" Kamu terlalu sibuk dengan urusan dirimu sendiri sampai lupa kalau aku juga butuh kehangatan"
" Tapi wajar saja, kita belum menikah dan kita sedang berusaha untuk kearah sana bukan?"
" Sudahlah nin, ikhlaskan saja berarti kamu bukan yang terbaik untuk dia hehe dan ternyata aku yang menang bukan?"
Yah terkadang hidup sulit dimengerti, tapi sakit yang datang bukan berarti akhir dari kehidupan bukan?
Terkadang sakit yang hadir justru mereka sedang membersihkan jalan kehidupan kita dari hasil yang buruk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dinar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
" Sayang, kamu kapan sih mau putusin dia masa aku disembunyiin terus" suara itu terdengar sedikit emosi.
" Tunggu sebentar lagi sayang, kamu emang mau kalau aku ga dapet apa-apa? Nanti gimana kalau kamu mau belanja?" Revano lelaki itu yang kini sedang memeluk tubuh seorang perempuan diatas pangkuannya dengan nafas masih memburu setelah ciuman panas mereka.
" Janji ya jangan kelamaan sayang, aku kalau disembunyiin terus bisa diambil cowok lain loh dan jangan salahkan aku kalau aku milih cowok lain" Amel perempuan itu adalah adik kandung dari seorang perempuan bernama Nindy.
Revano dan Nindy adalah sepasang kekasih yang sudah menjalin hubungan selama 3 tahun, dan saat ini keduanya memiliki usaha bersama yaitu cafe yang dikelola oleh Vano karena nindy sendiri saat ini sedang bekerja dikantor orangtuanya membantu sang kakak.
" Awsshhh sayang sakit loh" karena emosi mendengar ucapan Amel tanpa diduga tangan revano yang kini membelit tubuhnya meremas pinggang Amel dengan kuat.
" Masih berani pilih cowok lain hmm?" revano menatap tajam wajah Amel yang kini terlihat menundukkan kepalanya.
Amel menggelengkan kepalanya memberanikan diri menatap wajah sang kekasih.
" Eeuunghhh...."
Seperti biasa Amel yang sudah terbiasa dengan kegiatan intim, menggerakkan pinggulnya diatas pangkuan Revano yang membuat suasana menjadi kembali panas.
Suara desahan dan decapan kini menggema diruangan kerja Revano yang terletak dilantai tiga bangunan cafe.
Jadi begini kelakuan kalian berdua dibelakangku? Baiklah aku akan mengikuti permainan kalian tanpa harus mengotori mulutku.
Nindy yang sejak 15 menit yang lalu sudah berada didepan ruangan Revano lengkap dengan ponsel yang merekam percakapan serta kegiatan panas sang kekasih dan juga adiknya.
Sesak sekali dadanya kali ini ternyata dirinya dikhianati oleh dua orang terdekat, tapi Nindy berusaha untuk tetap tenang dan terlihat biasa saja berbeda dengan para karyawan yang sudah mengetahui perilaku Revano dan Amel saat ini sedang merasa cemas menantikan akan ada kejadian apa setelah ini.
Hah, sepertinya makan siang kali ini sangat mengenyangkan tanpa harus mengeluarkan uang bahkan aku tak perlu lelah mengunyah semuanya sudah terasa sangat kenyang.
Setelah selesai dengan bukti yang diinginkan kini Nindy turun dari lantai tiga menuju lantai satu untuk segera kembali ke kantornya karena sore ini akan ada rapat bulanan dikantornya yang dipastikan akan lembur.
" Bu sudah mau pulang? Apakah mau dibungkuskan makanan?" Rani yang kini menghampiri Nindy karena tahu jika suasana hati sang atasan sekaligus pemilik cafe sedang tidak baik.
" Ahh ran tidak usah, ini sedikit untuk anak-anak membeli siomay didepan yaa tolong jaga kesehatan kalian semua aku harus segera kembali ke kantor ya" begitulah Nindy yang memang sangat memperhatikan para karyawan.
Melihat Nindy yang berjalan kearah kendaraan seketika para karyawan menghampiri Rani, untuk memastikan keadaan saat ini karena di jam makan siang pengunjung memang sangat padat.
" Udah..udah nanti malam kita jajan ya dikasih bu nindy untuk urusan diatas kita ga perlu ikut campur terlalu jauh yuk kerja lagi" rani langsung menjelaskan sebelum adanya ucapan dari mulut teman-temannya.
" Hmm padahal Bu Nindy sebaik itu ya, kasian sekali tapi aku heran kenapa adeknya bisa segitu jahatnya ya"
" Iya mana ga malu lagi bolak-balik udah kaya bos padahal ini milik kakaknya"
" Udah..udah.. Takut kedengeran nanti ribut yuk kerja jangan lupa nanti malam sebelum pulang kita jajan kaya biasa" Rani segera membubarkan para karyawan untuk kembali bekerja.
