di blacklist dari seluruh perusahaan yang ada di Indonesia akibat terlalu lancang dalam bertutur kata.
“Baik tuan.”
“Pukul dua belas nanti, kamu ikut saya bertemu klien.”
Mark memberikan instruksi dengan tangannya, meminta agar gadis itu segera mengambil barang bawaannya dan memindahkannya ke ruangan disamping ruangan CEO.
“Untung saja aku diperbolehkan meninggalkan ruangan. Jika berlama-lama berada disana mungkin saja aku akan jatuh cinta kepadanya," ucap Ameera lirih.
***
Siang harinya sesuai rencana, Mark dan Ameera pergi menemui Mr. Lee di sebuah bar. Mereka pergi diantar seorang supir sementara Joe mengurusi pekerjaan lain.
Di dalam mobil, Ameera duduk di samping kemudi sedangkan Mark duduk di kursi belakang. Terjadi kecanggungan diantara mereka, sepanjang perjalanan tidak ada percakapan sama sekali. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Tak sengaja mata Ameera beradu pandang dengan atasannya. Gadis itu terpesona dan matanya tak berkedip memandangi keindahan ciptaan Tuhan.
"Apakah aku sudah jatuh cinta pada pandangan pertama?" Tanya Ameera dalam hati.
Gadis itu berperang dengan pikirannya sendiri, ia mencoba menepis rasa yang tumbuh dihatinya. Disaat Ameera mencoba menjernihkan pikiran, suara serak pak supir mengagetkannya.
"Sudah sampai tuan dan nona."
Ameera turun terlebih dulu dan membukakan pintu untuk Mark. Mereka berjalan masuk ke dalam bar.
"Halo, Mr. Lee. Apa kabar?" Mark menjabat tangan rekan kerjanya.
"Halo Tuan Mark, kabar saya baik-baik saja."
Kemudian mereka terlibat percakapan membahas soal pekerjaan.
Ameera meminta izin untuk pergi ke toilet. Saat ia kembali, alangkah terkejutnya gadis itu mendapati tubuh Mark dalam keadaan lemah. Ia berlari menghampiri atasannya.
"Tuan, apa yang sudah anda berikan?"
"Tuan Mark hanya mabuk, karena terlalu banyak minum," ucap Mr. Lee acuh.
"Ameera, cepat bawa aku pergi dari sini," pinta Mark lirih.
Gadis itu memapah tubuh kekar Mark keluar. Di dalam mobil, Mark berteriak kepanasan. Ia melepaskan setelan jas yang dikenakan, melepaskan dasi dan manik kancing kemejanya.
"Pak, tolong bawa kami ke hotel terdekat."
Ameera memutuskan membawa Mark ke sebuah hotel, ia cemas dengan kondisi atasannya. Tubuh pria itu panas dan mengeluarkan banyak peluh.
Kini mereka berdua sudah ada di dalam kamar, gadis itu susah payah membawa tubuh Mark ke dalam kamar. Ia membaringkannya di atas ranjang, saat hendak beranjak, tiba-tiba saja sebuah tangan menarik tubuh Ameera dan kini posisi gadis itu tepat dibawah Mark.
Ameera melihat kelopak mata pria itu sudah diselimuti kabut gairaah akibat obat perangsang yang diberikan oleh Mr. Lee secara diam-diam, menyebabkan Mark kehilangan kendali dan ingin segera melampiaskan hasratnya.
"T-tuan, apa yang ingin anda lakukan?" Tanya Ameera gugup.
to be continued....
"Selamat Menikmati"