NovelToon NovelToon
Mencari Kasih Sayang

Mencari Kasih Sayang

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ry

Gadis muda, bernama[Resa anggraini], yang haus kasih sayang dan perhatian,pertemuan dia dengan seseorang yang bernama [Hari ramadhan],berusia 32 tahun mempersatukan dua insan itu dalam sebuah ikatan di usianya yang masih 18 tahun.Konflik muncul ketika [Resa] berusaha menemukan kebahagiaan dan kasih sayang dalam pernikahan tersebut,berawal dari perkataan frontal gadis itu membawanya pada takdir yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1 Liburan di desa

Di tengah-tengah desa yang sunyi, terdapat sebuah rumah yang tersembunyi di balik rimbunnya pohon-pohon hijau. Rumah itu terlihat sederhana, namun memiliki keasrian yang tidak dapat disangkal. Atapnya yang berwarna merah, terlihat kontras dengan warna hijau yang dominan di sekitarnya.

Di halaman rumah, terdapat beberapa pohon buah yang rindang, seperti pohon mangga, pohon rambutan. Bunga-bunga yang berwarna-warni, seperti bunga mawar, bunga melati, dan bunga kamelia, juga terlihat bermekaran di sekitar rumah.

Suara burung-burung yang berkicau, dan suara air yang mengalir dari sumur yang terletak di belakang rumah, menambah kesan damai dan tenang di tempat ini. Udara yang segar dan bersih, juga membuat suasana di rumah ini terasa sangat nyaman.

Di dalam rumah, terdapat beberapa ruangan yang sederhana, namun memiliki kehangatan yang tidak dapat disangkal. Ruang tamu yang luas, dengan meja dan kursi yang sederhana, terlihat sangat nyaman untuk bersantai. Kamar tidur yang kecil, dengan tempat tidur yang sederhana, terlihat sangat nyaman untuk beristirahat.

Rumah ini benar-benar merupakan tempat yang ideal untuk menikmati keasrian pedesaan, dan untuk melupakan kesibukan dan kepenatan hidup di kota.

Saat malam tiba, Resa bersiap-siap pergi ke rumah Hadijah karena di tempat neneknya banyak pembeli yang berdatangan. Sebenarnya tidak masalah dan harus disyukuri, tapi yang Resa tidak sukai ialah mayoritas pembelinya para pemuda di kampung itu. Padahal dirinya sedang berlibur dan melepas rindu, sayangnya, dia kurang nyaman.

"Nek, aku mau menginap di rumah Wa Ijah saja, ya," izin Resa pada sang nenek yang masih sibuk melayani pembeli.

Raut penuh keriput sang nenek nampak sedih, tapi tetap tersenyum pada pembeli yang akan membayar. Diliriknya sang cucu yang sudah siap dengan tas di pundak. "Kenapa, Nak? Gak di sini aja? Belum sehari di sini kamu udah mau ke rumah wa mu."

"Maaf, Nek, kalau malam gini kan sering banyak pembeli yang berdatangan. Apa lagi kebanyakannya laki-laki. Aku kurang nyaman ...," jelas Resa dengan tampang wajah memelas nya.

" Ya sudah,pergilah.jangan tidur malam-malam"

Gadis itu menyunggingkan senyumnya,lalu mengangguk dengan cepat.kemudian pergi dari kediaman sang nenek.

Saat keluar dari rumah, Resa bertemu dengan pria yang berada di warung malam kemarin. Sosok tersebut mengangguk tersenyum menggoda padanya. Namun Resa hanya menundukkan kepala sambil berjalan tergesa-gesa, karena tak nyaman saat diperhatikan seseorang seperti itu.

"Wa, buka pintu nya, aku takut," Resa menggedor pintu sambil mengedarkan pandangannya.

"Kenapa Res, gak akan ada apa-apa. Ini belum terlalu malam, masih banyak orang berlalu-lalang," Khadijah menjelaskan setelah membukakan pintu untuknya.

Resa hanya tersenyum cengengesan. "Heheheh..... Takut wa," kilahnya.

