Ini adalah kisah cinta pria berkebangsaan Korea dan gadis berdarah Indonesia.
Waktu SMA, Ha joon tidak setampan sekarang. Pria itu gemuk dan selalu memakai kacamata tebal kemana-mana. Ha joon sangat menyukai Rubi, gadis populer di sekolahnya.
Namun suatu hari Ha joon mendengar Rubi menghina dan mengolok-oloknya di depan teman-teman kelas mereka. Rasa suka Ha joon berubah menjadi benci. Ia pun memutuskan pindah ke kampung halamannya di Seoul.
Beberapa tahun kemudian, Rubi dan Ha joon bertemu lagi di sebuah pesta pernikahan. Ha joon sempat kaget melihat Rubi yang berada di Korea, namun rasa dendamnya sangat besar hingga ia berulang kali menyakiti perasaan Ruby.
Tapi, akankah Ha joon terus membenci Ruby? Mulutnya berkata iya, namun tiap kali gadis itu tidak ada didepan matanya, ia selalu memikirkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pesta Pernikahan
"Aku ingin mengenalkanmu pada seorang gadis. Dia sangat cantik, sukses dan baik hati. Pokoknya aku ingin dia menjadi calon istrimu nanti."
alis Nam Ha joon terangkat tinggi mendengar kata-kata ibunya yang diucapkan dengan suara penuh semangat itu. Sebelah tangannya terangkat memegang ponsel yang tadi terjepit di antara telinga dan bahu sehingga kepalanya bisa ditegakkan kembali.
"Tunggu sebentar, eomma." katanya singkat. Ia menurunkan ponsel dari telinga dan memberi isyarat kepada sekretarisnya untuk mengambil map ditangannya. Setelah itu Ha joon berjalan ke depan pintu, menutup ruangannya yang terbuka lebar. Beberapa saat kemudian ia sudah duduk kembali di balik meja kerjanya yang terlihat rapi. Ia menempelkan ponsel kembali ke telinga dan berkata pada ibunya lagi.
"Apa katamu tadi?"
"Aku bilang sudah menemukan wanita cantik yang cocok denganmu!" ulang ibunya dengan suara yang lebih bersemangat lagi.
Ha joon memejamkan mata dan mendesah.
"Omma, jangan mengada-ada. Aku sudah pernah bilang jangan mencampuri masalah percintaanku." katanya menyandarkan diri ke kursi kerjanya. Ia melanjutkan,
"Kau ada di mana sekarang? Bukankah kau berencana menghadiri pesta pernikahan temanmu malam ini?"
"Pernikahan anak temanku, jangan kau lupa." koreksi ibunya.
"Dan gadis cantik itu ada di sini. Makanya cepatlah kemari."
"Apa omma sengaja ingin mengenalkan gadis lain padaku gara-gara Eun Joo?
"Siapa?"
"Shin Eun joo. Kau mengenalnya. Aku baru saja memperkenalkan kalian kemarin."
Shin Eun joo adalah teman wanita yang cukup dekat dengan Ha joon. Wanita itu teman yang menyenangkan, selalu bersedia mendampingi Ha joon ke acara apa pun yang harus dihadiri Ha joon. Tentu saja Ha joon menyadari salah satu alasan Eun Joo bersedia melakukannya karena ia juga ingin memperluas koneksi.
Ha joon adalah CEO ZAN group. Salah satu perusahaan besar di Korea. Jadi ia mengenal orang-orang yang mungkin bisa membantu bisa membantu Eun Joo dalam bidang pekerjaannya. Eun Joo adalah seorang Chef.
Hubungan mereka cukup dekat, namun hanya sebatas teman. Tidak lebih. Ha joon belum pernah membuka hatinya lagi pada wanita lain karena masa lalu pahitnya terhadap satu wanita yang sampai sekarang belum bisa ia lupakan. Sejak peristiwa beberapa tahun lalu, Ha joon tidak pernah lagi bertemu dengan wanita itu. Namun perasaan benci itu masih melekat dalam hatinya.
Selama ini Ha joon tidak pernah memperkenalkan teman wanitanya kepada keluarganya. Ia sebenarnya juga tidak bermaksud memperkenalkan Eun Joo pada ibunya. Tetapi kemarin Eun Joo datang menemuinya di kantor bertepatan dengan ibunya juga ada di sini, jadi Ha joon terpaksa memperkenalkan mereka berdua.
"Oh sih Chef wanita itu. Cantik sih, tapi dia lebih tua darimu dan terlalu serius. Kalian tidak cocok." kata ibunya di ujung sana.
"Ya, apa dia alasan kau ingin mencarikan wanita untuk aku?"
"Tentu saja bukan," bantah ibunya.
"Memangnya kalian pacaran?"
Ha joon tersenyum.
"Mungkin saja." guraunya.
"Jadi batalkan niatmu untuk menjodohkan ku dengan wanita yang belum pernah aku lihat sama sekali." ia menambahkan.