🌟
Selama rapat berlangsung Nindy benar-benar profesional dia tetap fokus bekerja, tapi berbeda dengan sang kakak Jonathan yang sangat tahu jika sang adik sedang tidak baik-baik saja.
Sebenarnya Jonathan sudah mengetahui hubungan adik bungsunya dengan Revano karena tanpa diketahui Jo selalu memantau cctv cafe sang adik, bukan tidak percaya hanya saja sebagai seorang kakak ingin memastikan bahwa usaha sang adik berjalan lancar.
Tidak disangka saat dirinya sedang memeriksa cafe Nindy malah disuguhkan dengan pemandangan yang membuat emosinya naik, tapi jo harus bisa bijaksana karena menyangkut kedua adiknya.
2 jam berlalu akhirnya rapat selesai dengan revisi yang mulai menunggu untuk diperbaiki, banyak coretan, catatan dan juga lipatan kertas yang kini berada dihadapan Nindy.
" Hahhhhh, akhirnya selesai juga" setelah semuanya keluar ruangan sisa Nindy dan jo sang kakak diruangan.
" Capek dek?" jo mengusap puncak kepala sang adik dengan sayang.
" Lumayan, kak aku pulang bareng kakak ya soalnya tangan aku pegel kalau buat bawa kendaraan hehe"
Sebenarnya bukan karena pegal tapi Nindy sedang ingin ditemani saja untuk sedikit mengurangi perasaan kecewanya saat ini.
" Kamu sudah tau?" tanpa basa-basi jo langsung memberikan pertanyaan yang membuat Nindy mengerutkan keningnya bingung.
" Hah.. Tau apa?" nindy hanya ingin memastikan pertanyaan sang kakak.
Greeppppppp...
Aldo membawa Nindy kedalam pelukannya mengusap lembut punggung sang adik, hatinya ikut sakit tapi dia tidak ingin terbawa emosi saat ini.
" Aku terima kok kak, tidak apa-apa aku memahami karena mereka memang saling menyayangi bukankah lebih baik gagal sebelum menikah?" Nindy menarik nafasnya kuat, menahan air mata yang sebenarnya sudah ingin keluar.
" Menangis saja tidak apa, kakak akan menemani kamu disini" jo tidak ingin Nindy menahannya sendiri, dia sangat tahu bagaimana rasa sakitnya.
Hiksss....hiksss...hikss....
Akhirnya air mata Nindy begitu saja luruh setelah mendengar ucapan sang kakak, terasa begitu menyakitkan selama ini dirinya sudah banyak berkorban ternyata masih saja terlihat kurang Dimata sang kekasih.
Setelah puas dengan tangisnya kini Nindy susah membersihkan wajahnya dan bersiap untuk pulang kerumahnya, sebenarnya Nindy sangat malas untuk pulang tapi dia tidak ingin egois.
" Dek, makan diluar yuk tadi Syifa mengajak kakak untuk makan malam bersama" ya jo sudah memiliki kekasih dan berencana akan menikah tahun ini.
Syifa dan nindy memiliki hubungan yang sangat dekat layaknya saudara kandung, tapi berbeda dengan Amel yang terlihat lebih acuh.
" Yahh jadi nyamuk deh" Nindy sebenarnya tidak ingin menganggu tapi karena sang kakak memaksa akhirnya keduanya sepakat untuk pergi bersama.
Sepanjang perjalanan Nindy dan jo terlibat percakapan serius tentang hubungan gelap Amel dan Revano, Nindy tidak marah justru berterimakasih karena sang kakak masih bisa mengontrol dirinya untuk tidak berbuat kasar.
Bagaimanapun Amel adalah keluarga mereka jadi tidak mungkin harus memusuhi hanya karena jodoh meskipun sangat terasa sakit.
" Mungkin memang jodohnya dengan Amel kak, tidak baik juga jika dipaksakan bukan?" begitulah Nindy saat dirinya dan sang kakak masih dalam perjalanan.
" Ya memang betul, tapi cara mereka salah semoga saja Amel tidak kecolongan karena dia sudah menyerahkan mahkota sebelum waktunya" entah mengapa jo tidak merasa marah apalagi merasa gagal menjaga sang adik, mungkin karena jo dan Amel yang tidak memiliki hubungan dekat sehingga sungkan untuk ikut campur.
Abg Nindy namanya jonathan?
calon Nindy namanya Nathan kan??
jantung yg bergoyang???
wkwkwk
tinggal calling Ambulance, Nin.
wiu... wiuu... wiuuuuu
wkwkwk
syokoriinnnn
di cover judulny semesta hrs bahagia..
blm digantikah??
hihiiiii
mengapa sedih dan kecewa sll diawal??
wkwkwk
ikutan mewek.... ..
semangat, Nindy!!