"Ayo masuk," perintah Khadijah

Resa pun melenggang pergi mendekati Wa Ijah yang sedang berbaring di ruang tengah sambil menonton TV.

"Wa, aku nginep disini boleh ya?" ijin Resa sambil menghampiri wa-nya.

"Gak perlu ijin lah Res. Kamu ini kaya sama siapa aja, sini.?"

"Gak perlu ijin lah, Res. Kamu ini kayak sama siapa aja, sini?" Lalu dia memejamkan matanya dan tertidur lelap.

Allahuakbar, allahuakbar.... Adzan subuh berkumandang, memecahkan kesunyian malam.

"Res, bangun, udah subuh," bisik Ijah pada telinga Resa dengan lembut.

Resa menggeliat dari tidurnya, masih terasa kantuk. "Hemmm... Bentar lagi, wa, disini dingin banget," sambil menarik selimutnya menutupi seluruh tubuhnya.

Setelah melaksanakan sholat subuh,Dijah pergi ke dapur menyiapkan sarapan untuk keluarganya. Setelah beres, ia menghampiri Resa di ruang tengah.

"Res, udah sholatnya?" tanya Ijah.

"Udah, wa," jawab Resa yang masih menelungkupkan badannya di atas sajadah karena merasa kedinginan.

"Di pegunungan mah udaranya sejuk banget, yah? Padahal dulu pernah tinggal di sini deh, tapi kayanya gak sedingin ini," pikir Resa saat merasakan semilir angin menerpa tubuhnya.

*******

Di tempat lain, Tina sedang duduk di pos ronda dengan wajah murung, sambil mengayun-ayunkan kaki. Di sampingnya, sang adik hanya menatap diam dengan pandangan kosong.

Tanpa disadari, ada seseorang yang sedang memperhatikan mereka dari kejauhan.

"Ceng, liat deh. Kira-kira tuh anak kenapa, yah? Aku perhatiin, sering banget diam di pos ronda!" tanya Hasan yang penasaran pada kedua anak yang berada di pos ronda tersebut.

Aceng pun menghampiri temannya dan melihat orang yang dimaksudnya, lalu berkata, "Mana? Oh, mereka temannya si Bila itu. Memangnya kenapa? Gak ada kerjaan aja kamu san, merhatiin anak orang."

Imbuh Aceng merasa heran setelah menengok orang yang dimaksud.

"Yah, gak papa, Ceng, nanya aja. Soalnya aku sering liat mereka di situ, tapi bukan itu masalahnya, Ceng," kata Hasan.

"Terus, apa?" tanya Aceng.

"Itu loh. Aku perhatiin raut mukanya ko kaya yang sedih gitu, yah. Akh, iya, bukannya mereka anak-anak yang sering ibumu ceritain, yah? Yang ibunya udah meninggal itu, Ceng?" tanya Hasan.

"Hemmm..." jawab Aceng mengangguk.

"Ck, kamu mah, Ceng, di tanya itu ko jawabnya cuman ngangguk-ngangguk aja. Gak asik, bener," imbuh Hasan sambil melayangkan tangan menimpuk bahu temannya pelan.

"Lah, terus. Harus gimana? Masa harus samperin mereka buat menghibur gitu?" tanya Aceng.

"Hahahaha... Boleh, boleh. Ide kamu bagus juga. Sana samperin, ajak sini, siapa tahu butuh teman bercerita," usul Hasan pada temannya.

"Gila, ente aja sana, kalau mau," tolak Aceng merasa enggan.

"Halah, ribet, bener, Ceng. Suruh aja si Bila yang hibur mereka sana, lagian mana mau mereka cerita ke ana, kenal juga enggak," imbuh Hasan, kemudian memanggil Sabila yang kebetulan melintas di hadapannya.

"Bil, Bila, sini!" pinta Hasan melambaikan tangan pada adik temannya.

"Ada apa, Kang?" tanya Bila mendekat.