"Tidak bisa. Kau harus melihatnya. Aku yakin kau akan tertarik, Dan cepatlah kemari, Ha Joon. Eomma butuh tumpangan pulang ke rumah. Apakah kau tega melihat ibumu pulang naik bus padahal punya anak sehebat dirimu?" kata ibunya melebih-lebihkan. Padahal Ha joon tahu wanita tua itu selalu membawa sopir kemana-mana.
"Bukankah kau berangkat bersama sopir? Di mana sopirmu?
"Aku sudah menyuruhnya pulang karena kau yang akan mengantarku nanti."
Ha joon menarik nafas. Ibunya memang punya banyak sekali akal kalau sudah bertekad.
"Baiklah. Aku akan ke sana lima menit lagi." setelah itu pria itu mengakhiri pembicaraan. Capek kalau terus berdebat dengan ibunya yang tidak pernah mau kalah itu. Lebih baik iyakan saja daripada lama.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Satu jam kemudian, Ha joon sudah tiba di tempat resepsi pernikahan. Sepertinya penjaga pintu sudah diberitahu tentang kedatangannya, karena ia langsung diizinkan masuk setelah menyebutkan namanya.
Ruang pesta itu di dekorasi dengan indah, di dominasi warna putih, dan emas. Tampaknya acara makan malam sudah selesai, karena sebagian tamu sedang berdansa diiringi alunan lagu lembut dari orkestra sementara tamu-tamu lain saling mengobrol dan menikmati minuman yang diedarkan oleh para pelayan berseragam hitam putih.
Seorang pelayan menyodorkan senampan wine kearahnya. Ha joon menatap gelas-gelas wine yang berkilau itu dengan tatapan menyesal, lalu tersenyum dan menggelengkan kepala kepada si pelayan. Ia harus mengemudi malam ini, jadi tidak boleh minum, walaupun saat ini ia mungkin membutuhkan kekuatan yang bisa diberikan minuman itu.
Ha joon mendesah dan memandang ke sekeliling ruangan. Melihat penampilan para tamu yang hadir di sana saat itu, Ha joon merasa pakaiannya terlalu sederhana. Walaupun ia mengenakan semi jas mahal dan kemeja yang rapi, pakaiannya terlihat lebih cocok dipakai untuk menghadiri acara semi formal di siang hari.
Apa boleh buat. Ia tidak mungkin pulang ke apartemennya untuk bertukar pakaian lebih dulu sebelum datang ke sini, bukan? Lagi pula, ia hanya datang kesini untuk menjemput ibunya.Omong-omong tentang ibunya ...
Matanya segera menemukan orang yang dicarinya. Wanita tua yang biasa di panggil nyonya Nam oleh orang-orang itu sedang duduk mengobrol dengan seseorang di seberang ruangan. Ha joon pun segera berjalan dengan langkah lebar dan pasti ke arah ibunya.
"Eomma," sapanya setelah ia berhenti di samping kursi ibunya.
"Oh, Ha joon ah, kau sudah datang," seru ibunya sambil tersenyum lebar.
"Perkenalkan ini temanku, nyonya Kim. Dan nyonya Kim, ini anakku, Ha joon. Nam Ha joon." Ha Joon mengalihkan perhatiannya kepada wanita paruh baya seumuran ibunya bertubuh langsing dan rambut di tata rapi.
"Senang berkenalan dengan anda," sapanya sopan.
"Anda tidak keberatan dengan pakaianku yang seperti ini kan?"
"Ah, senang akhirnya bisa bertemu denganmu. Ya ampun, tidak perlu mencemaskan pakaian. Aku tahu ibumu yang memaksamu datang ke sini," kata nyonya Kim dengan suaranya yang lembut.
"Duduklah, nak. Ibumu sudah sering bercerita tentang dirimu. Ternyata ibumu benar, kau sangat tampan. Setara dengan aktor-aktor terkenal saat ini."
Pujian nyonya Kim membuat Ha joon tertawa. Wanita itu tidak tahu saja waktu muda badannya segemuk apa. Dulu dirinya sangat gemuk. Ia harus berterimakasih pada seseorang yang membuat dirinya bertekad menurunkan berat badan sampai ia menjadi pria setampan sekarang.
Ngomong-ngomong soal orang itu, pandangannya tiba-tiba menangkap sosok yang seperti ia kenal di ujung sana. Mata Ha joon tak berkedip. Apa dia salah lihat orang? Perempuan itu balas menatapnya dari ujung sana. Sama dengannya, perempuan itu juga tampak kaget. Mereka sama-sama kaget, namun Ha Joon masih bisa mengontrol dirinya. Ia tetap bersikap setenang mungkin.
Sekarang ini yang ada di benaknya hanya satu, memangnya wanita itu mengenali penampilannya yang sekarang?
Detak jantung ruby sangat kencang skl berdebar deg-degan dkt sm hajoon jarak dekat skl, tanpa disadari sorot mata hajoon dan ruby penuh cinta dan kerinduan, krn ketutup dendam dimasalalu jd salahpaham....
Hajoon berusaha membentengi dirinya ke ruby penuh dendam dan kebencian....
Ruby demi kebaikan bersama sebaiknya berkata jujur kehajoon biar gak salahpaham terus....
lanjut thor....
semangat selalu.....
sehat selalu.....
semoga saja
aslinya ke inginan hatinya