"Itu teman kamu kan?" lalu Sabila melirik ke arah yang ditunjuk Hasan, yang berdiri di balkon rumahnya. Kemudian mengangguk tanda mengiyakan.

"Ajak main sana, pagi-pagi udah mendung aja tuh muka, butuh hiburan itu," kata Hasan.

"Hah..." jawab Sabila yang belum paham maksud dari teman kakanya itu.

"Mendung gimana, Kang? Itu matahari udah bersinar cerah kali," kata Sabila.

"Hahaha... Dasar bocah, kagak ngerti peribahasa ternyata," imbuh Hasan yang masih tertawa.

Setelah memikirkan pernyataan Hasan, Sabila baru mengerti maksud dari perkataannya. Dirinya segera bergegas menghampiri keberadaan Tina.

"Door..." suara Bila menggema di telinga Tina yang lagi bengong, sampai-sampai dirinya terperanjat dari tempat duduknya.

"Door... Eh, door, door..." latah Tina saat dirinya dikagetkan oleh temannya.

"Hehehe... Kaget ya? Kaget dong! Masa enggak?" ucap Bila sambil menunjukkan jari ke arah Tina dan Dian bergantian. Namun, Tina hanya mendelik kesal tak banyak merespon keusilan temannya.

"Diem dah, lagi gak mood aku," keluh Tina berbalik menatap adiknya.

"Ya elah, pagi-pagi udah gegana. Kenapa? Kangen sama Teh Resa?" tanya Bila menyelidik.

Namun, keduanya masih diam membisu. Bila mengetuk-ngetuk jari tangan ke jidatnya seraya berpikir, lalu mengajukan pertanyaan yang lain.

"Mm, di marahin ibu tirimu, yah? Atau berantem sama saudara ketemu gede mu?" Tina dan Dian pun mengangguk dengan tatapan sedihnya.

"Ah, yah... Yang sabar, yah, dari pada duduk bersedih gini, mendingan ikut aku kerumah, yuk, kita cerita bareng atau... kalau kamu gak mau, kita main aja seperti biasa. Mau?" ajak Bila mencoba menghibur keduanya.

Setelah lama saling tatap, akhirnya mereka menyetujui ajakan Sabila dan pergi menuju rumahnya.

1
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
wati gak ada kapoknya. langsung nikahkan sajalah
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
semua iba melihat mereka, tapi belum tentu perduli. 😔
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
semangat. selalu ikhlas & bersyukur.. andai resa seceria tina
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
memang resa masih terlalu muda. wajar labil. kasian juga
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
ika tantrum gak jelas
Yuningsih: hihihi 🤭
total 1 replies
Taurus girls
bisa aja gombalnya
Yuningsih: hihihi 🤭
total 1 replies
Taurus girls
jodoh memang kadang seperti itu Res.
Yuningsih
🤭 kakanya menyimak dengan baik sampai tahu siapa aja karakter dalam cerita ini, terimakasih karena sudah memberikan support terbaiknya dengan selalu meninggalkan jejak di komentar dan like nya.cerita ini berlanjut di novel kedua yang berjudul TAKDIR PERNIKAHAN kalau berkenan, nanti mampir juga ya,sekali lagi terimakasih banyak untuk dukungan nya 🥰
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
rizky, hasan, hari, bobi, siapa lagi ya penggemar resa? 😁
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
sampai punya akun bersama? 🥺🥺🥺
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
resa sudah tau hari duda? masih nerima? ya sudahlah..
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
setidaknya resa bisa tertawa & lupa bebannya.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
bijaknya rizky. 😊👍😔
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
salah memillih sepertinya
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
anggap bahagia, belum tentu bahagia. salah tangkap kamu haari. 😔
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
andai resa bisa meluapkan semua kegundahannya, tentu dia gak akan depresi sendiri.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
rizky sudah kembali
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
Ooooo.... dulu hari sering antar jemput ika? tapi katanya kulkas? koq bisa bonceng ika tanpa modus?
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
resa labil karena tak ingin menyakiti hati orang lain, terutama saudaranya. 😔😔😔😔😔😔
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!